Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” UMUR 42 TAHUN AKSEPTOR KB

SUNTIK 3 BULAN DENGAN GANGGUAN HAID (AMENOREA)


DI PUSKESMAS BULILI

Oleh :

UMI ZAKIA
201902043

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
2022

1
TINJAUAN TEORI
I. KONTRASEPSI
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program Keluarga
Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. (Yanti, 2020)
Pada saat sekarang ini telah banyak beredar berbagai macam alat
kontrasepsi, Kelompok KB hormonal terdiri dari KB modern jenis susuk,
suntikan dan pil sedangkan kelompok non hormonal adalah sterilisasi pria,
sterilisasi wanita, spiral/IUD, diafragma dan kondom. Kelompok alat/cara KB
modern menurut jangka waktu efektivitas untuk MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) terdiri dari susuk, sterilisasi pria, sterilisasi
wanita serta, spiral/IUD, sedangkan kelompok non MKJP adalah jenis suntikan,
pil, diafragma dan kondom. (Yanti, 2020)
Bidan membantu pasien memilih kontrasepsi yang tepat dan sehat yaitu
dimulai dengan membuat pasien merasa nyaman saat pelayanan,
menjelaskan metode KB sesuai kebutuhan, dilakukan secara perlahan-lahan dan
jelas, menggunakan alat bantu, membantu pasien memilih kontrasepsi, menelaah
pemahaman pasien tentang cara menggunakan metode, membicarakan
kemungkinan efek sampingserta meminta pasien kembali untuk kunjungan
ulang. (Yanti, 2020)

A. PENGERTIAN KONTRASEPSI
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah
lama menggalakkan Program Keluarga Berencana dengan moto "Dua Anak
Cukup". Program tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan jumlah
penduduk, tapi juga menurunkan angka kematian ibu dan anak.

2
Guna mewujudkan program tersebut, masyarakat dianjurkan untuk
menggunakan alat kontrasepsi setiap kali berhubungan seksual. Hal ini
dilakukan untuk mengendalikan kelahiran dan bahkan juga mencegah infeksi
menular seksual (IMS).

B. JENIS-JENIS ALAT KONTRASEPSI


1. Kondom
Jenis alat kontrasepsi ini efektif mencegah kehamilan hingga 98% asalkan
dipasang dengan benar dan tidak bocor. Bahkan, kondom merupakan satu-
satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah penyebaran infeksi menular
seksual (IMS). (BKKBN, 2019)
2. IUD
Setelah kondom, IUD menempati posisi kedua sebagai alat kontrasepsi
paling populer di Indonesia. Hal ini telah terbukti melalui survei internal,
bahwa sekitar 8,9% responden menggunakan alat ini.
IUD adalah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim guna
mencegah terjadinya pembuahan. IUD terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a) IUD tembaga: tidak mengadung hormon dan kandungan tembaganya
bertindak sebagai spermisida untuk membunuh sperma yang masuk.
b) IUD hormonal: mengandung progestin, fungsinya untuk mencegah
sperma membuahi sel telur.
Tingkat efektivitas IUD mencapai 99,8% dalam mencegah kehamilan.
Alat KB ini bahkan dapat digunakan 3-5 tahun, tergantung dari jenis IUD
yang Anda pilih. (BKKBN, 2019)
3. Pil KB
Pil KB mengandung dua hormon, yaitu estrogen dan progestin, yang
berfungsi untuk menghambat pelepasan sel telur (ovulasi). Kontrasepsi
hormonal ini memiliki tingkat efektivitas hingga 98%, selama diminum
secara rutin dan sesuai aturan. (BKKBN, 2019)

3
4. Suntik KB
Suntik KB termasuk salah satu jenis alat kontrasepsi yang cukup diminati
di Indonesia. Suntik KB mengandung hormon progesteron atau kombinasi
progesteron dan estrogen dan disuntikkan pada lengan bagian atas atau
bagian bokong setiap 3 bulan guna melindungi wanita dari kehamilan.
(BKKBN, 2019)
5. Tubektomi
Tubektomi adalah salah satu bentuk kontrasepsi mantap (kontap) dengan
cara memotong tuba falopii atau saluran tuba. Ketika tuba falopii
dipotong, maka sel telur tidak dapat masuk ke dalam rahim dan sperma
pun tidak bisa membuahi sel telur.
Tubektomi ini biasanya ditujukan untuk pasangan usia subur yang sudah
tidak ingin punya anak lagi. Tuba falopii yang sudah dipotong tidak dapat
dikembalikan lagi seperti semula. Oleh karena itulah, tubektomi termasuk
salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang bersifat
permanen. Alat KB ini juga efektif mencegah kanker ovarium.(BKKBN,
2019)
6. KB Implan
Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke bawah kulit lengan atas dan cukup
banyak diminati karena pemasangannya cukup mudah, efektif, dan
memberikan perlindungan yang cukup lama. Bahkan, hampir 99%
penggunaan KB implan efektif mencegah terjadinya kehamilan selama 3
tahun.(BKKBN, 2019)
7. Vasektomi
Selama ini, alat kontrasepsi sering kali diidentikkan dengan wanita.
Padahal, pria juga dianjurkan untuk menggunakan alatnya demi mencegah
kehamilan. Hanya sebanyak 0,6% pria telah melakukan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) berupa vasektomi atau operasi
pemotongan vas deferens, yaitu saluran berbentuk tabung kecil di dalam
skrotum yang membawa sperma dari testis menuju penis.

4
Akibatnya, akses sperma menuju air mani jadi tertutup sehingga mencegah
pembuahan. Perlu diingat bahwa vasektomi bukanlah proses kebiri
sehingga pria masih bisa ereksi dan tidak memengaruhi kejantanan pria.

C. KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN


Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang
dibedakan menjadi dua macam yaitu DMPA (depot medroksiprogesterone
asetat) dan kombinasi. Suntik DMPA berisi depot medroksiprogesterone
asetat yang diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular
(IM) setiap 12 minggu. (Susilowati, 2018)
Efek samping penggunaan suntik DMPA adalah gangguan haid,
penambahan berat badan, kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, nervotaksis dan jerawat. Gangguan haid yang sering
ditemukan berupa siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan
banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting), tidak haid sama sekali (amenore) (Susilowati, 2018)

D. MEKANISME KERJA
Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA menurut (Susilowati, 2018) :
1. Primer (Mencegah Ovulasi)
Kadar folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA,
endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang
tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama endometrium bisa menjadi
semakin sedikit sehingga hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan
biopsi, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu 90
hari setelah suntikan DMPA berakhir. (Susilowati, 2018)

5
2. Sekunder
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi
c. Mungkin mempengaruhi kecepatan transportasi ovum didalam Tuba
Falopi.

E. EFEKTIVITAS
DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per100
perempuan dalam satu tahun pemakaian (BKKBN). Kegagalan yang terjadi
pada umumnya dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada
jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus
benar-benar intragluteal. (Susilowati, 2018)

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


a. Keuntungan KB suntik 3 bulan
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak mengandung hormon estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
4) Tidak mempengaruhi ASI
5) Sedikit efek samping
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
7) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
10) Mencegah beberapa penyakit radang panggul (Susilowati, 2018)

6
b. Kerugian KB suntik 3 bulan
a. Sering ditemukan gangguan haid
b. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
c. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual, hepatitis B dan Virus HIV
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum.
(Susilowati, 2018)

G. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


1. Indikasi
a. Wanita usia produktif
b. Wanita yag telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus dan keguguran
g. Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Masalah gangguan pembekuan darah
i. Menggunakan obat Epilepsy dan Tuberculosis (Susilowati, 2018)
2. Kontra indikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
d. Penderita kanker payudara atau memiliki riwayat kanker payudara
e. Penderita Diabetes Mellitus disertai komplikasi (Susilowati, 2018)

7
H. WAKTU PENGGUNAAN
Waktu mulai menggunakan kontrasepsi DMPA (Susilowati, 2018) yaitu :
1. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi
dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan
tidak hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi DMPA,
suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya.
5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan,
asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

I. CARA PENGGUNAAN
Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut (Susilowati, 2018) :
1. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan
terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
etil/isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik,
setelah kering baru disuntik.
3. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan
putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan
menghangatkannya.

8
J. EFEK SAMPING
Efek samping yang sering ditemukan menurut Baziad dalam jurnal
(Susilowati, 2018) :
1. Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting, menorarghia,
metrorarghia.
2. Penambahan berat badan.
3. Mual.
4. Kunang-kunang, Sakit kepala.
5. Nervositas.
6. Penurunan libido.
7. Vagina kering.

II. EFEK SAMPING GANGGUAN HAID PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3


BULAN DAN PENANGANANNYA
A. GEJALA GANGGUAN HAID
1. Tidak mengalami haid (Amenore)
Amenore dibedakan menjadi dua yaitu amenore primer merupakan masa
remaja <16 tahun belum pernah mengalami mens atau belum
menampakkan tanda-tanda fisik seksual sekunder, sedangkan amenore
sekunder bila wanita sudah mengalami menstruasi namun kemudian tidak
mengalami menstruasi dalam waktu 3-6 bulan.
2. Perdarahan berupa bercak-bercak (Spotting)
Perdarahan bercak merupakan keluhan atau gejala yang akan menurun
dengan makin lamanya pemakaian.
3. Perdarahan diluar siklus haid (Metrorargia)
Bila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur atau jika terdapat
insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi, istilah metroragi
digunakan untuk menggambarkan keadaan tersebut
4. Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak daripada biasanya
(Menorarghia)
Persepsi yang umum mengenai perdarahan berlebihan adalah apabila tiga

9
sampai empat pembalut sudah penuh selama empat jam. Jumlah
kehilangan darah yang dipertimbangkan normal selama mens adalah 30 cc
sejak penelitian yang dilakukan pada tahun 1960-an dan setiap perdarahan
yang lebih dari 80 cc dinyatakan perdarahan abnormal, seperti yang
dikatakan oleh Engstrom, bahwa batas 8 cc merupakan ukuran standar
untuk menetapkan menoragi

B. AMENOREA
Amenore didefinisikan sebagai tidak adanya menstruasi pada wanita usia
reproduksi. Amenore primer didefinisikan sebagai kegagalan untuk memulai
menstruasi pada usia 14 tahun tanpa adanya perkembangan seksual sekunder
atau tidak adanya menstruasi pada usia 16 tahun terlepas dari adanya
pertumbuhan normal dan perkembangan karakteristik seksual sekunder.
Sebaliknya, amenore sekunder didefinisikan sebagai berhentinya menstruasi
sebelumnya selama lebih dari 6 bulan. (Tudhur et al., 2021)
Etiologi amenorea dapat dilihat dari komponen yang bertingkat secara
anatomi dan fungsionalnya. Kompartemen I yaitu gangguan pada uterus dan
patensi (outflow tract), seperti Sinrom Asherman, Endometritis Tuberukulosa.
Kompartemen II yaitu gangguan pada ovarium seperti Sindrom Turner.
Kompartemen III yaitu gangguan pada hipofisis seperti Adenoma Hipofisis ,
Empty Sella Syntrome , Sindrom Sheehan. Kompartemen IV yaitu gangguan
pada hipotalamus atau susunan saraf pusat seperti Amenorea Hipotalamus
yaitu defisiensi sekresi pulsatil GnRH menyebabkan gangguan pengeluaran
gonadotropin sehingga berakibat gangguan pematangan folikel dan ovulasi
pada gilirannya akan terjadi amenorea hipotalamus. Berdasarkan analisis
kromosom, penyebab amenorea primer pada 45 % kasus disebabkan karena
disgenesis gonad, adanya abnormalitas kromosom atau agenesis ductus
muller. (Tudhur et al., 2021)
1. AMENOREA PRIMER
Amenorea primer merupakan suatu keadaan tidak terjadinya
menstruasi pada wanita usia 16 tahun. (Sari et al., 2021). Amenore primer

10
adalah tertundanya menarke pada usia 14 tahun tanpa disertai seks
sekunder atau tidak adanya menstruasi pada usia 16 tahun dengan adanya
pertumbuhan normal seks sekunder. (Arifiandi & Wiyasa, 2018)
Penyebab amenore primer terbanyak adalah kelainan genetik yaitu
sekitar 43% dan penyebab terkecil adalah hymen imperforate, Androgen
Insensitivity Syndro (AIS), Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK), dan
penyakit susunan saraf pusat yang masingmasing diketahui frekuensinya
adalah sekitar 1%. (Arifiandi & Wiyasa, 2018)
Terdapat tiga fenotip HAK, HAK tipe klasik yaitu classical salt
wasting dan classical simple virilizing sejak lahir serta HAK non klasik
dengan late-onset baik gejala maupun diagnosisnya dimana saat prenatal
tidak diketahui. (Arifiandi & Wiyasa, 2018)

2. AMENOREA SEKUNDER
Amenorea skunder merupakan tidak terjadinya menstruasi
selama tiga siklus atau 6 siklus setelah sebelumnya
mendapatkan siklus menstruasi biasa. (Sari et al., 2021)
Amenorea sekunder terjadi diakibatkan karena stress,
kecemasan, aktivitas yang berat atau olahraga yang berat, obesitas,
berat badan rendah, kehamilan, mengkonsumsi hormonal tambahan
seperti obat kontrasepsi, gangguan pada thyroid, kelainan pada rahim
seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman
(pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau
pembedahan. (Sari et al., 2021)
Dikatakan amenorea sekunder bila seorang wanita usia reproduktif
yang pernah mengalami haid, tiba-tiba haidnya berhenti untuk sedikitnya
tiga bulan berturut-turut. Penyebab tidak datangnya haid ialah gangguan
pada organ-organ yang bertanggung jawab terhadap proses terjadinya
siklus haid, yaitu: hipotalamushipofisis (amenorea sentral), ovarium
(amenorea ovarium), dan uterus (amenorea uteriner). Pervalensi amenorea
sekunder sekitar 3-4% wanita usia reproduktif, sebagian besar kasus

11
disebabkan oleh sindroma ovarium polikistik (SOPK), amenorea
hipotalamik, hiperprolaktinemia, dan kegagalan ovarium dini. (Suparman
& Suparman, 2017)
Prinsip dasar fisiologi dari fungsi menstruasi memungkinkan
penyusunan beberapa sistem kompartemen yang tepat di mana siklus
menstruasi bergantung. Prinsip ini berguna untuk mendapatkan evaluasi
diagnostik yang memisahkan penyebab dari amenore ke dalam
kompartemen berikut ini: kompartemen I, gangguan pada uterus;
kompartemen II, gangguan pada ovarium; kompartemen III, gangguan
pada hipofisis anterior; dan kompartemen IV, gangguan pada sistem saraf
pusat (hipotalamus). (Suparman & Suparman, 2017)

C. PENYEBAB GANGGUAN HAID


Secara umum semua gangguan haid disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan.
Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium (Susilowati, 2018).
Penyebab amenore primer umumnya lebih berat dan lebih sulit untuk
diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik sedangkan
amenore sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab yang timbul dalam
kehidupan wanita seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit
infeksi dan lain-lain. (Susilowati, 2018)
Metroragi dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau
kelainan fungsional. Bila penyebab menoragi dan metroragi adalah
neoplasma, gangguan pembekuan darah, penyakit kronis atau kelainan
ginekologik, klien perlu dirujuk ke spesialis. (Susilowati, 2018)

D. PENATALAKSANAAN
1. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
a. Jelaskan sebab terjadinya
b. Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam jangka penyesuaian
diri, bersifat sementara dan individu:

12
1) Amenore, bila tidak hamil, tidak perlu dilakukan tindakan apapun,
cukup konseling dengan menjelaskan bahwa haid terkumpul dalam
rahim dan beri nasehat untuk kembali ke klinik. (Susilowati, 2018)
2) Spooting, Perdarahan bercak merupakan keluhan atau gejala yang
akan menurun dengan makin lamanya pemakaian. Sebagian wanita
yang mengalami perdarahan bercak menemukan bahwa keluhan ini
membaik dengan sendirinya, biasanya pada suntikan keempat.
(Susilowati, 2018)
3) Metrorarghia, Memberikan konseling pada akseptor bahwa
perdarahan diluar siklus haid merupakan efek samping kontrasepsi
suntik yang dipakai dan jenis perdarahan ini tidak berbahaya
meskipun berlangsung sampai beberapa minggu. (Susilowati,
2018)
4) Menorarghia, Perdarahan banyak atau memanjang lebih dari 8 hari
atau 2 kali lebih banyak dari haid biasanya, jelaskan hal itu biasa
ditemukan pada bulan pertama suntikan. (Susilowati, 2018)
c. Motivasi klien untuk tetap menggunakan KB.
2. Tindakan medis
a. Amenore, Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan
perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan, bila tidak
terjadi perdarahan juga rujuk ke klinik. Bila klien tidak menerima
gangguan tersebut, suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian
kontrasepsi yang lain. Bila terjadi kehamilan, rujuk klien dan jelaskan
bahwa hormone progestin tidak akan menimbulkan kelainan.
(Susilowati, 2018)
b. Spooting dan metrorarghia, Bila ringan atau tidak terlalu menganggu
tidak perlu diberi obat. Bila cukup mengganggu dapat diberikan pil KB
3x1 tablet selama 7 hari. Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg
etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800mg, 3x/hari untuk 5 hari) atau
obat sejenis lain.(Susilowati, 2018)

13
c. Menorarghia, Bila terjadi perdarahan banyak selama penyuntikan
ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari
selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal,
atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi
untuk 14-21 hari. Untuk mencegah anemia perlu preparat besi atau
makanan yang mengandung banyak zat besi (Saifuddin, 2003). Diberi
tablet sulfas ferosus (Fe) 3x1 tablet antara 5-7 hari sampai keadaan
membaik. (Susilowati, 2018)

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifiandi, M. D., & Wiyasa, I. W. A. (2018). Laporan Kasus: Amenore Primer et


causa Hiperplasia Adrenal Kongenital Non Klasik. Jurnal of Issues
Midwifery, II.
BKKBN. (2019). Penyuluhan Tentang Alat Kontrasepsi. BKKBN, OPD
Pengendalian Penduduk Dan KB.
Sari, D. P., Handayani, T. Y., & Sustiyani, E. (2021). HUBUNGAN STATUS
GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN AMENORE SEKUNDER.
Jurnal Kesehatan 10.
Suparman, E., & Suparman, E. (2017). Amenorea Sekunder: Tinjauan dan
Diagnosis. Jurnal Biomedik (JBM, 9.
Susilowati, E. (2018). KB SUNTIK 3 (TIGA) BULAN DENGAN EFEK SAMPING
GANGGUAN HAID DAN PENANGANANNYA.
Tudhur, N. S., Paramitha, A. D., Islamy, N., & Wiajaya, O. (2021). Laporan
Kasus: Amenorea Primer. Fakultas Kedokteran, Univesitas Lampung Bagian
Ilmu Kebidanan Dan Kandungan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung, 11.
Yanti, J. S. (2020). ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3
BULAN DENGAN AMENOREA. Jurnal Komunikasi Kesehatan, XI.

15
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” UMUR 42 TAHUN AKSEPTOR KB

SUNTIK 3 BULAN DENGAN GANGGUAN HAID (AMENOREA)

DI PUSKESMAS BULILI

Tempat Praktek : PKM Bulili

Tanggal Masuk : 16 Desember 2021 Pukul : 10.40 Wita

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. I
Umur : 42 tahun Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Suku/ Bangsa : Kaili/Indonesia Suku/bangsa : Kaili/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : JL. Dewi sartika Alamat : Jln. Dewi sartika
1. Kunjungan Saat Ini :
Kunjungan Pertama
√ Kunjungan Ulang
Alasan datang : Ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulan
Keluhan Utama : Ibu mengatakan cemas karna tidak haid selama 3
bulan setelah menggunakan KB suntik 3 bulan
2. Riwayat Perkawinan
a.        Umur waktu nikah : 20 tahun
b.       Lama : ± 15 tahun
c.        Perkawinan ke :1
d.       Jumlah anak :5

16
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : ± 28 hari
c. Lama : ± 7 hari
d. Jumlah : 2-3 x ganti pembalut /hari
e. Warna : Merah darah
f. Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

Tgl
Penyulit/ Lahi Jenis
Ham J Penolon BB Keadaan
komplika r Persalina Nifas
il Ke K g lahir Anak
si Ana n
k

Tidak 199 ♂ Normal Dukun - Normal Norma


1
ada 6 l
Tidak 200 ♀ Normal Dukun - Normal Norma
2
ada 0 l
Tidak 200 ♀ Normal Dukun - Normal Norma
3
ada 5 l
Tidak 200 ♂ Spontan Bidan 2.50 Normal Norma
4
ada 8 0 l
Tidak 201 ♀ Normal Bidan 3.00 Normal Norma
5
ada 3 0 l

5. Riwayat KB :
Jenis Lama Keluhan Alasan berhenti
penggunaan
Dahulu : Suntik 3 bulan ± 6 bulan Tidak haid >3 Kesepakatan dengan
bulan suami untuk mengganti
akseptor lain

6. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang

17
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular
(HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM, hipertensi, asma),
menahun (jantung, ginjal)
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular
seperti (HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti (hipertensi, DM,
Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM,
hipertensi), menahun (jantung, ginjal)
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Kebutuhan Frekuensi Keluhan
Nutrisi :

Makan Makan 3x/ hari dengan nasi Tidak ada keluhan


porsi sedang, lauk pauk dan
sedikit sayur.

Minum Minum 6- 7 gelas per hari Tidak ada keluhan

Eliminasi :

BAK Ibu BAK 4 – 6 x /hari Tidak ada keluhan

BAB Ibu BAB 1x /hari Tidak ada keluhan

Istirahat 8 – 9 jam /hari Tidak ada keluhan

Aktifitas Melakukan aktifitas rumah Tidak ada keluhan

tangga

Personal Hygiene Mandi 2x/hari , gosok gigi Tidak ada keluhan

2x/hari, ganti baju 2x/hari, ganti

celana dalam 3x/hari

18
Rekreasi 1 bulan sekali Tidak ada keluhan

Pola seksual ± 1x /minggu Tidak ada keluhan

8. Keadaan Psiko Sosial Spiritual


a. Tentang jenis alat kontrasepsi : ibu mengetahui jenis kontrasepsi
antara lain pil, suntik, IUD dan steril.
b. Tentang efek samping : ibu menyatakan jika memakai KB pil dan
suntik dapat menyebabkan kegemukan, kalau memakai IUD akan
mengalami ketidaknyamanan saat berhubungan suami istri dan kalau
melakukan steril dia tidak kan hamil lagi
c. Tentang manfaat kontasepsi : ibu menyatakan jika memakai alat
kontrasepsi dapat menunda kehamilan

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmenthis
c. Tanda vital
a. Tensi : 100/86 mmHg
b. Nadi : 77x/ menit
c. RR : 24x/ menit
d. Suhu : 36,6 ºC
d. TB : 144 Cm
e. BB : 54,7 kg
f. Kepala : Mesochepal
g. Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe
h. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
i. Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
j. Hidung : bersih, tidak ada polip
k. Telinga : tidak ada serumen, simetris

19
l. Mulut : tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang
m. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

n. Payudara
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
Putting : Menonjol

o. Abdomen
Bentuk : Normal
Bekas Luka : Tidak ada
Massa/Tumor : Tidak ada
p. Ekstremitas
Atas : tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari lengkap
Bawah : tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik
Refleks Patela : (+)
q. Genetalia : bersih, tidak ada varises
Bekas Luka : Episiotomi
r. Anus : tidak ada hemoroid

2. Pemeriksaan Dalam/ Ginekologis


Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
Protein urine : Tidak dilakukan
HB : Tidak dilakukan

II. Analisa Masalah / Interpretasi Data

Diagnosa :
Ny “S“ umur 42 tahun Akseptor KB suntik 3 bulan dengan Amenorea

DS :
a. Ibu mengatakan bernama Ny.S dan berumur 42 tahun

20
b. Ibu menyatakan sejak menggunakan KB suntik 3 bulan untuk menunda
kehamilannya dan tidak mengalami haid >3 bulan

DO :
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
1)      Tensi : 100/86 mmHg
2)      Nadi : 77 x/ menit
3)      Suhu : 36,6 ℃
4)      RR : 24 x/ menit
d. TB : 144 cm
e. BB : 54,7 Kg

III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada data yang mendukung

V. PERENCANAAN TINDAKAN
Tanggal/Jam : 16 Desember 2021 Pukul 10.44 Wita
1. Beritahu ibu tentang hasi pemeriksaan.
Tujuan: Agar ibu mengetahui tentang kondisinnya
2. Beritahu kepada ibu bahwa KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang
diberikan secara intramuscular setiap 3 bulan atau 12 minggu, dalam
suntik KB 3 bulan terdapat beberapa efek samping seperti perubahan

21
siklus mentruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek, seperti
tidak haid (Amenorea), Flek (Spotting) jerawat dibadan dan wajah, berat
badan bertambah, pusing dan sakit kepala, gairah seks menurun, kepadatan
tulang berkurang, tidak terlindung dari PMS. (Yanti, 2020)
Tujuan: Agar ibu mengetahui tentang KB suntik 3 bulan

3. Beritahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi dari KB suntik 3


bulan. Yakni:
a. Indikasi
1) Wanita usia produktif
2) Wanita yag telah memiliki anak
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah abortus dan keguguran
7) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
8) Masalah gangguan pembekuan darah
9) Menggunakan obat Epilepsy dan Tuberculosis (Susilowati, 2018)
b. Kontra indikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4) Penderita kanker payudara atau memiliki riwayat kanker payudara
5) Penderita Diabetes Mellitus disertai komplikasi (Susilowati, 2018)
Tujuan: Agar ibu mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi KB suntik 3
bulan
4. Beritahu kepada ibu tentang keuntungan dan kerugian dari KB suntik 3 bulan,
yaitu:
a. Keuntungan KB suntik 3 bulan

22
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak mengandung hormon estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
4) Tidak mempengaruhi ASI
5) Sedikit efek samping
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
7) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
10) Mencegah beberapa penyakit radang panggul (Susilowati, 2018)
b. Kerugian KB suntik 3 bulan
1) Sering ditemukan gangguan haid
2) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
3) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual, hepatitis B dan Virus HIV
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum.
(Susilowati, 2018)
Tujuan: Agar ibu mengetahui tentang keuntungan dan kerugian dari KB suntik
3 bulan
5. Lakukan informed consent dengan ibu jika ibu setuju menggunakan KB suntik
3 bulan.
Tujuan: untuk dokumentasi di PKM Bulili bahwa ibu setuju untuk
menggunakan KB suntik 3 bulan
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 bulan lagi tanggal 10
Maret 2022 atau kembali jika ada keluhan.
Tujuan: Agar ibu datang kembali untuk ber-KB

23
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 16 Desember 2021 Pukul 10.45 Wita
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, setelah dilakukan pemeriksaan
tidak ada kontraindikasi pada ibu untuk menggunanakan KB suntik 3 bulan.
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
1)      Tensi : 100/86 mmHg
2)      Nadi : 77 x/ menit
3)      Suhu : 36,6 ℃
4)      RR : 24 x/ menit
d. TB : 144 cm
e. BB : 54,7 Kg
2. Memberitahu kepada ibu bahwa KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang
diberikan secara intramuscular setiap 3 bulan atau 12 minggu, dalam
suntik KB 3 bulan terdapat beberapa efek samping seperti perubahan
siklus mentruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek, seperti
tidak haid (Amenorea), Flek (Spotting) jerawat dibadan dan wajah, berat
badan bertambah, pusing dan sakit kepala, gairah seks menurun, kepadatan
tulang berkurang, tidak terlindung dari PMS. (Yanti, 2020)
7. Memberitahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi KB suntik 3
bulan, Yakni:
a. Indikasi
1) Wanita usia produktif

24
2) Wanita yag telah memiliki anak
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah abortus dan keguguran
7) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
8) Masalah gangguan pembekuan darah
9) Menggunakan obat Epilepsy dan Tuberculosis (Susilowati, 2018)
b. Kontra indikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4) Penderita kanker payudara atau memiliki riwayat kanker payudara
5) Penderita Diabetes Mellitus disertai komplikasi (Susilowati, 2018)
8. Memberitahu ibu tentang keuntungan dan kekurangan dari KB suntik 3 bulan,
yaitu:
a. Keuntungan KB suntik 3 bulan
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak mengandung hormon estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
4) Tidak mempengaruhi ASI
5) Sedikit efek samping
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
7) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
10) Mencegah beberapa penyakit radang panggul (Susilowati, 2018)
b. Kerugian KB suntik 3 bulan

25
1) Sering ditemukan gangguan haid
2) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
3) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual, hepatitis B dan Virus HIV
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum.
(Susilowati, 2018)
4. Melakukan informed consent yaitu persetujuan tertulis yang dilakukan oleh
bidan dan ibu sebagai bukti bahwa ibu telah setuju memakai kontrasepsi
tersebut dan sebagai bukti jika terjadi suatu hal di kemudian hari
5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang

VII. EVALUASI

Tanggal : 14 Desember 2021 Pukul 10.45 Wita

1. Ibu mengetahui kondisinya dalam keadaan baik sehingga ia diperbolehkan


untuk menggunanakan KB suntik 3 bulan
2. Ibu mengerti bahwa KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang diberikan
secara intramuscular setiap 3 bulan atau 12 minggu, dan terdapat
beberapa efek samping seperti perubahan siklus mentruasi, baik menjadi
lebih panjang maupun lebih pendek, seperti tidak haid (Amenorea), Flek
(Spotting) jerawat dibadan dan wajah, berat badan bertambah, pusing dan
sakit kepala, gairah seks menurun, kepadatan tulang berkurang, tidak
terlindung dari PMS
3. Ibu mengerti tentang indikasi dan kontraindikasi KB suntik 3 bulan
4. Ibu mengerti tentang keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan
5. Informed consent tentang penggunaan KB suntik 3 bulan telah dilakukan
6. KB suntik 3 bulan telah diberikan.

26
7. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 10 maret 2022
atau jika ada keluhan.

27
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” UMUR 42 TAHUN AKSEPTOR KB

SUNTIK 3 BULAN DENGAN GANGGUAN HAID (AMENOREA)

DI PUSKESMAS BULILI

Tempat Praktek : PKM Bulili


Tanggal Masuk : 16 Desember 2021

IDENTITAS/ BIODATA
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. I
Umur : 42 tahun Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Suku/ Bangsa : Kaili/Indonesia Suku/bangsa : Kaili/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : JL. Dewi sartika Alamat : Jln. Dewi sartika

SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan masih ingin ber-KB
2. Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan
3. Ibu mengatakan ini adalah kunjungan ulangnya setelah menggunakan
Akseptor KB suntik 3 bulan
4. Ibu mengatakan selama menggunakan KB suntik belum pernah Haid
5. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan
menurun

28
OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmenthis
3. Tanda vital
a. Tensi : 100/86 mmHg
b. Nadi : 77x/ menit
c. RR : 24x/ menit
d. Suhu : 36,6 ºC
4. TB : 144 Cm
5. BB : 54,7 kg
6. Kepala : Mesochepal
7. Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe
8. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
9. Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
10. Hidung : bersih, tidak ada polip
11. Telinga : tidak ada serumen, simetris
12. Mulut : tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang
13. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
14. Payudara
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
Putting : Menonjol
15. Abdomen
Bentuk : Normal
Bekas Luka : Tidak ada
Massa/Tumor : Tidak ada
16. Ekstremitas
Atas : tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari lengkap
Bawah : tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik
Refleks Patela : (+)

29
17. Genetalia : Bersih, tidak ada varises
Bekas Luka : Episiotomi
18. Anus : Tidak ada hemoroid

ASSASTMENT
Ny “S“ umur 42 tahun Akseptor KB suntik 3 bulan dengan Amenorea

PLANNING
Tanggal/Jam : 16 Desember 2021 Pukul 10.45 Wita
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, setelah dilakukan pemeriksaan
tidak ada kontraindikasi pada ibu untuk menggunanakan KB suntik 3 bulan.
a. KU : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV
1)      Tensi : 100/86 mmHg
2)      Nadi : 77 x/ menit
3)      Suhu : 36,6 ℃
4)      RR : 24 x/ menit
d. TB : 144 cm
e. BB : 54,7 Kg
Hasil : Ibu mengetahui kondisinya dalam keadaan baik sehingga ia
diperbolehkan untuk menggunanakan KB suntik 3 bulan
2. Memberitahu kepada ibu bahwa KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang
diberikan secara intramuscular setiap 3 bulan atau 12 minggu, dalam
suntik KB 3 bulan terdapat beberapa efek samping seperti perubahan
siklus mentruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek, seperti
tidak haid (Amenorea), Flek (Spotting) jerawat dibadan dan wajah, berat
badan bertambah, pusing dan sakit kepala, gairah seks menurun, kepadatan
tulang berkurang, tidak terlindung dari PMS. (Yanti, 2020)
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

30
3. Memberitahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi KB suntik 3
bulan, Yakni:
a. Indikasi
1) Wanita usia produktif
2) Wanita yag telah memiliki anak
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah abortus dan keguguran
7) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
8) Masalah gangguan pembekuan darah
9) Menggunakan obat Epilepsy dan Tuberculosis (Susilowati, 2018)
b. Kontra indikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4) Penderita kanker payudara atau memiliki riwayat kanker payudara
5) Penderita Diabetes Mellitus disertai komplikasi (Susilowati, 2018)
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Memberitahu ibu tentang keuntungan dan kekurangan dari KB suntik 3 bulan,
yaitu:
a. Keuntungan KB suntik 3 bulan
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak mengandung hormon estrogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
4) Tidak mempengaruhi ASI
5) Sedikit efek samping
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

31
7) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
10) Mencegah beberapa penyakit radang panggul (Susilowati, 2018)
b. Kerugian KB suntik 3 bulan
1) Sering ditemukan gangguan haid
2) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian
3) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit
menular seksual, hepatitis B dan Virus HIV
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid
serum. (Susilowati, 2018)
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
5. Melakukan informed consent yaitu persetujuan tertulis yang dilakukan oleh
bidan dan ibu sebagai bukti bahwa ibu telah setuju memakai kontrasepsi
tersebut dan sebagai bukti jika terjadi suatu hal di kemudian hari.
Hasil : informed consent telah dilakukan dan KB suntik 3 bulan telah
diberikan.
6. Menganjurkan kepad ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 10
maret 2022 atau datang bila ada keluhan.
Hasil : ibu bersedia untuk datang kembali

32

Anda mungkin juga menyukai