Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Lapangan Keperawatan Keluarga
Oleh :
NIM : 1708235
Kelompok : A I
TK 3-A
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
penulis masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya.
Dengan rasa hormat dan kerendahan hati yang terdalam, saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini, baik bantuan secara moril maupun materil sejak perencanaan
hingga pelaksanaan. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tim pembimbing yang telah memberikan banyak dorongan serta bimbingan dan
pengarahan sehingga terselesaikannya Laporan Asuhan Keperawatan ini.
2. Keluarga Tn. R yang telah bersedia bekerja sama dengan penulis dalam
melaksanakan pembinaan keluarga.
3. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan, baik
secara moral maupun spiritual.
4. Dan kepada teman-teman satu kelompok maupun satu kelas yang telah membantu,
baik secara langsung maupun tidak.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan sehingga
dapat menjadi solusi yang terbaik untuk masa yang akan datang.
Saya harapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan
semoga segala bantuan, pengobatan, serta dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak
mendapat ganjaran dan pahala dari Allah SWT Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar ........................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1
C. Studi Literatur............................................................................................... 2
D. Sistematik Penulisan....................................................................................2
A. Pengkajian................................................................................................... 23
B. Analisa Data................................................................................................. 33
C. Diagnosa Keperawatan................................................................................33
D. Perencanaan (Planning)...............................................................................33
E. Implementasi dan Evaluasi..........................................................................38
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................... 40
A. Kesimpulan.................................................................................................. 40
B. Saran............................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 42
LAMPIRAN..................................................................................................................... 43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kurang gizi adalah sebuah masalah yang komplek yang terjadi di
Indonesia. Anak Indonesia pada hakikatnya lahir dengan berat dan panjang
yang normal kegagalan pertumbuhan yang nyata pada dasarnya akan terlihat pada
saat anak berusia empat bulan sampai dua tahun.
Gizi kurang merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus mendapatkan
perhatian yang serius. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2008)
Hal ini terjadi karena beberapa faktor penting yang mempengaruhi diantaranya
adalah kondisi sosial ekonomi yang kurang, pengetahuan keluarga tentang
makanan bergizi yang masih kurang. Sehingga untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga tersebut maka perlu diberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
supaya keluarga mampu meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia (Santoso,
2009).
Masalah gizi kurang tersebut apabila tidak segera ditangani akan
menimbulkan akibat-akibat yang dapat merugikan bangsa. Akibat-akibat tersebut
antara lain, kecerdasan yang semakin menurun, kualitas pendidikan yang
berkurang, dan generasi penerus bangsa yang semakin minim. Sehingga akibat
tersebut harus dicegah secara dini supaya tidak berkelanjutan (Santoso, 2009).
Terkait dengan data–data tersebut penulis tertarik untuk mengetahui sejauh
mana pengelolaan keluarga terhadap masalah kurang gizi dalam lingkup asuhan
keperawata keluarga. Kemudian dibentuk dalam “Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Masalah Gizi Kurang”.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada keluarga Tn. R pada An. R di
Dusun L Rt / Rw Desa L Kecamatan C Kabupaten S.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keluarga Tn. R dengan Gizi kurang
pada An. R .
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga Tn. R
dengan Gizi kurang pada An. R.
1
2
B. Studi Literatur
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode deskriptif
berbentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Adapun teknik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
1. Studi dokumentasi
Mempelajari data-data status klien dengan catatan-catatan yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan secara langsung dan spesifik mengkaji keadaan umum klien secara
menyeluruh melalui metode head to toe dengan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
untuk mendapatkan data mengenai keadaan klien sehingga dapat menentukan diagnose
dan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Observasi
Pengumpulan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung dengan cara
berkunjung ke keluarga yang menjadi subjek asuhan keperawatan.
4. Wawancara dan pastisifasi aktif
Merupakan kegiatan aktif penulis melakukan langsung asuhan keperawatan dengan
menanyakan data yang diperlukan pada klien, keluarga dan tenaga kesehatan yang
terkait.
5. Studi perpustakaan
Merupakan kegiatan untuk mendapatkan teori konsep dan model yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas.
C. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran singkat mengenai isi dari laporan ini, maka penulis
akan menguraikan secara singkat mengenai systematika penulisan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, studi literature, dan
sistematika penulisan yang digunakan dalam asuhan keperawatan ini.
2. BAB II TINJAUAN TEORI
3
Berisikan tentang penjelasan konsep dasar Gizi kurang , konsep keluarga, dan konsep
asuhan keperawatan keluarga dengan BGM.
3. BAB III KASUS dan PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pada bab ini berisikan tentang pembahasan kasus mengenai asuhan keperawatan
keluarga dengan Gizi kurang, yang berisikan : pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
4. BAB IV PENUTUP
Berisikan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga dan saran untuk
beberapa pihak.
5. DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan sumber-sumber literature dalam pembuatan asuhan
keperawatan keluarga ini.
6. LAMPIRAN
Pada bagian ini akan dipaparkan hal-hal yang mendukung dan melengkapi isi dari
asuhan keperawatan keluarga ini.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
5
5. Data penunjang
Pada saat ini Pemeriksaan penunjang.
a.Pemeriksaan darah.
Pada pemeriksaan darah meliputi Hb, albumin, globolin, protein total, elektrolit
serum, biakan darah.
b.Pemeriksaan urine.
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap, dan kulture urine.
c.Uji faal hati.
d.EKG.
e.Sinar X foto paru.
6. Penatalaksanaan
Arora (2009) mengatakan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi
masalah gizi kurang pada balita meliputi: (1). Memastikan keamanan pangan
baik secara kuantitas maupun nutrisi. (2). Berikan pendidikan kesehatan pada
keluarga tentang kebutuhan nutrisi pada anak balita, termasuk pentingnya
pemberian ASI dan pengenalan makanan tambahan. (3). Lindungi anak terhadap
infeksi melalui imunisasi dan penggunaan air bersih dan sanitasi. (4). Pastikan
anak mendapatkan perawatan berkualitas saat anak sakit. (5). Lindungi anak dari
defisiensi mikronutrien terutama iodium, zat besi, dan vitamin A. (6). Berikan
perhatian khusus terhadap kebutuhan nutrisi ibu hamil untuk mencegah bayi lahir
dengan berat badan rendah.
Intervensi prioritas yang disarankan UNICEF (2009) dalam mengatasi
kurang gizi meliputi: (1). Pemberian makanan tambahan terjadwal dan adekuat
menggunakan makanan lokal, termasuk pemberian suplemen multi mikronutrien,
terutama yang berbahan dasar lemak. (2). Lanjutkan pemberian ASI hingga anak
berusia 2 tahun. (3). Pemberian zinc bila anak diare. (4). Konsumsi garam yang
beryodium. (5). Pemberian vitamin A dan obat cacing. (6). Mencuci tangan
dengan menggunakan sabun. (7). Manajemen malnutrisi akut berat. Sedangkan
jenis makanan lokal untuk pemulihan gizi yang dianjurkan oleh KEMENKES
(2011) adalah jenis makanan yang padat energi.
Upaya perbaikan gizi utama yang harus dilakukan untuk mengatasi
masalah gizi menurut BPPN (2007) meliputi: Pemenuhan energi protein,
pemenuhan gizi zat besi, yodium, vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya,
pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) pada bayi dan anak (6-24
bulan), pemberian vitamin A pada bayi dan balita, dan surveilans gizi di lembaga
pelayanan kesehatan yang terdekat dengan masyarakat seperti posyandu.
7
Upaya lain untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita yaitu
melalui peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi dan pola asuh anak yang baik
dan juga melalui pemberdayaan masyarakat, seperti kader. Alibas, (2006)
menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi dan keterlibatan TP-PKK,
dalam hal ini kader, berpengaruh terhadap prevalensi gizi kurang. Retno (2012)
juga menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu
dengan status gizi balita setelah mendapat PMT-P di DKI Jakarta. Depkes,
(2002) dalam Puspitasari (2012) menyatakan rendahnya pengetahuan dan
pendidikan ibu merupakan penyebab dasar kurang gizi karena sangat
mempengaruhi tingkat pengetahuan keluarga dalam mengelola sumber daya
yang ada untuk mendapatkan kecukupan bahan makanan, serta pemanfaatan
sarana pelayanan kesehatan gizi dan sanitasi lingkungan. Harsiki (2002)
menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh anak,
konsumsi energi dan protein dengan keadaan gizi anak balita.
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011). Sedangkan menurut Wall,
(1986) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah
kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang
memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau
hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa
sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga.
2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, rumah atau rumah
tangga.
8
3. Tipe Keluarga
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau
adopsi atau keduanya.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek nenek, paman-bibi)
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme
maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar
rumah.
3) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di
luar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
9
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti panti.
11) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
12) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin
dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
13) Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya diadopsi.
14) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
kawin.
15) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur peran,
struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011) menggambarkan
sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.
10
b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak),
referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah),
coercive power (paksa) dan affective power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku
yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti disini adalah lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
5. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun
untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif
merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting.Peran utama
orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan
dengan persepsi keluarga dan kepedulian terhadap kebutuhan sosio
emosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status social
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan
dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status
adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak
berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini
tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu
menyediakan angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan
11
b) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi Menjaga daya tahan tubuh
protein serta berikan mineral dan vitamin. dan memperbaiki nutrisi yang
kurang
a) Pertahankan agar kulit tetap bersih dan lipatan kulit yang bersih dan
kering dengan cara memandikan dua kali kering mencegah iritasi.
sehari dengan air hangat dan apabila
kotor atau basah segera ganti pakaian.
d) Monitor keutuhan kulit setiap 6-8 jam. memastikan tidak ada tanda-
21
tanda iritasi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan intervensi yang telah
dibuat. Implementasi yang dilakukan perawat generalis untuk mengatasi masalah
gizi kurang pada balita menggunakan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga
menurut Maglaya (2009) yaitu menyebutkan bahwa lima tugas kesehatan
keluarga terdiri dari mengenal masalah, memutuskan mengatasi masalah,
merawat keluarga dengan masalah, memodifikasi lingkungan, dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Implementasi yang dilakukan dalam asuhan keperawatan keluarga
dilakukan dengan memberikan edukasi pada orang tua tentang nutrisi pada
anak, melakukan kunjungan rumah, dan membantu keluarga dalam penyediaan
makanan. Pemberian edukasi pada keluarga terkait nutrisi meliputi gizi
seimbang, gizi kurang, dan triguna makanan.
Pemberian edukasi kepada orang tua merupakan hal yang penting yang
dapat dilakukan perawat pada keluarga guna meningkatkan pengetahuan
22
orangtua khususnya ibu mengenai gizi balita. Pengetahuan orang tua khususnya
ibu merupakan satu hal yang penting guna memperbaiki gizi balita.
Peningkatkan pemberian makanan pada balita harus memperhatikan
keseimbangan gizi. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Variasi makanan merupakan prinsip pertama gizi seimbang yang
universal. Pola makan seimbang bukan hanya memperhatikan sumber-sumber
zat gizi makro dan air, melainkan juga sumber-sumber zat gizi mikro meliputi
vitamin dan mineral (Depkes RI, 2010).
Depkes RI (2005) mengemukakan bahwa konsumsi hidangan sehari-hari
dengan susunan zat gizi seimbang perlu dibiasakan sebagai upaya
menanggulangi masalah gizi ganda, yakni gizi kurang dan gizi lebih. Kebutuhan
makan balita perlu diatur agar anak mendapat gizi seimbang yang diperlukan
dalam satu hari. Keseimbangan gizi diperoleh apabila hidangan sehari-hari terdiri
dari tiga kelompok bahan maknaan yang disebut triguna makanan. Dari setiap
kelompok dipilih satu atau beberapa jenis makanan (Depkes RI, 2004).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat tercapainya
keberhasilan. Evaluasi dalam keluarga menggunakan evaluasi subjektif, objektif,
analisis dan perencanaan (SOAP), evaluasi sumatif, dan tingkat kemandirian
keluarga.
Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga
sangat diperlukan agar keluarga dapat meningkatkan status gizi anak balita di
rumah. Depkes RI (2006) mengemukakan kemandirian keluarga yang beorientasi
pada lima tugas kesehatan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Keluarga yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya dinilai dengan
tingkat kemandirian keluarga.
Tingkat kemandirian keluarga dievaluasi menggunakan 7 kriteria
evaluasi yakni
(a) keluarga menerima petugas kesehatan,
(b) keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana,
(c) keluarga menyatakan masalah kesehatan secara benar,
(d) keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai dengan anjuran,
(e) keluarga melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran,
(f) keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif,
23
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama KK : Tn. R
2) Umur KK : 28 Th
3) Pekerjaan KK : karyawan swasta
4) Pendidikan KK : SMA
5) Alamat dan No. Tlpn : Dsn. L RT 02 RW 06 Des. L Kec. C
Kab. S
Hub Status
No. Nama L/P Usia Pekerjaan Pendidikan
Keluarga Kesehatan
1. Tn. A L 5 Petani SD Kakek Sehat
c. Genogram
23
24
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien perempuan
: Pernikahan : Keturunan
d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. R termasuk tipe keluarga besar yang di dalamnya terdiri dari Tn. ,
Ny. C , Tn. R , Ny. T dan An. R .
e. Suku Bangsa
Ny. T mengatakan bahasa yang digunakan An. R adalah Bahasa sunda karena
semua keluarga berasal dari Jawa Barat dan orang sunda asli. Keluarga Tn. R
berstatus WNI (Warga Negara Indonesia). Tidak ada kebiasaan keluarga yang
dipengaruhi suku atau budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan.
f. Agama
Ny. T mengatakan semua anggota keluarga Tn. R beragama islam dan taat
menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Tidak ada kepercayaan yang dianut keluarga
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. T mengatakan kebutuhan sehari-hari keluarga terpenuhi Tn. R bekerja
sebagai karyawan swasta.
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Ny. T mengatakan keluarga jarang melakukan rekreasi keluar karehan Tn. R
sibuk bekerja.
mengatakan An. R mengalami seperti Ny. T tapi hanya pada usia 2 tahun. Sakit
yang diderita An. S hanya demam, batuk dan pilek.
8) Denah Rumah
KAMAR KAMAR WC
R. KELUARGA
H
D
A
A
L P
KAMA U
R. KAMAR
A R R
TAMU
M R. TV
A
Keterangan :
: pintu
: jendela
Hasil pengkajian :
a) Tn. A dan keluarga kurang dapat mengingat.
b) Ny. T dan keluarga tampak bingung mengenai penyakit gizi kurang.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat :
Keluarga sudah mampu mengambil keputusan yang tepat keluarga mengantarkan
An. R ke bidan, dokter terdekat atau ke Rumah Sakit.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga mengatakan tahu cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan :
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang baik untuk gizi kurang .
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada yaitu Rumah Sakit.
d. Fungsi Reproduksi
Ny. T mengatakan anaknya baru satu An. R dan Ny. T mengatakan sekarang
masih menstruasi.
e. Fungsi Ekonomi
Tn. R bekerja sebagai karyawan swasta untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan.
5. Stress Dan Koping Keluarga
a. Stress Jangka Pendek Dan Panjang
1) Stressor jangka pendek (<6 bulan)
Keluarga mengatakan sementara tidak ada
2) Stressor jangka panjang (>6 bulan)
Keluarga mengatakan stresor jangka panjang sementara tidak ada.
b. Respon keluarga terhadap stress
Ny. T menganggap masalah kesehatannya keluarganya dengan
bermusyawarah.
6. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan
Tn. A Tn. R Ny. C Ny. T An. R
1 Pemeriksaan
Umum
S :37 °C S:37°C
3 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesara pembesar pembesar pembesa
kelenjar n kelenjar an an ran
getah bening getah kelenjar kelenjar kelenjar
bening getah getah getah
bening bening bening
5 Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
asietes, tidak asietes, asietes, asietes, asietes,
31
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
tekan dan tekan tekan tekan tekan
nyeri lepas abdomen abdomen abdomen abdomen
disetiap bawah bawah bawah bawah
kuardran
7. Harapan Keluarga
Keluarga menginginkan petugas kesehatan mahasiswa dapat memberikan
penjelasan dan informasi tentang kesehatan khususnya tentang gizi kurang mulai
dari upaya agar anak mau makan sampai gizi yang seimbang untuk balita,
sehingga tidak timbul masalah gizi kurang kembali. Dan keluarga berharap di
hidup bahagia bersama anggota keluarga dan semua anggota keluarga sehat.
I II III IV
32
1. Menerima petugas √ √
perawatan kesehatan
2. Menerima pelayanan √ √
keperawatan yang diberikan
sesuai dengan rencana
keperawatan
4. Melakukan tindakan √ √
keperawatan sederhana
sesuai yang dianjurkan
5. Memanfaatkan fasilitas √ √
pelayanan kesehatan secara
aktif
6. Melaksanakan tindakan √
pencegahan sesuai anjuran
B. ANALISA DATA
No Data Intervensi
DO :
DO :
- Pasien tampak kebingungan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Aktual
Kurang pengetahuan keluarga Tn. R pada An. R b.d kurang informasi
asupan gizi yang adekuat.
2. Diagnosa Resiko
Resiko pertumbuhan tidak proposional pada keluarga Tn. R khususnya An. R
b/d tidak adekuatnya nutrisi pada anak
3. Diagnosa Potensial
D. PERENCANAAN (PLANNING)
1) PRIORITAS MASALAH
a) Kurang pengetahuan keluarga Tn. R pada An. R b.d kurang informasi
asupan gizi yang adekuat.
34
Skor Perhitungan
No Kriteria Bobot
Hasil
Tidak/kurangseh 3
at 2 1
Ancaman 1
kesehatan
Krisis/ kurang
sejahtera
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2
masalah
dapat diubah
2
Dengan mudah 1
2
Hanya sebagian 0
Tidak dapat
dirubah
3. Potensi masalah 2/3 x 1 = 2/3
untuk dicegah
3
Tinggi 2 1
Cukup
1
Rendah
4. Menonjolnya
masalah
2 ½x1=½
Masalah berat,
harus segera
ditangani 1 1
Ada masalah,
tetapi tidak perlu
0
segera ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah 3 7/6
b)
c)
d)
e)
35
Perhitungan
No Kriteria Skor Bobot
Hasil
Tidak/kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
dapat diubah
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1 2
Tidak dapat dirubah 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3 x 1 = 2/3
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah ½x1=½
Jumlah 2½
36
4. Promosi
kesehatan:
Pendidikan
kesehatan
tumbuh
kembang anak
Pendidikan
kesehatan tumbuh kembang
anak
A : masalah teratasi
sebagian.
P : lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosa yang muncul dari dari hasil pengkajian diatas adalah Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. R terutama pada An. R berhubungn dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi dan
Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.R terutama pada An. R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi kurang.
Hampir seluruh intervensi mampu diselesaikan oleh penulis sampai klien dan
keluarga paham dan mengerti. Implementasi juga dapat berjalan sesuai kriteria dan
standar dimana klien dan keluarga mengerti dan dapat melaksanakannya.
Dari kedua diagnosa yang ditemukan, telah dilakukan intervensi sesuai teori tetapi
tidak sepenuhnya dijadikan intervensi oleh penulis pada pengelolaan klien dan keluarga
karena situasi dan kondisi klien dan keluarga serta kebijakan dari pihak yang terkait.
B. Saran
Saran Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
gizi kurang keluarga Tn. R terutama pada An.R di desa Licin, maka saran yang dapat
diberikan untuk dijadikannya pengalaman kearah lebih baik maka penulis tunjukkan
kepada :
a.Klien dan keluarga
Diharapkan keluarga untuk senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan setempat seta melaksanakan
dan membantu asuhan keperawatan yang diberikan semaksimal mungkin.
b.Perawat
Hendaknya penyuluhan kesehatan dijadikan suatu program diruang guna memberikan
informasi kesehatan bagi pasien dan keluarga tentang penyakit pasien dan dapat
mencegah komplikasi yang dapat terjadi.
c.Penulis
Untuk penulis selanjutnya yang terkait dengan kasus kurang gizi pada asuhan
keperawatan keluarga mampu melakukan pengkajian yang lebih spesifik dan mendekati
sempurna.
d.Institusi Pendidikan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang benar-benar ilmiah dalam pengkajian maupun
pendokumentasian agar lebih ditingkatkan. Penyediaan lahan praktek yang memadai
memudahkan penulis untuk mendapatkan data secara akurat serta pemahaman persepsi
40
41
dari berbagai pihak perlu dikaji kembali, sehingga ketika penulis melaporkan hasil
pengkajian tidak terjadi ketimpanga
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
43