Anda di halaman 1dari 16

MATERI TERKAIT CUCI TANGAN BERSIH

Makalah
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Patient Safety
yang dibina oleh Ibu Dr. Nurul Pujiastuti, S.Kep., Ns., M. Kes

Kelompok 1
Oleh :
1. Sonia Nabila (P17220194050)
2. Ari Dwi Kristanto (P17220194054)
3. Aminatus Zahro (P17220194056)
4. Indriani (P17220194058)
5. Devi Firdaus P S (P17220194060)
6. Khamilanisa Nur T (P17220194065)
7. Ismatuz Zuhriyah (P17220194070)
8. Haris Widya N (P17220194076)

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang


Jurusan Keperawatan
D-III Keperawatan Lawang
April 2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah
“Materi Terkait Cuci Tangan Bersih”, dengan tepat pada waktunya. Banyak
rintangan dan hambatan yang dihadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun,
berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman sehingga bisa menyelesaikan
makalah ini.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses


pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, dan doa. Tidak lupa pula mengharap kritik dan
saran untuk memperbaiki makalah ini di karenakan banyak kekurangan dalam
mengerjakan makalah ini.

Malang,14 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana individu


secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya
penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga
dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraandan kesehatan.

Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata,


telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya
pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri tersebut
sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

Pengetahuan kebersihan diri sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam


mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan
menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal, dengan melakukan
keperawatan kesehatan diri. Karena dari pengalaman dan penelitian terhadap praktek
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada praktek yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1997).

1.2 Rumusan masalah

· Apa pengertian dari mencuci tangan ?

Kapan saja 5 moment mencuci tangan menurut WHO ?

Bagaimana 6 Langkah mencuci tangan menurut WHO ?

· Apa macam macam dari mencuci tangan ?

· Bagaimana cara mencuci tangan yang benar dan steril ?

1.3 Tujuan

· Mengetahui pengerUntuk menambah pengetahuan tentang 5 moment mencuci


tangan menurut WHO
Untuk menambah pengetahuan tentang 6 langkah mencuci tangan menurut WHOtian
dari mencuci tangan.

· Mengetahui macam macam mencuci tangan.

· Mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan steril.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris
darikulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air yang mengalir (depkes RI,
2007 )dan menurutPHBS (perilaku hidup bersih dan sehat )-UNPAD (univ. Padjajaran)
cuci tangan pakai sabun (CTPS)merupakan suatu kebiasaan membersihkan tangan dari
kotoran dan berfungsi untuk membunuhkuman penyebab penyakit yang merugikan
kesehatan. Mencuci tangan yang baik membutuhkanperalatan seperti sabun,air
mengalir, dan handuk yang bersih (wati, 2011)Menurut WHO (2005) terdapat 2 teknik
mencuci tangan yaitu mencuci tangan dengan sabundan air mengalir dan mencuci
tangan dengan larutan yang berbahan dasar alkohol (wati, 2011)Cuci tangan merupakan
proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari keduabelah tangan dengan
memakai sabun dan air yang bertujuan untuk mencegah kontaminasi silangorang ke
orang atau benda terkontaminasi ke orang) suatu penyakit atau perpindahan
kuman(ananto, 2006).

Perilaku mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersikan jari-
jemarimenggunakan air atau pun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan agar
tangan menjadi bersih.Mencuci tangan yang baik dan benar adalah dengan
menggunakan sabun karena dengan air sajaterbukti tidak efektif( Danuwirahadi,
2010).Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES RI tahun 2007 adalah salah satu unsur
pencegahanpenularan infeksi. Menurut Ananto (2006) mencegah kontaminasi silang
(orang ke orang atau bendaterkontaminasi ke orang) suatu penyakit atau perpindahan
kuman.

2.2 5 moment mencuci tangan menurut WHO

Mencuci tangan atau hand higiene sangat sederhana, tidak memakan waktu yang
banyaknamun bisa membantu mencegah infeksi yang berbahaya jika dilakukan dengan
tepat. Bayangkan, jangan sampai kita menemui pasien, malah memberikannya lebih
banyak penyakit, ataumeninggalkan pasien membawa kuman penyakit yang bisa dibawa
hingga pulang ke rumah danmenular pada keluarga di rumah.

Hand Higiene baik dilakukan dalam 5 momen/saat:

1.Sebelum kontak dengan pasien

2. Sebelum tindakan aseptik

3. Setelah terkena cairan tubuh pasien

4. Setelah kontak dengan pasien


5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien

Semua petugas di rumah sakit dan pengunjung pasien harus memahami 5 saat
mencucitangan ini, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat
berjalan dengan baik.

5 Momen Guna
Sebelum kontak dengan pasien Melindungi pasien dari kuman yang Anda
bawa

Sebelum tindakan aseptik Juga untuk melindungi pasien

Setelah mengeluarkan cairan tubuh pasien Melindungi Anda dan Lingkungan dari
kuman

Setelah Kontak dengan pasien Melindungi Anda dan Lingkungan dari


kuman

Setelah kontak dengan Lingkungan Melindungi Anda dan Lingkungan dari


sekitarpasien kuman

2.3 6 Langkah mencuci tangan menurut WHO

Setelah sebelumnya membahas 5 momen cuci tangan sekarang coba kita bahas
tentangbagaimana cuci tangan dengan antiseptik (handrub) yang benar menurut WHO.
Hal ini jugawajib diketahui dan dilakukan untuk semua karyawan RS/Puskesmas/Klinik
yang akanmenghadapi akreditasi.

Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :

a) Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub)


ataudengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash). Rumah sakit akan
menyediakankedua ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara merata.

b) Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkanhandwash 40-60 detik.

c) 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :

1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok keduatelapak
tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari dengan posisi saling beralih

5.Gosok dan putar kedua jari ibu berganti


6.Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

2.4 Macam Macam Mencuci Tangan

a. Mencuci tangan dengan air

Wadah pencuci tangan dan jeruk nipis yang disediakan di Rumah Makan

Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya maupun praktik
keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Bahá'í, dalam agama
Yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim. Praktek yang mirip adalah ritual lavabo
untuk agama Kristen, wudhu untuk agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto.

Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan
sunda, atau warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan
lebih umum dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok
dan garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air
(sering juga disebut dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk
nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. Praktek mencuci tangan yang
dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air
dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi
tempat sup kuman karena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman
penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci
tangan tersebut.

b. Mencuci tangan dengan air panas

Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air
panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai
dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat menahan panas air tidak
efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas
dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer
ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur
yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini
tidak cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang
jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh
kuman. Tidak efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam
prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan
mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan
kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan.

c. Mencuci tangan dengan sabun

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mencuci tangan dengan sabun

Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum
dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan
dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan untuk memutus mata rantai
kuman, namun pada praktiknya perilaku ini dilakukan karena banyak hal di antaranya,
meningkatkan status sosial, tangan dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa
sayang pada anak.

Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk
melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman) dalam mencegah
perpindahan mereka pada pasien. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak
efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak,
minyak, dan protein dimana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik. Karena
itu para staf medis, khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan
mensterilkan tangannya dengan menggunakan antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun
khusus atau sabun anti mikroba) atau deterjen. Untuk profesi-profesi ini pembersihan
mikro organisme tidak hanya diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa memastikan
bahwa mikro organisme yang tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia
antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi pembunuhan mikroba ini penting
sebelum melakukan operasi dimana mungkin terdapat organisme-organisme yang kebal
terhadap antibiotik.

d. Mencuci tangan dengan cairan

· Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol
untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik, atau
sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari kandungan
alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan pengental seperti
karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk
memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan
alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah, praktis
karena tidak membutuhkan air dan sabun.

· Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar


alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston menunjukkan
bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59 persen. Dr. Thomas J.
Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular pada RS Anak-anak Boston (Division
of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) dan juga penulis untuk buku
"Tangan Sehat, Keluarga Sehat" ("Healthy Hands, Healthy Families.") mengemukakan
bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa penggunaan
cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini mengurangi penyebaran kuman
di rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian ini adalah keluarga yang menitipkan
anak-anaknya di tempat penitipan anak dan menunjukkan aktivitas mencuci tangan
dengan sabun dengan frekuensi yang sama saat direkrut untuk penelitian. Lalu separuh
dari keluarga itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu
tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi, befungsi sebagai
kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk tidak menggunakan
cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan
mengindikasikan 59 persen angka diare yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang
berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard Medical School dan RS Anak-anak
Boston (Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) yang dipublikasikan
pada bulan April 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam
keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisyatif mereka sendiri. Cairan
sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat
berulangkali ke wastafel untuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak
mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk
mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan
wastafel, dan sebagai tambahan rotavirus (virus yang paling sering ditemukan dalam
kasus diare di tempat penitipan anak di Amerika), tidak dapat dibersihkan secara efektif
dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan dengan alkohol.
· Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih tangan
non alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah,
darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan lebih
disarankan karena cairan pencuci tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non
alkohol walaupun efektif membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan tangan,
ataupun membersihkan material organik lainnya.

· Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara


menggunakan cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace
Kelly, Infection Control R.N. (Paramedik untuk Pengendalian Infeksi) berpendapat bahwa
keduanya efektif dalam membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan
pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif dalam membunuh bakteria yang
lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol tidak menghancurkan spora-spora
namun dengan mencuci tangan dengan sabun spora-spora tersebut terbasuh dari
tangan. Menurutnya metode terbaik adalah menentukan saat keadaan tidak
memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan jauh lebih
baik daripada tidak menggunakan apapun.

· Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen


Pemadam Kebakaran dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa cairan tersebut
dapat merangsang api menjadi besar, namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital
diperbolehkan untuk menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan
pencuci tangan yang disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen
alkohol dan bahan pelembab.

· Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif untuk
mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti norovirus, spora-spora
bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk membersihkan mikro organisme - mikro
organisme tersebut tetap disarankan menggunakan sabun dan air.

e. Mencuci tangan dengan tisu basah

Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli dan Salmonella.
Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan, tetapi
juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga
laiinya. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) (Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Menular) di Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta
orang yang tinggal di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan
dengan masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap tahun
5.000 orang meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya
makanan.

Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan
sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah telah
mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak
almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr.
Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan
kuman bolak-balik di tangan.

Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah yang
berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9 persen bakteri yang
terdapat dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini dianjurkan untuk
digunakan dalam membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak
agar mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan, dan peralatan
dapur sehingga tidak menyebaran.

2.5 Cara Mencuci Tangan Yang Benar Dan Steril

Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari


penyakit.Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang
masih kecil, karna salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah
diare, yang dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.

Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat dicegah dengan mencuci
tangan dengan benar dan bersih :

– diare,

– cacingan,

– Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),

– TBC,

– penyakit yang mematikan seperti SARS,

– flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1).

Cara mencuci tangan yang bersih harus menggunakan sabun dan di bawah air yang
mengalir.

A. Manfaat Mencuci Tangan

Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
yaitu :

a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup akan menurunkan
insiden diare pada anak dan bayi usia enam sampai delapan belas bulan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan makanan efektif
menurunkan insiden diare.

c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan dengan sabun
sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan membuktikan
bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk menurunkan insidens
penyakit.

B. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat sederhana dan
sepele, namun berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Dengan
mencuci tangan menghindari penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit, alergi dan gatal –
gatal. Karena tangan kita adalah bagian dari tubuh yang sangat sering menyebarkan
infeksi. Tangan terkena kuman waktu menyentuh daerah tubuh kita, tubuh orang lain,
hewan atau permukaan yang tercemar.

Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat masuk
ketubuh waktu kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang terkena HIV lebih
rentan terhadap infeksi apapun karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV.
Oleh karena itu, kebersihan terutama mencuci tangan secara lebih teratur.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mencuci tangan adalah sebuah proses yang melepaskan kotoran dan kotoran
darikulit dengan menggunakan sabun biasa dan air yang mengalir (depkesRI, 2007).
Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES RI tahun 2007 adalah salah satu tidak
melanggarpenularan infeksi. Menurut Ananto (2006) pencegahan kontaminasi silang
(orang ke orang atau benda terkontaminasi ke orang) suatu penyakit
ataumentransmisikan kuman. Hand Higiene baik dilakukan dalam 5 momen / saat:
Sebelum kontak dengan pasien, Sebelum tindakan aseptik, Setelah mengeluarkan cairan
tubuh pasien, Setelah kontak dengan pasien, dan Setelahkontak dengan Lingkungan di
sekitar pasien.

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu:

1.Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapaktangan dengan lembut dengan Arah memutar.

2.Gunakan dan gosok juga kembali dengan tangan berganti

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4.Bersihkan ujung jari ber dengan posisi saling menggantikan

5. Gosok dan putar kedua jari ibu berganti

6.Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

3.2 Saran

Pada makalah yang telah dibuat tersebut diharapkan dapat membantumemahami


mencuci tangan, mengetahu 5 saat dalam mencuci tangan menurut WHO, dan 6 langkah
mencucitangan menurut WHO. Mungkin makalah ini masih kekurangan dan berharap
untuk pembacadapat memakluminya. Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita
sehari hari adalah sebuah cara dasar untuk jauh dari penyakit yang menular serta
berbahaya. Sebaiknya agar tercapai hidup sehat, dari kita kecil kita sudah menanamkan
perilaku sehat seperti mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya agar
tercapainya lingkungan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-mencuci-tangan.html

https://www.academia.edu/36425068/TUGAS_PREVENTIF

Anda mungkin juga menyukai