PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia dikenal sebagai Bangsa Majemuk, dengan keberagaman, Etnis, Suku,
Agama, Budaya dan Kebiasaan Indonesia juga memiliki pedoman kehidupan Berbangsa dan
Bernegara yang erat dengan itikad menjaga, melindungi, mempersatukan dan membangun
bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab setar dengan bangsa. Bangsa maju lainnya di dunia.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah ada kesadaran warga negara dalam persatuan dan kesatuan bangsa ?
C. Tujuan Pembahasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
keamanan negara adalah segala uasaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI,
dan keselamatan bangsa dari ancaman dan ganguan terhadap keutuhan Bangsa dan Negara”.
Bela negara dilakukan dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG terhadap
NKRI.
C. Pengertian Sederhana Dari Arti ATHG
1) Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dalam negeri maupun luar negeri yang di
nilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Ancaman Militer.
Merupakan ancaman dengan menggunakan kekuatan bersenjata yang dinilai mampu
membahayakan negara.
b) Ancaman Non Militer (Nirmiliter)
Ancaman yang tidak menggunakan kekuatan bersenjata, namun jika tetap dibiarkan akan
merugikan Negara bahkan dapat membahayakan negara.
2) Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk mengugah kemampuan.
3) Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
meremehkan atau menghalangi secara tidak konsepsional
3
b. pelatihan dasar kemiliteran,
c. pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib.
d. pengabdian sesuai dengan profesi.
6. Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945Pasal 30 Ayat (1) dan (2) yang
menyatakan “bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan Negara yang dilaksanakan melaluisistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat (3) : “ Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaaan negara ”.
Menanam kesadaran Bela Negara sepanjang hidup sangat penting bagi kita, karena warga
Negara Indonesia tidak lagi memiliki kesadaran Bela Negara sehingga terjadi perpecahan dalam
negeri. Negara Indonesia juga akan kehilangan identitas Nasional sehingga akan mudah
dipengaruhi oleh bangsa lain. Dengan tidak adanya kesadaran Bela negara akan ada banyak
wilayah di Indonesia yang memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk
negara sendiri.
E. Kesediaan Warga Negara Untuk Melakukan Bela Negara
Menurut Pasal 9 Ayat 2, Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun
2002 tentang Pertahanan Negara, keikut sertaan warga negara dalam berbagai bentuk usaha
pembelaan negara :
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam penjelasan Pasal 37 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan rasa cinta tanah air. Pembinaan kesadaran bela negara melalui pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan negara.
b. Pelatihan dasar kemiliteran
Warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer yaitu unsur mahasiswa yang
tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa) atau UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa) Bela Negara. Jika mahasiswa organisasi tersebut harus mengikuti latihan dasar
kemiliteran. Tidak sebagai mahasiswa saja, para pemuda pun dapat melakukan kegiatan
latihan dasar bela negara, seperti yang dilakukan BPK (Barisan Pemuda Kutai)
4
c. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
Sejalan dengan tuntunan Reformasi, maka dewasa ini bela negara terjadi perubahan
paradigma dalam sistem ketatanegaraan khususnya yang menyangkut pemisahan peran dan
fungsi TNI (TNI AD, TNI AU, TNI AL) dan Polri. Maka TNI berperan dalam bidang
pertahanan negara TNI memilik tugas dalam usaha Pembelaan Negara:
1) Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.
2) Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.
3) Melaksanakan operasi militer selain perang dan
4) Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian internasional (pasal 10 ayat
3 UU RI Nomor 3 tahun 2002)
d. Pengabdian sesuai dengan Keahlian atau Profesi.
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau
memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam atau bencana lainnya
(penjelasan UURI Nomor 3 Tahun 2002). Adapun beberapa profesi yang ikut dengan
kegiatan menanggulangi dan/atau memperkecil akibat perang, bencana alam atau bencana
lainnya yaitu antara petugas PMI, para medis, tim SAR, POLRI, dan petugas bantuan sosial.
Dengan demikan, warga negara yang berfropesi sebagai petugas PMI, para medis, tim SAR,
POLRI, dan petugas bantuan sosial dan Linmas memiliki hak dan kewajiban ikut serta dalam
upaya bela negara sesuai dengan tugas keprofesiannya masing-masing. Untuk mengatasi
ancaman non militer perlu adanya keamanan atau ketahan lingkungan, energi, pangan, dan
ekonomi. Maka pengabdian terutama bela negara melalui profesi terbuka sangat luas
contohnya :
Para petani dan nelayan melakukan upaya negara melalui pengabdiannya terutama untuk
keamanan pangan.
UKM (Usaha Kecil Menengah) dan para pengusaha besar melakukan upaya bela negara
melalui pengabdia.nnya terutama untuk keamanan ekonomi.
Kemudian bidang lingkungan melakukan pengabdiannya untuk keamanan lingkungan.
Dan saat warga negara mengabdikan diri sesuai dengan profesi dalam usaha
pembelaan negara, maka tentu saja akan meningkatkan ketahanan nasional kita.