Disusun Oleh :
SEMARANG
2020
I. KOSEP DASAR
A. Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekumpulangangguan metabolikyang ditandai
dengan peningkatan kadarglukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakanpada
sekresi insulin,kerja insulin atau keduanya (smelzeldan Bare,2015). Diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolik dengan
karakteristik hipeglikemia yang terjadi karenakelainan sekresi urin, kerjainsulin,
atau kedua –duanya (ADA,2017).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien
menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar
gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang
tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan
yang serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah
jantung (penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat
terjadi gagal ginjal) (WHO, 2011).
B. Etiologi
Menurut Smeltzer 2015 Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan kedalam 2
kategori klinisyaitu:
1. Diabetes Melitus tergantunginsulin (DM TIPE 1)
a. Genetik
Umunya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type1 namun
mewarisi sebuah predisposisis atau sebuah kecendurungan genetic
kearah terjadinya diabetes type 1. Kecendurungan genetik ini ditentukan
pada individu yang memiliki type antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA ialah kumpulan gen yang bertanggung jawab
atas anti gentranplantasi & proses imunnya. (Smeltzer 2015dan
bare,2015)
b. Imunologi
Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimum. Ini
adalah respon abdomal dimana antibodi terarah pada jaringan normal
tubuh secara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
sebagai jaringan asing. (Smeltzer 2015 dan bare 2015)
c. Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta. (Smeltzer 2015 dan bare,2015)
2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM TIPE II)
Menurut Smeltzel 2015 Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi
insulin dangan gguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum
diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
C. Patofisiologi
DM tipeI DMtipeII
DefisiensiInsulin
AnabolismeProses LiposisMeningkat
Hiperglikemia
- mual,muntah Darahmelambat
- coma
Jaringan
Nyeri Akut
Ketidak
efektifan
Nerkrosis luka
Perfusi ganggren
jaringan
aktivitasterganggu
perifer
intolenransi aktivitas kerusakan integritas
kulit
No Pemeriksaan Normal
2. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari keadaan
composmentis, apatis, sampai dengan koma.
3. Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai
satuanya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara 90/60-130/90 mmHg
atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan
diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal pasien atau
paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1
jam.
4. Suhu
Untuk mengetahui suhubadan klien kemungkinan demam atau febris
merupakan gejala adanya infeksi.
5. Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang dihitung dalam satu
menit, denyut nadi normal 60-86 x/menit (Ambarwati dan Wulandari.
2010).
6. Respirasi
Untuk mengetahui prekuensi pernapasan yang dihitung dalam satu
menit, respirasinormal, yaitu 20-30x/menit (Ambrawati dan
Wulandari. 2010).
7. Rambut
Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak, menilai
warnanya, kelebatan dan karakteristik rambut.
8. Wajah
Untuk mengetahui apakah oedema atau tidak (Jannah. 2011).
9. Mata
Untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat atau merah mudah,
warna sklera putih atau kuning.
10. Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan, alergi debu atau
tidak dan ada polip atau tidak (Sulistyawati. 2013).
11. Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada gangguan pendengaran
atau tidak, ada serumen atau tidak (Sulistyawati.2013).
12. Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut apakah karies, bersih atau tidak,
keadaan bibir kering atau tidak, lidah kering dan kotor atau tidak
(Sulistyawati. 2013).
13. Leher
Untuk mengetahui apakah ada pembengkakan kelenjar limfe atau
kelenjar tiroid.
14. Payudara
Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak, simestris
atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, ada tidaknya benjolan dan
nyeri tekan (Andriyani, A.2013).
15. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi
Merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik yang dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran, penciuman sebagai alat untuk
mengumpulkan data (Nursalam. 2014).
2) Palpasi
Merupakan tekhnik pemeriksaan yang menggunakan Indera
peraba. Untuk meraba apakah ada nyeri tekan pada bagian perut
(Nursalam. 2014).
3) Perkusi
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengetuk-ngetukan
jari ketubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan
bagian kanan dan kiri yang bertujuan untuk mengidentifikasi
lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan (Jannah. 2011)
4) Auskultasi
Merupakan tehnik pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop
untuk membenarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh
(Sulistyawati.2013). pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui adanya bising usus atau tidak.
16. Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varises
atautidak,adanyakelainanatautidak,replekpatella positif atau negatif.
f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan gula darah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
3. Infeksi b.d peningkatan Leukosit
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan imobilitas
C. Intervensi
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan mamafaat teknik
nafas dalam
- Jelaskan prosedur teknik nafas dalam
(IDF).(2015).Idfdiabetesaltassixthedition.Diaksespadatanggal 15april2016dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PERKERNI.(2015).Konsensuspengelolaandanpencegahan DiabetesMelitusTipe2 di
Indonesia.Jakarta:PERKERNI
Tarwoto,dkk,2012.KeperawatanMedikalBedahGangguanSistemEndokrin.Jakarta: TransInfo
Mediaq