Disusun Oleh :
Widia Bunga Sita (P17311173048)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa. Puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga tugas
makalah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
dengan judul “Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi” dapat selesai dengan baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, tentu saja banyak pihak yang membantu
penulis. Di antaranya yaitu dosen dan para teman sesama mahasiswi kebidanan
Poltekkes Kemenkes Malang. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI
tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya. Metode Amenorea
Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian asi secara ekslkusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya. MAL dapat dikatakan sebagai
metode keluarga berencana alamiah (KBA), apabila tidak dikombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain.
Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi.
Pada saat menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin.
Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin dan hormon gonadotrophin
melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan
mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
Efektivitas MAL sangat tinggi sekitar 98 % apabila digunakan secara
benar dan memenuhi persyaratan seperti digunakan selama enam bulan
pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan
menyususi secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman
tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi
dan intensitas menyusui.
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan kontrasepsi metode
amenorea laktasi adalah tingkat pengetahuan ibu, jika pengetahuan ibu tentang
metode amenorea laktasi tinggi maka ibu dapat menerima metode amenorea
laktasi sebagai salah satu metode kontrasepsi yang aman dan mudah serta
mendukung program ASI ekslusif. Oleh karena itu penting sekali dalam
meningkatkan pengetahuan ibu tentang metode amenorea laktasi guna
pecapain keberhasilan kontrasepsi metode amenorea laktasi yang
tinggi. Salah satu cara mendukung peningkatan pengetahuan
ibu yaitu dengan menyediak caran materi dan memberiakan penyuluhan
metode amenorea laktasi pada ibu.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Metode Amenore Laktasi
2. Untuk mengetahui cara kerja Metode Amenore Laktasi
3. Untuk mengetahui keuntungan kontrasepsi Metode Amenore Laktasi
4. Untuk mengetahui keuntungan nonkontrasepsi Metode Amenore Laktasi
5. Untuk mengetahui keterbatasan penggunaan Metode Amenore Laktasi
6. Untuk mengetahui siapa yang dapat menggunakan Metode Amenore
Laktasi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Lactational Amenorrhea Method (LAM) atau Metode Amenorea Laktasi
(MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apa pun lainnya.
Penelitian menyatakan bahwa wanita yang memberikan ASI secara
eksklusif dan belum mendapatkan menstruasinya maka biasanya tidak akan
mengalami kehamilan selama masa 6 bulan setelah melahirkan.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1. Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila pemberian ≥
8 kali sehari
2. Belum mendapat haid
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan
MAL menggunakan praktik menyusui untuk menghambat ovulasi sehingga
berfungsi sebagai kontrasepsi. Apabila seorang wanita memiliki seorang bayi
berusia kurang dari 6 bulan dan amenore serta menyusui penuh, kemungkinan
kehamilan terjadi hanya sekitar 2%. Namun, jika tidak menyusui penuh atau
tidak amenorea, risiko kehamilan akan lebih besar. Banyak wanita akan
memilih bergantung pada metode kontrasepsi lain seperti pil hanya progesteron
serta MAL.
B. Cara Kerja
Proses menyusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami karena hisapan
bayi pada puting susu dan areola akan merangasang ujung-ujung saraf sensorik,
rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus, hipotalamus akan menekan
pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin namun sebaliknya
akan merangsang faktor-faktor tersebut merangsang hipofise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon prolaktin akan merangsang sel–sel
alveoli yang berfungsi untuk memproduksi susu.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi akan ada yang dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian
dikeluarkan oksitosin melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus
yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses
involusi. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan merangsang kontraksi dari sel
akan memeras ASI yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem
4
E. Keterbatasan MAL
1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pascapersalinan
2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
3. Evektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS
8. Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi
akan menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif
sebagai metode kontrasepsi
9. Haid
Ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan
harus segera mulai menggunakan metode KB lainnya
10. Untuk kontrasepsi dan kesehatan
a. Anda memerlukan metode kontrasepsi lain ketika Anda mulai dapat haid
lagi, jika Anda tidak lagi menyusui secara eksklusif atau bila bayi Anda
sudah berumur 6 bulan
b. Konsultasi dengan bidan/dokter atau di klinik/puskesmas sebelum Anda
memulai memakai metode kontrasepsi lainnya
c. Jika suami/pasangan Anda berisiko tinggi terpapar Infeksi Menular
Seksual, termasuk AIDS, Anda harus pakai kondom ketika memakai
MAL.
11. Apa yang harus dilakukan bila Anda menyusui tidak secara eksklusif atau
berhenti menyusui
a. Anda perlu kondom atau metode kontrasepsi lain ketika Anda tidak
menyusui lagi secara eksklusif
b. Ke klinik KB untuk membantu memilihkan atau memberikan metode
kontrasepsi lain yang sesuai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lactational Amenorrhea Method (LAM) atau Metode Amenorea Laktasi
(MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apa pun lainnya. Metode ini bertujuan untuk penundaan atau
penekanan ovulasi.
Efektivitas MAL sangat tinggi sekitar 98 % apabila digunakan secara benar
dan memenuhi persyaratan seperti digunakan selama enam bulan pertama
setelah melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyususi
secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan
9
Daftar Pustaka