Anda di halaman 1dari 4

Evaluasi Kegiatan Program Keluarga Berencana: KB Suntik

Disusun oleh :

Ni Kadek Nadia Dwi R 1965050029

Nanci Windi Pongsapan 1965050104

Ronald Aditya 1965050130

Pembimbing :

dr. Nia Reviani, MAPS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYAKARAT

PERIODE 10 AGUSTUS – 22 AGUSTUS 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 meningkat sebesar 1,49% per tahun, hal ini menjadi
permasalahan kependudukan dan pembangunan bangsa Indonesia. 1 Upaya pemerintah untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk dilakukan melalui program keluarga berencana (KB).
KB adalah program pemerintah yang telah dilaksanakan sejak tahun 1970 yang bertujuan untuk
mengendalikan pertambahan jumlah penduduk, membatasi angka kelahiran, dan mengatur jarak
kelahiran sehingga dapat menciptakan keluarga sehat sejahtera. Program ini juga diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi karena kehamilan yang tidak diinginkan ataupun
jarak kelahiran yang terlalu dekat.2 Salah satu tujuan ber KB untuk menghindari "4T" atau Empat
Terlalu, yaitu terlalu sering melahirkan (lebih dari 2 anak), terlalu dekat jarak antar kehamilan
(kurang dari 2 tahun), usia terlalu muda saat hamil (kurang dari 20 tahun), dan usia terlalu tua
saat hamil (lebih dari 35 tahun).3 Setiap kehamilan seharusnya direncanakan dan diinginkan.
Namun pada kenyataannya banyak pasangan suami istri yang tidak dapat memenuhi kondisi
tersebut. Oleh karena itu penting untuk merencanakan kehamilan dan menentukan jumlah anak
dari sejak awal pernikahan melalui program Keluarga Berencana (KB).

Jenis metode kontrasepsi hormonal atau metode jangka ada tiga jenis yaitu injeksi
(suntik), pil dan implant atau susuk yang ditanam untuk periode tertentu. Setiap metode
kontrasepsi sangat bermanfaat untuk membantu keluarga dalam mengatur jarak kelahiran dan
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan atau membatasi jumlah anak sesuai yang diinginkan,
namun disisi lain setiap metode kontrasepsi selalu ada efek samping yang harus diperhatikan
setiap calon akseptor.4 Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi
progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
Kontrasepsi suntik leih banyak digemari karena keuntungannya yakni tidak perlu pengingat
untuk minum pil secara berkala, tidak mengganggu hubungan suami istri, dapat digunakan oleh
wanita diatas 35 tahun hingga menopause dan bertahan 8-12 minggu. Kerugian kontrasepsi ini
cukup banyak seperti peningkatan berat badan, hipertensi, gangguan haid, osteoporosis,
gangguan emosi dan sakit kepala.5
Penelitian yang dilakukan oleh Endang Susilowati tahun 2018 yang berjudul KB Suntik 3
Bulan dan Efek Sampingnya yang paling sering dialami oleh akseptor KB Suntik adalah
peningkatan berat badan.6 Begitu juga penelitian oleh Anisa Putri Pinasti tahun 2013 dengan
judul Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Suntik terhadap Kenaikan Berat Badan dan Tekanan
Darah. Hasil didapatkan 41 responden dengan peningkatan berat badan dan 29 responden tidak
mengalami peningkatan berat badan, jadi akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
lebih dari 1 tahun lebih berisiko mengalami peningkatan berat badan. Selain kenaikan berat
badan, efek samping yang lain yang penting akibat penggunaan kontrasepsi suntik adalah
kenaikan tekanan darah, tekanan darah dapat naik akibat penggunaan obat-obatan termasuk
menggunakan kontrasepsi suntik.7 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawati
dan Wulan Andrie tahun 2015 dengan judul Pengaruh KB Suntik 3 Bulan dengan Kenaikan IMT
juga diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan indeks massa tubuh (IMT) pada akseptor KB
sesudah menggunakan KB suntik 3 bulan. Sebagian besar dari responden memiliki IMT Normal
yaitu 22 responden (55,0 persen), IMT BB lebih sejumlah 13 responden (32,5 persen), Obesitas I
sejumlah 3 responden (7,50 persen) dan Obesitas II sejumlah 1 responden (2,50 persen).8

Kontrasepsi suntik 3 bulan menimbulkan banyak efek samping diantaranya perasaan


cemas, gugup, keluar jerawat, pusing dan berat badan bertambah. Penambahan berat badan
terjadi karena lamanya pemakaian KB suntik oleh akseptor KB. Semakin lama akseptor KB
menggunakan KB suntik semakin tinggi pula kadar hormone progesterone, sehingga terjadi
peningkatan nafsu makan dan penumpukan glikogen.
DAFTAR PUSTAKA

1. BAPPENAS. Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2015-2019. 2017. Available from:


https://www.bappenas.go.id/files/publikasi_utama/Evaluasi%20Paruh%20Waktu
%20RPJMN%202015-2019.pdf
2. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pentingnya
Penggunaan Alat Kpntrasepsi. 2018. Available from:
http://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-penggunaan-alat-kontrasepsi
3. BKKBN. Penyuluhan tentang Hindari 4 TERLALU dan Obat Tradisional. 2019.
Available from: http://kampungkb.bkkbn.go.id/postSlider/13138/130981
4. Herowati D, Sugiharto M. Hubungan Antara Kemampuan Reproduksi,
Kepemilikan Anak, Tempat Tinggal, Pendidikan dan Status Bekerja pada Wanita
Sudah Menikah dengan Kontrasepsi Hormonal di Indonesia. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan;2019. 22(2):91-8.
5. WHO. Rekomendasi Praktik Terpilih pada Penggunaan Kontrasepsi. 2016.
Available from: http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/RPT
%202016%20Final.pdf
6. Susilowati E. KB Suntik 3 Bulan dengan Efek Samping dan Penanganan.
7. Pinasti A P. Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Suntik terhadap Peningkatan
Berat Badan dan Tekanan Darah pada Akseptor KB di Sragen. 2014.
8. Kurniawati, Andrie W. Pengaruh Penggunaan KB Suntik 3 Bulan terhadap
Peningkatan IMT pada Akseptor KB di Jombang. Jurnal Edu
Health;2015.5(1):20-7.

Anda mungkin juga menyukai