Oleh:
KATERINE D.H
2008036
I. IDENTITAS
Tanggal masuk ruangan : Jum’at, 04 Mei 2018, jam 23:45 WIB
Tanggal pengkajian : 05 Mei 2018 Jam : 08.15 WIB
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
No. Rekam Medis :
Umur : 47 tahun
Ruang Rawat Inap : pavilium mawah
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Suku : Batak
Alamat : Palembang, Jl sriwijaya lahat
PembiayaanKesehatan : Umum-Non PBI
Kelas Ruangan : Kelas 1
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Usia : 42 tahun
Pekerjaan : Swasta
Suku : Batak
Hubungan dengan Pasien : Istri Tn.H
Bahasa : Bahasa palembang
Alamat : Jl sriwijaya palembang
II. PENGELOLAAN PASIEN
A. Proses Penerimaan atau Serah Terima Pasien Baru di Ruangan
Pasien atas nama Tn. T usia 47 tahun dengan keluhan sesak dan nyeri dada sisi
kiri. Saat di kaji terdapat nyeri dada sisi kiri, frekuensi kadang kala, nyeri seperti
RS Wira Husada pada tgl 3 Mei 2018 pukul 14.00 WIB. Pasien di tangani pertama
kali di UGD. Selama di UGD, pasien di observasi TTV nya dengan TD 110/90
Asering 500cc/24 jam, pemberian nasal kanul 3 liter, pemasangan kateter. Pasien
di UGD diberikan obat CPG 75mg, ondansentron 1g, ISDN 5mg, Rantin 1g,
aspilet 80mg, lasix 2ml. Evaluasi keperawatan pasien di UGD, yaitu pasien masih
merasakan sesak, dan nyeri dada sisi kiri, terpasang nasal kanul 3 liter. Dari
kamar kosong, setelah perawat pavilium marwah mengatakan ada kamar kosong
lalu pasien dirawat diruang pavilium marwah RS Wira Husada diantar oleh
perawat poli penyakit dalam yaitu perawat Rina menggunakan bed menuju ruang
pavilium marwah.
pavilium marwah pada hari Jum’at, 04 Mei 2018, jam 23:45 WIB diantar oleh
petugas dan keluarga dengan keluhan pasien sesak dan nyeri dada sisi kiri yang
S: 36,5 , badan lemas. Sesak karena aktivitas, karakteristik seperti tertimpan beban
berat, sesak di area lapang dada, skala sesak 4, lamanya 10 menit, nyeri dada sisi
kiri, frekuensi kadang kala, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 7, lamanya
nyeri 10 menit. Pasien di diagnosa medis CHF dan masalah keperawatan nyeri
dilakukan oleh perawat ruangan, yaitu: monitor TTV, monitor CRT, monitor
nyeri, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat, yaitu NaCl kapsul 500mg 3x1 kapsul, bisoprolol 5mg 1x2,5mg,
folid acid 5mg 1x1 tablet, nitrockaf 5mg 2x1 kapsul, KSR 600mg 3x1 tablet, lasix
Saat Tn.H dan keluarga datang pada saat perawat Niken yang berdinas di ruang
1. Nomer kamar dan bed pasien menjelaskan ruangan yang ditempati adalah
untuk pasien laki-laki dan gelang warna pink untuk pasien perempuan.
3. Gelang pasien tertulis nama, tanggal lahir, dan nomer RM. Saat akan
pasien dengan menanyakan nama, tanggal lahir dan kemudian perawat akan
5. Bagian ujung ruangan terdapat kamar mandi yang bisa digunakan untuk
mandi, BAB dan BAK, dan juga menjelaskan tentang pispot dan bagaimana
cara menggunakannya.
6. Menjelaskan bahwa bed yang ditempati Tn.T bisa diatur sesuai posisi
7. Terdapat tombol bel diatas tempat tidur pasien, jika pasien membutuhkan
Niken
10. Menjelaskan tata tertib diruangan yaitu tidak boleh merokok, tidak boleh
menunggu pasien.
11. Menjelaskan jam kunjung pasien yaitu pukul 09.00-11.00 dan jam 17.00-
19.00 wib.
12. Menjelaskan cara mencuci tangan dengan benar dan etika batuk kemudian
pasien untuk mengisi form penjelasan dokter tentang obat dan kandungan
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tingkat ketergantungan menurut teori dari
kriteria.
c. Ambulasi dibantu
Kesimpulan : penerapan pasien safety pada Tn.H sudah dilakukan dengan baik dan
benar
Resiko Jatuh ( Morses Fall Risk )
Tanggal
PenilaianResikoJatuh Score
23 24
Riwayat Jatuhsatu kali 25 0 0
Jatuh : ataulebihdalamkur
Kecelakaan unwaktu 6
Kerja atau bulanterakhir
Rekreasional
SKOR RESIKO JATUH
Benda disekitar, 30 0 0
kursi, dinding, dll
Alat Bantu
Kruk, tongkat, 15 0 0
tripod, dll
Gangguan/ 20 0 0
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Tn.H didapatkan hasil hari
pasien dalam kategori resiko rendah terjatuh dengan skor 10.
a. Pencegahan pasien jatuh
Pemahaman dan pengetahuan asesmen risiko jatuh yang dilakukan oleh
perawat di rumah sakit diperoleh melalui pelatihan internal dan sosialisasi.
Proses pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan perawat, perawat dapat
mengerti dan memahami apa itu asesmen risiko jatuh, apa saja formatnya,
dan bagaimana cara mengisinya. Ketika perawat sudah paham betapa
pentingnya asesmen risiko jatuh maka hal ini berdampak pada perilaku
pelaksanaan asesmen risiko jatuh yang dilakukan (Nur dkk, 2017).
Resiko jatuh di ruangan dicegah dengan memperhatikan tempat tidur pasien
seperti menegakkan pembatas tempat tidur, selain itu juga terlihat dari
penggunaan gelang tangan yang digunakan oleh pasien. Pencegahan pasien
jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien dengan menggunakan
Morses fall risk untuk mengukur resiko jatuh pada pasien, berikut ini
penilaian resiko jatuh selama proses perawatan Tn.K tanggal 4-5 Mei 2018
termasuk dalam kategori resiko jatuh tinggi dengan skor > 45.
b. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan prinsip
6 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar dosis,
benar waktu, dam benar dokumentasi. Akan tetapi ada beberapa obat yang
harus diwaspadai. Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan
yang termasuk sejumlah besar kesalahan dan/atau kejadian sentinel, obat-
obatan yang bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan risikonya lebih tinggi,
begitu pula obat-obatan yang mirip bentuk/bunyi dan namanya. Obat-obat
yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) merupakan obat yang
sering menyebabkan kesalahan serius. Kesalahan dapat terjadi bila perawat
tidak mendapatkan orientasi yang baik dan dalam situasi darurat (Jaladara
dkk, 2015).
c. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi yang telah dilakukan adalah mahasiswa melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah mengecek tanda-tanda vital, melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah membantu pasien untuk berpindah tempat, cuci
tangan sebelum melakukan injeksi ke pasien. Selain itu sebagai pencegahan
infeksi mahasiswa maupun perawat tidak memiliki kuku panjang, cuci
tangan dilakukan baik menggunakan hand scrubs maupun hand wash
namun keduanya tidak dilakukan secara bersamaan. Cuci tangan tidak
hanya dilakukan oleh perawat maupun mahasiswa akan tetapi pada keluarga
pasien. Selain itu, perawat dan mahasiswa menggunakan APD berupa
handscoon, aproon dan masker ketika melakukan tindakan seperti ketika
melakukan injeksi. Perawat dan mahasiswa membuang sampah secara
terpisah yaitu sampah infeksius seperti yang terkena cairan tubuh pasien ke
tempat sampah dengan kantong plastik kuning dan sampah non infeksius
seperti tisu ke tempat sampah dengan kantong plastik hitam. Kemudian
untuk jarum perawat dan mahasiswa telah membuang di safety box.
5. Kebutuhan Waktu Perawatan pasien
a. Waktu perawatan pasien
TT : 30 terisi : 26 bed
Pasien minimal care : 12 12 x 0,14 : 1,68
Pasien parsial care : 10 10 x 0,15 : 1,5
Pasien total care :4 4 x 0,30 : 1,2
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
1,68 + 1,5 + 1,2 : 4,38 ( dibulatkan jadi 4 perawat ) untuk shift siang
7. Kebutuhan Logistik Pasien
Tanggal
Total
No Tindakan Logistik 04/ 05/
Penggunaan
05 05
Biaya
1. 1 1
Administrasi
a. Alkohol swab 10 5 15
b. Handscone 1 - 1
c. RL 500 ml 3 3 6
Pemberian Terapi
d. Waslap Towel 2 2 4
2. obat melalui IV
e. Hepafix 1 1 2
Line
f. Abocat 20 2 2 4
g. lasix 2ml 1 2 3
2 2 4
a.NaCl kapsul 500mg
3 3 6
b. bisoprolol 5mg
1 1 2
Pemberian obat c. folid acid 5mg
3. 1 1
oral d. nitrockaf 5mg
2 - 1
e. KSR 600mg
3 - 3
Perhitungan biaya
Total Harga
No Tindakan Logistik Total Biaya
Penggunaan Satuan
Biaya
1. 1 50.000 50.000
Administrasi
a. Alkohol swab 15 500 7.500
b. Handscone 1 35.000 35.000
c. RL 500 ml 6 9.933 59.598
Pemberian Terapi
d. Waslap Towel 4 5.000 20.000
2. obat melalui IV
e. Hepafix 2 15.000 30.000
Line
f. Abocat 20 4 8.000 32.000
g. Asam Tranex 500mg 3 71.500 214.500
h. lasix 2ml 4 25.000 100.000
a.NaCl kapsul 500mg
6 15.000 90.000
b. bisoprolol 5mg
2 5000 10.000
Pemberian obat c. folid acid 5mg
3. 1 20.500 20.500
oral d. nitrockaf 5mg
1 10.000 10.000
e. KSR 600mg
3 7.500 22.500
2 15.000 30.000
Pemberian obat Ventolin 2,5mg
7.
inhalasi
Pelaksanaan
Saat ini pasien di ruang pavilium marwah, Jika pasien diizinkan pulang
pasien akan mendapatkan obat pulang yang sudah diresepkan oleh
dokter yaitu obat oral. Perawat ruang pavilium marwahakan
menjelaskan kepada keluarga dan pasien mengenai aturan penggunaan
obat termasuk dosis, kontra indikasi, serta efek samping pemakaian
obat.
c. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada
keluarga tentang keadaannya, keluarga mengatakan mengerti apa yang
telah dijelaskan oleh mahasiswa. Keluarga mengatakan bahwa akan
membantu pasien untuk merawat pasien saat perawatan di rumah sakit
maupun di rumah, memantau kondisi kesehatan pasien.
10. Kuesioner Kepuasan
cara memberi (V) pada kolom STP, TP, N, P, SP yang tersedia dibawah ini:
Keterangan :
P : Puas (skore 4)
SP P N TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
Ruang perawatan bersih,
1.
rapi, nyaman dan tenang
2. Ruang apotik rapid an bersih
Kelengkapan peralatan dan
3. kebersihan alat – alat yang
dipakai petugas
4. Penampilan petugas rapi
Bangunan rumah sakit luas,
5. lokasi strategis dan tempat
parkir memadai
Petugas registrasi dan kasir
6. melayani dengan teliti dan
baik
Kehadiran dokter untuk
memeriksa tepat waktu
7.
(sesuai jadwal) dan setiap
hari
Dokter memeriksa dengan
8.
teliti
9. Perawat mempunyai
kemampuan menyuntik,
memasang infus dengan
benar dan melayani dengan
hati-hati dan teliti
Petugas apotik mampu
10.
menjelaskan obat
Petugas parker, satpam dan
11. petugas lainnya memberikan
pelayanan dengan tanggap
Petugas registrasi
(pendaftaran) dan keuangan
12.
(kasir) melayani dengan
sigap dan cepat
Saat membutuhkan bantuan
perawat, perawat akan
13. segera dating, memberikan
pelayanan dan membantu
keperluan pasien
Dokter selalu cepat tanggap
14. dalam menyelesaikan setiap
keluhan dari pasien
Petugas gizi menyediakan
15. dan membantu keperluan
makanan pasien
Pasien merasa terjamin
keamanannya (percaya)
16.
pada pelayanan yang
diberikan
Perawat memahami
kebutuhan pasien dan
17. bersikap ramah, sopan, serta
berbicara lembut kepada
pasien
Dokter melakukan
18.
pemeriksaan dengan sopan
Pelayan tidak membeda –
19.
bedakan antar pasien
Petugas registrasi
20. memberikan pelayanan
dengan ramah
Perawat melayani dan
21. memperhatikan kebutuhan
pasien
Dokter memberikan
22. penjelasan tentang penyakit
yang diderita pasien
Petugas gizi memahami dan
memperhatikan variasi
23.
makanan dan cita rasa
makanan setriap hari
Petugas apotik melayani
24.
dengan ramah
Petugas kasir melayani
25.
dengan ramah
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif
Perawat melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada dokter
penanggungjawab pasien. Model teknik komunikasi secara umum
digunakan di pelayanan kesehatan adalah pendekatan SBAR (Situation,
Background, Assessment, and Recommendation) yang berfungsi untuk
membantu perawat dalam mengorganisasi cara berpikir,
mengorganisasi informasi, dan merasa lebih percaya diri jika
berkomunikasi dengan dokter (Nazri dkk, 2015). Komunikasi yang
dilakukan dengan teman sejawat menggunakan komunikasi
menggunakan metode SBAR pada rekam medis pasien. Perawat juga
menggunakan komunikasi yang efektif ketika melakukan operan
sehingga kondisi dan informasi mengenai pasien bisa tersampaikan
dengan jelas. Komunikasi secara lisan juga dapat dilakukan melalui
telepon dengan menggunakan metode tulis, baca dan konfirmasi
kembali oleh penerima dan pemberi perintah di rekam medis pasien.
Implementasi komunikasi efektif yang sudah dilakukan adalah dari
perawat kepada perawat melaporkan bahwa kondisi pasien anggota
gerak sebelah kiri tidak bisa digerakan, dari laporan tersebut masalah
hambatan mobilitas fisik yang belum teratasi dan rencana
keperawatannya adalah dengan monitor TTV, bantu ADL pasien, bantu
posisikan pasien miring kekanan dan kekiri, dan kolaborasi dengan tim
medis dokter dan fisioterapi.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara
Manajerial Saat Mahasiswa Praktik
Hambatan dan pendukung yang mahasiswa rasakan selama praktik
yaitu mahasiswa kesulitan dalam menghitung dosis obat dan
pembagian tugas dalam pembelajaran di stase manajemen.
13. Hambatan dan Pendukung dan Solusi Penyelesaian dalam
pengelolaan pasien
a. Hambatan
Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan pasien adalah
ketika Tn.T mengalami gangguan gerak sehingga pasien harus
diawasi dan dipantau setiap saat, agar tidak terjadi resiko jatuh.
b. Faktor pendukung
Pasien dan keluarga kooperatif selama masa perawatan dan terdapat
dokter spesialis neurologi yang menunjang diagnose dan perawatan
pasien. Dalam proses pengkajian kepada Tn.T informasi didapatkan
dari keluarga. Keluarga dapat menceritakan dengan detail dan dapat
berkomunikasi dengan baik saat dilakukan pengkajian. Keluarga
juga aktif bertanya ketika tidak paham dengan penjelasan perawat.
c. Solusi
Solusi dalam menyelesaikan masalah pada Tn.T yaitu dengan
mengajarkan pasien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang
dianjurkan kepada keluarga dan pasien untuk mengurangi kejadian
resiko stroke, meminta keluarga untuk memberikan dukungan
kepada pasien tentang konsumsi obat teratur, banyak minum air
putih dan pengawasan pola makan, meminta keluarga untuk
menemani pasien, Memotivasi pasien untuk makan sedikit tapi
sering, menanyakan kepada perawat terkait dengan waktu visite
dokter yang akan menjelaskan tentang keadaan dan kondisi pasien.
14. Etik Moral
a. Autonomi atau Kemandirian
Pada saat Tn.T mampu memutuskan sendiri bahwa dirinya bersedia di rawat
di ruang Pavilium marwah rumah sakit Wira Husada, pasien juga memutuskan
sendiri bersedia atau tidak dalam menerima asuhan keperawatan.
b. Veracity atau kejujuran
Memberitahukan informasi tentang penyakit klien dengan sebenar-benarnya.
c. Benefienceatauberbuatbaik:
d. Nonmalefisienceatautidakmerugikan
f. Justiceataukeadilan
g. Confidentialityataukerahasiaan
h. AccuntabilityatauAkuntabilitas
Padasaatperawatruangpavilium marwahbertanggungjawabatastindakan
keperawatanyangdilakukanterhadap Tn.T seperti memberikan obat sesui
dengan dosis yang telah dianjurkan dokter.