• BPH - LUTS?
• Diagnosis
• Terapi
BPH
Istilah BPH sebenarnya merupakan istilah histopatologis, yaitu adanya hiperplasia sel
stroma dan sel epitel kelenjar prostat 2,3,4.
BPH terjadi pada sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat
hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun1. Angka kejadian BPH di Indonesia yang
pasti belum pernah diteliti, tetapi sebagai gambaran hospital prevalence di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sejak tahun 1994-2013 ditemukan 3.804 kasus
dengan rata-rata umur penderita berusia 66,61 tahun8. Sedangkan data yang
didapatkan dari Rumah Sakit Hasan Sadikin dari tahun 2012-2016 ditemukan 718
kasus dengan rata-rata umur penderita berusia 67.9 tahun9.
Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa gejala saluran kemih
bagian bawah atau dikenal dengan LUTS (Lower urinary tract Symptoms). Ini semua
mengganggu kualitas hidup dari penderita.
Panduan Penatalaksana Pembesaran Prostat Jinak; IAUI; 2017
LUTS : KLASIFIKASI
Storage symptoms Voiding symptoms Post micturition symptoms
Bagi Pasien, akibat yang dirasakan dari gejala LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms) karena BPH
lebih penting dibanding perbesaran volume prostatnya sehingga pasien berkunjung ke dokter untuk
mengobati gejala tersebut2
Prevalensi (%)
80%
• Studi cross-sectional pada 8.284 individu berusia ≥40 70%
tahun di China, Taiwan, dan Korea Selatan 60%
menggunakan kriteria ICS (2002) 50%
• Studi mengevaluasi prevalensi dan gangguan spesifik 40%
gejala LUTS 30%
• Prevalensi LUTS sedikit lebih tinggi pada pria 20%
dibandingkan wanita (62,8% vs 59,7%, p = 0,004) 10%
• Prevalensi LUTS meningkat secara signifikan seiring 0%
40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 60 > 60
bertambahnya usia (p = 0,001)
Usia (Tahun)
Prevalensi LUTS meningkat seiring bertambahnya
usia
60 Post
Storage Voiding
50 micturition
Total = 51.3% Total = 25.7%
40 Total = 16.9%
30
20
10
0
Meskipun gejalanya
mengganggu,
hanya 26%
penderita LUTS
yang mencari
pertolongan medis
• BPH - LUTS?
• Diagnosis
• Terapi
GUIDELINE INDONESIA PADA PEMBESARAN PROSTAT JINAK TAHUN 2017
Total IPSS
• Ringan : 0–7
• Sedang : 8–19
• Berat : 20–35
IPSS
AGENDA
• BPH - LUTS?
• Diagnosis
• Terapi
TERAPI LUTS PADA LAKI-LAKI (TANPA INDIKASI OPERASI):
GUIDELINE DARI EAU (European Association of Urology)
Tidak Gejala yang mengganggu Ya
Volume Prostate
Tidak Ya
> 40 ml?
Edukasi + Perubahan
Terapi jangka
gayahidup Tidak
panjang?
± α-blocker/PDE5i
Residu Urine? Ya
Disclaimer
Di Indonesia, penggunaan Antimuscarinic / β3 adrenoceptor + alpha blocker untuk terapi kombinasi OAB dan LUTS, off label.
EAU Guidelines on Management of non-neurogenic male LUTS 2020. Available at: https://uroweb.org/guideline/treatment-of-non-neurogenic-male-luts/(accessed May 2020)
PILIHAN TERAPI LUTS - BPH
Edukasi
gaya
hidup
Keparahan
Jenis LUTS nya
LUTS
Preferensi Penyakit
pasien penyerta
Farmakologi
Selektifitas Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya
Referensi :
1. Schwinn DA and Roehrborn CG. Int J Urol 2008;15:193-9
2. PI Harnal Indonesia
EFIKASI TAMSULOSIN 0.2 MG VS Α-BLOCKERS LAIN
• Meta-analysis; N=10 RCTs termasuk 1,418 pria
– N=722 tamsulosin
– N=696 α-blockers lain (terazosin, doxazosin, naftopidil, silodosin)
• Lama studi : 4-24 minggu
• Perubahan rata-rata dari baseline :
Referensi :
1. Sung Ryul Shim, et al. Yonsei Med J 2016 Mar;57(2):407-418C
HASIL STUDI EFIKASI – KEAMANAN TAMSULOSIN 0,2MG
Tamsulosin 0,2 mg vs Terazosin. Efek samping yang dilaporkan 8.7% (15/172) dari group yang menerima
Tamsulosin dan 50.0% (79/158) dari group yang menerima Terazosin. Perbedaannya signifikan secara
statistik (p <0,001).
Dalam analisis yang lebih detil, group Terazosin menunjukkan nilai hipotensi ortostatik, sakit kepala,
pusing, dispepsia, dan mulut kering yang lebih tinggi daripada group Tamsulosin. Semuanya signifikan
secara statistik.
Tamsulosin 0,2 mg vs Silodosin, Efek samping yang di laporkan 52.4% (144/275) dari group yang
menerima Tamsulosin dan 70.2% (184/262) dari group yang menerima Silodosin. Perbedaannya
signifikan secara statistik (p <0,001).
Dalam analisis yang lebih detil, group yang menerima Tamsulosin menunjukkan nilai rhinitis tinggi
dan group yang menerima Silodosin menunjukkan nilai ejakulasi abnormal yang tinggi, mulut kering,
dan diare. Semuanya signifikan secara statistik.
Referensi :
1. Sung Ryul Shim, et al. Yonsei Med J 2016 Mar;57(2):407-418C
TAMSULOSIN 0.4 MG MEMBERIKAN PERBAIKAN
SIGNIFIKAN DARI TOTAL IPSS, IPSS QUALITY OF LIFE,
IPSS VOIDING, DAN IPSS STORAGE SECARA STATISIK
Perbandingan nilai total skor IPSS, IPSS quality of life, IPSS Voiding, dan IPSS
storage pada kondisi pre-treatment, bulan 1, bulan 2, dan bulan 3 dalam terapi Tamsulosin 0.4 mg harian menghasilkan
perbaikan yang signifikan pada pasien
18 dengan LUTS akibat BPH.
1514.6
13.37 Selain itu, tamsulosin menurunkan skor
12 IPSS, IPSS storage score, IPSS voiding
score, IPSS Quality-of life score, Qmax,
98.5 7.7
8.38
7.87
Voided Volume and PVR selama 1 bulan,
6.16
64.4 5.6 tetapi juga secara signifikan menurunkan
4.2 4.6
4.09
3.6 skor IPSS dan hasil uroflowmetri dalam 3
2.43.7
3 2.2 bulan pasca pengobatan.
0
Se be l um pe ng oba ta n 1 B ul a n 2 B ul a n 3 B ul a n
Tamsulosin 0.2 mg
Kawabe, 2006 39/175 3/192 22.30 18.07 (5.47, 59.67)
Yu, 2011 10/105 1/104 9.12 10.84 (1.36, 86.30)
Subtotal (95% CI) 280 296 31.41 15.97 (5.68, 44.92)
Total events: 49 (silodosin), 4 (tamsulosin)
Test for heterogeneity: Chi² = 0.17, df = 1 (P=0.68), I² = 0%
Test for overall effect Z = 5.25 (P<0.00001)
Tamsulosin 0.4 mg
Prevalensi AEj (anejaculation) lebih tinggi dengan silodosin dibandingkan dengan plasebo dan tamsulosin
Novara G et al. World J Urol 2013;31:997-1008
STUDI META-ANALISIS EFEK SAMPING CARDIOVASCULAR DENGAN BERBAGAI α-BLOCKER
PADA PASIEN LUTS / BPH
Vasodilatasi-terkait
efek samping
• Sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan selama tahun pertama yang bertahan
selama 6 tahun
Peningkatan rata-rata vs
Outcome Baseline
baseline (kisaran)
• 1.8% pasien mengalami AUR (retensi urin akut) selama periode 6 tahun
• Efek samping yang paling umum terjadi dalam pengobatan :
• Infeksi
• Accidental injury
• Rinitis
• Rasa sakit
• Faringitis
• Efek samping lainnya :
• Ejakulasi abnormal (8.3%)
• Syncope (1.7%)
• Hipotensi postural (1.3%)
• Kejadian efek samping yang terjadi terkait obat, menurun selama periode 6
tahun
AUR: acute urinary retention Narayan P & Tunugunthla HS. Rev Urol 2005;7(Suppl 4):S42-8
KESIMPULAN
• Pendekatan terapi pasien (pria) dengan LUTS harus dipertimbangkan berdasarkan tingkat
keparahan,jenis LUTS, komorbiditas, kualitas hidup, risiko perkembangan, dan preferensi
pasien.
• Perubahan gaya hidup dengan atau tanpa perawatan medis biasanya merupakan terapi
pilihan pertama dan juga harus menjadi bagian ketika terapi dengan obat
• Jenis pengobatan yang direkomendasikan untuk LUTS yang sedang hingga berat,
tergantung pada gejala yang dominan
• Pedoman dari beberapa guideline, α-blocker direkomendasikan sebagai pengobatan lini
pertama LUTS
• Di antara α-blocker, Tamsulosin memiliki efikasi dan tolerabilitas yang baik
TERIMA KASIH