Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN MULTIPLE


Dosen Pengampu : Hj. NURUS SAFA’AH,SST.M.Kes

Disusun oleh :
Semester 3(A)
Kelompok 10
Ika Aprilia (20.13.2.149.016)
Nina Safrilawati Santosa (20.13.2.149.026)
Siti Nurhidayah Lilik Setyowati (20.13.2.149.041)
Tasya Enjelita (20.13.2.149.044)

INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN KEHAMILAN MULTIPLE” ini tepat waktu. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Keperawatan Maternitas 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Hj. NURUS SAFA’AH,SST.M.Kes
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas 2 yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tuban,17 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.............................................................................................1
2. Tinjauan Umum dan Khusus........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Kehamilan Multiple........................................................................3
2. Etiologi.........................................................................................................3
3. Patofisiologi.................................................................................................4
4. Komplikasi...................................................................................................4
5. Penatalaksanaan...........................................................................................5
6. WOC.............................................................................................................5
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Kasus............................................................................................................6
2. Analisa Data.................................................................................................6
3. Diagnosa.......................................................................................................6
4. Intervensi......................................................................................................7
5. Implementasi................................................................................................8
6. Evaluasi........................................................................................................9
BAB 1V PENUTUP
1. Kesimpulan................................................................................................10
2. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Kehamilan multiple ialah salah satu kehamilan dengan 2 janin atau lebih
kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri dokter dan
masyarakat pada umumnya kehamilan dan persalinan membawa resiko pada
janin wanita dengan kehamilan multiple memerlukan pengawasan dan perhatian
khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. Morbiditas
dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin
ganda oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan
dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan.

Penanganan dalam kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk


kepentingan ibu dan janin yang dikandung annya upaya pencegahan terjadinya
preeklansi dan eklansi, partus, prematurus dan anemi merupakan prioritas
tindakan baik tim medis maupun perawatan.

Peran perawat selama memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan


kehamilan multipel adalah (1) melaksanakan pengkajian secara sistematis dan
komprehensif (2) merumuskan diagnosa keperawatan (3 )merencanakan
tindakan keperawatan berdasarkan prioritas atau tingkat kegawatan (4)
melaksanakan tindakan keperawatan baik secara independent, interdependent
maupun dependent dan (5) melaksanakan evaluasi terhadap permasalahan yang
dihadapi klien.

2. Tinjauan Umum Dan Tinjauan Khusus


A. Tinjauan Umum
Setelah melakukan studi pada kasus kami dapat memperoleh gambaran
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan kehamilan multipel.

B. Tinjauan khusus
1. Dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan kehamilan multiple
2. Dapat menentukan diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan
kehamilan multiple
3. Dapat membuat rencana perawatan pada ibu hamil dengan kehamilan
multiple berdasarkan pengkajian
4. Dapat melaksanakan tindakan

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Definisi
Kehamilan multipel atau kehamilan kembar ialah suatu kehamilan
dengan dua janin ataulebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/
gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ),kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin )
dan seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan
hokum Hellin. Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandinganantara kehamilan
ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : 89 2, untuk kuadruplet 1 :893,
dan seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri,
dokterdan masyarakat pada umumnya.

2. Etiologi Janin Multipel


Janin kembar umumnya terjadi di akibat pembuahan dua ovum yang
berbeda yaitu kembar ovum ganda dizigotik atau fraternal sekitar sepertiga janin
kembar berasal dari 1 ovum yang dibuahi kemudian membelah menjadi 2
struktur serupa masing-masing berpotensi berkembang menjadi individu terpisah
yaitu kembar ovum ovum tunggal monozigotik atau identik salah atau kedua
proses tersebut mungkin berperan dalam pembentukan kehamilan multi janin
lainnya sebagai contoh quadruplet atau kembar 4 dapat berasal dari 1 sampai 4
ovum. Beberapa faktor berikut menurut para ahli ikut serta mempengaruhi
terjadinya kehamilan kembar:
a. Ras/bangsa.
Menurut literatur, ras berwarna seperti bangsa Asia dan Afrika cenderung
lebih besar mengalami kehamilan ganda ketimbang ras kulit putih/Eropa.
Meski belumdapat dibuktikan secara empiris, tapi pada banyak kasus
memang terlihat kehamilanganda lebih sering dialami ibu-ibu hamil kulit
berwarna dibanding mereka yang berkulit putih.
b. Usia
Meskipun melahirkan pada usia tua memiliki risiko tersendiri, tetapi ternyata
jika hamil di atas usia 35 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan bayi kembar. Hal ini dikarenakan jika wanita berusia lebih tua,
akan cenderung melepaskan lebih dari satu sel telur saat ovulasi.
c. Hereditas/keturunan
Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan ibu).
Bila darigaris keturunan ibu ada yang kembar, maka prosentase melahirkan
anakkembar lebih besar. Namun tidak tertutup kemungkinan garis keturunan
ayah bisamenimbulkan kehamilan kembar. Yang pasti, insiden atau angka
kejadian dari garismaternal lebih besar dibanding dari garis paternal.
d. Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya
juga ikutmeningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar. Soalnya,
dengan obat tersebutsel telur yang matang pada setiap siklus jadi lebih dari
satu.obatinibiasanyadiberikan pada pasangan yang sulit hamil dengan faktor 
penyebab infertilitasindung telur. Itulah mengapa, pada kasuskasus pasangan 
yang sulit mendapatmomongan kemudian menjalani terapi obat-obat
penyubur ini, bila akhirnya terjadikehamilan, biasanya merupakan kehamilan
kembar.

3. PATOFISIOLOGI
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati
batas toleransidan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar
dua rata-rata 260 hari,triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-
rata kehamilan kembar ± 2500gram,triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram.
Penentuan zigositas janin dapat ditentukan denganmelihat plasenta dan selaput
ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yangtidak dipisahkan
dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput
amniondipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih
seringdizigotik.Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin
berbeda. Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar
pada kehamilankembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1
sering mengalami nausea danmuntah yang melebihi yang dikarateristikan
kehamilan-kehamilan tunggal, perluasan volumedarah maternal normal adalah
500 ml lebih besar pada kehamilan kembar.
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan
tunggal, yang menimbulkan”anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar
haemoglobin kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu ke
depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilantunggal, cardiac output
meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan
stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin
banyakmeningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus
dan isinya dapatmencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon.
Khusus dengan kembar duamonozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari
jumlah cairan amnionik yang nyatasekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan
banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma.
Ukuran dan beratdari uterus yang sangat besar dapat menghalangi keberadaan
wanita untuk lebih sekedar duduk. Berbagai macam stress kehamilan serta
kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi maternal yang serius
hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar.
4. KOMPLIKASI
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar
dibandingkankehamilan tunggal. Angka kematian perinatal pada kehamilan
kembar cukup tinggi, dengankembar monozigotik 2,5 kali angka kematian
kembar dizigotik. Resiko terjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya
tinggi. Pada trisemester pertama kehamilan reabsorbsisatu janin atau keduanya
kemungkinan terjadi.Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh
karena kebutuhan nutrisi yangtinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak
sebanding dengan peningkatan sel darahmerah mengakibatkan kadar
hemoblobin menjadi turun, keadaan ini berhubungan dengankejadian edema
pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkankehamilan
kembar. Angka kejadian persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu
) pada kehamilan kembar 43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal
sebesar 5,6 %.1,3,4Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan,
preklamsia dan eklamsia meningkat pada kehamilan kembar. Pendarahan
antepartum oleh karena solutio plasentadisebabkan permukaan plasenta pada
kehamilan kembar jelek sehingga plasenta mudahterlepas. Kematian satu janin
pada kehamilan kembar dapat terjadi, penyebab kematian yangumum adalah
saling membelitnya tali pusat. ( Benirschke, 1983 ). Bahaya yang
perludipertimbangkan pada kematian satu janin adanya koagulopati konsumtif
berat yang dapatmengakibatkan terjadinya disseminated intravascular
coagulopathy.Kelainan kongenital mayor pada kehamilan kembar meningkat
sesuai dengan jumlahkembarnya. Pada kembar triplet, angka kelainan kongenital
mayor lebih tinggi dibandingkankembar dua. Kelainan jantung pada kembar
monozigotik 1 : 100 kasus. Perdarahan postpartum dalam persalinan kembar
disebabkan oleh overdistension uterus, tendesiterjadinya atonia uterus dan
berasal dari insersi plasenta
Beberapa keadaan yang menyertai kehamilan kembar meliputi.
a. Aborsi spontan lebih besar kemungkinannya terjadi pada kehamilan
kembar.Kembar dua monochorial jauh lebih banyak dibanding kembar
dichorial, yangmengimplikasikan monozygot sebagai faktor resiko untuk
abortus spontan.
b. Berat Badan Lahir Rendah.
Kehamilan janin kembar lebih besar kemungkinannya dikarakterisasikan
dengan berat badan lahir rendah dibandingkan dengan kehamilan tunggal,
paling seringdisebabkan oleh karena pertumbuhan janin yang terbatas serta
persalinan preterm.Secara umum, semakin besar jumlah janin, semakin besar
derajat dariketerbatasan pertumbuhan. Beberapa peneliti telah membuat
sanggahan bahwa pertumbuhan janin dalam kehamilan berganda berbeda dari
yang tunggal, dan bahwa pertumbuhan abnormal hanya dapat didiagnosa
pada saat ukuran janinkurang dari diharapkan untuk kehamilan
berganda.Dalam kehamilan dizygotik, perbedaan ukuran yang menyolok
biasanyaditimbulakan dari plasentasi yang tidak sama, dengan satu tempat
plasentamenerima suplai darah yang lebih baik dibandingkan yang lainnya,
namun dapat juga merefleksikan potensial-potensial pertumbuhan genetik
yang berbeda. Dalamtrisemester III, semakin besar massa janin semakin
bertambahnya maturasi plasenta serta insufisiensi plasenta relatif. Perbedaan
ukuran dapat jugadisebabkan oleh karena abnormalitas umbilicus. Derajat
pembatasan pertumbuhandalam kembar dua monozygot kemungkinannya
lebih besar dibandingkan pada pasangan dizygotik.
c. Durasi Kehamilan.
Pada saat jumlah dari janin meningkat, durasi dari kehamilan menurun. Kira-
kiraseparuh dari kembar dilahirkan pada 36 minggu atau kurang dan
persalinansebelum genap bulan merupakan alasan utama untuk peningkatan
resikomorbiditas dan mortalitas neonatal pada kembar. Pembatasan
pertumbuhan sertamorbiditas yang berhubungan, meningkat secara bermakna
pada kembar yangdilahirkan antara minggu ke 39 dan 41 dibandingkan
dengan persalinan pada 38minggu atau kurang. Kehamilan kembar dua 40
minggu atau lebih harus dianggap posterm. Hal ini didasarkan pada
pengamatan bahwa bayi-bayi kembar dua lahirmati yang dilahirkan saat 40
minggu atau lebih memiliki gambaran-gambaranyang sama dengan bayi
tunggal postmatur.

5. PENATALAKSANAAN KEHAMILAN KEMBAR


Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal pada kehamilan
kembar, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya
komplikasi seawalmungkin. Diagnosis dini kehamilan kembar harus dapat
ditegakkan sebagai perencanaan pengelolaan kehamilan. Mulai umur kehamilan
24 minggu pemeriksaan antenatal dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah usia
kehamilan 36minggu pemeriksaan dilakukan tiap minggu. Istirahat baring
dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah keplasenta
meningkat agar pertumbuhan janin baik Kebutuhan kalori, protein, mineral,
vitamin dan asamlemak esential harus cukup oleh karena kebutuhan yang
meningkat padakehamilan kembar. Kebutuhan kalori harus ditingkatkan sebesar
300 kalori perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi perhari, dan 1 mg
asam folatdiberikan untuk menambah zat gizi lain yang telah diberikan.
Pemeriksaanultrasonografi dilakukan untuk mengetahui adanya diskordansi pada
kedua janin pengukuran lingkar perut merupakan indikator yang sensitif dalam
menentukandiskordansi.
Pada kehamilan kembar terjadi peningkatan risiko persalinan preterm,
sehinggadilakukan pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru
berupa betamethsone 12 mg/hari , untuk 2 hari saja. Bila tak ada betamethasone
dapatdiberikan dexamethasone serta pemberian tokolitik.
Percepatan Pematangan Fungsi Paru
 Berdasarkan observasi sebelumnya bahwa kortikosteroid yang
diberikankepada domba betina dapat mempercepat pematangan paru
janin preterm,Liggins dan Howie (1972) melakukan studi acak untuk
mengevaluasi efek betametason yang diberikan pada ibu (12 mg secara
intramuskular dalamdua dosis, selang 24 jam) untuk mencegah gawat
nafas pada bayi pretermyang kemudian dilahirkan. Bayi-bayi yang
dilahirkan sebelum minggu ke-34 mengalami penurunan signifikan
insiden gawat nafas dan kematianneonatal akibat penyakit membran
hialin bila kelahirannya ditundasekurang-kurangnya 24 jam setelah
selesai pemberian betametason 24 jamkepada ibu sampai 7 hari setelah
selesai terapi steroid.
 Glack (1979) menekankan bahwa produksi surfaktan
kemungkinandipercepat jauh sebelum aterm pada kehamilan yang
dipersulit olehsejumlah kondisi dan stress pada ibu atau janin. Seperti
penyakit ginjalkronis, kardiovaskuler kronis, hipertensi kehamilan,
kecanduan heroin, pertumbuhan janin terhambat, infark plasenta,
korioamnionitis, atauketuban pecah preterm. Pandangan ini dianut secara
luas meskipun dataterbaru menyangkal hubungan ini.
 Owen dak (1990) menyimpulkan bahwa suatu kehamilan yang
mengalami“stress” (terutama hipertensi pada kehamilan) tak banyak
memberikeuntungan terhadap ketahanan hidup janin. Demikian pula
Hallal danBottoms (1993) mengkaji 1395 kehamilan yang dilahirkan
pada usiagestasi antara 24 dan 35 minggu serta menemukan bahwa
ketuban pecahdini tidak berkaitan dengan pematangan paru yang lebih
cepat.
 Kortikosteroid mempercepat produksi surfaktan dari pneumosit
danmengurangi insiden kematian neonatus, perdarahan intraserebral,
danenterokolitis. Dosis betametason yang dianjurkan adalah 12.0
mgintramuskular, diulang dalam 24 jam. Deksametason diberikan dalam
dosis 5 mg dengan interval 6 jam hingga tercapai dosis total 20 mg.
Pemberiankortikosteroid harus dimulai 24-48 jam sebelum persalinan.
Kortikosteroiddiberikan untuk menginduksi pematangan paru janin pada
kehamilan 24sampai 34 minggu jika tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
Pemberiankortikosteriod pada kehamilan kurang dari 23 minggu masih
kontroversi.Pemberian kortikosteroid pada kehamilan kurang dari 23
minggu tidak berguna untuk memperbaiki keadaan pernafasan karena
pada janin kurangdari 23 minggu belum terbentuk sel pneumosit yang
memproduksisurfaktan.
 Penelitian-penelitian yang dimulai tahun 1970an, yang menindaklanjuti
perkembangan anak-anak yang diberi terapi antenatal
kortikosteroidsampai umur 12 tahun tidak memperlihatkan efek buruk
dibidang perkembangan saraf jangka panjang. Hal ini diukur berdasarkan
adanyagangguan belajar, perilaku, dan motorik atau sensorik (National
Instituteof Health Consensus Development Panel, 1995).Namun terdapat
efek jangka pendek pada ibu, antara lain edema paru, infeksi dan
pengendalianglukosa yang lebih sulit pada ibu diabetik. Tidak dilaporkan
adanya efek jangka panjang pada ibu.
 Kortikosteroid tidak hanya mempengaruhi pematangan paru
saja,melainkan juga merangsang persalinan. Jenssen dan Wright (1977),
Matidkk (1973) melaporkan bahwa kortikosteroid dapat menginduksi
persalinan pada manusia lebih dari 20 tahun yang lalu. Selain itu,
Elliotdan Radin (1995) mengkonfirmasi bahwa kortikosteroid
menginduksikontraksi uterus dan persalinan preterm pada manusia.
 Esplin dkk (2000) membandingkan perkembangan mental dan
psikomotor pada 429 bayi dengan berat lahir rendah yang terpajan dua
kali atau lebih pemberian kortikosteroid antenatal dengan bayi yang
terpajan satu kali pemberian atau tidak mendapatkan pajanan sama
sekali. Mereka tidakmenemukan adanya manfaat pada dosis berulang.
Pajanan terhadap pemberian kortikosteroid berulang secara independen
dan signifikandiikuti dengan perkembangan psikomotor yang abnormal.
 Vermillion dkk (2000) dalam sebuah analisis terhadap 453
bayi,menetapkan bahwa sepsis neonatorum awitan dini, korioamnionitis
dan kematian neonatal secara signifikan berhubungan dengan pemberian
betametason dosis multipel pada ibu. Thorp (2000) dan Guinn (2001)
dkkmelakukan percobaan prospektif besar dan tidak menemukan manfaat
pada pemberian steroid berulang. Dilaporkan terdapat penurunan lingkar
kepalayang signifikan pada bayi-bayi yang terpajan steroid. Mercer dkk
(2001)melaporkan penurunan berat dan panjang badan lahir yang
bergantungdosis pada neonatus yang terpajan terapi steroid antenatal.

Tokolitik
Tokolitik berguna untuk mengurangi kontraksi uterus dan menahan
pembukaan serviks. Pada pemberian tokolitik, pasien harus dirawat di
rumahsakit untuk observasi dan tirah baring. Pemberian tokolitik yang
dianjurkanmeliputi:
a. Nifedipine 10 mg, diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6
jam.Umumnya hanya diperlukan 20 mg, dan dosis perawatan 3 x 10 mg.
b. B-mimetik : terbutalin atau salbutamol

6. WOC KEHAMILAN MULTIPEL

Ras/ Obal clomid dan Faktor lain


bangsa,heriditas hormon gonadrotopin
, umur
Matangnya 2 atau lebih
fortikel de graff

2 ovum atau
lebih

Fertilisasi

Tertanam di
uterus

Kehamilan
kembar

Kebutuhan nutrisi Mual dan muntah


meningkat

Gangguan pola Gangguan nafsu


nutrisi pd trimester makan
II

Lemas dan pusing


Kekurangan nutrusi
kurang dr kebutuhan
tubuh Sulit tidur
MK: Anemia
MK: Gangguan rasa
nyaman

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. KASUS
Ny Z hamil 22 minggu G1P0A0 datang ke poliklinik dengan keluhan pusing,
mata berkunang-kunang dan merasa mual. Ny Z juga tampak pucat, lemas dan
letih. Saat ditanya, Ny Z mengatakan sulit berkonsentrasi dan sulit tidur. Hasil
observasi TTV menunjukkan TD 110/90 mmHg, Nadi 80x per menit, RR 28x
per menit. Hasil USG menunjukkan bahwa Ny Z hamil kembar/multiple. Hasil
pemeriksaan Hb nya adalah 10 g/dL.

2. ANALISA DATA

No Data Etologi Problem


1. Ds : Kurangnya intake Ketidakseimbangan
 Pasien mengatakakan nutrisi nutrisi dan
merasa pusing, mata kebutuhan tubuh
berkunang-kunang dan Kondisi fisiologis
mual. (anemia dalam MK : Anemia
 Pasien mengatakan kehamilan)
sulit berkonsentrasi.

Do :
 Nafas pendek
 Pasien tampak pucat
 Pasien tamoak lemas
 TD : 110/90 mmHg
 N : 80x per menit
 RR : 28x per menit
 USG : hamil kembar /
multiple
 Hb : 10 g/dL

2. Ds : Adaptasi kondisi Gangguan rasa


Pasien mengatakan merasa kehamilan nyaman
pusing
Pasien mengatakan sulit MK : Gangguan rasa
tidur nyaman

Do :
Pasien tampak pucat
Pasien tampak lemas

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam kehamilan)
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adaptasi kondisi kehamilan
4. INTERVENSI

Perencanaan

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional


Keperawatan

Ketidakseimbangan Setelah O: O:
nutrisi kurang dari dilakukan
kebutuhan tubuh tindakan - Monitor mual dan - Untuk
Faktor-faktor yang keperawatan, muntah mengetahui
berhubungan : diharapkan -Monitor pucat,
tingkat perkembangan
Ketidakmampuan kemerahan, dan
pemasukan atau pengetahuan kekeringan pasien
mencerna makanan meningkat jaringan
dengan kriteria T:
atau mengabsorpsi konjungtiva
zat-zat gizi hasil : NOC
Setelah - Monitoring
berhubungan dengan
dilakukan makanan pasien
faktorbiologis, tindakan apakah sudah bisa
psikologis atau keperawatan T: memenuhi
ekonomi. Nutritional
Status Monitor E:
adekuat catatan
dengan kriteria masukan - Untuk
hasil : kandungan meningkatkan
1. Intake nutrisi nutrisi dan
baik (5) kalori. pemahaman px
2. Intake supaya dapat
makanan memenuhi
baik (5) E: kebutuhan tubuh
3. Asupan
cairan cukup - Anjurkan
(5) masukan kalori
yang tepat sesuai K:
dengan tipe tubuh
dan gaya hidup. -bertujuan untuk
kebutuhan px tidak
kurang maupun
lebih
K:

-Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
pasien

Keletihan Setelah O: O:
berhubungan dengan dilakukan
dengan kondisi tindakan - Identifikasi - Untuk
fisiologis (anemia keperawatan, kesiapan dan mengetahui
dalam kehamilan) diharapkan kemampuan kesiapan ibu hamil
tingkat keletihan menerima informasi dalam menerima
menurun dengan informasi
T:
kriteria hasil : T:
SLKI (2017), - Sediakan media dan
halaman 141, materi pengaturan - Untuk membantu
kode L. 05046 aktivitas dan istirahat ibu hamil dalam
1. Ferbalisasi memahami materi
- Jadwalkan
kepulihan energi
pemberian - Untuk
pada ibu hamil
pendidikan kesehatan memberikan
meningkat
pendidikan
2. Tenaga ibu
kesehatan pada ibu
hamil
E: hamil yang
meningkat.
terjadwal
3. Lesu pada ibu
- Anjurkan menyusun
hamil menurun E:
jadwal aktivitas dan
4. Pola istirahat
istirahat - Untuk membantu
ibu hamil
membaik - Anjurkan cara ibu hamil memiliki
mengidentifikasi jadwal aktivitas
kebutuhan istirahat dan istirahat yang
benar

- Untuk
K: memberikan
pemahaman
- Kolaborasikan
kepada ibu hamil
dengan ahli gizi
tentang kebutuhan
pemenuhan menu
istirahat
seimbang, SIKI
(2017), halaman 50, K:
kode I. 12362
- Untuk
menentukan menu
seimbang bagi ibu
hamil
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. Z
Diagnosa Medis : Anemia

N Hari, Implementasi Respon Hasil Paraf


o Tanggal
&
Jam

Senin, 18 S: Px merasa sudah


1 - Monitor mual dan muntah
Desembe tidak mual dan
Monitor pucat, kemerahan,
r 2021 / dan kekeringan jaringan muntah, nafsu makan
08.00 konjungtiva kembali normal
O: Konjuntiva
-Monitor catatan terlihat ananemis.
masukan kandungan Kebutuhan nutrisi
nutrisi dan kalori. yang masuk dan
keluar sesuai
- Anjurkan masukan kalori A: Masalah Teratasi
yang tepat sesuai dengan tipe P: Intervensi
Senin, 18 tubuh dan gaya hidup.
Dihentikan
Desembe
-Kolaborasi dengan ahli gizi
r 2021/
untuk menentukan jumlah
08.20 kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien S: Px mengatakan
2 sudah bisa istirahat
dengan baik, dapat
tertidur dengan
- Identifikasi kesiapan dan nyaman dan
kemampuan menerima mengatakan sudah
informasi tidak lemas
O: TD 120/80
- Sediakan media dan materi
mmHg
pengaturan aktivitas dan
N 85 x/menit
istirahat
RR 22 x/menit
- Jadwalkan pemberian S 35,4 C
pendidikan kesehatan A: Masalah Teratasi
P: Intervensi
- Anjurkan menyusun jadwal dihentikan
aktivitas dan istirahat

- Anjurkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahat

- Kolaborasikan dengan ahli


gizi pemenuhan menu
seimbang
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. Z
Diagnosa Medis : Anemia

N Hari, Respon Perkembangan Paraf


O Tanggal

1 Senin, 18
tindakan keperawatan, diharapkan tingkat
Desember pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil : NOC
2021 Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Nutritional Status adekuat dengan kriteria hasil :
1. Intake nutrisi baik (5)
2. Intake makanan baik (5)
3. Asupan cairan cukup (5)
2

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan


tingkat keletihan menurun dengan kriteria hasil :
SLKI (2017), halaman 141, kode L. 05046
1. Ferbalisasi kepulihan energi pada ibu hamil
meningkat
2. Tenaga ibu hamil meningkat.
3. Lesu pada ibu hamil menurun
4. Pola istirahat ibu hamil membaik
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Rorong, Sherly. Kehamilan Multipel.


https://www.academia.edu/6428646/Kehamilan_multipel . Desember 2021

Ruhmita, Nafi. 2013. ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA


IBU HAMIL GEMELIDENGAN METODE BRACHT DAN MAURICEAU.
https://id.scribd.com/doc/182029011/Askeb-Bersalin-Patologis-Gemellijadi . Desember
2021

Leoni, Evanny. 2015. Woc Kehamilan Kembar.


https://id.scribd.com/doc/285199878/Woc-kehamilan-kembar . Desember 2021

Nurhidayati, Rohmad Dyah. 2013. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA


ANEMIA PADA IBU HAMIL DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI
KABUPATEN SUKOHARJO.
http://eprints.ums.ac.id/24138/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf . Desember 2021

Sujiastutik, Eny. 2016. ANEMIA JURNAL.


https://www.academia.edu/32053261/JurnAL_ANEMIA . Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai