- Etiologi
- Pencegahan
-Penanganan
Waktu : 50 Menit
Tujuan :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti mengenai penyakit infeksi tetanus.
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan kembali
Materi : Terlampir
Evaluasi :
1.Evaluasi struktural
2.Evaluasi Proses
3.Evaluasi Hasil
Pertanyaan
Jawab
a. Peserta mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit infeksi tetanus.Tetanus
(lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri
Clostridium tetani.
b. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit infeksi tetanus
Demam tinggi
Trismus (kekakuan rahang)
Gelisah
Kesusahan untuk menelan
Menggigil
Nyeri tenggorokan
Kejang kaku lengan serta tungkai
c. Peserta mampu menyebutkan bagaimana cara mencegah penyakit infeksi tetanus
1.Pemberian imunisasi TT
2.Pertolongan persalinan dengan aman,pemotongan tali pusat dengan keadaan steril
3.Perawatan tali pusat sesuai dengan persyaratan kesehatan
4. Pada anak-anak diberikan vaksin DPT (difteri pertusis tetanus)
5.Pada dewasa diberikan booster
6.Pemberian Anti Tetanus Serum (ATS)
7.Jika vaksin tidak lengkap,diberi suntikan immunoglobulin tetanus
8.Jika terjadi luka tusukan yang cukup dalam harus dibersihkan secara seksama.
Penderita sebaiknya dirawat di RS, diisolasi di ruangan khusus, hindarkan dari hal-hal
yang dapat menimbulkan rangsangan dan menyebabkan kejang
Pemberian ATS 20.000 IU/ hari 2 hari berturut-turut oleh petugas kesehatan
Mengetahui
Pembimbing Institusi
MATERI PENYULUHAN
1.Definisi
Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh
bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus
banyak ditemukan di negara-negara berkembang.
2.Etiologi
Penyebab tetanus adalah bakteri clostridium tetani yang merupakan kuman gram
positif, anaerob, bentuknya batang dan ramping. Kuman tersebut terdapat ditanah, di saluran
pencernaan manusia dan hewan. Tahan terhadap panas.
Bakteri an-aerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama
bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan.
Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang
dalam maupun luka yang dangkal. Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan
pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum).
Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri,
bukan bakterinya.
Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul
dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi.
Demam tinggi
Trismus (kekakuan rahang) : Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya
(trismus). Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai
dengan kedua alis yang terangkat.
Gelisah
Menggigil
Nyeri tenggorokan
Kekakuan rahang
Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit
penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter
perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih.
Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa
memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan.
Selama kejang seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku
atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga menyebabkan gangguan pernafasan sehingga
terjadi kekurangan oksigen.
Biasanya jika tidak terjadi demam. Laju pernafasan dan denyut jantung serta refleks-refleks
biasanya meningkat.
Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa
menetap selama beberapa minggu.
4.Pencegahan
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya.
Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).
Dewasa sebaiknya menerima booster.
*Pada ibu hamil dilakukan suntik TT
Interval
minimal)
Pada kunjungan
TT 1 antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah 3 th 80 %
TT 1
1 tahun setelah
TT 4 10 th 95%
TT 3
3 tahun setelah
TT 5 25 th/ seumur hidup 99 %
TT 4
*Pada saat pertolongan persalinan dan pemotongan tali pusat harus dalam keadaan yang steril
sesuai dengan standar kesehatan
*Pada bayi, sebaiknya perawatan tali pusat dilakukan sesuai dengan persyaratan Kesehatan
*Jika terjadi luka tusukan yang cukup dalam harus dibersihkan secara seksama.
Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran
dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
5.Penanganan
Penderita sebaiknya dirawat di RS, diisolasi di ruangan khusus, hindarkan dari hal-hal
yang dapat menimbulkan rangsangan dan menyebabkan kejang
Pemberian ATS 20.000 IU/ hari 2 hari berturut-turut oleh petugas kesehatan,untuk
menetralisir racun