Anda di halaman 1dari 25

MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KISTA OVARI

DOSEN : Ibu Sumirah, SKp, M.Kep

KELOMPOK 8 - 2B :

Sonia Nabila P17220194050


Riska FitrianiP17220194052
Ica Cres Diana P17220194062
Alifia Nanda P.S P17220194066
Pengertian Kista Ovarium
Kista ovarium merupakan salah
satu bentuk penyakit ryang
menyerang reproduksi wanita.
Kista atau tumor merupakan
bentuk gangguan yang bisa
dikatakan adanya pertumbuhan
sel-sel otot polos pada ovarium
yang bersifat jinak. Walaupun
demikian tidak menutup
kemungkinan untuk menjadi
tumor ganas atau kanker
( Depkes RI, 2011 dalam jurnal
(SUSIANTI, 2017).
Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh
bermacam sebab. Penyebab
inilah yang nantinya akan
menentukan tipe dari kista.
Diantara beberapa tipe kista
ovarium,tipe folikuler
merupakan tipe kista yang
paling banyak ditemukan. Kista
jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium
yang tidak terkontrol.
TANDA DAN GEJALA

Gejala-gejala berikut merupakan tanda seseorang mengalami kista ovarium :


1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
FISIOLOGI
ari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
al dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan
ang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista
dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin
lebih.

alam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan


nakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
ene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
utama bila disertai dengan pemberian HCG.
KOMPLIKASI

 Perdarahan kedalam kista


 Putaran tangkai,
 Robek dinding kista
 Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas, bengkak,
dan nyeri).
 Gejala penekanan tumor fibroid
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ultrasonografi Foto Rontgen

Laparoskopi Parasentesis
PENATALAKSANAAN
Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan :

Pendekatan pendekatan yang dilakukan pada klien tenta


pemilihan pengobatan nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan

Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat
diberikan kepada pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa
nyeri

Pembedahan Jika kista tidak menghilang setelah bebera


episode menstruasi semakin membesar, dilakukan peme
ultrasound.
Cara Pencegahan Kista Ovarium

01 02 03

Mengkonsumsi Menjaga pola Menjaga


banyak sayuran hidup sehat kebersihan area
dan buah kewanitaan

04 05

Mengurangi makanan Mengunakan pil KB secara oral


yang berkadar lemak yang mengandung hormon
tinggi estrogen dan progesteron
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
 Identitas 
 Keluhan utama

 Riwayat 
Pengkajian penyakit
sekarang

 Riwayat
Pengkajian Pengumpulan penyakit yang
dialami 
Pre Operasi data pre test
 Riwayat
kesehatan
keluarga

Analisa Data
 Nyeri kronis
b/d agen injuri
biologi
Preo  Cemas b/d
p eras diagnosis dan
i rencana
pembedahan
 PK:
perdarahan
Diagnosa
Keperawatan
 Nyeri akut b/d
agen injuri fisik
Pos  Resiko infeksi b/d
t op e
ra s tindakan invasif
i dan pembedahan
 Defisit perawatan
diri b.d imobilitas
Post Operasi
Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik Abnormal

IDENTITAS PASIEN Keluhan Utama :


Klien mengatakan nyeri pada luka bekas
Nama Pasien : Ny. M operasi. Luka terasa panas dan terasa mendadak,
Umur : 28 Tahu jika ditanya pasien mengatakan skala nyeri 8,
Suku / Bangsa : Jawa Pasien nampak meringis dan merintih
Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pemeriksaan Fisik Abnormal
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Keadaan umum : lemah
Alamat : Jl. Supriyadi, Malang Mata : tampak mata menghitam dan
Status : Kawin terdapat kantung mata
Tanggal masuk : 9 November 2020 Mulut : kering, tidak sianosis
Tanggal pengkajian: 10 November 2020 Abdomen : tampak luka bekas operasi
Diagnosa : Kista Ovarium dan terdapat nyeri tekan
ANALISA DATA
Tanggal : 10 November 2020
NO Data Etiologi Masalah
1. DS : Pasien mengatakan nyeri    
P : tindakan invasif (Laparatomi) Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut
Q : Terasa panas
R : Bekas operasi
S : Skala 8
T : Mendadak
 
DO : Wajah nampak meringis dan merintih
 

2. DS : -    
  Efek Prosedur Invasif Risiko Infeksi
DO :
Suhu : 38°C
RR : 24x / menit
Leukosit : 15,9 g/dL
 
3. DS : Pasien mengatakan suka memakan makanan cepat saji    
dan tidak mengetahui tentang penyakitnya Ketidakmampuan membuat Pemeliharaan Kesehatan Tidak
  penilaian yang tepat Efektif
DO :
LDL : 196 mg/dL
Kolesterol : 301 mg/dL
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA &
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1 10 – 11 – Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik
2020 d.d pasien mengeluh nyeri, wajah
nampak meringis dan pola nafas
berubah

2.
10 – 11 – Risiko infeksi b.d Efek prosedur
2020 invasif
3.

10 – 11- 2020 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


b.d ketidakmampuan membuat
penilaian yang tepat d.d pasien
mengatakan suka makanan cepat saji
dan tidak mengetahui tentang
penyakitnya, LDL = 196 mg/ dL,
Koleterol : 301 mg/dL
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN NAMA & TANDA


INTERVENSI RASIONAL TANGAN
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi skala, lokasi, 1. Untuk mengetahui  
  Agen tindakan keperawatan karakteristik, durasi, karakteristik nyeri
  pencedera fisik selama 2 x 24 jam frekuensi dan intensitas pada pasien dan
  d.d pasien diharapkan nyeri akut nyeri. untuk menentukan
  mengeluh berkurang dengan 2. Identifikasi respon nyeri non tindakan yang akan
  nyeri, wajah kriteria hasil : verbal diberikan.
  nampak - Keluhan nyeri 3. Berikan teknik 2. Untuk mengetahui
  meringis dan menurun (5) nonfarmakologis untuk respon pasien
  pola nafas - Meringis mengurangi rasa nyeri terhadap nyeri.
  berubah menurun (5) 4. Fasilitasi istirahat dan tidur 3. Mengurangi nyeri
    - Mual menurun 5. Ajarkan teknik pasien tanpa obat.
    (5) nonfarmakologis untuk 4. Meningkatkan daya
  - Nafsu makan mengurangi rasa nyeri tahan tubuh pasien.
  membaik (5) 6. Kolaborasi pemberian 5. Agar pasien dan
    analgesik keluarga mampu
    melakukan teknik
    nonfarmakologis
    secara mandiri
    6. Mengurangi rasa nyeri
    pada pasien
 
 
IMPLEMENTASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
PEMBAHASAN

PENGKAJIAN
Seperti yang diuraikan pada BAB
sebelumnya penulis memaparkan
Asuhan Keperawatan Fiktif dengan
menerapkan proses keperawatan
dimana pengkajian dilaksankan pada
tanggal 10 November 2020 setelah
dilakukan tindakan operasi
Laparatomi. Untuk mendapatkan data
penunjang baik secara objektif
maupun subjektif, dilakukan
wawancara dengan klien dan keluarga
serta pemeriksaan fisik secara Head to
Toe.
Diagnosa yang disebutkan dalam teori Asuhan
Keperawatan pada kista ovarium setelah
dilakukan tindakan operasi :
d. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
e. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan
pembedahan
f. Defisit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska
pembedahan)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN Sedangkan diagnosa keperawatan pada Asuhan
Keperawatan fiktif yang ditemukan pada Ny.M
yaitu :
a. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik d.d pasien
mengeluh nyeri, wajah nampak meringis dan pola
nafas berubah
b. Risiko Infeksi b.d Efek prosedur invasif
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d
ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
Pada rencana tindakan Asuhan
keperawatan teoritis masih
menggunakan panduan NOC untuk
outcome dan NIC untuk income,
sedangkan pada Asuhan
keperawatan fiktif pada Ny.M INTERVENSI
sudah menggunakan panduan SLKI KEPERAWATAN
untuk menentukan kriteria hasil dan
SIKI untuk menentukan intervensi
yang akan diberikan kepada klien.
Pada Asuhan keperawatan teoritis
juga tidak disebutkan rasional jika
diberikan rencana tindakan.
Dalam tahap implementasi memberikan tindakan
keperawatan sesuai prioritas masalah pada
Ny.M
1. Pada diagnosa nyeri akut Ny. M yaitu :
mengidentifikasi skala, karakteristik,
frekuensi dan intensitas nyeri, memberikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri. Pada Asuhan keperawatan teori
IMPLEMENTASI tindakan yang dilakukan sama dengan kasus
KEPERAWATAN fiktif.
2. Pada diagnosa risiko infeksi diberikan
tindakan memonitor tanda gejala infeksi,
mempertahankan teknik aseptik dan
mengkolaborasikan dengan pemberian
analgesik.
3. Pada diagnosa pemeliharaan kesehatan tidak
efektif diberikan tindakan mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan klien dalam
Dalam melaksanakan evaluasi
proses dan evaluasi hasil
dilaksanakan pada saat sebelum
dan sesudah melaksanakan
tindakan. Keberhasilan tindakan
EVALUASI
keperawatan dilakukan secara
KEPERAWATAN
subjektif melalui ungkapan
klien terhadap masalah dan
objektif dengan pengamatan dan
pengukuran dari ketiga diagnosa
seluruhnya masalah teratasi.
THANKS U

any questions?

Anda mungkin juga menyukai