Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN

PADA Tn.T Di RUANG PAVILIUM MARWAH


PADA PASIEN DYSPNEA E.C. CHF

Oleh:

KATERINE D.H
2008036

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIN DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDY PRIFESI NERS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2020
Asuhan Keperawatan
Pada Tn.T dengan Dyspneu e.c CHF
Di pavilium Marwah

I. IDENTITAS
Tanggal masuk ruangan : Jum’at, 04 Mei 2018, jam 23:45 WIB
Tanggal pengkajian : 05 Mei 2018 Jam : 08.15 WIB
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
No. Rekam Medis :
Umur : 47 tahun
Ruang Rawat Inap : pavilium mawah
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Suku : Batak
Alamat : Palembang, Jl sriwijaya lahat
PembiayaanKesehatan : Umum-Non PBI
Kelas Ruangan : Kelas 1
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Usia : 42 tahun
Pekerjaan : Swasta
Suku : Batak
Hubungan dengan Pasien : Istri Tn.H
Bahasa : Bahasa palembang
Alamat : Jl sriwijaya palembang
II. PENGELOLAAN PASIEN
A. Proses Penerimaan atau Serah Terima Pasien Baru di Ruangan
Pasien atas nama Tn. T usia 47 tahun dengan keluhan sesak dan nyeri dada sisi

kiri. Saat di kaji terdapat nyeri dada sisi kiri, frekuensi kadang kala, nyeri seperti

ditusuk-tusuk, skala nyeri 7, lamanya nyeri 10 menit kemudian segera dibawa ke

RS Wira Husada pada tgl 3 Mei 2018 pukul 14.00 WIB. Pasien di tangani pertama

kali di UGD. Selama di UGD, pasien di observasi TTV nya dengan TD 110/90

mmHg, Nadi 80 x/mnt, RR 30 x/mnt, dilakukan pemasangan infus dengan cairan

Asering 500cc/24 jam, pemberian nasal kanul 3 liter, pemasangan kateter. Pasien

di UGD diberikan obat CPG 75mg, ondansentron 1g, ISDN 5mg, Rantin 1g,

aspilet 80mg, lasix 2ml. Evaluasi keperawatan pasien di UGD, yaitu pasien masih

merasakan sesak, dan nyeri dada sisi kiri, terpasang nasal kanul 3 liter. Dari

pemeriksaan tersebut pasien diminta untuk opname agar dapat di observasi.

Kemudian perawat menghubungi ruang pavilium marwah untuk bertanya adakah

kamar kosong, setelah perawat pavilium marwah mengatakan ada kamar kosong

lalu pasien dirawat diruang pavilium marwah RS Wira Husada diantar oleh

perawat poli penyakit dalam yaitu perawat Rina menggunakan bed menuju ruang

pavilium marwah.

Tn. T diterima oleh perawat Niken, kemudian perawat Rina mengoperkan

pasien dan melaporkan tidakan yang telah dilakukan. Pasien di pindah ke

pavilium marwah pada hari Jum’at, 04 Mei 2018, jam 23:45 WIB diantar oleh

petugas dan keluarga dengan keluhan pasien sesak dan nyeri dada sisi kiri yang

dirasakan seperti di UGD. Kondisi pasien di ruangan kesadaran composmentis,

GCS: E: 4, M: 6, V: 5, TTV TD: 110/ 70 mmHg, N: 83 x/menit, RR: 30 x/menit,

S: 36,5 , badan lemas. Sesak karena aktivitas, karakteristik seperti tertimpan beban

berat, sesak di area lapang dada, skala sesak 4, lamanya 10 menit, nyeri dada sisi
kiri, frekuensi kadang kala, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 7, lamanya

nyeri 10 menit. Pasien di diagnosa medis CHF dan masalah keperawatan nyeri

akut berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung. Tindakan yang sudah

dilakukan oleh perawat ruangan, yaitu: monitor TTV, monitor CRT, monitor

nyeri, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat, yaitu NaCl kapsul 500mg 3x1 kapsul, bisoprolol 5mg 1x2,5mg,

folid acid 5mg 1x1 tablet, nitrockaf 5mg 2x1 kapsul, KSR 600mg 3x1 tablet, lasix

2ml 1x1 ampul.

B. Proses Orientasi Ruangan Pada Pasien

Saat Tn.H dan keluarga datang pada saat perawat Niken yang berdinas di ruang

paviliuym marwah melakukan orientasi ruangan yaitu menjelaskan:

1. Nomer kamar dan bed pasien menjelaskan ruangan yang ditempati adalah

ruanganpavilium marwah yang terdiri dari 30 bed pasien

2. Menjelakan penggunaan gelang pasien bahwa gelang yang berwarna biru

untuk pasien laki-laki dan gelang warna pink untuk pasien perempuan.

3. Gelang pasien tertulis nama, tanggal lahir, dan nomer RM. Saat akan

melakukan asuhan keperawatan perawat akan selalu melakukan identifikasi

pasien dengan menanyakan nama, tanggal lahir dan kemudian perawat akan

mengecek gelang pasien

4. Menjelaskan bahwa di sebelah bed pasien terdapat lemari kecil, biasa

digunakan untuk menyimpan barang-barang pasien ataupun keluarga yang

menunggu pasien dan terdapat kursi kecil untuk penunggu pasien.

5. Bagian ujung ruangan terdapat kamar mandi yang bisa digunakan untuk

mandi, BAB dan BAK, dan juga menjelaskan tentang pispot dan bagaimana

cara menggunakannya.
6. Menjelaskan bahwa bed yang ditempati Tn.T bisa diatur sesuai posisi

nyaman pasien, pengaturan bednya menggunakan remot yang berada

disamping pagar bed dan perawat Niken menjelaskan cara menggunakan

remot bed pasien.

7. Terdapat tombol bel diatas tempat tidur pasien, jika pasien membutuhkan

bantuan perawat pasien bisa menekan bel tersebut.

8. Menjelaskan perawat yang bertanggung jawab pada Tn.T adalah perawat

Niken

9. Menjelaskan dokter yang bertanggung jawab adalah Dokter Samsul dan

jadwal visit dokter Samsul pagi jam 08.00 ke atas.

10. Menjelaskan tata tertib diruangan yaitu tidak boleh merokok, tidak boleh

memfoto,anak kecil dilarang masuk arearuangan dan cukup 1 orang yang

menunggu pasien.

11. Menjelaskan jam kunjung pasien yaitu pukul 09.00-11.00 dan jam 17.00-

19.00 wib.

12. Menjelaskan cara mencuci tangan dengan benar dan etika batuk kemudian

perawat Niken mempersilahkan pasien dan keluarga pasien

mempraktikkannya, perawat Nikenjuga menjelaskan kepada keluarga dan

pasien untuk mengisi form penjelasan dokter tentang obat dan kandungan

didalam obat serta penyuluhan kesehatan oleh perawat dan untuk

menandatangani form tersebut jika setuju.

C. Tingkat Ketergantungan Pasien

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tingkat ketergantungan menurut teori dari

Douglas didapatkan bahwa klien Tn.H dengan tingkat ketergantungan kategori II


yaitu Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari dengan

kriteria.

a. Kebersihan dibantu, makan dan minum dibantu

b. Obsevasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

c. Ambulasi dibantu

d. Pengobatan dengan injeksi

e. Klien dengan katerisasi urin, pengeluaran dan pemasukan dicatat.

III. Prinsip Pasien safety


Identitas Pasien : Tn.H (47 tahun)

No PatientSafety Dilakukan Tidak


Dilakukan
1 Pastikan identitas pasien (penggunaan 
gelang berwarna biru)nama
pasien,tanggal lahir,RM
2 Perhatikan nama obat,rupa dan ucapan 
mirip(look-alike , sound-a like
medication names).
3 Komunikasi secara benar saat serah 
terima pasien
4 Pastikan tindakan yang benar pada sisi 
tubuh yang benar seperti pemasangan
infus pada sisi kiri tangan
5 Pastikan pagar beds lalu terpasang dan 
pastikan dapat digunakan
6 Hindari salah penyuntikan obat atau 
salah perawatan infus

7 Gunakan alat injeksi sekali pakai 


8 Tingkatkan kebersihan tangan untuk 
pencegahan infeksi nosokomial saat akan
melakukan tindakan aseptif
9 Penggunaan APD ( masker, handscoon) 

Kesimpulan : penerapan pasien safety pada Tn.H sudah dilakukan dengan baik dan

benar
Resiko Jatuh ( Morses Fall Risk )
Tanggal
PenilaianResikoJatuh Score
23 24
Riwayat Jatuhsatu kali 25 0 0
Jatuh : ataulebihdalamkur
Kecelakaan unwaktu 6
Kerja atau bulanterakhir
Rekreasional
SKOR RESIKO JATUH

Benda disekitar, 30 0 0
kursi, dinding, dll
Alat Bantu
Kruk, tongkat, 15 0 0
tripod, dll

Gangguan/ 20 0 0

Gaya berjalan Bedrest/ KursiRoda


Lemah 10 10 10
Normal 0 0 0
Agitasi/ konfusi 15 0 0
Status Mental
Dimensia 15 0 0
SKOR TOTAL 40 40
Interpretasi The Morse Fall Scale (MFS) RT RT
Resiko tinggi : 45 atau lebih
Resiko sedang : 25 – 45
Resiko rendah : 0 – 24

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Tn.H didapatkan hasil hari
pasien dalam kategori resiko rendah terjatuh dengan skor 10.
a. Pencegahan pasien jatuh
Pemahaman dan pengetahuan asesmen risiko jatuh yang dilakukan oleh
perawat di rumah sakit diperoleh melalui pelatihan internal dan sosialisasi.
Proses pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan perawat, perawat dapat
mengerti dan memahami apa itu asesmen risiko jatuh, apa saja formatnya,
dan bagaimana cara mengisinya. Ketika perawat sudah paham betapa
pentingnya asesmen risiko jatuh maka hal ini berdampak pada perilaku
pelaksanaan asesmen risiko jatuh yang dilakukan (Nur dkk, 2017).
Resiko jatuh di ruangan dicegah dengan memperhatikan tempat tidur pasien
seperti menegakkan pembatas tempat tidur, selain itu juga terlihat dari
penggunaan gelang tangan yang digunakan oleh pasien. Pencegahan pasien
jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien dengan menggunakan
Morses fall risk untuk mengukur resiko jatuh pada pasien, berikut ini
penilaian resiko jatuh selama proses perawatan Tn.K tanggal 4-5 Mei 2018
termasuk dalam kategori resiko jatuh tinggi dengan skor > 45.
b. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan prinsip
6 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar dosis,
benar waktu, dam benar dokumentasi. Akan tetapi ada beberapa obat yang
harus diwaspadai. Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan
yang termasuk sejumlah besar kesalahan dan/atau kejadian sentinel, obat-
obatan yang bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan risikonya lebih tinggi,
begitu pula obat-obatan yang mirip bentuk/bunyi dan namanya. Obat-obat
yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) merupakan obat yang
sering menyebabkan kesalahan serius. Kesalahan dapat terjadi bila perawat
tidak mendapatkan orientasi yang baik dan dalam situasi darurat (Jaladara
dkk, 2015).
c. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi yang telah dilakukan adalah mahasiswa melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah mengecek tanda-tanda vital, melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah membantu pasien untuk berpindah tempat, cuci
tangan sebelum melakukan injeksi ke pasien. Selain itu sebagai pencegahan
infeksi mahasiswa maupun perawat tidak memiliki kuku panjang, cuci
tangan dilakukan baik menggunakan hand scrubs maupun hand wash
namun keduanya tidak dilakukan secara bersamaan. Cuci tangan tidak
hanya dilakukan oleh perawat maupun mahasiswa akan tetapi pada keluarga
pasien. Selain itu, perawat dan mahasiswa menggunakan APD berupa
handscoon, aproon dan masker ketika melakukan tindakan seperti ketika
melakukan injeksi. Perawat dan mahasiswa membuang sampah secara
terpisah yaitu sampah infeksius seperti yang terkena cairan tubuh pasien ke
tempat sampah dengan kantong plastik kuning dan sampah non infeksius
seperti tisu ke tempat sampah dengan kantong plastik hitam. Kemudian
untuk jarum perawat dan mahasiswa telah membuang di safety box.
5. Kebutuhan Waktu Perawatan pasien
a. Waktu perawatan pasien

Jenis Tindakan Keperawatan


Tindakan
Hari/Tanggal Jam Keperawatan yang Tidak
Langsung Kolaborasi
dilaksanakan Langsung

14.15 WIB – Perawat mengganti 15 menit


14.30 WIB infus RL pasien dan
memberitahu hasil
lab
15.00 WIB – monitor TTV, 15 menit
4 Mei 2018 15.30 WIB monitor CRT,
monitor nyeri
16.00 WIB – Memberikan obat 10 menit
16.10 WIB injeksi pasien
18.00 WIB – ajarkan teknik 15 menit
18.15 WIB relaksasi nafas dalam
5 Mei 2018 14.10 WIB – Melakukan 20 menit
14.30 WIB pengkajian ulang
pasien
14.35 WIB – Memberikan 5 menit
14.40 WIB informasi dokter
akan visit jam 15.00
15.00 WIB – Visit dokter dan 30 menit
15.30 WIB menyampaikan hasil
Ct-Scan akan
diambil besuk
16.00 WIB – Perawat mengganti 10 menit
16.10 WIB infus pasien RL
16.30 WIB – Membantu pasien 30 menit
17.00 WIB memberikan posisi
miring kekanan dan
kekiri
17.00 WIB – Memberikan 10 menit
17.05 WIB informasi kepada
keluarga untuk selalu
menutup restrain bed
pasien

b. Rekap Waktu Tndakan Keperawatan yang Dilakukan


Waktu Tindakan
Hari Perawatan Jadwal Sift Keperawatan yang
Dilaksanakan
1. 4 mei 2018 Siang 85 menit
2. 5 mei 2018 Siang 95 menit
6. Kebutuhan SDM (Perawat)

Jumlah Klasifikasi Pasien


Minimal Parsial Total
Pasien Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst

TT : 30 terisi : 26 bed
Pasien minimal care : 12 12 x 0,14 : 1,68
Pasien parsial care : 10 10 x 0,15 : 1,5
Pasien total care :4 4 x 0,30 : 1,2
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
1,68 + 1,5 + 1,2 : 4,38 ( dibulatkan jadi 4 perawat ) untuk shift siang
7. Kebutuhan Logistik Pasien
Tanggal
Total
No Tindakan Logistik 04/ 05/
Penggunaan
05 05
Biaya
1. 1 1
Administrasi
a. Alkohol swab 10 5 15
b. Handscone 1 - 1
c. RL 500 ml 3 3 6
Pemberian Terapi
d. Waslap Towel 2 2 4
2. obat melalui IV
e. Hepafix 1 1 2
Line
f. Abocat 20 2 2 4
g. lasix 2ml 1 2 3
2 2 4
a.NaCl kapsul 500mg
3 3 6
b. bisoprolol 5mg
1 1 2
Pemberian obat c. folid acid 5mg
3. 1 1
oral d. nitrockaf 5mg
2 - 1
e. KSR 600mg
3 - 3

4. Ruang perawatan a. Tempat tidur 1 1


kelas 1 b. Ac
c. Meja
d. Kursi
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung bantal
h. Selimut
i. Tiang infus
j. Handscrub
k. Tong sampah
l. Lemari
m. Penerangan + Listrik
n. Air
o. Kamar mandi
p. Gayung
q. Pispot
r. Keset lantai
a. Dokter spesialis
1 1 2
Visit dokter penyakit dalam
5.
spesialis b. Dokter spesialis
1 1 2
saraf
a. Asuhan
Tindakan Keperawatan / 1 1 2
6.
Keperawatan harian 1 1 2
b. Injeksi perhari
7. Pemberian obat Ventolin 2,5 mg 1 1 2
inhalasi nebulizer

Perhitungan biaya
Total Harga
No Tindakan Logistik Total Biaya
Penggunaan Satuan
Biaya
1. 1 50.000 50.000
Administrasi
a. Alkohol swab 15 500 7.500
b. Handscone 1 35.000 35.000
c. RL 500 ml 6 9.933 59.598
Pemberian Terapi
d. Waslap Towel 4 5.000 20.000
2. obat melalui IV
e. Hepafix 2 15.000 30.000
Line
f. Abocat 20 4 8.000 32.000
g. Asam Tranex 500mg 3 71.500 214.500
h. lasix 2ml 4 25.000 100.000
a.NaCl kapsul 500mg
6 15.000 90.000
b. bisoprolol 5mg
2 5000 10.000
Pemberian obat c. folid acid 5mg
3. 1 20.500 20.500
oral d. nitrockaf 5mg
1 10.000 10.000
e. KSR 600mg
3 7.500 22.500

4. Ruang perawatan a. Tempat tidur 1 400.000 400.000


kelas 1 b. Ac
c. Meja
d. Kursi
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung bantal
h. Selimut
i. Tiang infus
j. Handscrub
k. Tong sampah
l. Lemari
m. Penerangan + Listrik
n. Air
o. Kamar mandi
p. Gayung
q. Pispot
r. Keset lantai
a. Dokter spesialis
2 45.000 90.000
Visit dokter penyakit dalam
5.
spesialis b. Dokter spesialis
2 50.000 100.000
saraf
a. Asuhan
2 15.000 30.000
Tindakan Keperawatan /
6.
Keperawatan harian
2 15.000 30.000
b. Injeksi perhari

2 15.000 30.000
Pemberian obat Ventolin 2,5mg
7.
inhalasi

8. Edukasi Pasien dan Keluarga


Materi yang disampaikan, perawat mengajarkan 6 langkah cuci tangan
kepada keluarga pasien dan pasien, dengan media leaflet dan lembar balik
menggunakan handwash atau handscrub. Perawat juga mengedukasi
keluarga pasien agar selalu menutup restrain bed pasien untuk menghidari
resiko jatuh.
9. Discharge planning
a. Tahap Pengkajian
Kriteria pasien yang dilakukan perencanan pemulangan (Discharge
Planning) saat assessment awal :

1) Pasien lanjut usia> 60 tahun (√ )


2) Pasien dengan gangguan (√ )
b. Tah
anggota gerak
3) Pasien dengan kebutuhan (√) ap
pelayanan kesehatan medis /
keperawatan yang
berkelanjutan ( misalnya
penyakit kronis, pasien dengan
rawat luka yang lama, dll)
4) Pasien yang dinilai akan (√ )
memerlukan bantuan dalam
aktifitas sehari-hari dirumah

Pelaksanaan
Saat ini pasien di ruang pavilium marwah, Jika pasien diizinkan pulang
pasien akan mendapatkan obat pulang yang sudah diresepkan oleh
dokter yaitu obat oral. Perawat ruang pavilium marwahakan
menjelaskan kepada keluarga dan pasien mengenai aturan penggunaan
obat termasuk dosis, kontra indikasi, serta efek samping pemakaian
obat.
c. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada
keluarga tentang keadaannya, keluarga mengatakan mengerti apa yang
telah dijelaskan oleh mahasiswa. Keluarga mengatakan bahwa akan
membantu pasien untuk merawat pasien saat perawatan di rumah sakit
maupun di rumah, memantau kondisi kesehatan pasien.
10. Kuesioner Kepuasan

Petunjuk pengisian kuesioner :

Jawablah pertanyaan dibawah ini yang menyangkut “pengalaman

bpk/ibu/saudara dalam memperoleh pelayanan selama dirawat di RS, dengan

cara memberi (V) pada kolom STP, TP, N, P, SP yang tersedia dibawah ini:

Keterangan :

STP : Sangat tidak puas (skore 1)

TP : Tidak puas (skore 2)

N : Netral / biasa-biasa (skore 3)

P : Puas (skore 4)

SP : Sangat puas (skore 5)

SP P N TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
Ruang perawatan bersih,
1.
rapi, nyaman dan tenang
2. Ruang apotik rapid an bersih
Kelengkapan peralatan dan
3. kebersihan alat – alat yang
dipakai petugas
4. Penampilan petugas rapi
Bangunan rumah sakit luas,
5. lokasi strategis dan tempat
parkir memadai
Petugas registrasi dan kasir
6. melayani dengan teliti dan
baik
Kehadiran dokter untuk
memeriksa tepat waktu
7.
(sesuai jadwal) dan setiap
hari
Dokter memeriksa dengan
8.
teliti
9. Perawat mempunyai
kemampuan menyuntik,
memasang infus dengan
benar dan melayani dengan
hati-hati dan teliti
Petugas apotik mampu
10.
menjelaskan obat
Petugas parker, satpam dan
11. petugas lainnya memberikan
pelayanan dengan tanggap
Petugas registrasi
(pendaftaran) dan keuangan
12.
(kasir) melayani dengan
sigap dan cepat
Saat membutuhkan bantuan
perawat, perawat akan
13. segera dating, memberikan
pelayanan dan membantu
keperluan pasien
Dokter selalu cepat tanggap
14. dalam menyelesaikan setiap
keluhan dari pasien
Petugas gizi menyediakan
15. dan membantu keperluan
makanan pasien
Pasien merasa terjamin
keamanannya (percaya)
16.
pada pelayanan yang
diberikan
Perawat memahami
kebutuhan pasien dan
17. bersikap ramah, sopan, serta
berbicara lembut kepada
pasien
Dokter melakukan
18.
pemeriksaan dengan sopan
Pelayan tidak membeda –
19.
bedakan antar pasien
Petugas registrasi
20. memberikan pelayanan
dengan ramah
Perawat melayani dan
21. memperhatikan kebutuhan
pasien
Dokter memberikan
22. penjelasan tentang penyakit
yang diderita pasien
Petugas gizi memahami dan
memperhatikan variasi
23.
makanan dan cita rasa
makanan setriap hari
Petugas apotik melayani
24.
dengan ramah
Petugas kasir melayani
25.
dengan ramah
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif
Perawat melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada dokter
penanggungjawab pasien. Model teknik komunikasi secara umum
digunakan di pelayanan kesehatan adalah pendekatan SBAR (Situation,
Background, Assessment, and Recommendation) yang berfungsi untuk
membantu perawat dalam mengorganisasi cara berpikir,
mengorganisasi informasi, dan merasa lebih percaya diri jika
berkomunikasi dengan dokter (Nazri dkk, 2015). Komunikasi yang
dilakukan dengan teman sejawat menggunakan komunikasi
menggunakan metode SBAR pada rekam medis pasien. Perawat juga
menggunakan komunikasi yang efektif ketika melakukan operan
sehingga kondisi dan informasi mengenai pasien bisa tersampaikan
dengan jelas. Komunikasi secara lisan juga dapat dilakukan melalui
telepon dengan menggunakan metode tulis, baca dan konfirmasi
kembali oleh penerima dan pemberi perintah di rekam medis pasien.
Implementasi komunikasi efektif yang sudah dilakukan adalah dari
perawat kepada perawat melaporkan bahwa kondisi pasien anggota
gerak sebelah kiri tidak bisa digerakan, dari laporan tersebut masalah
hambatan mobilitas fisik yang belum teratasi dan rencana
keperawatannya adalah dengan monitor TTV, bantu ADL pasien, bantu
posisikan pasien miring kekanan dan kekiri, dan kolaborasi dengan tim
medis dokter dan fisioterapi.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara
Manajerial Saat Mahasiswa Praktik
Hambatan dan pendukung yang mahasiswa rasakan selama praktik
yaitu mahasiswa kesulitan dalam menghitung dosis obat dan
pembagian tugas dalam pembelajaran di stase manajemen.
13. Hambatan dan Pendukung dan Solusi Penyelesaian dalam
pengelolaan pasien
a. Hambatan
Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan pasien adalah
ketika Tn.T mengalami gangguan gerak sehingga pasien harus
diawasi dan dipantau setiap saat, agar tidak terjadi resiko jatuh.
b. Faktor pendukung
Pasien dan keluarga kooperatif selama masa perawatan dan terdapat
dokter spesialis neurologi yang menunjang diagnose dan perawatan
pasien. Dalam proses pengkajian kepada Tn.T informasi didapatkan
dari keluarga. Keluarga dapat menceritakan dengan detail dan dapat
berkomunikasi dengan baik saat dilakukan pengkajian. Keluarga
juga aktif bertanya ketika tidak paham dengan penjelasan perawat.
c. Solusi
Solusi dalam menyelesaikan masalah pada Tn.T yaitu dengan
mengajarkan pasien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang
dianjurkan kepada keluarga dan pasien untuk mengurangi kejadian
resiko stroke, meminta keluarga untuk memberikan dukungan
kepada pasien tentang konsumsi obat teratur, banyak minum air
putih dan pengawasan pola makan, meminta keluarga untuk
menemani pasien, Memotivasi pasien untuk makan sedikit tapi
sering, menanyakan kepada perawat terkait dengan waktu visite
dokter yang akan menjelaskan tentang keadaan dan kondisi pasien.
14. Etik Moral
a. Autonomi atau Kemandirian
Pada saat Tn.T mampu memutuskan sendiri bahwa dirinya bersedia di rawat
di ruang Pavilium marwah rumah sakit Wira Husada, pasien juga memutuskan
sendiri bersedia atau tidak dalam menerima asuhan keperawatan.
b. Veracity atau kejujuran
Memberitahukan informasi tentang penyakit klien dengan sebenar-benarnya.
c. Benefienceatauberbuatbaik:

Melakukan pemasangan kateter urin untuk memudahkan pasien serta keluarga


dan agar klien tidak kelelahan saat kekamar mandi serta mencengah terjadinya
resiko jatuh.

d. Nonmalefisienceatautidakmerugikan

Sebelum melakukan tindakan keperawatan dicek terlebih dahulu jika pasien


yang akan diberikan asuhan keperawatan sudah benar sehingga tidak
merigikan pasien jika terjadi kesalahan.

e. Fidelityatau menepati janji

Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetakan


tidak mengulur-ulur waktu.

f. Justiceataukeadilan

Padasaatperawatpavilium marwah memeberikanasuhan


Keperawatantanpamembedakan-bedakanpasienberdasarkan kelas
social,ras,suku, agamaataugolongan.

g. Confidentialityataukerahasiaan

Perawat menjaga kerahasiaan informasi tentang klien baik identitas pribadi,


ataupun tentang penyakit yang diderita oleh klien

h. AccuntabilityatauAkuntabilitas

Padasaatperawatruangpavilium marwahbertanggungjawabatastindakan
keperawatanyangdilakukanterhadap Tn.T seperti memberikan obat sesui
dengan dosis yang telah dianjurkan dokter.

Anda mungkin juga menyukai