Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Sampai saat ini mortalitas dan modilitas neonatus pada bayi preterm/prematur masih

sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti paru, otak dan
grastrointestinal. Di negara barat sampai 80% dari kematian neonatus adalah akibat
prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10% mengalami permasalahan dalam jangka
panjang. Penyebab persalinan preterm/prematur dapat .dikenali dengan jelas. Namun pada
banyak kasus penyebab pasti tidak dapat diketahui. Beberapa faktor mempunyai faktor andil
dalam terjadinya persalinan perterm seperti faktor ibu, faktor janin, dan plasenta, ataupun
faktor lain seperti sosioekonomik.
Pendekatan obstetrik yang baik terhadap persalinan perterm akan memberikan harapan
terhadap ketahanan hidup dan kualitas hidup bayi preterm. Di beberapa negara maju Angka
Kematian Neonatal pada persalian preterm menunjukan penurunan, yang umumnya
disebabkan oleh meningkatnya peranan neonatal intensive care dan akses yang lebih baek
dari pelayanan ini. Di Amerika Serikat bahkan menunjukan kemajuan yang dramatis
berkaitan dengan meningkatnya umur kehamilan dengan 50% neonatus selamat pada
persalinan usia kehamilan 25 minggu, dan lebih dari 90% pada usia 28-29 minggu. Hal ini
menunjukan bahwa teknologi dapat berperan banyak dalam keberhasilan persalinan bayi
preterm.
Masih ada sisi lain yang perlu diperhatikan dalam menangani neonatus preterm terutama
bayi dengan berat lahir sangat rendah (< 1.500 gram), yaitu biaya yang sangat mahal dan
meminta tenaga yang banyak. Upaya primer mempunyai dampak yang relatif murah bagi
masyarakat mengingat akses ke rumah sakit sangat kecil, sedangkan upaya sekunder di
rumah sakit lebih mahal.
Dari penelitian Lettieri dkk.(1993), didapat 38% persalian preterm disebabkan akibat
infeksi korioamnion. Knox dan Hoerner (1950) telah mengetahui hubungan antara infeksi
jalan lahir dengan kelahiran prematur. Bobbitt dan Ledger (1977) membuktikan infeksi
amnion subkliniks sebagai penyebab kelahiran preterm. Dengan amnionsentesis didapati
bakteri patogen pada + 20% ibu yang mengalami persalinan preterm dengan ketuban utuh
dan tanpa gejala klinis infeksi (Cox dkk.,1996; Watts 1992)
1

1.2 Tujuan penulisan


1.2.1 Tujuan umun
Agar mahasisiwi mengetahui mengenai persalinan prematur
1.2.2 Tujuan khusus
1. untuk memgetahui penyebab persalinan prematur
2. untuk mengetahui penyebab persalinan prematur yang berdasarkan pertumbuhan janin
yang kurang selaras.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Defenisi
Persalinan adalah suatu proses pergerakan keluar janin,plasenta dan
membaran dari rahim melalui jalan lahir.(keperawatan maternitas, 2005 ;245).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.(Kapita selekta kedokteran,2001;291)
Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan
berat janin antara 500-1000 gram.(kapita selekta kedokteran,2001;291)
Persalinan prematur adalah seatu persalinan yang terjadi sebelum usia
kehamilan mencapai 37 minggu.(keperawatan maternitas,2005;245)
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi setelah janin mencapai
periode viabilitas atau sekitar 20 minggu gestasi tetapi sebelum selesai minggu ke 37
(Marlyn E. Dungus, 2001 : 249).
Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37
minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram adalah bayi premetur.(Surasmi Asrini, hal. 31).
B. Etiologi
Penyebab persalinan prematur adalah :
1. Faktor ibu
- Toksemia gravidarum yaitu : preeklamsi dan eklampsi
- Kelainan bentuk uterus
- Tumor (misalnya : mioma uteri, sistoma)
- Ibu yang menderita penyakit : tipus abdominalis, penyakit jantung, hipertensi,
Diabetes Melitus
- Trauma pada masa kehamilan
- Usia ibu pada waktu hamil (20 tahun atau 35 tahun)
- Plasenta adalah plasenta previa
2. Faktor janin
- Kehamilan ganda
- Ketuban pecah dini
- Cacat bawaan
- Insufisiensi plasenta
3. Faktor plasenta
- Plasenta previa
- Sulusio plasenta
C. Patofisiologi
Enzim sitokinin dan prostaglandin, ruptur membran, ketuban pecah, aliran
darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktifitas yang
menimbulkan kontraksi uterus, sehingga menyebabkan persalinan prematur. Akibat
dari persalinan prematur berdampak pada janin dan pada ibu. Pada janin,
3

menyebabkan kelahira yang belum pada waktunya sehingga terjailah imaturitas


jaringan pada janin. Salah satu dampaknya terjdilah maturitas paru yang
menyebabkan resiko cidera pada janin.Sedangkan padaibu, resiko tinggi pada
kesehatan yang menyebabkanansietasdan kurangnya informasi tentang kehamilan
mengakibatkan kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat
kehamilan.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari persalina prematur adalah :
- Umur kehamilan sama atau kurang dari 37 minggu
- Berat badan kurang dari 2500 gram
- Panjang badan 46 cm
- Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
- Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
- Lingkar kepala 33 cm
- Lingkar dada 30 cm
- Rambut lanugo masih banyak
- Jaringan lemak subkutis tipis atau kurang
- Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
- Tumit mengkilat, telapak kaki halus
- Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang
- Testis belum turun kedalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol,
-

labia minor belum tertutup oleh labia mayor


Fungsi saraf yang kurang matang mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk
masih lemah atau tidak efektif dan fungsinya lemah( Surasmi Asrining, dkk, 2003

: 32-33)
E. Komplikasi
Adapun komplikasi dari persalinan prematur adalah:
- Pendarahan plasenta dengan pembentukan prostaglandin dan mungkin induksi stress.
- Janin mati, kelainan konsepsi atau kelainan kongenital
- KPD, infeksi lain, bakteriuri, kolonisasi genital (infeksi akan membentuk sitokin dan
F.

pelepasan lemak bioaktif yang nantinya membentuk prostaglandin)


Plasentasi yang kurangbaik
Distensi uterus (hidramnion dan gamelli) oligohidramnion
Riwayat pernah melahirkan prematur atau keguguran
Kelainan serviks yang inkompeten atau yang pendek
Penyakitibu yang berat
Kuranggizimengakibatkan anemia, kekurangan Zn, danasamfolat
Penambahan berat yang kurang saat hamil
Anomali uterus atau fibroid
Pemeriksaan Diagnostik
- USG : pengkajian gestasi (berat badan janin 500 - 2499 gram)
- Test nitrazin : menetukan KPD
- Jumlah leukosit : peningkatan menandakan adanya infeksi
- Urinalisis dan kultur : mengesampikan ISK
- Kultur vaginal, reagent plasma cepat (RPC) : mengidentifikasi infeksi
4

Amnion sentesis : rasiolestin terhadap spingomielin (L/S) mengidentifikasi

fosfattigliseron (P6) untuk maturitas paru ajnin atau infeksi amniotic


Pemantauan elektronik : memfalidasi aktivitas uterus/status janin(Syaifuddin,

Abdul Bari, 2002)


G. Penatalaksanaan Medis
Penanganan untuk menghentikan persalinan prematur atau terapi inhibisi
merupakan indikasi bila :
- Selaput ketuban utuh
- Tidak terdapat kontra indikasi janin maupun maternal
- Berat janin 500 2499 gram
- Paru dan janin immaturre
- Kemajuan dilatasi serviks dan intabilitas uterus
- Terapi ini meliputi tirah baring dengan posisi kiri lateral. Pemberian sedatif
hidran dan pemberian obat-obatan tukolitik seperti : terbulatin dan rutrodin dan
-

magnesium sulfat
Ibu dan janin dimonitor dengan ketat kerena obat-obatan tersebut dapat

menyebabkan palpitsi, takikardi, dispnoe, tremor, sakit kepala, edema pulmonal


- Bila bersalin tidak dapat diselamatkan, lakukan persiapan untuk kelahiran
- Pemberian glukokortikoid meningkat maturitas membran paru preterm.
H. Pencegahan Kejadian Persalinan Prematur atau PBLR
Secara luas perlu dilakukan upaya menurunkan kejadian persalinan preterm
atau BBLR ( Hamilton Mary Persis, 1995 : 181) :
- Pendidikan masyarakat meliputi : media yang ada tentang bahaya dan kerugian
-

kelahiran pretterm atau BBLR.


Masyarakat diharapkan dapat menghindari faktor resiko adalah

kelahiran 2 atau 3 tahun.


menunda kehamilan yang kurang 20 tahun dan diatas 35 tahun.
Mengusahakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal

yang baik
Mengusahakan makan lebih banyak pada masa hamil agar menghindarkan

menjarangkan

kekurangan gizi dan anemia, menghindarkan kerja berat selama hamil.(Hamilton


Mary Persis, 1995 ; 181)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS
NY. A UMUR 26 TAHUN G1 P0 A0 USIA KEHAMILAN 35+2Mgg
DENGAN KEHAMILAN PRETERM DI RB Kasih Bunda
MUNDU SAREN,SLEMAN,YOGYAKARTA
No. Register

: 20/19-04/07

Tanggal/Jam Masuk : 30 Desember 2015 / 12.55 WIB


Dirawat diruang

: Periksa I

1. PENGKAJIAN DATA Tanggal: 30 Desember 2015Jam :12.55WIB

Oleh:Bidan

A.Identitas
Ibu

Suami
Nama

: Ny. A

Tn. N

Umur

: 26 tahun

28 tahun

Agama

: Islam

Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMA

S1

Pekerjaan

: IRT

pegawai negri

Alamat

: Kledokan,Sleman

Kledokan,Sleman

No. Telp

: 085239993312

0852746820041

B.DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin melahirkan dan merasakan kenceng-kenceng teratur sejak pukul 09.00
WIB
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar lendir darah di sertai nyeri pada perut bagian bawah
3.

Riwayat Menstruasi

Menarche

: 14 tahun

Siklus

: 28 hari

Lama

: 5-6 hari

Teratur

: Teratur

Sifat Darah

: Cair (khas menstruasi)

Keluhan

: Tidak ada

4.

Riwayat Perkawinan

Status pernikahan

: Sah

Lama : 1 tahun

Usia menikah pertama kali : 25 tahun

5.
6.

Menikah ke

: Pertama

Riwayat Obstetrik : G1 P0 A0 Ah0


Riwayat kontrasepsi yang digunakan
N
o

Jenis

Pasang

Kontras

Tgl

Lepas
Ole

Temp

Kelu

Tang

Ol

epsi

Tem

Alas

h
at
han
gal
eh pat
an
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun
7.

Riwayat Kehamilan sekarang

a.

HPHT : 20 April 2015

b.

ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu

c.

Kunjungan ANC

HPL

Trimester I
Frekuensi

: 1 kali

Tempat: BPS
Oleh

: Bidan

Keluhan

: Mual muntah

Komplikasi

: tidak ada

Terapi

: Asam folat, B6

Trimester II
Frekuensi

: 3 kali

Tempat: BPS
Oleh

: Bidan
7

: 8 januari 2016

Keluhan

: Sesak nafas

Komplikasi

: tidak ada

Terapi

: Tablet Fe, kalsium, konseling mobilisasi

Trimester III
Frekuensi

: 3 kali

Tempat: BPS
Oleh

: Bidan

Keluhan

: Pusing

Komplikasi

: tidak ada

Terapi

: Tablet Fe

d.

Imunisasi TT
TT 1 : Caten
TT 2 : April 2015
TT 3 : Belum di lakukan
TT 4 : Belum di lakukan
TT 5 : Belum di lakukan

e.

Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)

Ibu mengatakan merasakan gerakan janin lebih dari 10 kali


8.

Riwayat Kesehatan

a.

Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun, dan menahun)

Ibu mengatakan sedang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi, dan tidak menderita
penyakit menular ( Hepatitis B, TBC, HIV/AIDS ), penyakit menahun ( jantung, hati, ginjal )
b.

Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun, dan menahun)

Ibu mengatakan dari pihak keluarganya dan suaminya tidak ada yang pernah/sedang
menderita penyakit menurun yaitu hipertensi, penyakit menular

( hepatitis B, TBC,

HIV/AIDS ), penyakit menahun ( jantung, hati, ginjal )


c.

Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai riwayat
keturunan kembar
d.

Riwayat Operasi

Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun


e.

Riwayat Alergi Obat

Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat apapun


8

9.

Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a.

Pola Nutrisi
Makan

Minum

Frekuensi

: 3 x/hari

Frekuensi

: 5x/hari

Porsi

: 1 piring

Porsi

: 1 gelas

Jenis

: Nasi, sayur, lauk

Jenis

: Air putih

Pantangan

: Tidak ada

Pantangan

: Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

Keluhan

b.

: Tidak ada

Pola Eliminasi

BAB

BAK

Frekuensi

: 1-2 x/hari

Frekuensi

: 5 x/hari

Konsistensi

: Lembek

Konsistensi

: Cair

Warna

: Kuning

Warna

: kuning jernih

Keluhan

: Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

c.

Pola Istirahat

Tidur siang

Tidur malam

Lama

: 1 jam

Lama

: 8 jam

Keluhan

: Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

d.

Personal hygiene

Mandi

: 1 x/hari

Ganti pakaian : 2 x/hari


Gosok gigi

: 2 x/hari

Keramas

: 2 x/minggu

e.

Pola seksualitas

Frekuensi

: 1x/minggu

Keluhan

: Tidak ada

f.

Pola pemenuhan kebutuhan terakhir

Makan,tanggal 30-12-2015,pukul 08.30 WIB, jenis nasi dan tempe


Minum,tanggal 30-12-2015,pukul 12.15 WIB, jenis air putih
BAK,tanggal 30-12-2015,pukul 11.00 WIB
BAB,tanggal 30-12-2015,pukul 07.15 WIB
Istirahat/tidur,tanggal 30-12-2015,lama 8 jam

10.

Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman

beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan seperti
merokok,minum jamu,minuman beralkohol.
11.

Psikososiospiritual (persiapan menghadapi persalinan)

Ibu mengatakan telah siap menghadapi proses persalinan


Ibu mengatakan penghasilan suami cukup untuk biaya persalinan
Ibu mengatakan pengambil keputusan adalah suami
12.

Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, dan nifas)

Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinan, dan nifas


13.

Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)Ibu mengatakan

lingkungan di sekitar rumah bersih,dan ibu tidak mempunyai hewan peliharaan apapun.
C.

DATA OBYEKTIF

1.

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Status emosional

: Stabil

Tanda vital Sign


Tekanan Darah

: 160/100 mmHg

Nadi : 90x/menit

Pernafasan

: 23 x/menit

Suhu : 38 C

Berat badan sebelum hamil

: 55 kg

Tinggi badan

: 160 cm

Berat badan saat hamil

: 60 kg

2.

Pemeriksaan Fisik

Kepala : bentuk mesocephal, tidak ada benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
bekas operasi, kulit kepala bersih
Rambut : lurus, hitam, tidak berbau, tidak berketombe
Muka : bentu oval, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikhterik, tidak ada sekret, tidak ada
tanda-tanda infeksi
10

Hidung : tidak ada polip, tidak ada infeksi, tidak ada sekret
Mulut : bibir lembab, tidak ada caries gigi, gusi tidak ada berdarah, lidah bersih,tidak ada
pembesaran kelenjar tonsil
Telinga : simetris, ada lubang telinga, gendang telinga baik, pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada Pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
Pembesaran kelenjar parotis, tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada weezing, tidak ada retaksi dinding dada, tidak ronchi
Payudara : simetris, putting menonjol, ada pengeluaran kolostrum, ada hyperpigmentasi
areola mamae, tidak ada nyeri tekan dan massa.
Abdomen: Tidak ada bekas luka, ada linea nigra, ada striae gravidarum, pembesarab raim
sesuai UK
Palpasi Leopold
Leopold I

: Bagian fundus teraba bulat, lunak ( Bokong )

Leopold II

:Bagian kanan ibu teraba memanjang seperti papan, ada tahanan dan keras

(punggung) Bagian kiri ibu teraba kecil-kecil, banyak, (ekstremitas)


Leopold III

: Bagian terendah janin teraba bagian bulat, keras (kepala).

Leopold IV

: Kedua tangan tidak bertemu (divergen)

Palpasi supra pubic


Osborn test

: tidak dilakukan

: Tidak dilakukan

TFU menurut Mc. Donald

: 26 cm,

TBJ : 2435gram

His

: 4 x/10 menit,selama 50 detik

Auskultasi DJJ

: 100 x/menit

Ekstremitas atas

: Simetris, tidak ada polidaktily, gerakan aktif, tidak sianosis, tidak


odema.

Ekstremitas bawah

: Simetris,tidak ada polidaktily, gerakan aktif, tidak

sianosis, tidak

odema.
Genetalia luar

: Tidak ada odema,tidak ada pembesaran kelenjar Bartolini, tidak


varises, tidak ada tanda infeksi dan perdarahan

Anus

: Tidak ada haemorroid

Pemeriksa panggul ( bila perlu )

Distansia Spinarum : 24
Distansia Cristarum : 29
Konjugata Eksterna : 18
Lingkar Panggul luar : 85
11

Pemeriksaan dalam

Tanggal 30-12-2015, Pukul 13.00 WIB

Indikasi : keluar air ketuban dan kenceng-kenceng teratur


Tujuan : untuk mengetahui pembukaan
Hasil

: dinding vagina tenang, porsio tidak teraba, presentasi kepala, pembukaan servik 8

cm, ketuban sudah pecah berwarna hijau kental bercampur mekonium dan jumlah sedikit,
penurunan kepala hodge 3, presentasi belakang kepala, teraba adanya kompresi tali pusat
3. Pemeriksaan Penunjang

tanggal

:-

Tidak ada
II.

DiagnosaKeperawatan

I.

Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan persalinan disfungsional

II.

Koping tidak efektif yang berhubungan dengan persalinan yang lama, nyeri dan keletihan

III. Ansietas yang berhubungan dengan tidak adanya kemajuan, perasaan gagal dan kebutuhan
akan induksi persalinan
IV. Nyeri yang berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus
V. Resiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan hipoksia
(Bobak, Laudermik Jensen, hal 814, 1996)

DX I
Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan persalinan disfungsional
Tujuan: Mempertahankan kehamilan sedikitnya sampai kondisi yang menunjukkan matutitas
bayi.
Hasil yang diharapkan:
Pola persalinan akan adekuat untuk menghasilkan dilatasi dan kelahiran akan dicapai tanpa
komplikasi maternal.

Intervensi:

Kajifrekuensikontraksi uterus

Dorong klien melakukan ambulasi atau mengubah posisi

Anjurkanpasienberkemihsetiap 1 sampai 2 jam

Pantau kemajuan dilatasi serviks dan pendataran

Berioksitoksinsesuai program
12

Pantaumasukandanhaluaran

Kajiadanyadehidrasi
Rasionalisasi:

Dengansecaradinimengenalpoladisfungsipersalinan,

komplikasi dapat dicegah,

kegiatan akan menstimulasi aktivitas uterus dan pola persalinan yang normal

untuk mengetahui perkembangan kehamilan

untuk memperkuat His

untuk mengantisipasi tenaga ibu

mempertahankan kondisi seara normal

DX II
Koping tidak efektif yang berhubungan dengan persalinan yang lama, nyeri dan keletihan.
Tujuan: Mendukung pasien dalam mempertahankan kopingnya.
Hasil yang diharapkan:
Tekhnik koping yang efektif akan diidentifikasikan dan digunakan olehpasien.
Intervensi:

Anjurkan relaksasi dan perubahan posisi

Beri informasi faktual tentang apa yang terjadi

Tawarkan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan seperti masase dan penggunaan


selimut hangat

Beri informasi tentang kenyataan nyeri


Rasionalisasi:

Relaksasi dan penurun antingkat kecemasan memfasilitasi koping yang positif terhadap
situasi tersebut

Pemberian informasi dan dukungan dapat meningkatkan koping

Agar pasien

Agar pasien siap mental dalam proses persalinan.

13

DX III
Ansietas yang berhubungan dengan tidak adanya kemajuan, perasaan gagal dan kebutuhan
akan induksi persalinan
Tujuan: Menugkapkan pemahaman situasi individu dan kemungkinan hasil akhir.
Hasil yang diharapkan:
Rasa cemas akan berkurang atau diatasi pasien akan mengungkapkan perasaan rapuh dan
berpartisi pasi dalam kemajuan pengambilan keputusan.
Intervensi:

Beridorongan, tetapmeng informasikan kemajuan

Beri informasi tentang prosedur

Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya

Beripilihan perawatan bila memungkinkan

Dengarkan komentar pasien yang mungkin menunjukkan kehilanganh arga diri

Rasionalisasi:

Tindakan menenangkan dan memberi iformasi dapat mengurangi rasa cemas dan
meningkatkan pemahaman.

Hal ini bisa meningkatkan perasaan pasien dalam mengontrol situasi

Membantu menurunkan ansietas dan merangsang identifikasi perilaku koping

Membantu pasien dalam mempertahankan koping

DX IV
Nyeri yang berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus.
Tujuan: agar nyeri berkurang dan terkontrol
Hasil yang diharapkan:
Nyeri klien akan diatasi atau ditangani dengan efektif.
Intervensi:

Anjurkan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi

Tinjau kembali tekhnik pernafasan


14

Anjurkan perubahan posisi

Lakukan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan

Upayakan lingkungan yang tenang

Beri obat nyeri sesuai program


Rasionalisa

Membantu pasien lebih nyaman dan nyeri hilang

Untuk mengetahui perkembangan daya tahan paisien

Membantu pasien menghilangkan nyeri dan rasa nyaman

Membantu pasien mengontrol rasa nyeri

Untuk menciptakan rasa nyaman

DX V
Resiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan hipoksia.
Tujuan:Agar cedera tidak terjadi.
Hasil yang diharapkan:
Status janin yang meragukan tidak akan terjadi atau akan diatasi dan bayi akan lahir dengan
selamat.
Intervensi:

Kaji reaksi denyut jantung janin (DJJ) terhadap kontraksi untuk mendeteksi deselerasi atau
bradikardia

Jika status janin meragukan, aturposisi pasien miring kesamping, menghentikan pemberian
oksitoksin, meningkatkanivrumatan, mulai memberi oksigen dan memberitahu dokter

Awasi perubahan tanda-tanda vital

Perhatikan tempat bayi

15

Rasionalisasi:

Pengkajian akan menentukan kesejahteraan janin, hipoksia dicegah atau diatasi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan Prematur adalah persalinan yang di mulai setiap saat setelah awal minggu
gestasi ke 20 sampai akhir gestasi k 37.
Menurut KIHO bayi prematus dalam bai lahir hidup sebelum Usra kehamilan minggu ke
37(di hitung dari hari pertama hari terakhir)
Etiologi
Sekitar 28% kelahiran pettem di indikasikan . disebabkan preeklamasi(43%) gawat
janin(27%), pertumbuhan janin sisanya si sebabkan oleh persalinan preterm DG atau tanpa
pecah ketuban
Penyebab Kelahiran Prematur
1. Faktor Ibu
2. Faktor janin
3. Faktor plasenta
4. Tidak di Ketahui
Gambaran Klimis

16

Tempat luar dan tingkah laku bayi premature tergantung dari tua nya umur keham,ilan makin
muda , umur kehamilan makin jelas tanda-tanda Immaturitas karatesfisik untuk bayi
premature adalah berat lair sama dengan kurang dari 2500 gram.
Tanda dan gejala persalinan prematur
1. kram hebat seperti tanda saat menstruasi kemungkinan tertukar dan nyeri di sekitar
ligament
2. Nyeri tumpul pada panggul bawah berbeda dari nyeri panggul bawah yang biasa di
alami oleh wanita hamil
3. nyeri atau tekanan supra pugis mungkin tertukar dengan infeksi saluran kemih
4. sensasi adanya tekanan atau great pada volusi
5. perubahan karakter atau jumlah raga vagina(lebih kental) lebih encer, berair, berdarah,
warna cokelat tidak berwarna
6. diare
7. Kontraksi uterus tidak dapat di palpasi ( Nyeri hebat atau tidak nyeri) yang di rasakan
lebih seri dari setiap 10 menit tidur 1 jam atau lebih dan tidak mereda dengan tidur
berbaring
8. kerugan pecah dini
Tanda da gejala bayi prematur
1. Alat kelamin pada bayi laki-laki piamentasi dan ragae pada skrotum kurang testis
belum turun ke dalam skrotum untuk bayi perempuan klitoris
menonjol,lagio,minoria,belum tertutup oleh lagia mayora
2. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif pergerakan lemah
3. fungsi yang belum atau kurang matang mengakibatkan refeksi isap menelan batuk
masih lemah
4. jaringan kelenjar otot jaringan lemah masih kurang
17

5. verniks kelseosa tidak ada atau sedikit

B. SARAN
Adapun saran yang di gerakkan dalam masalah mengenai prematur ini adalah

-Bagi tenaga kesehatan khusus di harapkan dapat meningkatkan upaya system pelayanan
secara tepat dan cepat agar memberi kepuasan kepada pasien serta perlunya peningkatan
pengatahuan mengenai prematur.Agar dapat mengindetifikasi atau menentukan diagnosa
untuk membuat tindakan yang dapat sehingga dapat menurunkan angka moegiditas dan
mortalitas.

-Bagi intitusi pendidikan


Bagi intitusi pendidikan khusus nya perputakaan dapat di jadi kan sebagai bahan bacaan.

DAFTAR PUSTAKA
keperawatan maternitas, 2005 ;245
Kapita selekta kedokteran,2001;291
Marlyn E. Dungus, 2001 : 249
Firmansyah, 2006
Surasmi Asrini, hal. 31
Syaifuddin, Abdul Bari, 2002
Bobak, Laudermik Jensen, hal 814, 1996
Hamilton Mary Persis, 1995 : 181

18

19

Anda mungkin juga menyukai