Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN Di antara tujuan obstetri modern masa kini adalah menurunkan Angka Kematian Perinatal (AKP) sampai

pada suatu angka minimum yang tidak dapat dikurangi lagi dan mendapatkan keturunan yang sehat fisik dan mental. Kemajuan dalam bidang sosial dan ekonomi mempunyai pengaruh yang baik terhadap Angka Kematian Bayi. Pengaruh demikian tidak seberapa tampak pada Angka Kematian Perinatal. Angka Kematian Perinatal, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita dan Angka Kematian Maternal merupakan parameter dari keadaan kesehatan, serta mencerminkan keadaan social dan ekonomi dari suatu negara. Kemajuan dalam bidang social ekonomi umumnya berpengaruh baik terhadap parameter di atas. Kematian perinatal dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu factor baik atau buruknya kondisi ibu hamil dan anak dalam kandungan sebelum dilakukan tindakan persalinan, dan factor persalinannya. Pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu terhadap kehamilan risiko tinggi serta keterlambatan rujukan kehamilan risiko tinggi mempunyai peranan terhadap tingginya angka kematian, sehingga informasi akan kehamilan risiko tinggi perlu disebarluaskan kepada masyarakat, agar setiap kehamilan yang dikendaki dapat berakhir dengan kelahiran seorang bayi yang sehat, yang kemudian dapat bertumbuh dan berkembang secara sempurna, baik fisik maupun mental, dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa 1

yang akan dating. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal ini berupa memperbaiki keadaan janin dengan melalui sirkulasi darah ibu, memperbaiki keadaan janin dengan mengubah posisi atau habitus janin

BAB II ISI I. Definisi Janin mati dalam rahim atau intra-uterine fetal death (IUFD) merupakan kematian janin dalam rahim yang beratnya 500 gram atau umur kehamilan 20 minggu.1 Beradasarkan WHO Expert Comittee on the Prevention of Perinatal Morbidity and Mortality (1970), yang disebut dengan kematian janin ialah kematian janin pada waktu lahir berat badannya >1000 gram.3

II.

Epidemiologi Suatu studi menunjukkan bahwa 2% kehamilan berakhir pada usia kehamilan >28 minggu, sedangkan 10-25% kehamilan berakhir pada usia kehamilan <28 minggu, dan 10-15% dari seluruh kehamilan berakhir dengan sebab kematian yang tidak diketahui.

III. Etiologi Beberapa penyebab kematian janin, antara lain:1 Fetal (25-40%) Anomali kromosom Nonchromosomal birth defects

Non-imune hydrops Infeksi; virus, bakteri, protozoa Plasenta (25-35%) Abruption Fetal-maternal hemorrhage Cord accident Insufisiensi plasenta Asfiksia intrapartum Previa Twin-to-twin transfusion Korioamnionitis Maternal (5-10%) Ketidakcocokan rhesus ibu dengan janin Trauma saat hamil Antifosfolipid antibodi Diabetes Hipertensi Trauma Persalinan abnormal Sepsis 4

Asidosis Hipoksia Ruptur uterus Kehamilan post term Obat-obatan Idiopatik (25-35%)

IV. Faktor resiko

V.

Diagnosis Kriteria diagnosis:1 1. Tanda subyektif a. Uterus (perut) mengecil b. Gerakan janin tidak terasa lagi c. Hilangnya gejala-gejala kehamilan 2. Tanda obyektif a. USG

DJJ (-) Gerakan janin (-) Tulang-tulang janin letaknya tidak teratur

b. Rontgen 5

Tanda Spalding-Horner: tulang tengkorak tumpang tindih oleh karena isi tengkorak mencair dan periosteum melunak

Tanda Noujaks: kurvatura yang berlebihan dari tulang belakang janin

Tanda Holm: akumulasi gas dalam tubuh janin Disintegrasi tulang janin bila ibu dalam posisi berdiri

VI. Komplikasi4 1. DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) yang mengakibatkan perdarahan 2. Infeksi bila ketuban pecah 3. Trauma emosional bila antara kematian janin dan persalinan lama Janin mati dalam rahim kurang dari 1 bulan jarang menimbulkan gangguan pembekuan darah, sebaliknya jika retensi janin meninggal berlangsung lebih lama, kira-kira 25% kasus akan menunjukkan perubahan mekanisme pembekuan darah. Kadar fibrinogen menurun (300-700 mg% atau rata-rata 450 mg% pada kehamilan aterm) sampai kadar normal pada waktu tidak hamil, tetapi kadangkadang turun terus sampai 100 mg% atau kurang, suatu kadar fibrinogen yang potensial berbahaya. Bersamaan dengan penurunan kadar fibrinogen, hasil

pecahan fibrin bertambah di dalam serum, jumlah trombosit cenderung berkurang, tetapi trombositopenia yang berat jarang terjadi. Koagulasi konsumptif mungkin terjadi oleh karena tromboplastin yang keluar dari janin yang telah meninggal.

VII. Penatalaksanaan1 1. Pasif Bila tidak ditemukan kriteria penatalaksanaan aktif, tunggu 2-4 minggu kemudian 2. Indikasi bila terdapat : a. Atas permintaan penderita b. Janin sudah mati 2-4 minggu c. Terdapat kelainan pembekuan darah d. Inpartu e. KU jelek (partus kasep, eklampsia, dll) Cara: a. Belum inpartu KU Jelek perbaiki KU induksi persalinan dengan tetes pitosin atau prostaglandin KU baik pematangan servik induksi pematangan servik Aktif

Estradiol Benzoat selama 3 hari 2 x 30 mg/hari i.m atau 1 x 50 mg/hari i.m

prostaglandin

b. Inpartu 1. Kala I o KU jelek akselerasi bila gagal SC o KU baik kalau ada indikasi lakukan akselerasi bila gagal SC 2. Kala II o KU jelek perbaiki KU dipercepat dengan tindakan o Preskep/presbo, sesuai dengan syarat yang dipenuhi gagal embriotomi o KU baik pimpin persalinan bila gagal tindakan sesuai dengan syarat yang dipenuhi bila gagal embriotomi VIII. Prognosis Prognosis dubia ad bonam.

BAB III KESIMPULAN

Janin mati dalam rahim atau intra-uterine fetal death (IUFD) merupakan kematian janin dalam rahim yang beratnya 500 gram atau umur kehamilan 20 minggu. Secara umum, penyebab kematian janin disebabkan oleh banyak faktor, antara lain faktor janin, faktor plasenta, faktor maternal, dan idiopatik. Sedangkan penyebab kematian janin dalam rahim berdasarkan waktu kehamilan dibagi menjadi: Trimester pertama, penyebab tersering adalah abnormalitas kromosom (trisomi 16 dan trisomi 22) Trimester kedua, penyebab tersering adalah infeksi (terutama infeksi Parovirus B19) Trimester ketiga, penyebab tersering adalah gangguan pada tali pusat. Faktor risiko untuk terjadinya kematian janin dalam rahim berhubungan dengan faktor ibu, faktor janin, faktor sosiodemografi, faktor penting yang disadari, dan faktor penting yang tidak disadari. Tanda-tanda kematian janin dalam rahim, antara lain: tanda subyektif (hilangnya gerakan janin, uterus mengecil, hilangnya gejala-gejala kehamilan) dan tanda obyektif (USG dan Rontgen).

Penatalaksanaan tergantung pada keadaan kehamilan (aktif atau pasif). Biasanya setelah 2-4 minggu, janin yang telah mati akan lahir spontan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain gangguan pembekuan darah.

10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham F. Gary,et all. 2005. Williams Obstetrics: Disease and Injuries of the Fetus and Newborn. 22nd edition. United States: McGraw Hill Companies. P 678681 2. Anonymous. 2006. Stillbirth http://www.answer.com diakses tanggal 22 November 2006 3. Kliman HJ. Juliette CM. Yifat AL. 2000. Fetal death: etiology and pathological findings. www.med.yale.edu/obgyn/kliman/placenta/articles/uptodate.html diakses tanggal 22 November 2006 4. Asya. Jasran. Quick Obgyn. Kematian Janin. Halaman 95. 5. Anonymous. 2006. Womans Health Fetal Death Syndrome. www.wramc.amedd.army.mll/education/pat_edu/womenhlth/pregnancy/fetaldeat hsyn.htm diakses tanggal 22 November 2006 6. Wilcox AJ, Weinberg CR, OConnor JF,et al: Incidence of Early loss of pregnancy. N Engl J Med 1988; 319:189-94 7. fetal death\eMedicine - Evaluation of Fetal Death Article by James L Lindsey, MD.htm 7. Sinopsis Obstetri

11

Anda mungkin juga menyukai