Anda di halaman 1dari 75

SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN SIKLUS


MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI
DI SMA NEGERI 1 TIGAPANAH
KAB.KARO TAHUN 2018

BERTY LORENZA BR SITEPU


P07524414009

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2018
SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN SIKLUS


MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI
DI SMA NEGERI 1 TIGAPANAH
KAB.KARO TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma IV

BERTY LORENZA BR SITEPU

P07524414009

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHAT AN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV KEBIDAN AN MEDAN

BERTY LORENZA BR SITEPU

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Di
Sma Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo

xii + 33 halaman, 7 tabel, 2 gambar, 13 lampiran

ABSTRAK

Menstruasi merupakan perdarahan periodik sebagai bagian integral dari


fungsional biologis wanita sepanjang siklus kehidupannya. Gangguan-gangguan
proses menstruasi seperti lamanya siklus menstruasi dapat menimbulkan risiko
penyakit kronis Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat
tidak seimbangnya faktor hormon yang dikarenakan suatu penyakit, status gizi
maupun stress. Status gizi sangat mempengaruhi fungsi menstruasi, hal ini
berhubungan dengan perubahan kadar hormon steroid yang merupakan faktor
dalam proses pengaturan siklus menstruasi.Tujuan penelitian untuk melihat
hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada remaja
putri di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab. Karo.
Penelitian bersifat analitik observasional dengan desain studi Cross
Sectional. Populasi penelitian adalah siswi SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo.
Sampel penelitian berjumlah 127 responden yang diambil dengan metode simple
random sampling. Data Indeks Massa Tubuh diperoleh dengan melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan dan data siklus menstruasi dengan
cara pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi Spearman. Hasil
penelitian ditemukan 61,4% responden dengan siklus menstruasi normal dan
63,8% indeks massa tubuh normal.

Berdasarkan uji hipotesis didapati p=0,000 dan r=0,329 yang


menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan.
Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi.

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Siklus Menstruasi

Daftar Pustaka : 38 (2006-2017)

iii
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY
THESIS, July 2018

BERTY LORENZA BR SITEPU

The Relationship of Body Mass Index with Menstrual Cycle in Girl Teenager at
SMA Negeri (State Senior High School) 1 of Tigapanah Karo District

xii + 33 pages, 7 tables, 2 pictures, 13 attachments

ABSTRACT

Menstruation is periodic hemorrhage as an integral part of a woman's


biological function throughout her life cycle. Disorders of menstr ual processes
such as the length of the menstrual cycle can pose a risk of chronic disease.
Irregular menstrual cycles mostly occur due to imbalance of hormonal factors due
to a disease, nutritional status or stress. Nutritional status greatly affects the
function of menstruation, this is related to changes in steroid hormone levels
which are factors in the process of regulating the menstrual cycle. The purpose of
this study was to see the relationship between the Body Mass Index and
Menstrual Cycle in girl teenager in SMA Negeri 1 Tigapanah Karo District.
The study was observational analytical with Cross Sectional study design.
The population was a student from SMA Negeri 1 Tigapanah, Karo District. The
study sample consisted of 127 respondents taken by sim ple random sampling
method. Body Mass Index data is obtained by measuring body weight and height
and menstrual cycle data by filling out a questionnaire. Data analysis used
Spearman correlation. The results of the study found 61.4% of respondents with
normal menstrual cycles and 63.8% of normal body mass index.
Based on the hypothesis test found p = 0,000 and r = 0,329 which indicated
that there was a significant relationship.
From the results of the data analysis it can be concluded that there was a
relationship between the Body Mass Index and the Menstrual Cycle.

Keywords : Body Mass Index, Menstrual Cycle


References : 38 (2006-2017)

iv
HALAM AN PERNYAT AAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AK ADEMIS

Sebagai civitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Berty Lorenza Br Sitepu


NIM : P07524414009
Program Studi : Kebidanan
Jurusan : D-IV Kebidanan Reguler

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Nonekseklusif (Non-
Exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :
“ Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri
di SMA Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2018”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekseklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Medan,
24 Agustus 2018
Yang menyatakan

( Berty Lorenza Br Sitepu)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN
INDEKS MASSA TUBUH DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PAD A REM AJA
PUTRI DI SMA NEGERI 1 TIGAPAN AH K ABUPATEN KARO TAHUN 2018”
sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendid ikan Program Studi Diploma IV
Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI
Medan, yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan skripsi.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes
RI Medan yang telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan
skripsi.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan
kesempatan menyusun skripsi.
4. Drs.Mukamto, MPH, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan serta arahan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan Skripsi.
6. Elizawarda, SKM, M.Kes, selaku ketua penguji dan Yusniar Siregar, SST,
M.Kes, selaku dosen penguji I yang telah menguji dan memberikan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh dosen dan staf jurusan DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI
Medan atas bimbingannya.
8. Teristimewa kepada orang tua tercinta, Bapak (Lekton Sitepu) dan Ibu
(Rosida br Ginting) atas doa, perhatian, motivasi, dan dukungan baik
secara moril maupun materil dalam menyelesaikan Skripsi Ini.
9. Abang (Desta Pranata Sitepu) serta kakak ipar (Sri Florentina) dan adik
(Ivan Kristianto Sitepu) tercinta atas doa dan motivasi dalam proses
penyelesaian skripsi ini.

vi
10. Seluruh teman-teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan,
khususnya untuk sahabat saya Asnita, Bebi, dan Winda, terimakasih
untuk kebersamaan dan kerjasama yang kita lalui bersama selama 4
tahun.
11. Terimakasih kepada adik saya (Meike Sitepu) dan sahabat saya (Arnella
Sitepu) yang telah membantu saya dalam pengumpulan data skripsi ini.
12. Terimakasih kepada Boy Canser Tarigan yang telah memberikan doa,
motivasi, perhatian dan selalu dengan sabar menemani serta
mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Terimakasih kepada teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu namun telah berjasa selama masa perkuliahan dan
penyelesaian skripsi ini.

Semoga kasih Tuhan-lah yang tetap menyertai dan memberkati kita


semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
melengkapi segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. ii
ABSTRAK........................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 3
C.1. Tujuan Umum ......................................................................... 3
C.2. Tujuan Khusus........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
D.1 Manfaat Teoritis ...................................................................... 4
D.2 Manfaat Praktis....................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6


A. Tinjauan Teori ................................................................................ 6
A.1 Menstruasi ............................................................................... 6
A.1.1 Pengertian Menstruasi.................................................... 6
A.1.2 Siklus Menstruasi............................................................ 6
A.1.3 Fase Menstruasi ............................................................. 7
A.1.4 Kelainan Pada Siklus Menstruasi................................... 8
A.1.5 Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi ........................ 9
A.1.6 Faktor Resiko Gangguan Menstruasi............................. 10
A.2 Indeks Massa Tubuh ............................................................... 12
A.2.1 Pengertian Indeks Massa Tubuh ................................... 12
A.2.2 Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh ............................ 13
B. Kerangka Teori ............................................................................... 15
C. Kerangka Konsep........................................................................... 16
D. Definisi Operasional ....................................................................... 16
E. Hipotesis ......................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 18


A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................... 18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 18
B.1 Lokasi Penelitian...................................................................... 18
B.2 Waktu Penelitian ...................................................................... 18
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 18
C.1 Populasi ................................................................................... 18

viii
C.2 Sampel..................................................................................... 18
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................... 20
D.1 Jenis Data................................................................................ 20
D.2 Cara Pengumpulan Data......................................................... 20
E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian.................................... 20
F. Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................... 21
G. Prosedur Penelitian ........................................................................ 21
H. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 22
H.1 Pengolahan Data .................................................................... 22
H.2 Analisa Data ........................................................................... 23
I. Etika Penelitian .................................................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 25


A. Hasil................................................................................................ 25
A.1 Karakteristik Responden ......................................................... 25
A.2 Indeks Massa Tubuh ............................................................... 26
A.3 Siklus Menstruasi..................................................................... 26
A.4 Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi .. 27
B. Pembahasan .................................................................................. 28
B.1 Indeks Massa Tubuh ............................................................... 28
B.2 Siklus Menstruasi..................................................................... 28
B.3 Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi .. 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 33
A. Kesimpulan..................................................................................... 33
B. Pembahasan .................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

LAMPIRAN.....................................................................................................

ix
DAFT AR TABEL

Halaman

Tabel E.1 Keaslian Penelitian ...................................................................... 5

Tabel A.2 Indeks Massa Tubuh Remaja ..................................................... 14

Tabel D.1 Definisi Operasional .................................................................... 16

Tabel H.1 Penafsiran Korelasi Spearman ................................................... 23

Tabel A.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ............................ 25

Tabel A.2.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase IMT ................................... 26

Tabel A.2.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi ............ 26

Tabel A.3.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi ...... 27

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar B.1 Kerangka Teori ............................................................................ 15

Gambar C.1 Kerangka Konsep Penelitian....................................................... 16

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Survey Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan Dari Tempat Penelitian

Lampiran 4 Etichal Clearance

Lampiran 5 Lembar Konsultasi

Lampiran 6 Jadwal Penelitian

Lampiran 7 Lembar Penjelasan

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 9 Lembar Kuisioner

Lampiran 10 Master Tabel

Lampiran 11 Output SPSS

Lampiran 12 Nilai Median IMT/U

Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup Peneliti

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi mendatang
yang baik (Adriani dan Wirjatmadi, 2014). Di dunia diperkirakan kelompok remaja
berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014).
Sedangkan di Indonesia, estimasi jumlah kelompok usia 10-19 tahun sebanyak 44,7
juta atau sekitar 17% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (Pusdatin Kemenkes,
2017). Remaja putri merupakan periode krusial bagi kehidupan seorang
perempuan. Kesehatan dan status gizi selama fase remaja penting untuk
kematangan fisik, yang pada gilirannya memengaruhi kesehatan keturunannya
(Sharma et al., 2005 dalam Patimah, 2017).
Menstruasi merupakan perdarahan periodik sebagai bagian integral dari
fungsional biologis wanita sepanjang siklus kehidupannya. Proses menstruasi dapat
menimbulkan potensi masalah kesehatan reproduksi wanita yang berhubungan
dengan fertilitas yaitu pola menstruasi. Gangguan-gangguan proses menstruasi
seperti lamanya siklus menstruasi dapat menimbulkan risiko penyakit kronis
(Kusmiran, 2013).
Pada kenyataannya, tidak semua perempuan memiliki siklus menstruasi
yang normal. Banyak diantara mereka yang siklus menstruasinya tidak teratur, yakni
siklusnya tidak memiliki pola tertentu. Menstruasi yang berlangsung kurang dari 21
hari dikategorikan siklus menstruasi yang pendek dan lebih dari 35 hari
dikategorikan siklus menstruasi panjang. Baik siklus pendek maupun panjang,
sama-sama menunjukkan ketidaknormalan pada sistem metabolisme dan hormonal.
(Proverawati dan Maisaroh, 2016: 76).
Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor
hormonal. Seorang perempuan yang memiliki hormon estrogen dan progesteron
yang berlebihan dapat memungkinkan terjadinya menstruasi dalam waktu yang
lebih cepat. Sehingga, jika terdapat gangguan menstruasi yang dikarenakan factor
hormonal, maka dapat dipastikan perempuan tersebut mengalami gangguan
kesuburan (Laila, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Thapa dan Shresta di Nepal pada tahun 2015
mengatakan bahwa gangguan menstruasi yang paling sering terjadi adalah
2

dismenorea (78.6%) diikuti dengan ketidakteraturan siklus menstruasi (38.7%).


Pada penelitian lain didapatkan prevalensi gangguan siklus, amenorea primer
sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea
10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8% (Bieniasz et al., 2009). Di
Indonesia, perempuan berusia 20-24 tahun yang memiliki siklus menstruasi teratur
sebesar 76,7% dan yang tidak teratur 14,4%, sedangkan, di Provinsi Sumatera
Utara didapatkan 68,3% siklus yang teratur dan 11,6% perempuan dengan siklus
tidak teratur (Riskesdas, 2013).
Perbedaan panjangnya pola menstruasi antar wanita yang biasanya
disebabkan karena tidak seimbangnya hormon estrogen, progesteron, LH dan FSH
karena suatu penyakit, status gizi maupun stress. Status gizi sangat mempengaruhi
fungsi menstruasi, hal ini berhubungan dengan perubahan kadar hormon steroid
yang merupakan faktor dalam proses pengaturan siklus menstruasi (Devirahma
dalam Felicia, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thapa
dan Shresta di Nepal pada tahun 2015 yang menemukan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi, oligomenorea, polimenorea dan hipomenorea.
Penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah di Mesir juga menunjukkan
adanya hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi. Lebih jauh, penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa pelajar dengan
kondisi obesitas, jumlah darah yang keluar saat menstruasi lebih banyak dan durasi
menstruasi lebih panjang dibandingkan dengan pelajar yang memiliki Indeks Massa
Tubuh yang normal.
Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi
reproduksi (Noviana,2016). Kekurangan nutrisi sampai terjadi berat badan rendah
ataupun malnutrisi dapat menyebabkan terjadinya perubahan hormonal berupa
gangguan siklus ovulasi, hal ini yang dapat memicu terganggunya fertilitas
(Purwitasari dan Maryanti, 2011). Hollingworth (2012) menyatakan bahwa 22%
berat badan perempuan harus tersusun atas lemak untuk menjamin lancarnya
siklus ovulasi.
Hasil penelitian yang dilakukan Pratiwi (2011) di Surakarta menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan keteraturan siklus
menstruasi. Responden dengan status gizi normal menunjukkan siklus menstruasi
3

yang teratur dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi kurus
ataupun status gizi lebih.
Menurut hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2013 tentang status gizi remaja di Indonesia berdasarkan perhitungan (IMT/U),
prevalensi kurus pada remaja umur 16-18 tahun secara nasional sebesar 9,4
persen (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus) dan prevalensi gemuk pada remaja
umur 16 – 18 tahun sebanyak 7,3 persen (5,7 % gemuk dan 1,6 % obesitas).
Status gizi remaja putri khususnya pada umur 16-18 tahun yang tergolong
kependekan (stunting) sebesar 25,9%, kekurusan (wasting) sebesar 5,2%
(Kemenkes, 2010).
Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang
anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata
wanita gemuk mempunyai resiko tinggi terhadap ovulasi infertile, dan fungsi ovulasi
terganggu, sehingga menjadi tidak subur (Noviana,2016). Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Primastuti di Surakarta pada tahun 2012 yang
berjudul “Hubungan obesitas dengan ketidakteraturan siklus menstruasi” yaitu
terdapat hubungan signifikan antara obesitas dan siklus menstruasi pada wanita
usia subur. Dan obesitas meningkatkan factor resiko dari ketidakteraturan siklus
menstruasi hingga 3,5 kali lipat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah” mengingat status gizi merupakan
masalah global yang memberikan berbagai dampak bagi kesehatan manusia,
terutama bagi kesehatan reproduksi wanita.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan Indeks Massa Tubuh dengan siklus menstruasi pada


Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah ?

C. Tujuan
C.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus


Menstruasi Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah
4

C.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT)


Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah
2. Untuk mengetahui gambaran siklus menstruasi remaja putri di SMA
Negeri 1 Tigapanah
3. Menganalisis hubungan IMT dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

D. Manfaat Penelitian
D.1 Manfaat Teoritis
D.1.1 Di bidang akademik
Memperkaya ilmu pengetahuan khususnya tentang hubungan Indeks
Massa Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi pada remaja putri.
D.2 Manfaat Praktis
D.2.1 Di masyarakat umum
Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya pada
remaja putri mengenai hubungan IMT dengan siklus menstruasi
sehingga lebih memperhatikan status gizinya.
D.2.2 Di bidang pengembangan penelitian
Memberikan data bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai
hubungan IMT dengan siklus menstruasi pada remaja putri.
5

E. Keaslian Penelitian

Tabel E.1
Keaslian Penelitian
Pembeda Hapsari Nur Danty Indra Berty Lorenza
Primastuti Puspitaningtyas Sitepu
Judul Penelitian Hubungan obesitas Hubungan Antara Hubungan Indeks
dengan Status Gizi Dengan Massa Tubuh
ketidakteraturan Siklus Menstruasi dengan siklus
siklus menstruasi Pada Remaja Putri menstruasi pada
Remaja Putri
Tahun dan 2012, Desa 2014, Sma Negeri 2 2018, SMA Negeri
tempat Minomartani Surakarta 1 Tigapanah
Ngaglik, Sleman.
Sampel WUS umur 20-35 Siswi Kelas X dan Siswi kelas XI
tahun XI
Rancangan Cross Sectional Cross Sectional Cross sectional
Variabel Independen : Independen : Independen :
Obesitas Status Gizi Indeks Massa
Dependen : Dependen : Tubuh
Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Dependen :
siklus menstruasi Siklus Menstruasi

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang membedakan


penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah waktu penelitian, tempat
penelitian, sampel yang digunakan dan juga variabel penelitian.
6

Bab II
TINJAU AN PUSTAK A
A. Tinjauan teori
A.1 Menstruasi
A.1 .1 Pengertian

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklis dari uterus


yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati dan
Misaroh , 2016). Ditambahkan oleh Irianto (2014), menstruasi atau haid
merupakan perdarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam
rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Kusmiran
(2013) menyatakan bahwa menstruasi merupakan tanda bahwa organ
kandungan reproduksi sudah matang.
Dalam keadaan normal, setiap bulan seorang wanita yang telah
memasuki usia subur akan melepaskan satu sel telur (ovum). Ovum akan
dihasilkan dan dilepaskan oleh indung telur (ovarium). Ovum yang
dilepaskan tersebut akan berjalan masuk ke dalam rahim melalui saluran
telur. Bila pada saat itu ada sel sperma yang masuk dan bertemu, dapat
terjadi pembuahan yang berlanjut menjadi kehamilan. Untuk mempersiapkan
kehamilan yang mungkin terjadi, dinding rahim akan menebal. Penebalan
yang disebabkan oleh faktor hormonal ini berguna agar rahim siap menerima
mudigah yang akan tertanam di sana.
Bila kehamilan tidak terjadi, kadar hormon (yang membuat rahim
menebal) akan turun. Akibatnya dinding rahim sebelah dalam akan luruh,
dan terjadilah menstruasi. Datangnya menstruasi pertama kalinya
(menarche) tidak sama pada setiap remaja (Proverawati dan Misaroh ,
2016). Namun, usia mulai menstruasi normalnya 12 atau 13 tahun. Sebagian
perempuan mengalami haid lebih awal (usia 8 tahun) dan lebih lambat (18
tahun) (Sibagariang et al., 2013)

A.1.2 Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah jumlah hari antara periode menstruasi yang


satu dengan periode menstruasi yang berikutnya (Laila, 2016). Dengan kata
lain, siklus haid adalah jumlah hari sebelum haid berikutnya terjadi. Hari
7

pertama perdarahan dihitung sebagai permulaan siklus haid (Sibagariang et


al., 2013). Siklus menstruasi terjadi selama masa reproduksi dari masa
pubertas hingga masa menopause sebagai reaksi terhadap variasi-variasi
gerak hormon (Proverawati dan Misaroh, 2016). Siklus haid yang normal
terjadi setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar 3-7 hari. Jumlah
darah haid normal berkisar 30-40 mililiter (mL) (Sibagariang et al., 2013).

A.1.3 Fase Menstruasi


Mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi terjadi dalam satu
siklus terdiri atas 4 fase (Proverawati dan Misaroh, 2016) :

1) Fase Folikuler/ Proliferasi


Fase ini terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14. Pada masa ini adalah
masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar
sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi).
Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel
didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit
meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang
masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus
tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium
dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormone estrogen
dan progesterone. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas
dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap
dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk
kedua lapisan yang telah dilepaskan. Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan
penghasilan hormone LH yang sangat m eningkat yang menyebabkan
terjadinya proses ovulasi.

2) Fase Luteal/ Fase Sekresi/ Fase Pramenstruasi


Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini
menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari
sisa-sisa folikel folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum pada
saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini terjadi peningkatan hormone
progesterone yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone-
8

hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang
lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima
hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, dan proses peluruhan dinding rahim
yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.

3) Fase Menstruasi
Fase ini terjadi pada hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3. Pada fase ini
menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium
uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan
kadar dan aktivitas hormone-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan
tidak adanya hormone LH dan pengaruhnya karena produksinya telah
dihentikan oleh peningkatan kadar hormone progesterone secara maksimal.

4) Fase Regenerasi/ Pasca Menstruasi


Fase ini terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-5. Pada fase ini terjadi proses
pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan
ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang
terkandung didalamnya melalui pengaruh hormone-hormon FSH dan
estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

A.1.4 Kelainan Pada Siklus Menstruasi


Karena beberapa penyebab, haid mengalami penyimpangan. Akibat
penyimpangan ini perempuan bisa menderita anemia hingga kurang subur.
Namun, penyimpangan ataupun gangguan haid dinilai masih dalam batas
normal bila terjadi selama dua tahun pertama setelah haid pertama kali
(Sibagariang et al., 2013). Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2013),
gangguan menstruasi dan siklusnya dalam masa reproduksi berdasarkan
kelainan siklus terbagi menjadi tiga, yaitu polimenorea, oligomenorea dan
amenore. Baik siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan
ketidaknormalan pada sistem metabolisme dan hormonal (Proverawati dan
Misaroh, 2016).
a) Polimenorea
Siklus menstruasi yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang
dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih
9

banyak dari biasa. Polimenorea merupakan gangguan hormonal


dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi
juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi
pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat
menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang
keluar terus menerus. Disamping itu,polimenorea dapat juga akan
menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena
gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan
ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan
ovulasi seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan keturunan
(Purwoastuti dan Walyani, 2015).
b) Oligomenorea
Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan
jumlah perdarahan tetap sama. Oligomenorea biasanya terjadi akibat
adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus -
hipofisis-ovarium. Gangguan hormone tersebut menyebabkan
lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga
menstruasi menjadi lebih jarang terjadi (Purwoastuti dan W alyani,
2015).
c) Amenore
Keadaan tidak datang menstruasi selama tiga bulan berturut-
turut. Amenore dikatakan fisiologis jika terjadi sebelum menarche,
pada saat kehamilan, menyusui ataupun menopause. Sedangkan
amenore patologis terdiri dari dua macam, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer jika sampai umur 18 tahun
menstruasi belum pernah datang. Sementara dikatakan amenore
sekunder jika menstruasi berhenti setelah menarche atau pernah
mengalami menstruasi tetapi berhenti berturut-turut selama tiga
bulan.
A.1.5 Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi
Proverawati dan Misaroh (2016) menyebutkan beberapa penyebab
mengapa siklus menstruasi menjadi panjang atau pendek.
10

1) Fungsi Hormon Terganggu


Menstruasi terkait erat dengan sistem hormone yang diatur di otak,
tepatnya di kelenjar hifofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal
ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini
terganggu, otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu.
2) Kelainan Sistemik
Ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa
memengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam
tubuhnya tak bekerja dengan baik. Atau yang menderita penyakit
diabetes, juga akan memengaruhi sistem metabolisme sehingga siklus
menstruasinya pun tak teratur.
3) Stres
Stres jangan dianggap enteng sebab akan mengganggu sistem
metabolism di dalam tubuh. Karena stress, wanita jadi mudah lelah,
berat badan turun drastic, bahkan sakit-sakitan, sehingga
metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus
menstruasi pun ikut terganggu.
4) Kelenjar Gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi penyebab
tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi
kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah
(hipotiroid). Pasalnya, sistem hormonal tubuh ikut terganggu.
5) Hormon Prolaktin Ber lebih
Pada wanita menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup tinggi.
Hormone prolaktin ini sering kali membuat wanita tak kunjung
menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan
wanita.

A.1.6 Faktor Resiko Gangguan Menstruasi


Menurut Kusmiran (2013), faktor resiko dari variabilitas siklus
menstruasi adalah sebagai berikut :
a. Berat badan
Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi fungsi
menstruasi. Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan
11

gangguan pada fungsi ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium


dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan
yang kurang/kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan penurunan
berat badan yang berat dapat menimbulkan amenorea.
b. Aktivitas Fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi
menstruasi. Atlet wanita seperti pelari, senam balet memiliki faktor risiko
untuk mengalami amenorea, anovulasi, dan defek pada fase luteal.
Aktivitas fisik yang berat merangsang inhibisi Gonadotropin Releasing
Hormon (GnRH) dan aktivitas gonadotropin sehingga menurunkan level
dari serum estrogen.
c. Stres
Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem
persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan proklatin atau
endogenous opiat yang dapat mempengaruhi elevasi kortisol basal dan
menurunkan hormone lutein (LH) yang menyebabkan amenorea.
d. Diet
Diet dapat mempengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan
dengan anovulasi, penurunan respons hormon pituitari, fase folikel yang
pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet
rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan
periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah
lemak berhubungan dengan amenorea.
e. Paparan lingkungan dan kondisi kerja
Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang
panjang dibandingkan dengan beban kerja ringan dan sedang. Paparan
agen kimiawi dapat mempengaruhi/ meracuni ovarium, seperti beberapa
obat anti-kanker (obat sitotoksik) merangsang gagalnya proses di ovarium
termasuk hilangnya folikel-folikel, anovulasi, oligomenorea, dan amenorea.
Tembakau pada rokok berhubungan dengan gangguan pada
metabolisme estrogen sehingga terjadi elevasi folikel pada fase plasma
estrogen dan progesteron. Faktor tersebut menyebabkan risiko infertilitas
dan menopause yang lebih cepat. Hasil penelitian pendahuluan dari
12

merokok dapat juga menyebabkan dismenorea, tidak normalnya siklus


menstruasi, serta perdarahan menstruasi yang banyak.
f. Sinkronisasi proses menstrual (interaksi sosial dan lingkungan)
Interaksi manusia dengan lingkungan merupakan siklus yang sinkron/
berirama. Proses interaksi tersebut melibatkan fungsi hormonal. Salah satu
fungsi hormonal adalah hormon-hormon reproduksi. Adanya pherohormon
yang dikeluarkan oleh setiap individu yang dapat mempengaruhi perilaku
individu lain melalui persepsi dari penciuman baik melalui interaksi dengan
individu jenis kelamin sejenis maupun lawan jenis, serta dapat menurunkan
variabilitas dari siklus menstruasi dan sinkronisasi dari onset menstruasi.
g. Gangguan endokrin
Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta
hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan m enstruasi. Prevalensi
amenorea dan oligomenorea lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit
polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, dan
oligomenorea. Amenorea dan oligomenorea pada perempuan dengan
penyakit polystic ovarium berhubungan dengan insensitivitas hormon
insulin dan menjadikan perempuan tersebut obesitas. Hipertiroid
berhubungan dengan oligomenorea dan lebih lanjut menjadi amenorea.
Hipotiroid berhubungan dengan polimenorea dan menorraghia.

A.2 Indeks Massa Tubuh


A.2.1 Pengertian
Indeks Massa Tubuh merupakan alat sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan (Adriani dan Wirjatmadi, 2014). Jarvis (2004) dalam
Patimah (2017) mengartikan status gizi adalah tingkat keseimbangan antara
asupan gizi dan kebutuhan gizi. Par’i (2016) menambahkan status gizi
adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi
dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Setiap
individu memerlukan asupan zat gizi yang berbeda tergantung usia, jenis
kelamin, aktivitas, dan sebagainya.
13

Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan


umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi
tubuh dan densitas tubuh (WHO, 2007). Karena itu, pada anak-anak dan
remaja digunakan indikator IMT menurut umur, biasa disimbolkan dengan
IMT/U. Penentuan status gizi dengan menggunakan indeks massa tubuh
menurut umur (IMT/U) adalah menilai status gizi dengan cara
membandingkan nilai IMT anak dengan IMT pada standar (median) menurut
umur anak tersebut (Par’i, 2016).

A.2.2 Cara mengukur Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh adalah angka yang menunjukkan proporsi berat


badan menurut panjang/tinggi badan (Pari, 2016). Menurut Patimah (2017),
mengukur IMT dapat menggunakan rumus :

Berat Badan (kg)


IMT =
Tinggi Badan (meter) 2

Kemudian menggunakan baku antropometri anak 5-19 tahun W HO


2007 dapat dihitung nilai Z-skor TB/U dan IMT/U anak remaja, dengan
rumus sebagai berikut ( tabel nilai median terlampir) :

1. Bila Nilai Riil IMT dan TB di Atas Nilai Median


Nilai Riil – Nilai Median
Nilai (+1 SD) – Nilai Median

2. Bila Nilai Riil IMT dan TB di Bawah Nilai Median


Nilai Riil – Nilai Median
Nilai Median – Nilai (-1 SD)

3. Bila Nilai Riil IMT, TB Sama Dengan Nilai Median


Nilai Riil - Nilai Median
Nilai Median
14

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan nilai Z-skor tersebut,


maka status gizi anak remaja dapat dikategorikan sebagai berikut :
(Kemenkes, 2010).
Tabel A.2
Indeks Massa Tubuh Remaja
Z-skor < -3 SD Sangat kurus
Z-skor ≥ -3 SD s.d. < -2 SD Kurus
IMT/U Z-skor ≥ -2,0 SD s.d 1 SD Normal
Z-skor > 1 SD s.d 2 SD Gemuk
Z-skor > 2 SD Obesitas
15

B. Kerangka Teori

IMT

Kurus Normal Gemuk

Jaringan adiposa Jaringan adiposa Jaringan adiposa


(sumber estrogen) ↓ (sumber estrogen) (sumber estrogen) ↑
normal

Estrogen ↓ Estrogen normal Estrogen ↑

Gangguan Fungsi ovarium Gangguan


siklus normal fungsi ovarium

Lama siklus menstruasi


Faktor luar yang
Normal : 21-35 hari
mempengaruhi
Tidak normal : siklus menstruasi
:
Polimenorea : <21 hari
Stress
Oligomenorea : >35 hari

Amenorea : tidak mens selama 3 bulan

Diteliti
Tidak Diteliti (Hollingworth, 2012)

Gambar B.1 Kerangka Teori


16

C. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent

Indeks Massa Tubuh Siklus Menstruasi

Gambar C.1 Kerangka Konsep Penelitian

D. Definisi Operasional
Tabel D.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur
Indeks Keadaan gizi 1. Berat IMT remaja
Massa seseorang badan diukur diklasifikasikan Ordinal
Tubuh yang dihitung menggunakan menurut
dari timbangan Kemenkes RI,
perbandingan injak 2010 :
antara berat 2. Tinggi 1. Z-skor < -3 SD
badan dalam badan diukur s.d. < -2 SD ;
kilogram menggunakan kurus
dibagi dengan microtoise
tinggi badan 2. Z-skor ≥ -2,0
dalam meter SD s.d 1 SD ;
dikuadratkan normal

3. Z-skor > 1 SD
s.d > 2 SD
gemuk

Siklus Jarak antara Kuesioner Siklus Ordinal


Menstruasi tanggal menstruasi
mulainya dikategorikan
tanggal menjadi 2, yaitu :
17

menstruasi 1. Normal :
yang lalu dan rentang siklus
mulainya berada pada 21-
menstruasi 35 hari dan lama
berikutnya. haid berada
pada interval 3-7
hari

2. Tidak normal :
rentang siklus
a. <21 hari
b. >35 hari c.
>3 bulan
lama haid <3
hari atau >7 hari

E. Hipotesis
Ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi
pada remaja putri di SMA Negeri 1 Tigapanah.
18

Bab III METODE


PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain
studi Cross Sectional atau potong lintang yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri
di SMA Negeri 1 Tigapanah. Desain penelitian cross sectional ini ialah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaliguspada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


B.1 Lokasi Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tigapanah, Kecamatan
Tigapanah, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.

B.2 Waktu Penelitian


Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari 2018 sampai Juni
2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


C.1 Populasi
C.1.1 Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswi di SMA
Negeri 1 Tigapanah.

C.1.2 Populasi aktual


Populasi aktual dalam penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 1
Tigapanah kelas XI tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 185 orang.

C.2 Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
probability sampling dengan cara simple random sampling dan dilakukan uji
19

kriteria (inklusi dan eksklusi). Probability sampling adalah teknik


pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
2017).
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswi SMA Negeri 1
Tigapanah kelas XI tahun ajaran 2017/2018. Sampel yang diambil lalu diuji
dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan, yaitu :
a. Kriteria Inklusi
1. Siswi SMA Negeri 1 Tigapanah kelas XI tahun ajaran 2017/2018
2. Sudah menstruasi lebih dari 2 tahun
3. Bersedia menjadi sampel penelitian
b. Kriteria Eksklusi
1. Sedang mengkonsumsi obat-obatan hormonal
2. Menderita penyakit reproduksi
3. Sedang menghadapi ujian
4. Merokok

Rumus yang digunakan dalam mengukur besar sampel


menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut :

N
n= 1 + N (e)2

185
n= 1 + 185 (0,05)2

185
n= 1,4625

n = 126,49  127 orang


Keterangan :
N = besarnya populasi
n = besarnya sampel
e = derajat ketepatan (0,05)
20

Dengan demikian, sampel yang diperlukan adalah 127 orang.


Cara pengambilan sampel di tiap kelas :
Jumlah remaja putri di kelas
X Jumlah sampel
Jumlah remaja putri kelas XI

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


D.1 Jenis Data
D.1.1 Data Primer
Data primer pada penelitian ini adalah data IMT (Indeks Massa
Tubuh) dan siklus menstruasi.
D.1.2 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini berupa jumlah siswi SMA Negeri 1
Tigapanah tahun ajaran 2017/2018
D.2 Cara Pengumpulan Data
Data Indeks Massa Tubuh (IMT) diukur melalui antropometri tubuh
dengan mengukur berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam
sentimeter. Selanjutnya data diolah menurut rumus pengukuran indeks
massa tubuh menurut umur dan dibedakan dalam kategori kurus, normal
dan gemuk.
Data siklus menstruasi diperoleh dengan menggunakan kuesioner
yang berisi data responden, kriteria retriksi dan pola menstruasi .
Selanjutnya data diolah dan dikategorikan menjadi normal dan tidak normal.
Siklus menstruasi dikategorikan normal apabila rentang siklus menstruasi
21-35 hari dan lama menstruasi 3-7 hari, menstruasi tidak normal apabila
rentang siklus menstruasi kurang dari 21 hari dan lebih dari 35 hari s erta
lama menstruasi kurang dari 3 hari dan lebih dari 7 hari. Data berupa jumlah
siswi diperoleh dari bagian kesiswaan di SMA Negeri 1 Tigapanah.

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian


E.1 Timbangan Injak (bathroom scale)
Berat badan diukur menggunakan timbangan injak merk Gea.
Prosedur pengukuran berat badan dilakukan sebagai berikut :
a) Timbangan diletakkan pada permukaan yang rata dan keras.
21

b) Posisi jarum diatur agar tepat menunjukkan angka 0.


c) Meminta responden untuk melepaskan sepatu/alas kaki, jaket,
topi, dan mengeluarkan isi kantong yang berat.
d) Responden dipersilahkan naik ke atas timbangan, tepat di tengah
tempat injakan, dan mengatur posisi responden agar berdiri tegak
lurus dengan mata menghadap ke depan dan tidak bergerak-gerak.
e) Membaca hasil penimbangan dan melakukan pencatatan
( Par’i, 2016).

E.2 Pengukur tinggi badan (microtaise)


Tinggi badan diukur menggunakan microtaise merk One Med yang
baru dengan ketelitian 0,1 cm. Prosedur pelaksanaanya yaitu dengan
meminta responden untuk melepaskan sepatu/alas kaki dan aksesoris
rambut yang dapat mengganggu pengukuran. Kaki responden lurus serta
tumit dan betis menempel pada dinding.
Mengatur pandangan responden lurus ke depan dan berdiri tegak
lurus dan memastikan bahu responden lurus dan tegak, tangan disamping,
serta bagian belakang kepala, rentang bahu, dan bokong tepat menempel
pada dinding. Jika posisi responden sudah benar, batas kepala microtaise
diturunkan perlahan-lahan sampai puncak kepala klien. Hasil pen gukuran
kemudian di catat ( Par’i, 2016).

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan bahwa instrument
sebagai alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Realibilitas
adalah suatu indeks yang menunjukkan bahwa instrument sebagai alat ukur
dapat memperoleh “hasil ukur” yang ajeg (consistant) atau tetap asas
(Notoatmodjo, 2010).
Kuesioner siklus menstruasi digunakan kuesioner yang sudah pernah
digunakan peneliti lain sehingga tidak dilakukan uji validitas dan rea libilitas
lagi. Timbangan berat badan (bathroom scale) dan pengukur tinggi badan
(microtoise) sudah sesuai standart dari Kementrian Kesehatan RI.
22

G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Meminta surat izin penelitian dari pengelola program studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
2) Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada
kepala sekolah SMA Negeri 1 Tigapanah yang digunakan sebagai
tempat penelitian
3) Memberikan penjelasan kepada kepala sekolah mengenai penelitian
yang akan dilakukan di SMA Negeri 1 Tigapanah
4) Memperkenalkan diri kepada calon responden dan menjelaskan
kepada calon responden mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur
pelaksanaan penelitian dan menanyakan apakah calon responden
bersedia menjadi objek penelitian
5) Melakukan penarikan sampel dengan cara simple random sampling
6) Responden yang terpilih dan bersedia menjadi objek penelitian
kemudian diberikan inform consent untuk ditandatangani
7) Membagikan lembar kuesioner dan meminta responden untuk mengisi
data demografi
8) Responden kemudian ditimbang di timbangan injak merk Gea dan
diukur tingginya menggunakan microtaise merk One Med, kemudian
hasil pengukuran di catat di lembar kuesioner
9) Responden kemudian diberi waktu selama 10 menit untuk menjawab
pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Peneliti mendampingi
responden saat pengisian kuesioner
10) Setelah selesai, peneliti mengecek dan memastikan kembali bahwa
semua pertanyaan sudah terisi.
11) Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan dan
analisis data.

H. Pengolahan dan Analisis Data


Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui
beberapa tahap dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan data,
kejelasan tulisan serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi.
Kemudian data yang terkumpul diberi kode (coding) untuk memudahkan
23

peneliti dalam melakukan pengolahan data. Setelah selesai dilakukan


pengkodean, data dimasukkan (entry) dan peneliti melakukan tabulasi
(tabulating) yaitu melakukan penyusunan data sedemikian rupa agar
mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan
kesimpulan. Analisa data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat.
Analisa univariat menampilkan data karakteristik responden, indeks
massa tubuh, dan siklus menstruasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan persentase. Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang di teliti
yaitu indeks massa tubuh dan siklus menstruasi menggunakan uji Spearman
Rank, jika nilai P < 0,05 maka terdapat korelasi yang bermakna antara dua
variabel yang diuji. Nilai r (koefisien korelasi) berkisar antar -1 sampai
dengan +1 untuk menunjukkan derajat hubungan antara kedua variabel.
Dalam penelitian ini analisis data dibantu dengan menggunakan program
Statistic Product for Service Solution (SPSS) 16.0 for Windows. Untuk
menafsirkan hasil pengujian statistik tersebut, digunakan penafsiran korelasi
spearman menurut Sarwono tahun 2009.
Tabel H.1
Penafsiran Korelasi Spearman
Nilai r Penafsiran
0 Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0-0,25 Korelasi sangat lemah
>0,25-0,5 Korelasi cukup
>0,5-0,75 Korelasi kuat
>0,75-0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
24

I. Etika Penelitian
I.1 Right to self determination
Responden memiliki hak otonomi untuk berpartisipasi atau tidak
berpartisipasi dalam penelitian ini.

I.2 Informed concent


Setelah memperoleh penjelasan dari peneliti tentang tujuan, manfaat,
dan prosuder penelitian, responden diberikan lembar persetujuan menjadi
responden yang sudah disiapkan peneliti sebelumnya oleh peneliti. Apabila
responden setuju, maka responden diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan tersebut.

I.3 Right to privacy and dignity


Peneliti melindungi privasi dan martabat responden selama
penelitian.

I.4 Right to anonymity and confidentially


Data penelitian yang berasal dari responden tidak disertai dengan
identitas responden tetapi hanya dengan kode responden. Data yang
diperoleh dari responden hanya diketahui oleh peneliti dan responden yang
bersangkutan.
25

BAB IV
HASIL D AN PEMBAH ASAN
A. HASIL
Bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang
hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri
di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo Tahun 2018 dengan jumlah
responden sebanyak 127 orang. Selanjutnya penyajian hasil data penelitian
meliputi data karakteristik responden, status gizi dalam indeks massa tubuh,
siklus menstruasi, serta hubungan antara status gizi dengan siklus
menstruasi.

A.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap remaja putri di SMA Negeri 1 Tigapanah


menunjukkan gambaran hasil penelitian tentang karakteristik responden
yang mencakup usia, usia saat menarche, berat badan, dan tinggi badan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel A.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik F (%)
Usia
16 Tahun 46 36,2
17 Tahun 71 55,9
18 Tahun 10 7,9

Usia Menarche
<12 tahun 2 1,6
12-13 tahun 82 64,6
>13 tahun 43 33,9

Berat Badan (kg)


40-50 Kg 32 25,2
51-60 Kg 58 45,7
61-70 Kg 27 21,3
71-80 Kg 8 6,3
>80 Kg 2 1,6

Tinggi badan (cm)


140-150 Cm 17 13,4
151-160 Cm 90 70,9
161-170 Cm 20 15,7
26

Dari tabel A.1 dapat diketahui bahwa rentang usia responden antara 16-
18 tahun dengan mayoritas responden berusia 17 tahun sejumlah 71 orang
(55,9 %), sedangkan kelompok usia responden yang paling sedikit adalah
usia 18 tahun sejumlah 10 orang (7,9%). Mayoritas responden mendapatkan
menstruasi pertama (menarche) usia 12-13 tahun yaitu sebanyak 82 orang
(64,6%). Pada tabel A.1 menunjukkan gambaran mayoritas responden
dengan berat badan 51-60 kg sebanyak 58 orang (45,7%) dan tinggi badan
151-160 cm sebanyak 90 orang (70,9%).

A.2 Analisa Univariat


A.2.1 Indeks Massa Tubuh
Tabel A.2.1
Distribusi Frekuensi dan Persentase Indeks Massa Tubuh pada Remaja
Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

Indeks Massa Tubuh f (%)


menurut umur (IMT/U)

Kurus 1 0,8 %
Nomal 81 63,8 %
Gemuk 45 35,4 %

Tabel A.2.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki indeks


massa tubuh yang normal sejumlah 81 orang (63,8%) dan kategori
indeks massa tubuh kurus adalah yang paling sedikit yaitu sejumlah 1
orang (8%)

A.2.2 Siklus Menstruasi


Tabel A.2.2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi pada Remaja
Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

Karakteristik F %

Siklus Menstruasi
Normal 78 61,4 %
Tidak Normal 49 38,6 %
27

Tabel A.2.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki siklus


menstruasi yang normal yaitu sebanyak 78 orang (61,4%).

A.3 Analisa Bivariat


A.3.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi
Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo

Tabel A.3.1
Hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri
di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo
Indeks Siklus Menstruasi
Massa Normal Tidak Total
Tubuh normal R p
n % n % n %
Kurus 1 0,8% 0 - 1 0,8%

Normal 59 46,5% 22 17,3% 81 63,8%


0,329 0,000
Gemuk 18 14,2% 27 21,3% 45 35,4%

Total 78 61,4% 49 38,6% 127 100%

Dari tabel A.3.1 dapat diketahui mayoritas remaja putri memiliki siklus
menstruasi yang normal yaitu sebanyak 78 orang (61,4%), sedangkan
49 remaja (38,6%) memiliki siklus menstruasi yang tidak normal. Dari 45
remaja dengan kategori IMT gemuk yang mengalami siklus yang tidak
normal sebanyak 27 orang (21,3%). Pada kategori IMT normal, dari 81
remaja putri, yang mengalami ketidaknormalan siklus menstruasi
sebanyak 22 orang (17,3%). Pada kategori IMT kurus hanya terdapat 1
orang dan siklus menstruasinya normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis hubungan indeks
massa tubuh dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA Negeri 1
Tigapanah dengan uji spearman rank diperoleh nilai p = 0,000. Angka ini
lebih kecil dari α=0,05 yang berarti terdapat hubungan yang berm akna
antara indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri
di SMA Negeri 1 Tigapanah. Nilai r (koefisien korelasi) sebesar 0,329
yang menunjukkan korelasi positif cukup. Hubungan positif disini
28

menandai hubungan yang sifatnya searah, korelasi positif terjadi jika


semakin besar nilai satu variabel maka nilai variabel lain semakin besar.

B. Pembahasan
B.1 Indeks Massa Tubuh
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium
maupun secara antropometri. Antropometri merupakan cara penentuan
status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT)
direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status
gizi remaja (Waryana, 2010). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden memiliki indeks massa tubuh normal yaitu sebanyak
81 orang (63,8%) dan sebagian kecil dalam kategori kurus sebanyak 1
orang (0,8%). Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan
penelitian Pratiwi (2011) yang menemukan mayoritas subjek memiliki
indeks massa tubuh normal yaitu sebanyak 97 orang (53,0%).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Arisman (2007) bahwa
perkembangan perekonomian dan teknologi menyebabkan perbaikan gizi
jika dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi indeks massa tubuh pada dasarnya ditentukan
ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
genetik, asupan makanan, dan penyakit infeksi. Faktor eksternal terdiri dari
faktor pertanian, faktor ekonomi, faktor sosial budaya, dan pengetahuan
gizi. Selain itu, banyak hal yang turut mempengaruhi keadaan status gizi.
Faktor teknologi juga merupakan faktor yang penting dalam m empengaruhi
status gizi remaja (Suhardjo, 2007).
Gizi kaum remaja yang dicerminkan oleh pola makannya akan
sangat menentukan apakah mereka bisa mencapai pertumbuhan fisik yang
optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Pertumbuhan fisik
remaja akan sangat ditentukan oleh asupan kalori dan protein. Dengan
mengkonsumsi kalori dan protein secara cukup maka pertumbuhan badan
yang menyangkut pertambahan berat badan dan tinggi badan akan dapat
dicapai dengan baik (Dieny, 2014).
29

B.2 Siklus Menstruasi

Keteraturan siklus menstruasi merupakan rangkaian siklus


menstruasi yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara
simultan ketika perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya endometrium uterus.
Perbedaan panjangnya pola menstruasi antar wanita biasanya disebabkan
karena tidak seimbangnya hormon estrogen, progesteron, LH dan FSH
karena suatu penyakit, status gizi maupun stress (Devirahma dalam
Felicia, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 78 responden (61,4%)


yang mengalami siklus menstruasi normal (21-35 hari) dan 49 responden
(38,6%) yang mengalami siklus menstruasi yang tidak normal (<21 hari dan
>35 hari). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Primastuti (2012) tentang
hubungan obesitas dengan ketidakteraturan siklus menstruasi juga
menunjukkan bahwa mayoritas dari 76 responden memiliki siklus
menstruasi yang normal sebanyak 81,58%.

Dilihat dari usia menarche, semua responden sudah mendapat


menstruasi lebih dari 2 tahun, karena diharapkan dari kriteria tersebut
responden sudah mempunyai siklus menstruasi yang normal. Sibagariang
et al., (2013) mengatakan bahwa penyimpangan ataupun gangguan
menstruasi dinilai masih dalam batas normal bila terjadi selam a dua tahun
pertama setelah menstruasi pertama kali.

Menurut Kusmiran (2013), faktor risiko yang menyebabkan gangguan


menstruasi adalah berat badan, aktivitas fisik, stress, diet, paparan
lingkungan dan kondisi kerja, interaksi social dan lingkungan, dan
gangguan endokrin. Selain faktor status gizi banyak sekali faktor lain yang
mempengaruhi siklus menstruasi, namun dalam penelitian ini tidak semua
faktor diungkapkan secara mendetail karena terbatasnya instrument
pengukuran dan alokasi waktu penelitian.
30

B.3 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi

Analisis data tentang hubungan Indeks Massa Tubuh dengan siklus


menstruasi dengan menggunakan bantuan software computer SPSS 16.0.
Uji statistik yang digunakan adalah uji Spearman rank sehingga didapatkan
hasil (p=0,000, r=0,329) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna
diantara kedua variabel dan memiliki korelasi positif cukup.
Salah satu hormon yang berperan dalam menstruasi adalah
estrogen. Estrogen ini disintetis di ovarium, adrenal, plasenta, testis,
jaringan lemak dan susunan saraf pusat. Menurut analisis penyebab lebih
panjangnya siklus menstruasi diakibatkan jumlah estrogen yang meningkat
dalam darah akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh (Hupitoyo, 2011).
Apabila status gizi seorang wanita bagus, dia tidak akan ada
hambatan dalam sistem reproduksinya. Hasil penelitian dari 81 responden
yang memiliki indeks massa tubuh normal, terdapat 22 responden
(27,16%) yang mengalami siklus menstruasi yang tidak normal. Disini perlu
diperhatikan bahwa dalam sistem reproduksi seorang wanita selain
dibutuhkan nutrisi yang baik juga faktor psikologis mempengaruhi. Jika
seorang wanita mengalami gangguan psikologis, meskipun nutrisinya
bagus maka sistem reproduksinya bisa terganggu. Gizi dan makanan tidak
saja diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan fisik, mental dan
kesehatan tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang
agar mendapat keturunan (Sibagariang, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati pada tahun 2015 yang berjudul “Hubungan antara Indeks
Massa Tubuh dengan Lama Siklus Menstruasi Mahasiswi DIII Kebidanan
FK UNS”. Uji yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah uji
Spearman Rank dengan hasil yang diperoleh adalah terdapat korelasi
bermakna antara Indeks Massa Tubuh dengan Lama Siklus Menstruasi
dengan nilai p = 0,002 dan r = 0,343. Dimana diperkirakan menstruasi akan
teratur jika IMT lebih besar 19kg/m 2 dan 22% berat badan perempuan
harus tersusun atas lemak untuk menjamin lancarnya siklus ovulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dari 45 responden yang mempunyai
indeks massa tubuh gemuk, mayoritas mengalami siklus menstruasi yang
31

tidak normal yaitu sebanyak 27 orang (60,0%). Berhubungan dengan


fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang anovulasi akan
meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata wanita
gemuk mempunyai resiko tinggi terhadap ovulasi infertile, dan fungsi
ovulasi terganggu, sehingga menjadi tidak subur (Sibagariang, 2013).
Adnyani (2012) pada penelitiannya tentang hubungan status gizi
dengan siklus menstruasi pada remaja putri kelas X di SMA PGRI 4
Denpasar menemukan bahwa kelompok responden yang mempunyai
status gizi lebih kebanyakan mengalami siklus menstruasi yang tidak
teratur. Primastuti (2012) pada penelitiannya juga menemukan bahwa
obesitas meningkatkan faktor risiko terjadinya ketidakteraturan siklus
menstruasi hingga 3,5 lipat.
Hal ini dapat terjadi karena perempuan yang memiliki IMT gemuk
banyak mempunyai cadangan lemak pada tubuhnya, sehingga akan terjadi
peningkatan aromatisasi androgen menjadi estrogen (Ganong, 2011).
Dengan demikian pada wanita gemuk kadar estrogen cenderung tinggi.
Kadar esterogen yang tinggi akan memberikan feed back negatif terhadap
sekresi GnRh. Meningkatnya jumlah estrogen yang ada dalam darah
disebabkan karena produksi estrogen pada sel-sel teka. Sel teka
menghasilkan androgen dan merespon LH (luteinizing hormone) dengan
meningkatkan jumlah reseptor LDL (low-density lipoprotein) yang berperan
dalam pemasukan kolesterol ke dalam sel (Hupitoyo, 2011).
LH juga menstimulasi aktivitas protein khusus (P450scc), yang
menyebabkan peningkatan produksi androgen. Ketika androgen berdifusi
ke sel granulosa dan jaringan lemak, androgen mengalami metabolisme
oleh aromatase menjadi estrogen. Semakin banyak jaringan lemak,
semakin banyak estrogen yang terbentuk, meningkatnya kadar estrogen
dalam darah akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh menyebabkan
gangguan fungsi ovarium dengan lebih panjangnya siklus menstruasi
(Hupitoyo, 2011).
Gangguan siklus menstruasi disebabkan karena adanya gangguan
umpan balik dengan kadar estrogen yang selalu tinggi sehingga kadar FSH
tidak pernah mencapai puncak. Dengan demikian pertumbuhan folikel
terhenti sehingga tidak terjadi ovulasi. Keadaaan ini berdampak pada
32

perpanjangan siklus menstruasi ataupun kehilangan siklus menstruasi


(Prawirohardjo, 2010).
Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan androgen
menjadi estrogen. Hypothalamus merangsang peningkatan sekresi hormon
LH serta terjadi hypoandrogenisme kadar testoteron yang rendah. W anita
kegemukan dengan siklus menstruasi yang normal kadar testosteronnya
lebih rendah daripada wanita gemuk yang mengalami amenore (W aryana,
2010).
Pada tabel A.3.1 menunjukkan data responden Indeks Massa Tubuh
kurus sebanyak 1 orang (0,8%) memiliki siklus menstruasi normal. Hal ini
dapat terjadi karena tingkat toleransi hormone dalam tubuh tiap individu
berbeda-beda sehingga aksi hipotalamus-hipofisis-ovarium juga ikut
menyesuaikan dengan keadaan tubuh responden.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak bisa mengendalikan
faktor luar yang bisa mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya stress yang
sedang dialami responden. Hal ini dikarenakan terbatasnya instrument dan
waktu penelitian.
33

BAB V

KESIMPULAN DAN SAR AN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan


sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas siswi memiliki Indeks Massa Tubuh normal yaitu


sebesar 63,8%
2. Mayoritas besar siswi memiliki siklus menstruasi normal (21-35
hari) yaitu sebesar 61,4%
3. Ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Siklus
Menstruasi pada remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah dengan
nilai p = 0,000 dan terdapat korelasi positif cukup dengan nilai
r = 0,329

B. Saran

1. Bagi Tenaga Pengajar


Diharapkan tenaga pengajar dapat lebih memahami tentang kesehatan
reproduksi remaja khususnya siklus menstruasi sehingga dapat diberikan
informasi kesehatan kepada remaja putri di SMA Negeri 1 Tigapanah.
2. Bagi Remaja
Diharapkan remaja mulai memperhatikan perubahan siklus menstruasi
setiap bulan secara teratur dan mulai menjaga berat badan dengan cara
mengatur pola makan dan melakukan olahraga secara teratur.
3. Bagi Kampus Peneliti
Diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan khususnya yang
berhubungan dengan siklus menstruasi dan status gizi dan menambah
jam bertamu di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, Nkw. 2013. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Kelas X Di Sma Pgri 4 Denpasar. Skripsi. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali
Adriani, M. dan B. Wirjatmadi. 2014. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Edisi
Pertama. Kencana. Jakarta

Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta


Bieniasz, J., Zak, T., Zietek, L., Noczyska, A. 2006. Causes of menstrual disorder
in adolescent girls – a retrospective study. Endokrynol Diabetol Chor
Przemiany Materii Wieku Rozw 12(3):205-10

Dieny, F. 2014. Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Graha Ilmu. Yogyakarta
Felicia, E. Hutagaol., R.Kundre. 2015. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus
Menstruasi Pada Remaja Putri di PSIK FK Unsrat Manado. eJurnal
Keperawatan 3(1): 2

Ganong, W.F. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. EGC. Jakarta

Hollingworth, T. 2012. Diagnosis Banding Dalam Obstetri & Ginekologi: A-Z.


EGC. Jakarta

Hupitoyo. 2011. Obesitas dan Fertilitas. Bumi Kisara. Jakarta


Irianto, K. 2014. Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia Untuk Paramedis
dan Nonmedis. Alfabeta. Bandung
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta
Kumalasari.I dan Iwan. 2013. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
Kusmiran,E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika.
Jakarta

Laila, N. 2016. Buku Pintar Menstruasi. Bukubiru. Jogjakarta

Notoatmodjo,S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta. Jakarta


Noviana,N. 2016. Konsep HIV/AIDS, Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi.
Edisi Pertama. TIM. Jakarta

Par’i.H. 2016. Penilaian Status Gizi: Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar.
EGC. Jakarta

Patimah,S. 2017. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kelahiran. Refika
Aditama. Bandung
Pratiwi, A. 2011. Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
Siswi SMA Negeri 1 Mojolaban. KTI. Program Studi D-IV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka. Jakarta


Primastuti, H. N. 2012. Hubungan Obesitas Dengan Ketidakteraturan Siklus
Menstruasi. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Proverawati, A dan S. Misaroh. 2016. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. Edisi Kedua. Nuha Medika. Yogyakarta
Purwitasari, D dan D. Maryanti. 2011. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta
Purwoastuti, E dan E. Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi
Dan Keluarga Berencana. Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. 2017. Data dan Informasi
Profil Kesehatan Indonesia 2016

Puspitaningtyas, DI. 2014. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Siklus


Menstruasi Pada Remaja Putri di SMA Negeri 2 Surakarta. Skripsi.
Program Studi D-IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret. Surakarta
Rahmawati, A. 2015. Hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan Lama Siklus
Menstruasi Mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS. Skripsi. Program Studi
DIV Bidan Pendidik Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Rajagukguk, S. 2016. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Skripsi. Program studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional
2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. Jakarta
Sarwono, J. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. ANDI.
Yogyakarta

Sibagariang. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. TIM. Jakarta

, R Pusmaika dan Rismalinda. 2013. Kesehatan Reproduksi


Wanita. TIM. Jakarta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung


, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.
Alfabeta. Bandung

Suhardjo. 2007. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta


Thapa, B. dan T. Shrestha. 2015. Relationship between Body Mass Index and
Menstrual Irregularities among the Adolescents. International Journal of
Nursing Research and Practice 2(2)

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama. Yogyakarta

World Health Organization. 2014. World Health Statistics. Switzerland

. 2007. WHO Reference 2007 for Child and Adolescent. WHO, Geneva
Lampiran

Waktu penelitian

Jangka Waktu
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

Studi pendahuluan
Pengajuan judul
Penyusunan BAB I –
III
Ujian proposal
Perbaikan proposal
Penelitian
Pengumpilan data
Pengolahan data
Membuat laporan hasil
Seminar hasil
LEMBAR PENJELASAN

Nama Peneliti : Berty Lorenza Br Sitepu


Judul Penelitian : Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi
Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Tigapanah Kabupaten
Karo Tahun 2018

Peneliti adalah mahasiswi Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan D-IV


Kebidanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks
massa tubuh dengan siklus menstruasi. Siklus menstruasi sering dikaitkan dengan
keseimbangan hormon reproduksi di dalam tubuh. Siklus menstruasi yang tidak
teratur menunjukkan adanya gangguan fungsi sistem reproduksi yang dihubungkan
dengan beberapa penyakit. Banyak faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi,
salah satunya berat badan atau indeks massa tubuh.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah mem berikan informasi tambahan di
bidang kesehatan tentang hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi,
serta dapat memberikan data untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
Oleh karena itu saya meminta kesediaan Saudari untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini dengan sukarela dan tanpa paksaan. Saya akan melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan serta mengajukan beberapa pertanyaan
seputar siklus menstruasi yang dialami. Saya mengharapkan saudari menjawab
semua pertanyaan dengan kejadian sebenar-benarnya yang dialami.

Penelitian ini tidak menimbulkaan resiko. Apabila Saudara merasa tidak


aman saat pengumpulan data, Saudara boleh tidak menjawab atau mengundurkan
diri dari penelitian ini. Indentitas pribadi Saudari sebagai partisipan akan
dirahasiakan dan informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian
ini. Untuk penelitian ini, Saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Setelah
memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudari
bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya siapkan. Bila terdapat hal
yang kurang dimengerti, Saudari dapat langsung menanyakan kepada Saya sebagai
peneliti. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan kesedian Saudari
menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Peneliti,

Berty Lorenza Br Sitepu


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di baawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan Indeks


Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1
Tigapanah” dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk ikut serta
berpartisipasi menjadi objek penelitian.

Medan, ………………2018

Yang membuat pernyataan Peneliti

………………………………. Berty Lorenza br Sitepu

*) coret yang tidak perlu


KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi

Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 TIGAPAN AH

A. Data demografi
Petunjuk pengisian: isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda
check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia, atau dengan mengisi titik-titik sesuai
dengan situasi dan kondisi Saudari saat ini.

1. Nama :

2. Tanggal lahir :

3. Usia Menarche : Dibawah 12 tahun

(menstruasi pertama kali) 12-13 tahun

Diatas 13 tahun

4. Riwayat merokok : Ada Tidak ada

5. Penyakit ginekologis : Ada (Sebutkan) ………


(Penyakit pada sistem
Reproduksi) Tidak ada

6. Sedang mengkonsumsi : Ya (Sebutkan)……


obat-obatan hormonal
Tidak ada

6. Penyakit lain : ………


B. Data Antropometri

1. Berat Badan : kg
2. Tinggi Badan : cm

C. Siklus Menstruasi
1. Siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya Anda mengalami
.menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Berapa harikah
siklus menstruasi Anda berlangsung?
a. 21-35 hari
b. < 21 hari
c. > 35 hari
d. > 3 bulan

2. Berapa harikah lamanya menstruasi Anda berlangsung?


a. 3-7 hari
b. < 3 hari
c. > 7 hari
Berat Siklus siklus mens
Kode Usia UM badan Tinggi badan IMT Mens Lama mens : normal/tidak
1 2 2 2 2 2 1 1 1
2 2 2 2 2 2 1 1 1
3 2 2 3 2 3 3 1 2
4 3 3 1 1 2 1 1 1
5 2 2 1 2 2 1 1 1
6 2 2 2 2 3 1 2 2
7 1 2 1 2 2 2 2 2
8 2 3 4 2 3 3 1 2
9 1 3 3 2 3 1 1 1
10 2 3 3 2 3 2 1 2
11 1 3 5 2 3 2 1 2
12 2 2 2 2 2 1 1 1
13 2 3 2 3 2 1 1 1
14 1 3 1 2 2 1 1 1
15 1 2 3 3 2 1 1 1
16 2 2 1 2 2 1 1 1
17 1 2 2 3 2 1 1 1
18 2 3 2 2 2 1 1 1
19 2 3 1 2 2 1 1 1
20 1 1 5 3 3 3 1 2
21 1 3 2 2 2 1 1 1
22 1 2 2 2 2 1 1 1
23 2 3 2 1 3 1 1 1
24 2 3 1 1 2 1 1 1
25 3 2 2 3 2 1 1 1
26 2 3 4 3 3 1 1 1
27 1 2 3 3 3 1 1 1
28 1 2 1 1 3 1 2 2
29 1 2 4 3 3 2 2 2
30 1 2 2 1 3 2 1 2
31 3 2 1 2 2 3 1 2
32 1 3 1 2 2 4 1 2
33 1 2 4 2 3 1 1 1
34 2 2 2 1 3 1 1 1
35 1 2 4 2 3 1 1 1
36 1 2 1 2 2 1 1 1
37 2 3 2 1 2 2 1 2
38 1 2 2 2 2 2 1 2
39 1 2 3 2 3 1 1 1
40 2 3 2 2 2 2 1 2
41 2 3 2 2 2 2 1 2
42 2 2 3 3 2 2 1 2
43 2 2 2 2 3 2 1 2
44 2 3 2 2 2 2 2 2
45 1 3 3 2 3 1 2 2
46 1 2 2 2 2 3 3 2
47 1 2 3 3 3 1 1 1
48 1 2 3 2 3 1 2 2
49 2 2 1 1 2 4 1 2
50 2 3 1 1 2 1 1 1
51 2 3 2 3 2 3 2 2
52 2 2 2 2 2 1 1 1
53 1 2 2 2 2 1 1 1
54 1 2 2 2 2 1 1 1
55 3 2 1 2 2 1 1 1
56 2 2 1 2 2 1 1 1
57 2 2 2 1 2 3 1 2
58 1 2 3 2 3 3 1 2
59 2 2 2 2 2 1 1 1
60 2 2 4 2 3 1 2 2
61 2 2 3 2 3 1 1 1
62 2 2 2 2 2 4 2 2
63 1 3 2 2 2 3 1 2
64 2 2 2 1 2 1 1 1
65 1 2 1 2 2 1 1 1
66 2 3 2 3 2 1 1 1
67 2 2 2 2 2 1 1 1
68 2 2 2 3 2 1 1 1
69 2 3 2 3 2 1 1 1
70 1 3 2 2 2 1 1 1
71 1 3 1 1 2 1 1 1
72 1 3 3 2 3 1 1 1
73 2 2 3 3 2 1 1 1
74 2 2 2 1 3 3 1 2
75 1 2 2 3 2 1 1 1
76 3 3 1 2 2 1 1 1
77 2 3 3 2 3 3 1 2
78 2 2 2 2 2 1 1 1
79 2 2 4 2 3 3 1 2
80 3 2 1 2 2 1 1 1
81 2 2 1 2 2 1 1 1
82 1 2 3 3 2 1 1 1
83 2 2 3 3 3 1 1 1
84 2 2 3 2 3 3 1 2
85 2 3 2 2 3 1 1 1
86 3 2 2 2 2 1 1 1
87 3 2 1 1 2 1 1 1
88 2 3 2 2 3 1 1 1
89 1 3 3 2 3 3 1 2
90 2 3 2 3 2 1 1 1
91 1 1 1 2 2 1 1 1
92 2 3 2 2 2 1 1 1
93 2 3 2 2 2 1 1 1
94 1 2 2 2 2 1 1 1
95 1 3 2 2 2 1 1 1
96 2 2 3 2 3 3 1 2
97 2 3 1 2 2 1 1 1
98 1 3 2 2 2 1 1 1
99 1 2 3 2 3 1 1 1
100 1 2 2 2 2 1 1 1
101 1 3 1 2 2 1 1 1
102 1 3 2 2 3 1 1 1
103 1 2 2 2 3 3 1 2
104 1 2 1 2 2 2 1 2
105 2 2 2 2 2 1 1 1
106 2 3 3 2 3 3 1 2
107 2 2 1 2 2 1 1 1
108 2 2 1 2 2 2 1 2
109 2 2 3 2 3 1 1 1
110 2 2 2 2 2 1 1 1
111 2 2 1 2 1 1 1 1
112 2 2 3 2 3 3 1 2
113 1 2 2 2 2 1 1 1
114 3 2 3 1 3 3 1 2
115 2 2 4 2 3 3 1 2
116 2 3 3 1 3 3 1 2
117 2 2 2 2 2 1 1 1
118 1 2 2 1 3 1 1 1
119 2 2 2 3 2 2 1 2
120 2 2 1 2 2 2 1 2
121 2 2 1 2 2 1 1 1
122 2 2 2 2 2 1 1 1
123 2 2 3 2 3 3 1 2
124 2 2 1 2 2 2 1 2
125 2 3 1 2 2 2 1 2
126 2 2 2 2 2 1 1 1
127 3 2 2 2 2 3 1 2
Usia IMT Usia Menarche Berat Badan Tinggi Badan Siklus Menstruasi Lama Menstruasi

N Valid 127 127 127 127 127 127 127

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 16 Tahun 46 36.2 36.2 36.2

17 Tahun 71 55.9 55.9 92.1

18 Tahun 10 7.9 7.9 100.0

Total 127 100.0 100.0

Usia Menarche

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <12 Tahun 2 1.6 1.6 1.6

12-13 Tahun 82 64.6 64.6 66.1

>13 tahun 43 33.9 33.9 100.0

Total 127 100.0 100.0

Berat Badan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 40 Kg - 50 Kg 32 25.2 25.2 25.2

51 Kg - 60 Kg 58 45.7 45.7 70.9

61 Kg - 70 Kg 27 21.3 21.3 92.1

70 Kg - 80 Kg 8 6.3 6.3 98.4

>80 Kg 2 1.6 1.6 100.0


Valid 140 Cm - 150 Cm 17 13.4 13.4 13.4

151 Cm - 160 Cm 90 70.9 70.9 84.3

161 Cm - 170 Cm 20 15.7 15.7 100.0

Total 127 100.0 100.0

Siklus Menstruasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 21-35 Hari 83 65.4 65.4 65.4

<21 Hari 18 14.2 14.2 79.5

>35 Hari 23 18.1 18.1 97.6

>3 Bulan 3 2.4 2.4 100.0

Total 127 100.0 100.0

Lama Menstruasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3-7 Hari 116 91.3 91.3 91.3

<3 Hari 10 7.9 7.9 99.2

>7 Hari 1 .8 .8 100.0

Total 127 100.0 100.0

Statistics

IMT SM

N Valid 127 127

Missing 0 0
Valid Kurus 1 .8 .8 .8

Normal 81 63.8 63.8 64.6

Gemuk 45 35.4 35.4 100.0

Total 127 100.0 100.0

SM

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid normal 78 61.4 61.4 61.4

tidak normal 49 38.6 38.6 100.0

Total 127 100.0 100.0


Crosstabs
[DataSet2]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

IMT * SM 127 100.0% 0 .0% 127 100.0%

IMT * SM Crosstabulation

Count

SM

normal tidak normal Total

IMT kurus 1 0 1

normal 59 22 81

gemuk 18 27 45
Total 78 49 127
Nonparametr ic Correlations

Correlations

IMT SM
**
Spearman's rho IMT Correlation Coefficient 1.000 .329

Sig. (2-tailed) . .000

N 127 127
**
SM Correlation Coefficient .329 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 127 127

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Berty Lorenza Br Sitepu

Tempat, tanggal lahir : Kabanjahe, 01 Oktober 1996

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Jamin Ginting Kompleks Merga Silima Lr.IV No. 17,

Kabanjahe, Sumatera Utara

Riwayat Pendidikan :- SD Negeri 044844 Gurubenua 2002-2008


- SMP Negeri 2 Kabanjahe 2008-2011
- SMA Negeri 1 Tigapanah 2011-2014
- Poltekkes Kemenkes RI Medan 2014-2018

Riwayat Organisasi : - Wakil Bendahara Osis 2012

Anda mungkin juga menyukai