Dosen Pengampu:
Ika Yudianti, SST., M. Keb
Disusun Oleh :
WIDIA BUNGA SITA
P17311173048
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa. Puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga
tugas makalah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
dengan judul “Manajemen Kebidanan Pada Retensio Plasenta” dapat selesai
dengan baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, tentu saja banyak pihak yang membantu
penulis. Di antaranya yaitu dosen dan para teman sesama mahasiswi kebidanan
Poltekkes Kemenkes Malang. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Definisi Retensio Plasenta ........................................................1
B. Etiologi Retensio Plasenta.........................................................1
C. Predisposisi Retensio Plasenta..................................................3
D. Patofisiologi Retensio Plasenta.................................................4
E. Klasifikasi Retensio Plasenta....................................................4
F. Bentuk Pelepasan Plasenta........................................................5
G. Diagnosis Retensio Plasenta...... ...............................................6
H. Penatalaksanaan Retensio Plasenta...........................................6
I. Komplikasi Retensio Plasenta.................................................14
BAB II TINJAUAN KASUS .......................................................................15
BAB III TELAAH JURNAL .......................................................................30
BAB IV PEMBHASAN ...............................................................................34
Daftar Pustaka...............................................................................................35
Lampiran
1
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga
atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2014).
Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak terpisah dan menimbulkan
hemorrhage yang tidak tampak, dan juga didasari pada lamanya waktu yang
berlalu antara kelahiran bayi dan keluarnya plasenta yang diharapkan.
Beberapa ahli klinik mengenali setelah 5 menit. Kebanyakan bidan akan
menunggu satu setengah jam bagi plasenta untuk keluar sebelum
menyebutnya tertahan. (Varney’s, 2007)
Perlengketan plasenta (retensio placenta) adalah terlambatnya kelahiran
plasenta melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir, tanpa perdarahan yang
berlebihan. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya
perdarahan dan infeksi. (Permatasari, Handayani, 2017)
B. Etiologi
Plasenta yang sukar dilepas dengan pertolongan aktif kala tiga bisa
disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Bila sebagian
kecil dari plasenta masih tertinggal di dalam uterus disebut rest plasenta dan
dapat menimbulkan perdarahan post partum primer atau lebih sering
sekunder.
Penyebab retensio plasenta yaitu:
1. Fungsional
a. His kurang kuat (penyebab terpenting),
b. Terhalang oleh kandung kemih yang penuh
c. Plasenta sukar terlepas karena
1) Tempatnya (insersi disudut tuba),
2) Bentuknya (plasenta membranasea, plasenta anularis), dan
3) Ukurannya (plasenta yang sangat kecil).
2
C. Predisposisi
Faktor predisposisi Retensio Plasenta yaitu:
1. Kelahiran prematur
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
2. Kontraksi uterus yang lemah
3. Tindakan manajemen aktif Kala III yang tidak benar.
1. Grandemultipara
Persalinan lebih dari 4 kali.
2. Usia
Usia ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
3. Overdistensi rahim, seperti kehamilan kembar, hidramnion, atau bayi
besar.
4. Partus lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari
18 jam pada multi.
5. Partus presipitatus
6. Kotiledon tertinggal
7. Riwayat atonia uteri
8. Plasenta akreta, inkreta dan perkreta
9. Manajeman aktif kala III yang tidak benar.
10. Gangguan koagulopati seperti anemia dan hipofibrinogenemi.
D. Patofisiologi
Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan
tetapi progresif uterus mengecil, yang disebut retraksi, pada masa retraksi itu
lembek namun serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali.
Peristiwa retraksi menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berjalan
dicelah-celah serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahim itu
sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepas
seluruhnya dan bekuan darah dalam rongga rahim bisa menghalangi proses
retraksi yang normal dan menyebabkan banyak darah hilang.
Pada persalinan kala III, fisiologis plasenta yang normal dan pelaksanaan
manajemen aktif kala III yang benar menjadi penyebab pasti kelahiran
plasenta secara normal. Saat dimana terjadi kesalahan penanganan kala III
dan atau kontraksi uterus ditemukan tidak bekerja dengan baik (antonia uteri)
maupun terjadi plasenta inkarserata dimana plasenta tidak dapat lahir karena
terhalang oleh cincin rahim, maka didapatkan bahwa plasenta telah lahir
sebagian, dan yang memperparah keadaan ini adalah perdarahan yang banyak
dan terus-menerus jika tidak segera diberi pertolongan. Sementara plasenta
akreta, inkreta, dan perkreta akan menyebabkan plasenta tidak dapat lahir
seluruhnya karena fisiologis plasenta yang tidak normal sehingga
(Prawirohardjo, 2014).
E. Klasifikasi
1. Plasenta Adhesiva, yaitu implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta Akreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki
bagian lapisan miometrium.
3. Plasenta Inkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai
lapisan miometrium.
4. Plasenta perkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta yang menembus
lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5
G. Diagnosis
1. Data subjektif
Ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan plasenta belum lahir.
2. Data objektif
Pemeriksaan fisik: Palpasi pada abdomen daerah perut didapatkanuterus
tidak teraba bulat dan keras, kontraksi kurang baik, TFU 1 jari diatas
pusat dan vesika urinaria teraba agak menonjol serta terjadi perdarahan
segera setelah anak lahir (postpartum primer).
H. Penatalaksanaan
Dalam melakukan penatalaksanaan pada retensio plasenta sebaiknya bidan
harus mengambil beberapa sikap dalam menghadapi kejadian retensio
plasenta yaitu:
1. Sikap Umum Bidan
7
Catatan :
a. Bila tepi plasenta tidak teraba atau plasenta berada pada dataran yang
sama tinggi dengan dinding uterus maka hentikan upaya plasenta
manual karena hal itu menunjukkan plasenta inkreta (tertanam dalam
miometrium)
b. Bila hanya sebagian dari implantasi plasenta dapat dilepaskan dan
bagian lainnya melekat erat maka hentikan pula plasenta manual
karena hal tersebut adalah plasenta akreta. Untuk keadaan ini
sebaiknya ibu diberi uterotonika tambahan (misoprostol 600 mcg per
rektal) sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan
RETENSIO PLASENTA
Plasenta belum lahir setelah 30
menit bayi lahir
Sikap Bidan
a. Evaluasi sebabnya
b. Konsultasi dengan :
puskesmas dan dokter
c. Merujuk ke PKM atau RS
d. Plasenta Manual
Komplikasi
a. Atonia Uteri
b. Perforasi
c. Perdarahan Uterus Tindakan Di Rumah Sakit
d. Tamponade gagal a. Perbaikan keadaan
Umum Infus-Tranfusi
(segera merujuk penderita ke antibiotic
RS) b. Tindakan plasenta
manual
c. Atau histerektomi
I. Komplikasi
a. Atonia Uteri
Atonia uteri didefinisikan sebagai suatu kondisi kegagalan uterus
dalam berkontraksi dengan baik setelah persalinan, sedangkan atonia uteri
juga didefinisikan sebagai tidak adanya kontraksi uterus segera setelah
plasenta lahir (Mulyati, 2018).
b. Perforasi
c. Perdarahan Uterus
d. Tamponade gagal
15
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny “S” Tn. Rahmat
Umur : 25 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Jawa Jawa
Bangsa : Indonesia Indonesia
16
c. Imunisasi
TT 1 : Catin 2010
TT 2 : 2011
TT 3 : 2011
5. Riwayat Kesehatan Penyakit yang Pernah Diderita
Ibu tidak pernah atau sedang menderita Penyakit yang pernah /sedang
menderita penyakit menular (HIV, TBC.PMS) menurun/menahun
(Kanker, asma, DM, hipertensi, jantung, hati, ginjal. Ibu tidak pernah
dirawat di rumah sakit.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga Ibu tidak ada yang pernah/sedang menderita penyakitmenular
(HIV, TBC, PMS) menurun/menahun (kanker, asma, DM, hipertensi,
jantung, hati, ginjal
7. Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi
Makan : 3-4 kali sehari dengan porsi sedang. Satu porsi berisi nasi,
lauk pauk seperti tahu, tempe, ikan air tawar serta sayur-
sayuran.
Minum : 4-6 gelas setiap harinya (air putih) dan 1-2 gelas teh setiap
harinya
b. Pola Eliminasi
BAK : 10 kali/hari, tidak ada keluhan
BAB : 1 kali/hari, tidak ada keluhan
c. Pola Istirahat
Ibu tidur siang selama kurang lebih 2 jam setiap harinya.
Sedangkan tidur malam 4-5 jam dan sering terbangun karena nyeri
punggung.
d. Pola aktivitas
Ibu dirumah mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga seperti
memasak, mencuci dan menyapu.
B. DATA OBJEKTIF
18
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Pernafasan : 22x/menit
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,60C
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak pucat dan tidak ada odema
Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterus
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada
pembesaran vena jugularis
Payudara : Simetris, hiperpigmentasi pada areola, puting susu
menonjol, tidak ada tumor, tidak ada pembesaran kelenjar
montgomery, dan kolostrum sudah keluar
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan
strie gravidarum
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px. Pada fundus teraba
bokong (32 cm Mc Donald)
Leopold II : Teraba punggung di bagian kanan Ibu
Leopold III : Bagian terdahulu yaitu kepala, sudah masuk
PAP
Leopold IV : Sebagian besar sudah masuk PAP (2/5 WHO)
TBJ : (32-11) x 155 gram = 3255 gram
DJJ : Reguler 146x/menit
His : 10’ 3.35”
Genetalia : Tampak lendir darah keluar dari vagina
Ekstremitas : Tidak ada odema pada tangan dan kaki
3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 14 September 2012
Pukul : 10.00 WIB
Oleh : Bidan
19
C. INTERPRETASI DATA
1. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnosa Aktual : Inpartu kala I fase laten
Masalah Aktual :-
Dx : GI P0 Ab0 UK 38 minggu janin T/H/I Inpartu Kala I fase aktif
Ds : Ibu mengatakan adanya rasa mulas pada perut bagian bawah dan
mengeluarkan lendir bercampur darah pada vagina
Do :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Pernafasan : 22x/menit
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,60C
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px. Pada fundus teraba bokong
(32 cm Mc Donald)
Leopold II : Teraba punggung di bagian kanan Ibu
Leopold III : Bagian terdahulu yaitu kepala, sudah masuk PAP
Leopold IV : Sebagian besar sudah masuk PAP (2/5 WHO)
TBJ : (32-11) x 155 gram = 3255 gram
DJJ : Reguler 146x/menit
His : 10’ 3.35”
20
Pemeriksaan Dalam
V/V : Lendir darah
Ø : 8 cm
Eff : 80%
Ketuban : (+)
Bagian Terdahulu : Kepala, tidak ada bagian kecil maupun
berdenyut di bagian terdahulu
Bagian Terendah : UUK
Moulage :0
Hodge : III
2. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
-
D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Mandiri
-
2. Kolaborasi
-
3. Merujuk
-
E. INTERVENSI
1. Beritahu Ibu hasil pemeriksaan
Rasional : Agar pasien mengetahui hasil dari pemeriksaan yang telah
dilakukan
2. Berikan Ibu nutrisi
Rasional : Agar Ibu memiliki tenaga yang cukup saat proses persalinan
terutama saat meneran
3. Anjurkan Ibu untuk tidur miring ke kiri
Rasional : Untuk mempercepat pembukaan dan penurunan kepala serta
menjaga asupan oksigen ibu dan bayi tetap terpenuhi
4. Ajarkan Ibu teknik relaksasi
21
F. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan
Tekanan darah 120/80 mmHg, pembukaan 8cm, kondisi ibu dan janin
baik, serta ibu belum diperbolehkan meneran.
2. Memberikan Ibu makan dan minum supaya memiliki tenaga saat
meneran
3. Menganjurkan ibu miring kekiri
4. Mengajarkan ibu tehnik relaksasi, yaitu dengan menarik nafas panjang
lewat hidung dan dihembuskan lewat mulut berulangkali.
5. Mengajarkan Ibu teknik meneran saat persalinan
6. Memberikan support mental pada ibu, dengan cara menemani ibu,
mengajak berdoa, membiarkan suami/keluarga mendampingi ibu
7. Observasi kemajuan persalinan
Memeriksa tekanan darah setiap 4 jam , menghitung nadi setiap 1 jam
sekali, memeriksa suhu setiap 4 jam sekali, memeriksa DJJ setiap 30
menit sekali, memeriksa kontraksi setiap 30 menit sekali.
G. EVALUASI
1. Hasil pemeriksaan telah diberitahukan kepada ibu, ibu mengerti
mengenai hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia makan dan minum, miring kiri dan bersedia melakukan
teknik relaksasi.
3. Ibu memahami cara meneran yang efektif saat persalinan dan bersedia
melakukannya
4. Hasil Observasi kemajuan persalinan :
Tanggal : 14 September 2012
22
KALA II
Tanggal : 14 September 2012
Pukul : 11.30 WIB
A. DATA SUBEKJTIF
Ibu ingin meneran
B. DATA OBJEKTIF
a. Tanda Kala II
Adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka
b. Pemeriksaan Dalam
V/V : Lendir darah
Ø : 10 cm
Eff : 100%
Ketuban : (-), pecah pukul 11.00 WIB
Bagian Terdahulu : Kepala, tidak ada bagian kecil maupun
berdenyut di bagian terdahulu
Bagian Terendah : UUK
23
Moulage :0
Hodge : III+
c. Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,90 C
Pernapasan : 20 x/menit
DJJ : 152 x/menit
His : 10’ 4.40”
C. INTERPRETASI DATA
1. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnosa Aktual : Inpartu kala II
Masalah Aktual :-
Dx : GI P0 Ab0 UK 38 minggu T/H/I Inpartu kala II
Ds : Ibu mengatakan ingin meneran
Do :
a. Tanda Kala II
Adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva
membuka
b. Pemeriksaan Dalam
V/V : Lendir darah
Ø : 10 cm
Eff : 100%
Ketuban : (-), pecah pukul 11.00 WIB
Bagian Terdahulu: Kepala, tidak ada bagian kecil maupun
berdenyut di bagian terdahulu
Bagian Terendah : UUK
Moulage :0
Hodge : III+
c. Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
24
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,90 C
Pernapasan : 20 x/menit
DJJ : 152 x/menit
His : 10’ 4.40”
2. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
-
D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Mandiri
-
2. Kolaborasi
-
3. Merujuk
-
E. INTERVENSI
Lakukan pertolongan persalinan normal 60 langkah
Rasional : Untuk melahirkan bayi secara normal sesuai dengan APN 60
langkah
F. IMPLEMENTASI
1. Menyiapkan Partus Set (klem tali pusat, gunting perineum, gunting
tali pusat, heating set, koker, duk steril, dll)
2. Memakai APD (clemek, masker, kaca mata, sepatu boot, penutup
rambut),
3. Mencuci tangan dengan sabun dengan teknik 6 langkah d air
mengalir dan dikeringkan dengan handuk pribadi.
4. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap
dankeadaan janin bain, membantu ibu menentukan posisi yang
nyaman dansesuai keinginan ibu serta meminta keluarga membantu
menyiapkan posisimeneran.
25
5. Membimbing ibu meneran pada saat ibu merasa ada dorongan yang
kuatuntuk meneran secara benar dan efektif, setelah kepala janin
nampak divulva dengan diameter 5-6 cm
6. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
7. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dlapisi kain bersih.
Tanganlain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantulahirnya kepala. Menganjurkan ibu meneran perlahan atau
bernafas cepatdan dangkal.
8. Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
9. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar.
10. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara
biparietal. Menggerakkan perlahan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arcuus pubis dan kemudiam
menggerakkankearah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
11. Setelah kedua bahu lahir, geser atngan kebawah kearah perineuum
ibu untukmenyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atasuntuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
12. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran lengan atas
berlanjutkepunggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata
kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dan jari-jarilainnya)
13. Meakukan penilayan selintas : apakah bayi menangis kuat/ atau
beranafastanpa kesulitan, apakah bayi bergerak dengan aktif1
14. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnyakecuali telapak tangan, mengganti handuk basah dengan
handuk kering dan biarkan bayi diatas perut ibu.
15. Mengecek/ mempalpasi perut ibu untuk memastikan tidak ada janin
ke-2,kemudian segera menyuntikkan oksitosin pada 1/3 paha atas
bagian luarsecara IM.
26
G. EVALUASI
1. Bayi jenis kelamin laki-laki lahir spontan tanggal 14/09/2012 jam :
11.45WIB, BB : 3100 gr, PB : 49 cm, menangis kuat, gerak aktif,
warna kulitmerah muda.
2. Tampak tali pusat di vulva, TFU setinggi pusat.
3. KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
KALA III
Tanggal : 14 September 2012
Jam : 11.45 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Ibu tidak mulas
2. Ibu merasa nyeri pada jalan lahir
B. DATA OBJEKTIF
1. TFU setinggi pusat
2. Kontraksi lemah
3. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
27
C. INTERPRETASI DATA
1. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnosa Aktual : Inpartu kala III
Masalah Aktual : Kontraksi lemah
Dx : P1001 Ab000 inpartu kala III
Ds : Ibu merasa mulas
Ibu merasa nyeri pada jalan lahir
4. Do : TFU setinggi pusat
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
E. INTERVENSI
1. Lakukan Manajemen Aktif Kala III
Rasional : Untuk melahirkan plasenta
2. Menyiapkan rujukan
Rasional : mengantisipasi adanya penyulit kala III persalinan.
F. IMPLEMENTASI
1. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva.
28
2. Meletakkan satu tangan kanan diatas kain pada perut, di tepi atas
simpisis,untuk mendeteksi kontraksi uterus. Tangan yang lain memegang
tali pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah
sambiltangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso cranial secara
hati-hati(setelah 30-40 detik tidak lahir, hentikan penegangan, dan di
ulangi setelahada kontraksi).
4. Setelah melakukan MAK III selama 15 menit, ternyata tidak
ditemukanadanya tanda-tanda pelepasan plasenta (bertambah panjangnya
tali pusat,semburan darah, perubahan bentuk uterus dari kolumner
menjadi globular).
G. EVALUASI
Pada pukul 12.00 WIB belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta, (bertambah
panjangnya tali pusat, semburan darah, perubahan bentuk uterus dari
kolumner menjadi globular) dan tidak ada perdarahan.
Hasil Observasi TTV
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Data Subjektif
Ibu tidak merasa mulas
Ibu merasa nyeri pada jalan lahir
2. Data Objektif
a. TFU setinggi pusat
b. Kontraksi lemah
c. Pada pukul 12.00 WIB tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
(bertambah panjangnya tali pusat, semburan darah, perubahan bentuk
uterus dari kolumner menjadi globular)
3. Analisa
P1001 Ab000 inpartu kala III dengan retensio plasenta
29
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu bahwa ari-arinya belum lahir dalam 15 menit dan
ibu harus diberikan suntikan oksitosin dosis ke-2 pada 1/3 paha atas
bagian luar.
b. Kembali melakukan MAK III, dan setelah 30 menit tetap tidak ada tanda-
tanda pelepasan plasenta
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Data Subjektif
Ibu tidak merasa mulas
Ibu merasa nyeri pada jalan lahir
2. Data Objektrif
a. TFU setinggi pusat
b. Kontraksi lemah
c. Pada pukul 12.15 WIB tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
(bertambah panjangnya tali pusat, semburan darah, perubahan bentuk
uterus dari kolumner menjadi globular)
3. Analisa
P1001 Ab000 inpartu kala III dengan retensio plasenta akreta
4. Penatalaksanaan
a. Mengobservasi TTV ibu
b. Menjelaskan pada keluarga bahwa kondisi Ibu kurang baik karena ari-ari
belum lahir setelah 30 menit, sehingga ibu harus di rujuk.
c. Meminta keluarga/suami untuk menandatangani inform konsen
d. Melakukan persiapan rujukan, memasang infuse RL yang sudah di
tambah 2 IU oksitosin.5.
e. Merujuk Ibu ke RS yang telah di hubungi sebelumnya.
f. Menyempaikan diagnosa pasien dan penatalaksanaan yang telah
dilakukan kepada tenaga kesehatan di faskes rujukan
30
BAB III
TELAAH JURNAL
informasi tentang kedalaman invasi vili. Hal ini mungkin karena akses terbatas ke
ahli patologi perinatal terlatih di sebagian besar pusat memberikan wanita dengan
gangguan PAS dan kebingungan di sekitar retensi plasenta sederhana yang
dilaporkan oleh kedua klinisi10 dan patolog53 sebagai bentuk ringan dari
gangguan PAS, dan deskripsi klinis jaringan plasenta yang muncul di bawah
serosa dehiscence bekas luka lama pada persalinan sesar3 sebagai plasenta yang
melekat secara abnormal.
Sebuah studi kasus-kontrol dari 98 wanita dengan satu atau lebih kelahiran
sesar sebelumnya dengan plasenta previa termasuk 38 kelainan PAS tidak
menemukan perbedaan dalam penutupan single-layer dan double-layer dalam
kejadian gangguan PAS. Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa
terus menerus jahitan dikaitkan dengan risiko gangguan PAS yang lebih tinggi
daripada jahitan terputus (aOR 6.0, 95% CI 1.4-25.2). Sebuah studi kasus-kontrol
retrospektif dari 53 kasus dan 157 kontrol juga menemukan bahwa penggunaan
jahitan monofilamen untuk penutupan histerotomi pada persalinan sesar
sebelumnya mengurangi risiko memiliki plasenta previa (AOR 0,26, 95% CI
0,08-0,80) dan dengan demikian gangguan PAS dalam kehamilan masa depan.75
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari teori dan kasus yang telah dipaparkan tidak ada kesenjangan diantara
keduanya. Penatalaksanaan yang dilakukan bidan untuk menangani retensio
plasenta dengan tidak adanya perdarah adalah dengan merujuknya ke fasilitas
kesehatan yang memadai. Lain halnya jika ada perdarahan, berarti sebagian dari
plasenta telah terlepas maka bidan memiliki kewenangan untuk melakukan
manual plasenta untuk melahirkan plasenta seluruhnya.
Daftar Pustaka
Jauniaux, E., Chantraine, F., Silver, R. M., Langhoff-Roos, J., Duncombe, G.,
Klaritsch, P., Chantraine, F., Kingdom, J., Grønbeck, L., Rull, K., Nigatu, B.,
Tikkanen, M., Sentilhes, L., Asatiani, T., Leung, W. C., AIhaidari, T.,
Brennan, D., Kondoh, E., Yang, J. I., … Cortez, R. (2018). FIGO consensus
guidelines on placenta accreta spectrum disorders: Epidemiology.
International Journal of Gynecology and Obstetrics, 140(3), 265–273.
36
https://doi.org/10.1002/ijgo.12407
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta :
EGC
Yeyeh, Ai dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta
: CV. Trans Info Medika