Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

TINJAUAN KASUS

1.1 Tinjauan Medis


1.1.1 Pengertian
Diabetus Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf dan pemeriksaan dengan
mikroskop elekteon ( Suyono , 2016 )

1.1.2 Etiologi
1. Gangguan pada pembentukan insulin, misalnya : Penyakit pada pankreas
yaitu :
1) Pankreatitis
2) Trauma pada pankreas
3) Gangguan pembuluh darah pankreas
2. Herediter kurang lebih 25 %
3. Gangguan pada otot yaitu hipofise

1.1.3 Fisiologi

Sel  pankreas

Insulin
n
Mengubah glukosa menjadi
glukagon

Kadar glukosa darah normal


Keterangan :
Sel  Pankreas menghasilkan insulin, kemudian insulin bekerja untuk
mengubah glukosa menjadi glukagon menghasilkan kadar glukasa darah
normal.
1.1.4 Patofisiologi

 Gangguan pada pembentukan insulin


 Herediter kurang lebih 25 %
 Gangguan pada otot
1
Sel  pankreas rusak

Defisiensi insulin berat

Peningkatan
Penurunan Katabolisme protein Peningatan
ambilan lipolisis
glukosa
Peningkatan
asam amino Peningkatan
Hiperglikemi asam lemak
Peningkatan hebat
glikoneogenesis gliserol
Diuresis
osmotik Vaskulopati
hiperosmolalitas
Peningkatan
Kehilangan Gangguan ketogenesis
hipotonik penyembuhan
ulkus
Peningkatan
Penipisan ketonemia
volume infeksi
Nyeri akut
Gangguan rasa
PK syok nyaman
hipovolemik

1.1.5 Klasifikasi
1. D M type tergantung insulin ( type I )
2. D M type tidak tergantung insulin ( type II )
1) Gemuk

2
2) Tidak gemuk
3. D M type lain tang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
1) Penyakit pankreas
2) Hormonal
3) Obat / bahan kimia
4) Kelainan reseptor
5) Kelainan genital

1.1.6 Manifestasi klinis


1. Fase akut
1) Gejala 3P yaitu :
( 1 ) Poly fagia
( 2 ) Poly uria
( 3 ) Poly dipsi
2) Berat badan meningkat
2. Fase lanjut
1) Gejala 2p
2) BB menurun
3) Keadaan lain
( 1 ) Mudah lelah
( 2 ) Mual
( 3 ) Kesemutan
( 4 ) Gatal
4) Mata kabur
5) Nyeri sendi
6) Impotensi pada pria
7) Pruritus vulva pada wanita

3. Pemeriksaan penunjang
1) Perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk DM
antara lain :
( 1 ) Usia lebih 40 tahun

3
( 2 ) Obesitas
( 3 ) Hipertensi
( 4 ) Riwayat kelurga DM
( 5 ) Riwayat kelahiran dengan BB lebih dari 4 kg
( 6 ) Riwayat DM pada kehamilan
( 7 ) Dislipidemia
2) Dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu-
waktu, kadar glukosa darah puasa
3) Tes toleransi glukosa oral (TTGO )
4. Penatalaksanaan
Dalam hal0hal yang perlu diperhatikan antara laian :
1. Motivasi
Pasien diberitahu bahwa penyakit DM tidak dapat disembuhjan ,
tapi kadar gula darah dapat diturunkan, jadi harus ada kerja sama
dengan pasien
2. Diit
1) Tujuan Diit
( 1 ) Mengakibatkan pertumbuhan yang normal
( 2 ) Mengarahkan BB normal
( 3 ) Mempertahankan GD normal
( 4 ) Mencegah / menunda komplikasi
2) Pedoman Diit
( 1 ) Jumlah
Relatif body wheight (RBW)
RBW : BB / TB – 100 x 100%
Klasifikasi :
- Kurus ( under weight ) < 70 %
- Un Over nutrisi < 80 %
- Normal 90- 110 %
- Gemuk (over wheight) 110-120 %
- Obesitas >120 %
Pedoman pemberian kalori

4
- Kurus : BB x 40-60 kal
- Normal : BB x 30 kal
- Gemuk : BB x 20 kal
- Obesitas: BB x 10-15 kal
( 2 ) Jadwal
Jadwal pemberian 3 jam dengan cara bergantian antara snak
dengan makanan

( 3 ) Jenis
Jenis bahan makanan yang boleh diberikan adalah golongan B
yaitu apel, pisang kopok, pepaya, kedondong, tomat.

1.2 Tinjauan Asuhan keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Pengkajian Diabetus Melitus
Pemeriksaan fisik
1) Aktifitas atau istirahat
Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak atau berjalan, kram, tonus
otot menurun, gangguan istirahat atau tidur.
Tanda : Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat / dengan
aktifitas, disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot.
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki, penyembuhan lama.
Tanda : Takikardi,perubahan tekanan darah postural, hipertensi,
nadi yang menurun / tak ada, kulit panas, kering dan kemerahan, bola
mata cekung.
3) Integritas Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finanial yang
berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang

5
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( polyuria ) nokturia rasa nyeri /
terbakar, kesulitan berkemih, ( infeksi ), ISK baru atau berulang, nyeri
tekan abdomen,diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning,polyuria ( dapat berkembang
menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipovolemi berat ),
urineberkabut, bau busuk, ( infeksi ), abdomen keras adanya asites,
bisinng usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)

5) Makanan atau cairan


Gejala : Hilang nafsu makan, mual/ muntah,tidak mengikuti diit,
penurunan pemasukan diit karbohidrat atau glukosa, penurunan berat
badan lebih dari beberapa hari / minggu, haus, penggunaan diuretik
(tiazid )
Tanda : Kulit kering atau bersisik,turgor kulit jelek, kekakuan /
distensi abdome, muntah pembesaran tiroid,(peningkatan kebutuhan
metabolik dengan peningkatan gula darah) bau manis/ buah ( nafas
aseton )
6) Neuro sensori
Gejala : Pusing atau pening sakit kepala kesemutan , kebas,
kelemahan pada otot, parestesia gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor,/koma, (tahap
lanjut ) gangguan memory, ( baru, masa lalu ) kacau mental, reflek
tendon dalam ( RTD ) menurun ( koma) aktifitas kejang ( tahap lanjut
dari DKA )

7) Nyeri atau kenyamanan


Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri, ( sedang / berat )
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-
hati.

6
8) Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanps sputum
purulen ( tergantung adanya infeksi atau tidak )
Tanda : lapar udara, batuk, dengan / tanpa putum purulen
( infeksi ) frekwensi pernafasan
9) Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforosis, kulit rusak, lesi, menurunnya
kekuatan umum, rentang gerak, parastesia, paralisis otot termasuk otot
pernafasan
10) Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi ) masalah impoten pada
pria, kesulitan orgasme pada wanita

1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glokosa Darah Berhubungan Dengan


Menejemen Diabetes Tidak Tepat

Rencana Asuhan Keprawatan :

7
Nanda :nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik mis
prosedur pembedahan
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakkan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakkan
(International Association Fot The Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan
 Bukti nyeri dengan menggunakan  Agens cedera biologis (mis infeksi,
standar daftar periksa nyeri untuk iskemia, neoplasma)
 Agens cedera fisik (mis., abses,
pasien yang tidak dapat
amputasi, luka bakar, terpotong,
mengungkapkannya (mis, Neonatal
mengangkat berat, prosedur bedah,
Infant Pain Scale, Pain Assessment
trauma, olahraga berlebihan)
Checklist for Senior with Limited
 Agen cedera kimia (mis, luka bakar,
Ability to Communicate) Diaforesis
 Dilatasi pupil kapsaisin, metilen klorida, agen
 Ekspresi wajah nyeri (mis, mata kurang mustard)
bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu
fokus,meringis)
 Fokus menyempit (mis, persepsi waktu,
 proses berpikir, interaksi dengan orang
dan lingkungan
 Fokus pada diri sendiri
 Keluhan tentang intensitas
menggunakan standar skala nyeri (mis.,
skala Wong Baker FACES, skala
analog visual skala penilaian numerik)
 Keluhan tentang karakteristik nyeri
dengan menggunakan standar
instrumen nyeri (mis., McGill Pain
Questionnaire, Brief Pain Inventory)
 Laporan tentang perilaku
 nyeri/perubahan aktivitas (mis.,
anggota keluarga, pemberi asuhan)
 Mengekspresikan perilaku (mis,

8
gelisah, merengek, menangis, waspada)
 Perilaku distraksi
 Perubahan pada parameter fisiologis
(mis., tekanan darah, frekuensi jantung,
frekuensi pernapasan saturasi oksigen
dan end- tidal karbondioksida [CO2))
 Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri
 Perubahan selera makan
 putus asa
 Saap melindungi area nyeri
 Sikap tubuh melindungi

NOC
Kontrol Nyeri 1605
Definisi : tindakkan pribadi untuk mengkontrol nyeri
Tidak Jarang Kadang- Sering secara
pernah menunju kadang menunju konsisten
menunju kkan menunju kkan menunju
kkan kkan kkan
1 2 3 4 5
Mengenali kapan nyeri terjadi 1 2 3 4 5 NA
Menggambarkan faktor 1 2 3 4 5 NA
penyebab
Menggunakan jurnal harian 1 2 3 4 5 NA
untuk memonitor gejala dari
waktu ke waktu
Menggunakan tindakan 1 2 3 4 5 NA
pencegahan
Menggunakan tindakan 1 2 3 4 5 NA
pengurangan (nyeri) tanpa
analgesik
Menggunakan analgesik yang di 1 2 3 4 5 NA
rekomendasikan
Melaporkan perubahan 1 2 3 4 5 NA

9
perubahan terhadap gejala nyeri
terhadap profesional kesehatan
Melaporkan gejala yang tidak 1 2 3 4 5 NA
terkontrol pada profesional
kesehatan
Menggunakan sumber daya 1 2 3 4 5 NA
yang tersedia
Mengenali apa yang terkait 1 2 3 4 5 NA
dengan gejala nyeri
Melaporkan nyeri yang 1 2 3 4 5 NA
terkontrol

NOC
Tingkat Nyeri 2102
Definisi : Keparahan dari nyeri yang di amati atau dilaporkan
berat Cukup sedang ringan Tidak ada
berat
1 2 3 4 5
Nyeri yang dilaporkan 1 2 3 4 5 NA
Penjangnya episode nyeri 1 2 3 4 5 NA
Menggosok area yang terkena 1 2 3 4 5 NA
dampak 1 2 3 4 5 NA
Mengerang dan menangis 1 2 3 4 5 NA
Ekspresi nyeri wajah 1 2 3 4 5 NA
Tidak bisa beristirahat 1 2 3 4 5 NA
Agitasi 1 2 3 4 5 NA
Iritabilitas 1 2 3 4 5 NA
Mengernyit 1 2 3 4 5 NA
Mengeluarkan keringat 1 2 3 4 5 NA
Berkeringat berlebihan 1 2 3 4 5 NA
Mondar mandir 1 2 3 4 5 NA
Focus menyempit 1 2 3 4 5 NA
Ketegangan otot 1 2 3 4 5 NA
Kehilangan nafsu makan 1 2 3 4 5 NA

10
Mual 1 2 3 4 5 NA
Intoleransi makanan 1 2 3 4 5 NA
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5 NA
Denyut jantung apical 1 2 3 4 5 NA
Denyut nadi radikal 1 2 3 4 5 NA
Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
Berkeringat

NIC
Manajemen Nyeri 1400
Detinisi : pengurangan ataau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyemanan yang dapat diterima oleh pasien

 Lakukan pengkajian nyeri  Kurangi atau eliminasi faktor- faktor


komprehensif yang meliputi yang dapat mencetuskan atau
nyeri(misalnya, ketakutan lokasi , meningkatkan nyeri (misalnya, ketakutan
karekteristik,onset/durasi, kelelahan, keadaan monoton dan kurang
kelelahan,keadaan monoton dan pengetahuan)
 Pertimbangkan keinginan pasien untuk
frekuensi, kualitas, intensitas atau
berpartispasi, kemampuan berpartisipasi,
beratnya nyeri dan faktor pencetus
 Observasi adanya Pertimbangkan kecenderungan, dukungan dari orang
keinginann pasien nonverbal terdekat terhadap dan kontraindikasi
mengenai ketidaknyamanan terutama ketika memilih strategi penurunan nyeri
 Pilih dan implementasikan tindakan
pada mereka yang tidak bisa
beragam (misalnya, farmakologi.
berkomunikasi secara efektif
 Pastikan perawatan analgesic bagi monfarmakologi, interpersonal) untuk
pasien dilakukan dengan pemantauan memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai
yang ketat dengan kebutuhan
 Gunakan strategi komunikasi  Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri
terapeutik untuk mengetahui
ketika memilih strategi penurunn nyeri
pengalaman nyeri dan sampaikan
 Dorong pasien untuk memonitor nyeri
penerimaan pasien terhadap nyeri
dan menangani nyerinya dengan tepat
 Gali pengetahuan dan kepercayaan
 Ajarkan penggunaan teknik
pasien mengenai nyeri
nonfarmakologi (seperti, biofeed back.
 Perhatikan pengaruh budaya terhadap
TENS, hypnosis, relaksasi bimbingan
respon nyeri

11
 Tentukan akibat dari pengalaman antisipasif, terapi music. terapi bermain,,
nyeri terhadap kualitas hidup pasien terapi aktifitas, akupressur, aplikasi
(misalnya, tidur, nafsu makan, panas/dingin dan pijatan, sebelum
pengertian, perasaan hubungan sesudah dan jika memungkinkan ketika
perfoma kerja, dan tanggung jawab melakukan aktifitas yang menimbulkan
peran) nyeri, sebelum nyeri terjadi atau
 Gali bersama pasien faktor-faktor meningkat dan bersamaan dengan
yang dapat menurunkan atau tindakan penurunan rasa nyeri lainnya)
memperberat nyeri  Gali penggunaan metode farmakologi
 Evaluasi pengalaman nyeri dimasa yang di pakai pasien saat ini untuk
lalu yang meliputi riwayat nyeri menurunkan nyeri metodefarmakologi
kronik individu atau keluarga atau untuk menurunkan nyeri
nyeri yang menyebabkan  Dorong pasien menggunakan obat-
disability/ketidakmampuan/kecacatan, oobatan penurun nyeri yang adekuat
 Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat
dengan tepat
 Evaluasi bersama pasien dan tim dan tim kesehatan lainnya untuk memilih
kesehatan lain mengenai efetivitas dan mengimplementasikan tindakan
tindakan pengontrolan nyeri yang penurunan nyeri nonfarmakologi sesuai
pernah dilakukan sebelumnya kebutuhan
 Bantu keluarga dalam mencari dan  Berikan individu penurun nyeri yang
menyediakan dukungan optimal dengan peresepan analgesic
 Gunakan metode penilaian yang  Implementasikan penggunaan pasien-
sesuai dengan tahapan perkembangan terkontrol analgesic (PCA), jika sesuai
 Gunakan tindakan pengontrol nyeri
yang memungkinkan untuk
sebelum nyeri bertambah berat
memonitoring perubahan nyeri yang
 Berikan obat sebelum melakukan
akan dapat membantu
aktivitas untuk meningkatkan partisipasi,
mengidentifikasi faktor pencetus
namun (lakukan) evaluasi (mengenai)
actual dan potensial (missal, catatat
bahaya dari sedasi
perkembangan dan catatan harian)  Pastikan pemberian analgesic dan atau
 Tentukan kebutuhan frekuensi untuk
strategi nonfarmakologi sebelum
melakukan pengkajian pasien dan
dilakukan proscdur yang menimbulkan
mengimplementasikan rencana
nyeri
monitor.  Periksa tingkat ketidak nyamanan
 Berikan informasi mengenai nyeri
bersama pasien, catatan perubahan pada

12
seperti penyebab nyeri, berapa lama catatan medis pasien informasikan
nyeri akun dirasakan, dan antisipasi petugas kesehatan lain yang merawat
dari ketidak-nyamanan akibat pasien
 Evaluasi keefektifan dan dari tindakan
prosedur
 kendalikan faktor lingkungan yang selama pengkajian nyeri dilakukan
 Mulai dan modifikasi tindakan
dapat mempengaruhi respon pasien
pengontrolan nyeri berdasarkan respon
terhadap ketidaknyamanan (misalnya,
pasien
suhu, ruangan, pencahayaan, suara
 Dukung istirahat atau tidur yang adekuat
bising)
 Informasikan tim kesehatan lain atau untuk membantu penurunan nyeri
 dorong pasien untuk mendiskusikan
anggota keluarga mengenai strategi
pengalaman nyerinya sesuai kebutuhan
nonfarmakologi yang sedang di  beritahu dokter jika tindakan tidak
gunakan untuk mendorong berhasil dan jika keluhan pasien saat ini
pendekatan preventif terkait dengan berubah signifikan dari pengalaman nyeri
manajemen nyeri sebelumnya.
 Gunakan pendekata multi disiplin
untuk manajemen nyeri Jika sesuai
 Pertimbangkan untuk merujuk pasien
keluarga dan orang terdekat pada
kelompok pendukung dan sumber-
sumber lainnya sesuai kebutuhan
 Berikan informasi yang akurat
meningkatkan pengetahuanmdan
respon keluarga terhadap pengalaman
nyeri
 libatkan keluarga dalam modalitas
penurunan nyeri, jika memungkinkan
 Monitor kepuasan pasien terhadap
manajeman nyeri dalam interval yang
spesifik

Nanda : Resiko Ketidakstabilan Kadar Glokosa Darah


Berhubungan Dengan Menejemen Diabetes Tidak Tepat
Resiko Ketidakstabilan Kadar Glokosa Darah 00179
definisi

13
kerentangan terhadap variasi kadar glokosa/gula darah dari rentang normal, yang dapat
mengganggu kesehatan.
faktor resiko
 asupan diet tidak cukup  menejemen diabetes tidak tepat
 gangguan status kesehatan fisik  menejemen medikasi tidak efektif
 gangguan status mental  pemantauan glokosa darah tidak adekuat
 kehamilan  penambahan berat badan berlebihan
 keterlambatan perkembangan  periode pertumbuhan cepat
kognitig  rata-rata aktivitas harian kurang dari yang
 kurang kepatuhan pada rencana dianjurkan menurut jenis kelamin dan usia
manajemen diabetes  stres berlebihan
 kurang pengetahuan tentang  tidak menerima diagnosis
menejemen penyakit

NOC:
keparahan hiperglikemia....................................................2111
definisi
keparahan tanda dan gejala karena peningkatan kadar glokosa darah
211101 peningkatan urin output
211102 peningkatan haus
211103 lapar berlebihan
211104 malaise
211105 kelelahan
211106 sakit kepala
211107 pandangan kabur
211108 kehilangan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
211109 kehilangan nafsu makan
211110 mual
211111 mulut kering
211112 nafas bau buah
211113 infeksi jamur
211114 gangguan elektrolit
211115 gangguan konsentrasi
211116 perubahan status mental
211117 peningkatan glokosa darah
211118 peningkatan AIC (glycated hemoglobin)

14
kadar glukosa darah.......................................2300
definisi
tingkat kadar glukosa darah dalam plasma dan urin yang berada dalam rentangnormal
230001 glukosa darah
230004 hemoglobin glikosilat
230005 frostusamin
230007 urin glukosa
230008 urin keton

NIC:
Menejemen Hiperglikemi
definisi : pencegahan dan perawatan kadar glukosa diatas nilai normal
aktifitas-aktifitas
 monitor kadar glukosa darah, sesuai indikasi
 monitor tanda dan gejala hiperglikemi: poliuria, polidipsi, polifagi, kelemahan, letargi,
malaise, pandangan kabur, atau sakit kepala
 monitor ketonurin, sesuai indikasi
 monitor AGD, elektrolit, dan kadar betahidroksibutirat, sesuai yang tersedia
 monitor nadi dan tekanan darah ortostatik, sesuai indikasi yang tersedia
 monitor nadi dan tekanan darah ortostatik, sesuai indikasi
 berikan insulin, sesuai resep
 dorong asupan cairan normal
 monitor status cairan (termasuk input dan autput) sesuai kebutuhan
 monitor akses IV, sesuai kebutuhan
 berikan cairan IV , sesuai kebutuhan
 berikan kalium sesuai resep
 konsultasikan dengan dokter tanda dan gejala hiperglikemia yang menetap atau
memburuk
 bantu ambulasi jika terdapat hipotensi orthostatik
 lakukan pembersihan mulut, jika diperlukan
 identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi
 antisipasi situasi dimana akan ada kebutuhan peningkatan insulin
 batasi aktifitas ketika kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl khususnya jika ketonurin
terjadi
 instruksikan pasien dan keluarga mengenai pencegahan, pengenalan tanda tanda
hiperglikemi, dan menejemen hiperglikemi
 dorong pemantauan sendiri kadar glukosa darah
 bantu pasien dalam mengiterprestasikan kadar glukosa darah
 review riwayat kadar glukosa darah pasien dan/atau keluarga

15
 instruksikan pemeriksaan ketonurin, sesuai kebutuhan
 instruksikan pentingnya pemeriksaan ketonurin dan indikasi ,sesuai kebutuhan
 instruksikan pasien untuk melaporkan kadar ketonurin yang sedang atau tinggi pada
petugas kesehatan
 instruksikan pada pasien dan keluarga mengenai menejemen diabetes selama periode
sakit, termasuk penggunaan insulin dan/atau obat oral, monitor asupan cairan, pengganti
kabohidrat dan kapan mencari bantuan petugas kesehatan , sesuai kebutuhan
 berikan bantuan untuk penyesuaian regimen pengobatan untuk mencegah atau merawat
hiperglikemia
 fasilitasi kepatuhan terhadap diet dan regimen latihan
 tes kadar glukosa darah anggota keluarga

16
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2018). Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi


Keperawatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Doengoes, Marilyn E. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Sjamsuhidayat R dan Wim De Jong. (2018). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Brunner dan Suddarth. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Oswari E. (2016). Bedah dan Perawatannya. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai