Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DENGAN KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLY)

Oleh :

ROSALINA BR. SITEPU


NIM. 2212020

TUGAS MATA KULIAH : KESELAMATAN IBU DAN KELANGSUNGAN HIDUP ANAK

( ASUHAN : DR. AMENDA PASWIDA SEBAYANG, Amkeb, SST, SKM, M.Kes)

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESPRO

FAKULTAS KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLY)” sebagai pemenuhan tugas terstruktur mata kuliah
keselamatan ibu dan kelangsungan hidup anak pada S2 kesehatan masyarakat peminatan
kespro.

Dengan selesainya makalah ini dengan segala kekurangannya penyusun berharap


makalah ini bisa memberikan manfaat bagi rekan-rekan serta dapat memberikan sumbang
pengetahuan bagi rekan-rekan. Semoga tuhan yang maha esa selalu memberikan hikmah
untuk setiap langkah kita.

i
DAFTAR ISI :

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3


A. Definisi ....................................................................................................................... 3
B. Jenis Kehamilan Kembar ........................................................................................... 3
C. Etiologi ....................................................................................................................... 4
D. Patofisiologi ............................................................................................................... 5
E. Tanda dan Gejala ....................................................................................................... 6
F. Pertumbuhan Janin Kembar ....................................................................................... 7
G. Letak pada Presentasi Janin ....................................................................................... 7
H. Diagnosis ................................................................................................................... 8
I. Pengaruh Kehamilan Kembar .................................................................................... 9
J. Komplikasi ................................................................................................................ 10
K. Penatalaksanaan Kehamilan ...................................................................................... 10
L. Indikasi Persalinan secara SC ................................................................................... 11

ASKEB ASUHAN KEBINANAN IBU HAMIL .............................................................. 12


A. Pengkajian Data ........................................................................................................ 12
B. Interpretasi Data ........................................................................................................ 18
C. Masalah ..................................................................................................................... 19
D. Identifikasi Dan Antisipasi Diagnosa Potensial ........................................................ 19
E. Tindakan Segera ........................................................................................................ 19
F. Perencanaan .............................................................................................................. 19
G. Pelaksanaan ............................................................................................................... 20
H. Evaluasi ..................................................................................................................... 20

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 21


A. Kesimpulan ............................................................................................................... 21
B. Saran ........................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter
dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi janin.
Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar
memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila di inginkan hasil yang memuaskan
bagi ibu dan janin.
Insiden kehamilan kembar berkisar sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan
kehamilan kembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam setiap 6400 kelahiran karena
meningkatnya penggunaan obat-obatan penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro.
Kehamilan kembar khususnya kehamilan kembar dua fraternal, dimana fertilisasi terjadi
pada dua ovum cenderung terdapat pada sebuah keluarga. Kehamilan kembar ini
diturunkan lewat kedua orang tua denganseringkali melewatkan satu generasi. Kehamilan
kembar dua lebih sering ditemukan pada seorang ibu yang usianya lebih dari 35 tahun.
Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, diantaranya adalah kebutuhan
akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat
lainnya, terhadap janin yaitu usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya
jumlah janin pada kehamilan kembar yaitu 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75%
pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan
terjadinya bayi premature akan tinggi.
Terkait dengan hal tersebut, maka kami merasa tertarik untuk menyusun makalah
ini guna memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang kehamilan kembar.

B. Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami tentang defenisi gemeli
b. Untuk mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis gamely
c. Untuk mengetahui dan memahami tentang etiologi gemeli
d. Untuk mengetahui dan memahami tentang patofisiologi gemeli
e. Untuk mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala gemeli
f. Untuk mengetahui dan memahami tentang pertumbuhan janin kembar
g. Untuk mengetahui dan memahami tentang letak pada presentasi janin

1
h. Untuk mengetahui dan memahami tentang diagnosis gemely
i. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengaruh gemeli Untuk mengetahui dan
memahami tentang komplikasi gemeli
j. Untuk mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan kehamilan
k. Untuk mengetahui dan memahami tentang indikasi persalianan secara SC

C. Rumusan Masalah
a. Apa defenisi gemeli?
b. Apa jenis-jenis gemeli?
c. Apa etiologi gemeli?
d. Apa patofisiologi gemeli
e. Apa tanda dan gejala gemeli?
f. Bagaimana pertumbuhan janin kembar?
g. Bagaimana letak pada presentasi janin?
h. Apa diagnosis gemeli?
i. Apa pengaruh gemeli?
j. Apa komplikasi gemeli?
k. Bagaimana penatalaksanaan kehamilan?
l. Apa indikasi persalianan secara SC?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin
atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda atau gemelli (2 janin),
triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan
frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin. Hukum Hellin
menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk
triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya.
Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat di ketahui sejak usia kehamilan 5
minggu dengan melihat sejumlah kantung gestasidi dalam kavum uteri. Diagnosis
definitive kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih dari satu mudigah
yang menujukkan aktivitas denyut jantung. Morbiditas dan mortalitas mengalami
peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu perlu
dipertimbangkan kehamilan kembar sebagai kehamilan dengan komplikasi.

B. Jenis Kehamilan Kembar


1. Kembar Monozigotik.
Monozigotik atau identik muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang
kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi
untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Karena berasal dari satu
ovum, hamil kembar ini mempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin sama, wajah mirip,
golongan darah sama, cap tangan dan kaki sama.
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan
terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
a.    Apabila pembelahan terjadi 72 jam pertama setelah pembuahan, maka 2
embrio, 2amnion serta 2 chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di
chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta
tunggal yang menyatu.
b.    Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka 2 embrio akan
terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah atau 2 amnion, dengan
chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik,
monochorionik.

3
c.    Apabila terjadi sekitar 8-13 hari setelah pembuahan dimana amnion telah
terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan 2 embrio dengan kantong
amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.
d.   Apabila pembuahan terjadi setelah hari ke-13, yaitu setelah lempeng embrionik
terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang
menyatu atau kembar siam.

  2.  Kembar Dizigot.


Dizigotik atau fraternal yaitu kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang
terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik
dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat
keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas. Sebagian besar
kehamilan kembar dizigotik mempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin mungkin
berbeda, golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan tangan tidak sama, dan
dalam bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.

C. Etiologi
1. Faktor Ras
Pada kawasan afrika frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi, Knox
dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di
Nigeria mendapatkan bahwa kehamilan kembar terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran,
kehamilan pada orang timur tidak sering terjadi.
2. Faktor Keturunan
Sebagai penentu kehamilan kembar genotip ibu jauh lebih penting dari genotip
ayah. Wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan
bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan.
3. Faktor Umur dan Paritas
Untuk peningkatan usia sampai 40 tahun atau paritas 7, frekuensi kehamilan
kembar akan meningkat. Kehamilan kembar dapat terjadi kurang dari 1 per 3 pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran kembar, bila dibandingkan dengan wanita
yang berusia diantara 35-40 tahun dengan 4 anak atau lebih.
4. Faktor Nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan kembar berkaitan
dengan status nutrisi yang direpleksikan dengan berat badan ibu yang lebih tinggi dan

4
berbadan besar mempunyai resiko hamil kembar 25-30% dibandingkan dengan ibu
yang lebih pendek dan berbadan kecil.
5. Faktor Terapi Infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionik gonadotropin atau
chlomiphene citrat menghasilkan ovulasi ganda. Faktor resiko untuk kehamilan ganda
setelah ovarium distimulasi dengan hMG (therapy human menopause gonadotropin)
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin
pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karakteristik sperma, meningkatkan
konsentrasi dan mortilitas sperma.
6. Faktor Assited Reproductive Technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga
meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar. Pasien pada kasus ini, pembuahan
dilakukan melalui tehnik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum
yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio yang ditransfer kedalam
uterus.

D. Patofisiologi
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-rata
260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan kembar ±
2500 gram, triplet 1800 gram, kuadriplet 1400 gram. Penentuan zigositas janin dapat
ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila
terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah
monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa
monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.
Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar
dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan
sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang dimiliki bersama dapat. Secara umum, derajat
dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan
kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi
yang dikarateristikan kehamilan-kehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal
normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah
dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding
dengan persalinan dari janin tunggal.

5
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih sedikit
pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal, yang
menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar haemoglobin kehamilan kembar
dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan
dengan kehamilan tunggal, cardiac output meningkat sebagai akibat dari peningkatan
denyut jantung serta peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan
janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus
dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus
dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan
amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan
banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan
berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih
sekedar duduk. Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal
maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat
dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera
kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis
terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk
memungkinkan kehamilan dilanjutkan.
Berbagai macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari
komplikasi-komplikasi maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada
kehamilan kembar.

E. Tanda dan Gejala


1.   Uterus atau perut ibu hamil lebih cepat membesar melebihi pembesaran rahim yang
sesuai untuk kehamilan pada umumnya.
2.   Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan kenaikan berat badan lebih cepat.
3.   Merasakan gerakan bayi dibanyak tempat pada perut ibu hamil.
4.  Keluhan sesak nafas, mual dan muntah lebih  berat dirasakan daripada kehamilan
dengan bayi tunggal.
5.  Keluhan kehamilan lebih berat.

6
F. Pertumbuhan Janin Kembar
1.   Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan dari janin
tunggal.
2.    Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gram, triplet di
bawah 2000 gram, kuadriplet di bawah 1500 gram, dan quintiplet di bawah 1000 gram.
3.   Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya
berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak
sama, maka sa;ah satu janin kurang tumbuh dari janin yang lainnya.
4.   Pada kehamilan ganda monozigotik pembuluh darah janin yang satu beranastomosis
dengan janin yang lain, maka segera setelah salah satu bayi lahir tali pusat harus diikat
untuk menghindari perdarahan. Oleh sebab itu, salah satu janin dapat terganggu
pertumbuhannya dan menjadi monstrum, seperti akardiakus dan kelainan lainnya. Dapat
terjadi sindroma transfuse fetal pada janin yang mendapat darah lebih banyak terjadi
hidramnion, polisitemia, oedema, dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua
terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidrami, dan mikrokardia karena kurang mendapat
darah.
5.   Pada kehamilan kembar dizigotik dapat terjadi kematian pada salah satu janin dan janin
yang lain tumbuh sampai cukup bulan. Janin yang meninggal dapat diresorbsi (pada
kehamilan muda) dan pada kehamilan yang agak tua janin menjadi pipih yang disebut
fetus papyraseus atau kompresus.

G. Letak pada Presentasi Janin


Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin.
Begitu pula letak janin kedua, dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari
letak lintang dapat berubah menjadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi
letak, presentasi dan posisi bisa terjadi, yang paling sering dijumpai adalah:
1. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47%)
2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%)
3. Keduanya presentasi bokong (8-10%)
4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%)
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)
6. Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%)
7.   Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi kunci-
mengunci (interlocking)

7
H. Diagnosis
1. Anamnesa.
a. Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar.
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
c.  Uterus terasa lebih berat.
d.  Riwayat terapi klomifen atau gonadotropin hipofise.
e.   Penambahan berat badan ibu yang mencolok dan tidak ada oedem maupun
obesitas.
2. Inspeksi dan palpasi.
a.   Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih
cepat tumbuhnya dari biasa.
b.   Banyak bagian kecil teraba.
c.   Teraba 3 bagian besar janin.
d.   Teraba 2 balotemen.
e.    TFU > usia kehamilan perlu dicurigai:
1) Hamil kembar
2) Kandung kemih yang penuh
3) Lupa hari pertama haid terakhir (HPHT)
4) Hidramnion
5)  Hamil dengan mioma uteri
6)  Mola hidatidosa
7)  Janin dengan makrosomia
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau lebih bila dihitung bersamaan
terdapat selisih 10 sama jelasnya.
4. VT
Kemungkinan teraba kepala dalam rongga panggul, di atas shympisis masih
teraba bagian besar janin.
5. Ultrasonografi.
Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat
dideteksi pada triwulan I sejak usia 6-7 minggu.
6. Elektrokardiogram total
Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.

8
7. Reaksi kehamilan
Karena ada kehamilan kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta,
maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang-
kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala
diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada
satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan
hidramnion dan toksemia gravidarum.

I. Pengaruh Kehamilan Kembar


1. Terhadap Ibu
a.   Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan
defisiensi zat-zat lainnya.
b.  Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
c.   Frekuensi pre-eklamsi eklamsi lebih sering.
d.   Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terjadi
edema dan varises pada tungkai dan vulva.
e.   Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan post partum, dan solusio plasenta setelah anak
pertama lahir.
2. Terhadap Janin
a.  Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan
kembar yaitu 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet akan lahir 4
minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya beyi premature akan
tinggi.
b.  Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi
kedua tinggi.
c.  Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian
janin.
3. Pengaruh pada Persalinan
a.  Terjadi inersia uteri primer-sekunder.
b.  Persalinan memanjang, kelainan letak janin sehingga memerlukan tindakan operasi.
c.   Terjadi ketuban pecah saat belum inpartu, permukaan kecil.
d.   Terjadi prolapsus tali pusat.
e.    Persalinan sulit sampai interlooking.
f.    Terjadi solutio plasenta.

9
J. Komplikasi
1. Pada Ibu
a. Resiko terjadinya abortus lebih meningkat.
b. Angka kejadian sc meningkat.
c. Anemia ibu hamil karena kebutuhan nutrisi meningkat
d. Frekuensi terjadinya hipertensi kehamilan, preeklamsia, dan eklamsia meningkat.
e.  Perdarahan antepartum karena solution plasenta meningkat.
f.  Perdarahan postpartum karena atonia uteri meningkat akibat overdistensi uterus.
2. Pada Janin
a.  Persalinan preterm (UK <37 minggu).
b.  Hidramnion
c.  Malpresentasi
d.  Ketuban pecah dini
e.  Prolapsus funikuli
f.  Pertumbuhan janin terhambat
g.  Kelainan kongenital
h.  Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
i.   Kembar siam
j.   Asfiksia
k.  Interloking
l.   Retensi janin kedua

K. Penatalaksanaan Kehamilan
1. Sebelum Hamil
Resiko hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi 20%-40%
diberitahukan saat konseling. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung sangat
tergantung pada jumlah embrio yang ditransfer ke dalam rahim. untuk mengurangi
resiko hamil kembar sebaiknya jumlah embrio yang ditransfer dikurangi.
2. Waktu Hamil
a. ANC lebih sering, setiap 1 minggu setelah usia kehamilan 20 minggu.
b. Fe dan asam folat diberikan mulai trimester 1.
c. Kadar Hb diperiksa setiap 3 bulan.
d. Apabila besar kemungkinan persalinan preterm dianjurkan untuk banyak istirahat
sejak usia kehamilan 28 minggu.
e.  Hindari koitus dalam 3 bulan terakhir.

10
f.  Diagnosis dini dapat menghindari komplikasi yang sering timbul, adanya kelainan
kongenital dan kembar siam dpat ditegakkan pada usia kehamilan 19-20 minggu.
3. Waktu Partus atau Persalinan
a.   Persalinan harus dilakukan di rumah sakit.
b.   Induksi persalianan apabila ada hipertensi.
c.    Sebaiknya dipasang infus saat partus dimulai.
d.   Pemantaun dengan CTG pada persalinan pervaginam.
e.   Kalau tidak mungkin dilakukan terus menerus, maka ada yang menganjurkan
untuk melakukan SC.
f.  Berikan antibiotik, ampisillin 2g/iv per 6 jam apabila ada persalinan preterm.
g.  Induksi persalinan dengan tetesan pitosin bukan kontraindikasi.
h.  Pada kembar 3, dianjurkan dilakukan SC untuk mengurangi asfiksia dan kematian
perinatal.
i.   Tali pusat dijepit dengan cermat, kemungkinan peredaran darah kedua anak
bersatu, anak kedua dapat mengalami perdarahan dari tali pusat anak pertama.
j.   Apabila his lama tidak muncul, pasang infus oksitosin.
k.  Setelah anak petama lahir, cek DJJ anak kedua. Jika meningkat kemungkinan
solusio plasenta atau tali pusat menumbung.
l.   Jika anak kedua letak memanjang lakukan versi luar, amniotomi.
m.  Jika anak kedua belum lahir ½ jam setelah anak pertama lahir maka lahirkan
dengan persalinan buatan (forsep atau vacuum ekstraksi).
n.  Segera setelah anak kedua lahir, berikan 10 IU oksitosin IM, perhatikan fundus.
Setelah plasenta lahir, berikan metil ergometrin dan bila perlu infus 10 IU oksitosin
dalam 500 cc dextrose.

L. Indikasi Persalinan secara SC


1. Indikasi SC Absolut
a. Kembar monoamniotik.
b. Kembar siam (conjoined twins).
c. Bayi pertama dalam presentasi bokong kaki.
d. Letak plasenta yang tidak nomal seperti plasenta previa.
e.  Lebih dari 2 janin.
2. Indikasi SC Relatif
a. Janin pertama dalam presentasi bokong.
b. Satu atau kedua janin tidak terjamin kesejahteraannya.
c.  Diskordansi janin dengan lingkar perut lebih dari 20%, khususnya bila janin
pertama lebih kecil.

11
ASKEB
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS
PADA NY. E UMUR 24 TH G1P0A0 UK 37 MINGGU DENGAN KEHAMILAN
KEMBAR

No. Register                                                    : 79989


Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul            : 24 Maret 2022/ 09.00 WIB

A. PENGKAJIAN DATA
Tanggal/Pukul: 24 -3- 2022/09.00 WIB
1. Identitas Pasien                   
a. Identitas Ibu      
Nama :  Ny. E                                      
Umur :  24 tahun                                 
Agama :  Islam                                     
Suku/bangsa :  Jawa/ Indonesia                     
Pendidikan :  S-1 Ekonomi                        
Pekerjaan    :  PNS                                       
Alamat           : Desa Bintang Alga Musara Kecamatan Leuser

b. Identitas Suami
Nama          :  Ny. E                               
Umur          :  30 tahun                              
Agama        :  Islam                                  
Suku/bangsa :  Jawa/ Indonesia                    
Pendidikan :  SMA                        
Pekerjaan    :  wiraswasta                                   
Alamat           : Desa Bintang Alga Musara Kecamatan Leuser

2. Data Subjektif
a. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

12
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan pinggangnya sedikit nyeri
c. Riwayat menstruasi
Menarche    : 12 tahun                    Siklus              : 28 hari
Lama          : 7 hari                         Teratur             : Teratur
Sifat darah : Cair                           Keluhan           : Tidak ada
d. Riwayat perkawinan
Status perkawinan  : Sah                Menikah ke     : 1
Lama                       : 1 tahun          Usia menikah pertama kali : 22 tahun
e. Riwayat obstetrik  : G 1 P0 A0 A0
Hami Persalinan Nifas
l tanggal Umur Jenis penolon komplikasi JK BB laktasi kompli
Ke kehamila persalinan g lahi kasi
n r
1 - - - - - - - - -

f. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan

No Jenis Pasang lepas


kontrasepsi Tanggal oleh Tempat Keluhan tanggal oleh tempat keluhan
- BELUM - - - - - - - -

g. Riwayat kehamilan sekarang


HPM :  4 Juli 2021                  HPL 11 April 2022
ANC pertama umur kehamilan :    8   Minggu
Kunjungan ANC
Trimester 1
Frekuensi          :  2 kali
Keluhan            :  mual-mual, pusing
Komplikasi       :  tidak ada
Terapi                :  Asam folat 1x1 pagi, Vitamin B6 1x1
Trimester 2

13
Frekuensi          :  2 kali
Keluhan            :  tidak ada
Komplikasi       :  tidak ada
Terapi                :  Sf 1x1, Kalk 1x1
Trimester 3
Frekuensi          :  3 kali
Keluhan            :  nyeri pinggang
Komplikasi       :  tidak ada
Terapi                :  Sf 1x1, Kalk 1x1
Imunisasi TT     : 3 kali
TT 1 : SD 
TT 2 : TT caten
TT 3 : tanggal 4 September 2021
TT 4 : tanggal belum dilakukan
TT 5 : tanggal belum dilakukan

h. Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah/sedang diderita ( menular, menurun, menahun).
Ibu mengatakan tidak pernah/ tidak sedang menderita penyakit menular
( hepatitis, TBC, HIV ), menurun ( asma, DM,hipertensi ) dan menahun ( ginjal,
paru-paru,DM ).
2) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga ( menular, menurun, menahun).
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak pernah/ tidak sedang menderita penyakit
menular ( hepatitis, TBC, HIV ), menurun ( asma, DM,hipertensi ) dan menahun
( ginjal, paru-paru,DM ).
3) Riwayat keturunan kembar.
Ibu mengatakan bahwa mempunyai riwayat keturunan dari keluarga suaminya.
4) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi sesar.
5) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat apapun.

i. Pola pemenuhan kebutuhan


1) Nutrisi
Sebelum hamil:

14
Ibu makan 3xsehari dengan menu nasi, sayur dan lauk, ibu tidak pantang
terhadap makanan apapun, ibu minum kurang lebih 8 gelas/hari.
Saat Hamil:
Ibu makan 4-5x sehari yang terdiri dari nasi, lauk dan sayur, ibu minum 8
gelas/hari. Ibu tidak pantangan terhadap makanan apapun, ibu juga tidak
mengalami keluhan dalam pola nutrisi.
2) Eliminasi
    Sebelum hamil:
Ibu biasa BAB rutin sehari sekali dengan konsistensi lembek, warna
kuning dan tidak mengalami gangguan. Ibu BAK 4-5x/hari, warna kuning jernih
dan tidak ada keluhan
Saat Hamil:
Ibu biasa BAB rutin sehari sekali dengan konsistensi lembek, warna
kuning dan tidak mengalami gangguan. Ibu BAK 6-7x/hari, warna kuning jernih
dan tidak ada keluhan
3) Istirahat
Sebelum Hamil :
Ibu biasa tidur siang 1 jam/hari dan tidur malam 8 jam/hari. Ibu tidak
mengalami gangguan.
Saat hamil :
Ibu tidur siang 1 jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari, ibu tidak
mengalami gangguan dalam pola istirahat.
4) Personal hygiene
Sebelum Hamil:
Ibu biasa mandi 2xsehari, gosok gigi 2xsehari dang anti pakaian bila kotor,
minimal 2x/hari, ibu keramas 2-3x/minggu.
Saat Hamil:
Ibu biasa mandi 2xsehari, gosok gigi 2xsehari dang anti pakaian bila
kotor, minimal 2x/hari, ibu keramas 2-3x/minggu.
5) Pola seksualitas
Sebelum Hamil:
Ibu melakukan hubungan suami istri dengan frekuensi 3x/minggu dan
tidak mengalami gangguan.
Saat Hamil:

15
Ibu jarang melakukan hubungan suami istri karena perutnya yang
semakin membesar.
j. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olahraga)
Ibu mengatakan sehari – hari bekerja sebagai pegawai bank, ibu mengatakan
jarang berolahraga. Selama hamil ibu kadang-kadang jalan pagi pada saat hari libur
kerja.
k. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman
beralkohol).
Ibu mengatkan tidak pernah merokok, tidak pernah minum jamu-
jamuan, dan minum minuman beralkohol.
l. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah,  kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga)
Ibu mengatakan suami senang dengan kehamilannya.
Ibu mengatakan keluarga  senang dengan kehamilannya.
Ibu mengatakan suami dan keluarga menerima kehamilannya.
Ibu mengatakan hubungannya dengan suami/keluarga/tetangga baik.
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perawatan bayi.
Ibu mengatakan rajin beribadah.
Ibu mengatakan mengikuti kegiatan sosial di sekitaran rumahnya.
Ibu mengatakan keadaan ekonominya cukup.
3. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum      : Baik
Kesadaran               : Composmetis
Status emosional     : Stabil
Tanda vital             
Tekanan darah        : 110/80 mmhg                        Nadi    : 88x/menit
Pernafasan              : 24 x/menit                             Suhu    : 36,5ᵒc
BB                          : 55 kg                                     TB       : 158 cm
b. Pemeriksaan fisik
Kepala        : Mesosepal, tidak berketombe, rambut tidak rontok, tidak
  ada nyeri.
Wajah         : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema.
Mata           : Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, konjungtiva

16
                merah muda.
Hidung       : Simetris, tidak ada tand- tanda infeksi, tidak ada scret
Mulut          : Bersih, tidak sariawan,tidak ada tanda-tanda infeksi.
Telinga        : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak ada 
                     seruman, pendengaran baik.
Leher          : Tidak ada pembesaran tiroid, paratiroid, parotis,kelenjar
  limfe, vena jugularis
Dada           : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
Payudar      : Simetris, areola mamae hiperpigmentasi, putting susu
  menonjol
 Abdomen    : Pembesaran perut melebar, tidak ada bekas luka,
bekas   operasi, terdapat linie nigra.
                   Palpasi :                   
 Leopold I     :  meraba bagian fundus uteri teraba bagian bundar, lunak, dan
tidak melenting (bokong). Fundus uteri teraba 1 jari dibawah prossesus
xyphoideus..
 Leopold II    :  meraba bagian kiri atas perut ibu teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala), sedangkan bagian kanan ibu teraba keras, memanjang,
dan datar (punggung kanan).
 Leopold III  :  meraba bagian bawah janin ibu, teraba bundar, keras, dan
melenting (presentasi kepala).
 Leopold IV  :  meraba bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis dengan
menyatukan kedua telapak tangan, jari-jari tangan tidak dapat disatukan
(divergen) kepala sudah masuk panggul
Auskultasi :
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda yaitu
terdengar jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu dengan jumlah 136 kali/menit dan
dibagian kiri atas perut ibu dengan jumlah 140 kali/menit.
Ekstremitas
Atas : Gerakan akti, jari – jari lengkap, tidak odem, LILA 26 cm
Bawah : Gerakan aktif, tidak odema, jari lengkap, reflex patella
               ( positif ).
Genetalia luar : Tidak ada pembesaran bartolini, tidak varises.
Pemeriksaan panggul (bila perlu) : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang  Tgl : 24 Maret 2016    pukul : 09.10 WIB

17
Pemeriksaan Hb      (11,5 gr/dL)
Protein urine           (Negatif  )
5. Data penunjang
Usg di dr.obgyn tgl 17 februari 2022 : janin ganda

B. INTERPRETASI DATA
Diagnosa kebidanan:
Seorang Ny. A umur 24 tahun G1P0A0 umur kehamilan 37 minggu janin ganda, hidup
intra uterine, presentasi bokong-kepala.
Data dasar :
Ds :
Ibu mengatakan berumur 24 tahun
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
Ibu mengatakan tidak pernah abortus
Ibu mengatakan HPHT 4 Juli 2018
Ibu mengatakan pinggangnya sedikit nyeri.
Do :    
Keadaan umum           : Baik
Kesadaran                   : Composmetis
Status emosional         : Stabil
Tanda vital                 
Tekanan darah : 120/80 mmhg            Nadi    : 88x/menit
Pernafasan                   : 22 x/menit                 Suhu    : 36,50C
BB                               : 55 kg                         TB       : 158 cm
Abdomen    : Pembesaran perut melebar, tidak ada bekas luka, bekas operasi, terdapat linie
nigra.
 Palpasi :                   
 Leopold I           :  meraba bagian fundus uteri teraba bagian bundar, lunak, dan tidak
melenting (bokong). Fundus uteri teraba 1 jari dibawah prossesus xyphoideus.
 Leopold II          :  meraba bagian kiri atas perut ibu teraba keras, bulat, dan melenting
(kepala), sedangkan bagian kanan ibu teraba keras, memanjang, dan datar (punggung
kanan).
 Leopold III        :  meraba bagian bawah janin ibu, teraba bundar, keras, dan melenting
(presentasi kepala).

18
 Leopold IV        :  meraba bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis dengan
menyatukan kedua telapak tangan, jari-jari tangan tidak dapat disatukan (divergen)
kepala sudah masuk panggul
Auskultasi : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda yaitu terdengar
jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu dengan jumlah 136 kali/menit dan
dibagian kiri atas perut ibu dengan jumlah 140 kali/menit..
Auskultasi Djj         : kanan perut ibu : 136x/menit
                                  Kiri perut ibu : 140 x/menit

C. Masalah
Gemelly

D. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL


Persalinan Interlocking dan solusio plasenta

E. TINDAKAN SEGERA
1. Mandiri
Rujukan
2. Kolaborasi
Kolaborasi dengan  dokter obsgin untuk rencana tindak lanjut/ pengakhiran kehamilan

F. PERENCANAAN    
Tanggal 24 maret 2022            Pukul: 09. 15 WIB
1. Jelaskan kepada ibu dan keluraga tentang hasil pemeriksaan
2. Berikan dorongan moril kepada ibu
3. Sarankan ibu untuk pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan USG dan
rencana tindak lanjut untuk pengakhiran kehamilan
4. Jelaskan kepada ibu penatalaksanaan kehamilan kembar.
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada semua ibu,
terutama ibu yang mempunyai keturunan kembar
6. Sarankan kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
7. Jelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan termasuk persiapan rujukan yang
diperlukan

19
G. PELAKSANAAN     
Tanggal : 24 maret 2022         Pukul: 09.30    WIB
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluraga tentang hasil pemeriksaan, yaitu ibu dalam
keadaan normal, tanda-tanda vital normal. Menjelaskan pemeriksaan bahwa ibu
mengandung janin kembar, janinnya keduanya sehat yang dimonitor dengan hasil
pemeriksaan DJJ.
2. Memberikan dorongan moril kepada ibu agar tidak perlu takut dan cemas dalam
menghadapi kehamilan dan persalinannya.
3. Menyarankan ibu untuk pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan
USG dan perencanaan rencana tindak lanjut tentang pengakhiran kehamilan.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada semua ibu
terutama ibu yang mempunyai keturunan kembar. Oleh karena itu ibu tidak perlu
khawatir meskipun ibu belum memiliki pengalaman tersebut, sehingga ibu tidak perlu
bingung lagi terhadap kehamilan kembar yang dialaminya.
5. Menjelaskan kepada ibu penatalaksanaan kehamilan kembar, yaitu dengan
merencanakan persalinan di fasilitas yang engkap yaitu RS untuk mencegah
komplikasi selama persalinan
6. Menyarankan kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
7. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan dan persiapan rujuan, seperti
siapa yang akan mendampingi ibu, transportasi yang digunakan, dan dimana tujuan
rujukan yang dikehendaki ibu.

H. EVALUASI              
Tanggal :24 maret 2022         Pukul: 09.50    WIB
1. Ibu dan keluraga sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Ibu merasa lebih tenang setelah diberikan dorongan moril kepada ibu
3. Ibu bersedia untuk pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan USG dan
merencanakan tindak lanjut
4. Ibu sudah mengerti tentang kehamilan kembar dan akan waspada.
5. Ibu mengerti bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada semua ibu
6. Ibu bersedia untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
7. Ibu mengetahui tentang persiapan persalinan dan persiapan rujukan

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Ada 2 jenis kehamilan kembar yaitu kehamilan kembar monozigotik dan
kembar dizigot. Ada beberapa faktor penyebab kehamila kembar yaitu faktor ras,
keturunan, umur dan paritas, nutrisi, faktor terapi infertilitas, danAssited Reproductive
Technology (ART). Diagnosis yang dapat dilakukan yaitu melakukan anamnesa, inspeksi
dan palpasi, auskultasi, VT, USG, EKG total, dan reaksi kehamilan. Penatalaksanaan
kehamilan dapat dilakukan pada saat sebelum hamil, waktu hamil, dan waktu partus atau
persalinan.
B. Saran
1. Bidan sebagai petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan pelayanan antenatal
yang berkualitas agar dapat menegakkan diagnosa secara dini tentang adanya
kehamilan kembar atau ganda. Dengan demikian, penanganan terhadap kehamilan
kembar dapat dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan yang lebih
intensif karena kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap
bayi dan ibu.
3. Ibu hamil kembar wajib memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan sedini
mungkin dan secara teratur.
4. Ibu hamil kembar benar – benar tahu tentang kondisi kehamilannya.
5. Ibu hamil tahu tentang tanda dan gejala kehamilan kembar  sehingga dapat menjaga
kehamilan tetap sehat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Yusmiati. 2007. Operasi Caesar. Jakarta: EDSA Mahkota.

Martius, Gerhard. 1997. Bedah Kebidanan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC.

Oxorn, Harry. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medica.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

22

Anda mungkin juga menyukai