Elvina
Sulastri
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dan tak lupa selawat dan salam kami
ucapkan kepada junjungan umat yakni Nabi Muhammad SAW.yang telah memancarkan
ilmu pengetahauan kepermukaan bumi ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
yang berjudul “Kehamilan Kembar” semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya
yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya penulisan ini di masa
mendatang
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat, bidan
maupun masyarakat pada umumnya.Kehamilan kembar memberiakan dampak
meningkatnya morbiditas dan mortalitas, karena itu mempertimbangkan kehamilan
kembar sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan.
Berbagai komplikasi lebih sering ditemukan pada kehamilan kembar baik terhadap
ibu maupun janin yang berada dalam kandungan (Cunningham, 1995).
Frekwensi kehamilan kembar menurut Greulich dikutip Sarwono (1997)
menyatakan ferkwensi kehamilan kembar pada 121 juta persalinan adalah Gemelly
1:85 triplet, kuadriplet 1:160743, dan quintiplet 1:41.600.000. Berbagi faktor
predisposisi terjadinya kehamilan kembar antara lain ras, heriditer, umur, dan
paritas ibu ( Sarwono 1997 ).
Penanganan dalam kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk
kepentingan ibu dan janin yang dikandungnya. Upaya pencegahan terjadinya
preeklansi dan eklansi, partus, prematurus dan anemi merupakan prioritas tindakan
baik tim medis maupun perawatan.
Peran perawat selama memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
kehamilan kembar adalah (1) Melaksanakan pengkajian secara sistematis dan
komprehensif (2) Merumuskan diagnosa keperawatan (3) Merencanakan tindakan
keperwatan berdasarkan prioritas/tingkat kegawatan (4) Melaksanakan tindakan
keperwatan baik secara independent, interdependent, maupun dependent dan (5)
Melaksanankan evaluasi terhadap permasalahan yang dihadapi klien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja dan bagaimana dengan Definisi, etiologi, patofisiologi, tanda dan
gejala, dan penatalaksanaan dari ibu hamil dengan Kehamilan Kembar?
2. Asuhan keperawatan apa saja yang harus dilakukan pada ibu hamil
dengan Kehamilan Kembar?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa saja dan bagaimana dengan Definisi, etiologi, patofisiologi,
tanda dan gejala, dan penatalaksanaan dari ibu hamil dengan Kehamilan
Kembar.
2. Mengetahui Asuhan keperawatan apa saja yang harus dilakukan pada ibu hamil
dengan Kehamilan Kembar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih (P.
Sarwono,1997).
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan
dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2
janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hokum Hellin.
Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan
tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat pada umumnya. Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan
yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan
kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang
berlebihan
2.2 Etiologi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah ; bangsa, umur, dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur.
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi: profertil, clomid, dan hormone gonadotropin
dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari 2.
3. Faktor keturunan
4. Faktor yang lain belum diketahui:
Faktor bangsa : Mempengaruhi kehamilan ganda : di AS lebih banyak
dijumpai pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih. Angka
tertinggi kehamilan ganda dijumpai di Finlandia dan terendah Jepang.
Faktor umur : Makin tua, makin tinggi angka kejadian kehamilan
kembar dan menurunan lagi setelah umur 40 tahun.
Paritas : Pada primipara 9,8 per 1000 dan multipara ( Oktipara ) naik
jadi 18,9 per 1000 persalinan.
Keturunan : Keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar
yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara
maternal.
2.3 Patifisiologis
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransi dan seringkali terjadi partus prematurus. Lama kehamilan kembar dua
rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata
kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram. Penentuan
zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput ketuban pada
saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan korion
maka bayi tesebut adalah monozigotik.
Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa
monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.1,2 Pada kehamilan kembar dizigotik
hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi
bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk,
bagian tubuh yang dimiliki bersama dapat.
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada
kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering
mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan
kehamilankehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah 500
ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan
persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding
dengan persalinan dari janin tunggal. Massa sel darah merah meningkat juga,
namun secara proporsional lebih sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua
dibanding pada kehamilan tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang
lebih nyata. Kadar haemoglobin. kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl
dari 20 minggu ke depan.
Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac output
meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan stroke
volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan
perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat
mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan
kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan
amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut. Dalam keadaan ini
mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera
abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari
uterus yang sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar
duduk.
Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal
maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai
akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal
dengan segera kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus hidramnion
berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi
ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan Berbagai macam stress
kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi maternal
yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar.
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut dengan monozygotic
atau disebut juga identik, homilog atau oniovuler. Kira-kira sepertiga kehamilan
kembar adalah monozygotic. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau
bayangan cermin, mata, kuping, rambut, gigi, kulit, ukuran antopopogikpun sama.
Kehamilan kembar monozygotic mempunyai 1 placenta, 1 korion homolog,
uniovuler, identik, dan memiliki 1 atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotic kematian janin sangat tinggi karena lilitan tali pusat.
2. Kehamilan Dizygotik
Kira-kira dua pertiga dari kembar dizygotik yang berasal dari dua sex telur
disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jeniskelamin sama atau berbeda
mereka adalah anak-anak lain dalam satu keluarga. Kembar dizygotik
mempunyai biovuler, heterolog, fraternal, 2 placenta, 2 korion, dan 2 amnion,
kadang-kadang dua placenta menjadi satu.
Pada umumnya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak
dari biasa, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dan posisi janin, demikian
juga janin kedua bisa berubah letaknya setelah kelahiran janin paertama, misalnya
dari letak lintang menjadi letak sungsang. Berbagai kombinasi letak serta presentasi
dapat terjadi, yang paling sering ditemukan adalah kedua janin dalam posisi
memanjang dengan presentasi kepala dan bahu, perenstasi bokong dan bahu, dan
yang paling jarang keduanya dengan letak bahu.
Ada berbagai kombinasi letak serta presentasi janin pada kehamilan kembar :
f. Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi
kunci mengunci (interlucking)
2.6 Penatalaksanaan
c. Pemakaian korset atau gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan supaya
terasa lebih ringan.
b. setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan anak kedua. Tunggu sambil memeriksa tekanan darah
dan lain-lain.
c. biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua letaknya
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak
mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti
biasa.
e. bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi
prolaps tali pusat dan solutio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara
operatif obstetrik:
• Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara
versi dan ekstraksi.
• Plasenta previa
• Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak sungsang
dan anak kedua letak kepala
3. Komplikasi
a. pada Ibu : anemia, abortus, dan pre eklampsi, hidramnion, kontraksi hipotonik,
retensio plasenta, dan perdarahan postpartum.
TINJAUAN KASUS
A. Pengumpulan Data
No. MR : 000884
1. Identitas / Biodata
b. Umur : 27 tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : IRT
g. Alamat : Tandikek
b. Umur : 29 tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Guru
g. Alamat : Tandikek
B. Anamnesa
• Keluhan utama :
• Tanda persalinan
a. Kontraksi : Ada
c. Lamanya : 40 detik
d. Kekuatan : Kuat
• Pengeluaran pervaginam
a. Darah : Ada
b. Lendir : Ada
• Riwayat menstruasi
b. Siklus : 28 hari
d. Lamanya : ± 6 – 7 hari
e. Teratur/tidak : Teratur
a. HPHT : 03-07-2010
b. TP : 10-04-2011
c. Keluhan
C. Pemeriksaan Fisik
3. Tanda vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. N : 80 x / i
c. P : 20x / i
d. S : 36,8 oC
5. Berat Badan : 78 kg
D. Inspeksi
7. Payudara
8. Abdomen
E. Pemeriksaan Kebidanan
1. Palpasi Uterus
e. TFU : 46 cm
f. TBJ : 5425 gr
i. Fetus
• Letak : Memanjang
• Posisi : -
• Pergerakan : (+)
• Presentasi : Kepala
• Penurunan : -
2. Auskultasi
a. DJJ : (+)
• Irama : Teratur
F. Uji Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
2. Urine
Tanggal : 08-04-2011
c. Memberika
n dukungan
emosional
pada ibu,
dengan
meyakinka
n ibu
bahwa
dapat
menjalani
proses
persalinan
dengan
baik.
d. Inform
consent
DAFTAR PUSTAKA
Danfort. 2002. Obstetric Dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika
Gede manuaba, Ida bagus. 1998. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.
Prawiroharjo.
Mansjoer. Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta. EGC.
Prawirohardjoe. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Noenatal.
Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Pusat pendidikan tenaga kesehatan, 1993. Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dalam kontek
keluarga, Departemen Kesehatan Jakarta.
www.Kompas.com
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih (P.
Sarwono,1997).
4.2 Saran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Tujuan....................................................................................... 2
2.1 Definisi...................................................................................... 3
2.2 Etiologi...................................................................................... 3
2.3 Patofisiologis............................................................................. 4
2.6 Penatalaksanaan......................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................... 19
4.2 Saran............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
ii