Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS MINGGUAN

DISUSUSN OLEH
ECHI DESYANTI BARUS

NIM : 2105034
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tubuh


manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis atau psikologis yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan (Ernawati, 2012). Kebutuhan
fisiologis memiliki prioritas yang tertinggi diantara semua kebutuhan dasar yang
lain.Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan
lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain
(Ambarwati, 2014).
Menurut Henderson teori keperawatan mencakup seluruh kebutuhan dasar
seorang manusia. Henderson mendefenisikan keperawatan bertugas untuk membantu
individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki
kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya, kemampuan individu untuk
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan bila seseorang memiliki kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan yang dibutuhkan. Kebutuhan dasar manusia menurut Henderson sering
disebut dengan 14 kebutuhan dasar Henderson, yang memberikan kerangka kerja dalam
melakukan asuhan keperawatan. Salah satu kebutuhan dasar dan kebutuhan pertama yang
diungkapkan oleh Henderson adalah kebutuhan oksigenasi yaitu tentang bernapas yang
normal. Dalam pemenuhan kebutuhan oksigen ini diperlukan oksigen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia ini ( Potter & Perry, 2012).
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oksigen merupakan gas
yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam metabolisme sel.
Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan
CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel. Penyebab terjadinya gangguan oksigenasi disebabkan
oleh beberapa hal yang mempengaruhi fungsi pernapasan, yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor penting, diantaranya adalah faktor fisiologis, status kesehatan, faktor
perkembangan, faktor perilaku dan lingkungan. Pernapasan dapat berubah karena kondisi
dan penyakit yang dapat mengubah kondisi dan struktur paru. Otot-otot pernapasan,
ruang pleura, dan juga alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi, dan juga pertukaran
gas dalam pernapasan (Ambarwati, 2014).
Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan oksigen pada pasien CHF dapat
dilakukan dengan cara memberikan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan
yang meliputi pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun
perencanaan, melakukan implementasi, dan melakukan evaluasi keperawatan. Pengkajian
meliputi pengumpulan data yang terdiri dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik
maupun diagnostic yang relevan yang dapat dilakukan melalui observasi atau wawancara
serta pemeriksaan langsung kepada pasien (Atoilah & Engkus, 2013).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

1. Pengertian

Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh bersama dengan unsur
lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh
tubuh dalam setiap menit ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi
otak, membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta
pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber
tenaga yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013). Oksigenasi
merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam sistem tubuh baik itu bersifat kimia atau
fisika. Oksigen ditambahkan kedalam tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau
respirasi merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan yang dilakukan
dengan cara menghirup udara untuk mendapatkan oksigen dari lingkungan dan kemudian udara
dihembuskan untuk mengeluarkan karbon dioksida ke lingkungan (Saputra, 2013).

Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan
berbagai aktivitas sel tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan lingkungan (Ernawati, 2012)

2. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Oksigenasi

Pemenuhan kebutuhan oksigen untuk tubuh sangat ditentukan oleh adekuatnya berbagai
sistem tubuh yaitu sistem pernapasan, sitem kardiovaskuler, dan juga sistem hematologi
(Tarwoto & Wartonah, 2011).

a. Sistem Pernapasan

Salah satu sistem tubuh yang berperan dalam oksigenasi adalah sistem pernapasan atau
sistem respirasi. Sistem respirasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem pernapasan atas
yang terdiri dari hidung, faring, serta laring dan sistem pernapasan bawah yang terdiri dari trakea
dan paru-paru (Saputra, 2013).

b. Sistem Kardiovaskuler

Menurut Tarwoto & Wartonah (2011), Sistem kardiovaskuler ikut berperan dalam proses
oksigenasi ke jaringan tubuh yang berperan dalam proses transfortasi oksigen. Oksigen
ditransfortasikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Adekuat atau tidaknya aliran darah
ditentukan oleh normal atau tidaknya fungsi jantung. Kemampuan oksigenasi pada jaringan
sangat ditentukan oleh adekuatnya fungsi jantung. Fungsi jantung yang baik dapat dilihat dari
kemampuan jantung memompa darah dan terjadinya perubahan tekanan darah. Sistem
kardiovaskuler ini akan saling terkait dengan sistem pernapasan dalam proses oksigenasi.

c. Sistem Hematologi

Sistem hematologi terdiri dari beberapa sel darah, salah satu sel darah yang sangat
berperan dalam proses oksigenasi adalah sel darah merah, karena di dalam sel darah merah
terdapat hemoglobin yang mampu mengikat oksigen. Hemoglobin adalah molekul yang
mengandung empat subunit protein globular dan unit heme. Setiap molekul Hb dapat mengikat
empat molekul oksigen dan akan Poltekkes Kemenkes Padang membentuk ikatan oxy-
hemoglobin (HbO2) ( Tarwoto & Wartonah,

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen

Menurut Ambarwati (2014), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi


kebutuhan oksigen diantaranya adalah faktor fisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan,
faktor perilaku, dan lingkungan.

a. Faktor fisiologis Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan
oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi pernapasannya diantaranya adalah :
1) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada saat terpapar zat
beracun 2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi 3) Hipovolemia 4) Peningkatan laju
metabolik 5) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan,
obesitas dan penyakit kronis.
b. Status kesehatan

Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi
dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti gangguan
pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit kronis.

c. Faktor perkembangan

Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem
pernapasan individu.

1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.

2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.

3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.

4) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.

5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,


elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.

d. Faktor perilaku

Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi pernapasan. Status nutrisi, gaya
hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak
langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

e. Lingkungan

Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen. Kondisi lingkungan


yang dapat mempengaruhinya adalah :

1) Suhu lingkungan

2) Ketinggian

3) Tempat kerja (polusi)


4. Proses Oksigenasi

Proses pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pernapasan eksternal dan
pernapasan internal. Pernapasan eksternal adalah proses pertukaran gas secara keseluruhan
antara lingkungan eksternal dan pembuluh kapiler paru (kapiler pulmonalis), sedangkan
pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antara pembuluh darah kapiler dan
jaringan tubuh (Saputra, 2013).

Tercapainya fungsi utama dari sistem pernapasan sangat tergantung dari proses fisiologi
sistem pernapasan itu sendiri yaitu ventilasi pulmonal, difusi gas, transfortasi gas serta perfusi
jaringan. Keempat proses oksigenasi ini didukung oleh baik atau tidaknya kondisi jalan napas,
keadaan udara di atmosfir, otot-otot pernapasan, fungsi sistem kardiovaskuler serta kondisi dari
pusat pernapasan (Atoilah & Kusnadi, 2013). Sel di dalam tubuh sebagian besarnya memperoleh
energi melalui reaksi kimia yang melibatkan oksigenasi dan pembuangan karbondioksida. Proses
Pertukaran gas dari pernapasan terjadi di lingkungan dan darah (Ernawati, 2012).

5. Masalah Terkait Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Permasalahan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari
adanya gangguan yang terjadi pada sistim respirasi, baik pada anatomi maupun fisiologis dari
orga-organ respirasi. Permasalahan dalam pemenuhan masalah tersebut juga dapat disebabkan
oleh adanya gangguan pada sistem tubuh lain, seperti sistem kardiovaskuler (Abdullah, 2014).
Gangguan respirasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya peradangan, obstruksi,
trauma, kanker, degenerative, dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan
tubuh terhadap oksigen Poltekkes Kemenkes Padang tidak terpenuhi secara adekuat.

6. Penatalaksanaan Pemenuhan Oksigenasi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terapi oksigen adalah tindakan pemberian
oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atau FiO2 > 21 %. Tujuan terapi
oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah respirasi respiratorik,
mencegah hipoksia jaringa, menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung, serta
mempertahankan PaO2 > 60 % mmHg atau SaO2 > 90 %. Indikasi pemberian oksigen dapat
dilakukan pada : 1) Perubahan frekuensi atau pola napas 2) Perubahan atau gangguan pertukaran
gas 3) Hipoksemia 4) Menurunnya kerja napas 5) Menurunnya kerja miokard 6) Trauma berat
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah
inhalasi oksigen (pemberian oksigen), fisiotrapi dada, napas dalam dan batuk efektif, dan
penghisapan lender atau subtioning (Abdullah ,2014).

7. Gangguan Oksigenasi Pada Pasien CHF

Congestif Heart Failure (CHF) merupakan kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa
untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan
tubuh (Charles Reeves dkk dalam Wijaya Dan Putri, 2013). Bagian jantung yang berperan dalam
memompakan darah adalah otot jantung yang memiliki serabut otot jantung (miokard). Serabut
otot jantung memiliki kontraktil yang memungkinkan akan meregang selama pengisisan darah
(Somantri, 2009). Poltekkes Kemenkes Padang Mekanisme yang mendasari Heart Failure (HF)
meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih
dari curah jantung normal. Konsep curah jantung yang baik dijelaskan dengan persamaan CO =
HR x SV di mana curah jantung (CO : Cardiac Output) dalah fungsi frekuensi jantung (HR :
Heart Rate) X volume sekuncup (SV : Stroke Volume). Frekuensi jantung adalah fungsi sistem
saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi
jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus
menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung (Brunner & Suddarth, 2016).
BAB III

PENUTUP

Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit ke semua
proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak, membuang zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta pembiakan hanya berlaku apabila
terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013). Oksigenasi merupakan proses penambahan
oksigen (O2) ke dalam sistem tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan
kedalam tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau respirasi merupakan proses
pertukaran gas antara individu dengan lingkungan yang dilakukan dengan cara menghirup udara
untuk mendapatkan oksigen dari lingkungan dan kemudian udara dihembuskan untuk
mengeluarkan karbon dioksida ke lingkungan (Saputra, 2013).
Lampiran:

Anda mungkin juga menyukai