OKSIGENASI
DI MURNI TEGUH MEMORIAL HOSPITAL
LAPORAN KASUS
JUDUL
Oleh :
Nama
NIM
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
NAMA
NIM
DAFTAR ISI
HALAMAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB II TINJUAN PUSTAKA
TINJAUN TEORITIS SESUAIKAN DENGAN KASUS
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
ANALISA DATA
DIAGNOSA
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut (WHO) upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
penyakit (preventif), dan penyembuhan (kuratif) gangguan mencapai derajat masyarakat yang optimal. Hal
ini diperlukan kesiapan keterampilan tenaga kesehatan dan didukung peran serta dari masyarakat.Sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan yang mempertahankan hidup sehat harus dapat dilakukan sedini
mungkin agar hal yng dapat menyebabkan berbagai masalah yang dapat mengganggu pada sisstem organ
tubuh manusia, salah satunya system pernafasan. Jika diabaikan akan mengakibatkan keadaan yang dapat
Menurut (WHO) pneumonia adalah termasuk penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak Di
Dunia. Pneumonia membunuh 1,4 juta manusia. Diperkirakn angka kejadian pneumonia Di Negara
berkembang dengan angka kematian sebanyak 40 per 1000 jiwa (WHO, 2019).
Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 15%-20%. Pada usia lanjut angka kejadian
penumonia mencapai 25-44 kasus per 1000 penduduk setiap tahun. Insiden pneumonia akan meningkat
seiring dengan bertambahnya usia, dengan 81,2% kasus terjadi pada usia lanjut.
Presentase pneumonia Di Indonesia pada tahun 2018 meningkat hingga mencapai 49,45%, tahun 2019
sebanyak 49,23% dan tahun 2020 menurun hingga 39,38%, sehingga pneumonia masih menjadi salah satu
penyakit yang mematikan dan memiliki angka kejadian yang tinggi Di Indonesia (Depkes RI, 2020).
Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang berakibat buruk terhadap paru-paru disebabkan oleh virus,
bakteri dan jamur.Infeksi ini umumnya tersebar dari seseorang yang terpapar dilingkungan yang terdapat
tempat tinggal atau melakukan kontak langsung dengan orang-orang yang terinfeksi, biasanya melalui
tangan atau menghirup tetesan air diudara (droplet) akibat batuk atau bersin (Nikmah, 2018).Bakteri yang
biasanya menyebabkan pneumonia adalah streptococcus dan mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang
menyebabkan pneumonia adalah adenoviruses, rhinivirus, influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV)
Pneumonia adalah peradaangan parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
virus, amur, parasite.Pneumonia juga disebabkan oleh bahan kimia dan papaaran fisik seperti suhu atau
radiasi (Djojodibroto, 2019). Pneumonia merupakan infeksi pada paru ruang bersifat akut.Penyebabnya
adalah bakteri, virus, jamur, bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, dan bisa juga disebabkan
pengaruh dari penyakit lainnya (Wahyuningsih, 2020).
Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupun biologis dan psikologi yang tentunya untuk mempertahankan kehidupan
dan kesehatan.Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan menurut intensitas kegunaan, menurut sifat,
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Akibat oksigenasi terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Walaupun begitu, penambahan CO2 yang melebihi batas normal
pada tubuh, akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Haswita
pneumonia sebesar 3.051 kasus atau sekitar 11,61% dari perkiraan penderita. Angka ini
masih jauh dibawah target nasional sebesar 80%. Berdasarkan latar belakang diatas tersebut,
sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang “Asuhan Keperawatan Pada Ny.R Dengan
Memorial Hospital”
2. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan kebutuhan dasar pada sistem oksigenasi ?
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. r dengan gangguan kebutuhan dasar pada sistem
Oksigenasi
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien pneumonia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kegunaan, menurut sifat, menurut bentuk, menurut waktu dan menurut subyek
(Hawita&Reni, 2019).
terpenuhi, maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang
tinggal, pengaturan istirahat dan tidur, dan kebutuhan seksual (Haswita & Reni,
2019).
6
7
2. Konsep Oksigenasi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
Walaupun begitu, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh,
Sistem pernapasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu saluran napas bagian
1) Hidung
2) Sinus paranasalis
3) Faring
1) Laring
2) Trakea
4) Alveoli .
8
1) Senyawa kimia
2) Refleksi inflasi
membahayakan paru-paru.
Impuls dari pusat otak yang lebih tinggi bisa mengubah irama sirkulasi
4) Temperatur tubuh
2019).
a) Gaya hidup
b) Status kesehatan
upayanya menjaga kestabilan internal tubuh. Organ yang sehat akan mampu
baik.
1) Ventilasi
760 mmHg. Udara yang akan bergerak masuk atau keluar dari paru-paru
2) Volume pernapasan
Total rata-rata kapasitas paru pria manusia dewasa adalah sekitar 6 liter
menit saat lahir, turun menjadi 12-20 napas per menit ketika
4) Pengaturan pernapasan
pada batang otak.Pada batang otak, terdapat dua kelompok neuron dalam
medulla oblongata dan satu kelompok dalam pons otak yang bertugas
motorik).
1) Hipoksia
tingkat seluler Hipoksia dapat terjadi setelal 4-6 menit ventilasi berhenti
spontan.
a) Menurunnya hemoglobin
gunung
sianida
pneumonia
2) Hipoksemia
oksigen dalam darah arteri (PaO,) atau saturasi O, ärteri (Sao) dia bawah
normal (normal PaO2, 85-100 mmHg, SaO, 95%).Pada neonatus, PaO2 <
50 mmHg atau Sao, < 88%, Pada dewasa, anak, dan bayi, PaO2 60
mmHg
12
atau Sao, < 90%.Keadaan ini disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi,
difusi, pirau (shunt), atau berada pada tempat yang kurang oksigen.
antaranya sesak napas, frekuensi x/menit, nadi cepat dan dangkal, serta
sianosis.
3) Hiperkapnea
yang diproduksi atau dengan kata lain timbulnya retensi CO₂ di dalam
3. Pemantauan Respirasi
Pemantauan kondisi pasien merupakan hal yang sangat penting, karena dapat
membantu kita memperoleh informasi tentang kondisi fisik pasien. Jika terjadi
berakibat fatal bagi nyawa seseorang. Untuk itu kita membutuhkan alat yang
tekanan darah dan lain sebagainya. Pemantauan kondisi pasien melalui repirasi
kontinu untuk memantau pernapasan dan butuh biaya yang tinggi untuk
mendapatkannya.
Akibatnya alat ini sulit ditemukan pada rumah sakit dan puskesmas daerah,
sehingga banyak pasien yang tidak terpantau kondisinya. Oleh karena itu, untuk
sederhana dan biaya yang relatif murah untuk memantau kondisi pasien secara
kontinu. Dengan menggunakan sensor suhu dan tekanan. alat ini akan
udara pernapasan disekitar hidung dan mulut, yakni antara udara masuk dan
metode tsukamoto.
diantaranya :
Serat Optik Plastik untuk Aplikasi Dalam Bidang Medis”. Membahas system
perancangan sensor napas menggunakan sensor suhu dan fiber optic. ini
b. Firmansyah (2012), dengan jurnal yang berjudul “Informasi Suhu Tubuh dan
tubuh dan respirasi pasien secara jarak jauh tanpa ada perubahan data selama
1. Definisi Pneumonia
yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak
dengan aliran darah di sekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi
paru- paru disebabkan oleh virus bakteri jamur.Infeksi ini umumnya tersebar
dari seseorang yang terpapar dilingkungan yang terdapat tempat tinggal atau
melalui tangan atau menghirup tetesan air diudara (droplet) akibat batuk atau
respiratory syncytial virus (RSV) dan para influenza virus (Anwar, 2019).
15
disebabkan oleh bahan kimia dan papaaran fisik seperti suhu atau radiasi
(Djojodibroto, 2019).
bakteri, virus, jamur, bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, dan bisa
2. Etiologi
Menurut Nurarif & Kusuma (2019) penyebaran infeksi terjadi melalui droplet
terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit
3. Kasifikasi pneumonia
Mikroorganisme yang ditemui dari hasil isolasi spesimen sputum tidak selalu
(Djojodibroto, 2019).
4. Patofisiologis
nafas.Penggunaan obat bantu nafas dan pola nafas tidak efektif. Dari
dan tidur, kecemasan dan pemenuhan informasi.Dari tanda dan gejala tersebut
5. Manifestasi Klinis
18
Menurut Suriadi dan Yuliani (2019) tanda dan gejala penyakit penoumonia
sebagai berikut :
a. Pneumonia virus
pada auskultasi.
b. Pneumonia bacterial
menggigil.
c. Pneumonia aptical
6. Pemeriksaan Penunjang
mengisi seluruh lobus karena mulaidari perifer gambar kosolidasi hampir selalu
berbatasan denganpermukaan pleura viselaris maka dari itu dapat mudah dilihat
denganfoto lateral.
7. Penatalaksanaan
berikut:
Pengkajian Menurut Muttaqin (2019) fokus pengkajian pada Pneumonia berdasarkan sistem tubuh manusia
adalah :
1) Inspeksi : Sesak nafas, peningkatan frekuensi nafas, dan menggunakan otot bantu pernafasan.
Kesadaran biasanya compos mentis, adanya sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Klien diinformasikan agar terbiasa
dengan urine yang berwarna jingga pekat dan berbau yang menandakan fungsi ginjal masih normal sebagai
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
Gejala yang muncul antara lain yaitu kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap, dan jadwal
9. Riwayat Keperawatan
: Ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan seperti sinusitis, kondisi akibat
21
polip, hipertropi tulang hidung, tumor, influenza, dan keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernafasan.
Hal – hal yang harus diperhatikan yaitu keadaan infeksi kronis dari hidung, nyeri pada sinus, otitis media,
nyeri tenggorokan, suhu tubuh meningkat hingga 38,5 derajat celsius, nyeri kepala, lemah, dan adanya edema.
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termaksud batuk kering, keras, dan
kuat dengan suara mendesing, berat, dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit
kanker. Juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit pada bagian tenggorokan saat batuk kronis
dan produktif serta saat pasien sedang makan, merokok, atau saat malam hari.
Pengkajian terhadap sakit dada untuk mengetahui bagian yang sakit, luas, intensitas, faktor yang menyebabkan
rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta apakah ada kelainan saat inspirasi dan
ekspirasi.
a) Inspeksi : Apakah nafas spontan melalui nasal, oral dan selang endotrakeal atau tracheostomi, serta
kebersihan dan adanya sekret, pendarahan, edema, dan obstruksi mekanik. Kemudian menghitung frekuensi
pernafasan dan apakah pernafasan bradipnea, takhipnea. Apakah sifat pernafasan abdominal dan torakal,
inspirasi dan ekspirasi, pernafasan teratur atau tidak dan pernafasan cheyne stokes.
b) Palpasi : adanya nyeri tekan, peradangan setempat, pleuritis, adanya edema, dan benjolan pada dada.
Gerakan dinding dada apakah simetris atau tidak, jika ada kelainan paru adanya getaran suara atau fremitus
c) Perkusi : untuk menilai suara perkusi paru normal (sonor) atau tidak normal (redup).
d) Auskultasi : untuk menilai adanya suara nafas seperti bunyi nafas vesikuler dan bunyi nafas bronkhial.
Bunyi nafas tambahan seperti bunyi ronkhi, suara wheezing dan sebagainya.
Berdasarkan SDKI 2017 Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien dengan Pneumonia,
yaitu :
a) Penyebab
(1) Fisiologis
c) Disfungsi neuromuskuler
h) Proses infeksi
i) Respon alergi
(2) Situasional
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
(1) Subjektif
a) (tidak tersedia )
(2) Objektif
d) Sputum berlebih
(1) subjektif
a) Dipsnea
b) Sulit bicara
c) Ortopnea
(2) objektif
24
a) Gelisah
b) Sianosis
3) hipertermia
4) Defisit nutrisi
1) Definisi
Bersihan jalan nafas adalah kemampuan membersihkan secret atau obsruksi jalan nafas untuk
2) Ekspektasi : Meningkat
3) Kriteria Hasil
b) Luaran Tambahan
a) Kontrol gejala
b) Pertukaran gas
f) Tingkat infeksi
Terapeutik
(2) Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik. Kemudian dikeluarkan
(4) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke 3
Kolaborasi
a. Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian sistematis berdasarkan
perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal.Pada tahap ini perawat menggunakan segala kemampuan yang
dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap pasien baik secara umum maupun secara khusus
pada pasien Pneumonia pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya secara independen, interdependen,
dan dependen.Pada fungsinya independen adalah mencakup dari setiap kegiatan yang diprakarsai oleh perawat
itu sendri sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pada fungsi interdependen adalah
dimana fungsi yang dilakukan dengan bekerjasama dengan profesi disiplin ilmu lain dalam keperawatan
maupun pelayanan kesehatan, sedangkan fungsi dependen adalah fungsi yang dilakukan oleh perawat
b. Evaluasi Keperawatan
Menurut Dermawan (2019) evaluasi adalah membandingkan suatu hasil/perbuatan dengan standar untuk
tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan tercapai. Tujuan evaluasi antara lain:
b) Untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang diberikan
e) Untuk penentuan masalah teratasi, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan antara SOAP
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Format evaluasi menggunakan:
1) Subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari pasien setelah tindakan diperbaiki
2) Objektif adalah informasi yang didapat melalui hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan
3) Analisa data adalah membandingkan antara informasi subjektif dan objektiv dengan tujuan dan kriteria
hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi dan tidak tertasi.
4) Planing adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 68 Thn
Agama : protestan
Jenis Kelamin : perempuan
Status : menikah
Pendidikan : D3
Pekerjaan :PNS
Suku/Bangsa : Batak/ Indonesia
Alamat : DUSUN II KEL SIDOMULYO
KEC AEK KUO
Tanggal Masuk : 27 september 2022
Tanggal :29 september 2022
Pengkajian
No. Register : 1604077767
Diagnosa Medis : Dyspenu ec Pneumonia
d. Keadaan fisik
1. Kepala dan leher
Kepala : simetris
Wajah : simetri
Mata : ikterik-/anemia-
Hidung : cuping hidung (+)
Mulut : tidak ada kelainan
Leher : kgb-
1. Dada
Paru
Inspeksi: ireguular
Palpasi : tidak ada benjolan
Perkusi : tampak suara tambahan
Auskultasi : tampak suara tambahan, ronchi (+)
Jantung
Inspeksi, palpasi : Baik
Auskultasi : baik
Palpasi: baik
Perkusi : baik
1. Payudara dan ketiak : massa-, kgb-
1. Abdomen
Inspeksi : baik
Auskultasi : baik peristaltic (+)
Palpasi : baik
Perkusi : baik
1. Genetalia : baik
1. Integumen : kering ,
1. Ekstremitas
Atas : 5/5
Bawah :5/5
1. Neurologis
Status mental dan emosi : stabil
Pengkajian saraf kranial: tidak dilakukan
Pemeriksaan reflex”: tidak dilakukan
2. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium yang berhubungan pada 13 Januari 18
Pemeriksaan radiologi : hasil xray thorax: cardiomegali
Pemeriksaan penunjang diagnostik lain: td: 153/100mmhg, hr: 104x/i, rr: 25x/i, temp: 38,8c, sao2: 96%
on room air, skala nyeri : 1, leukosit : 16,97 trombosit : 75 hb: 11.3, sgot 71.0, ur 147, cr 5,36, na 133,
kgd 147mg/dl, hba1c 11.1, pt 17.4, pct 48.58,
ANALISA DATA
INTERPRETASI
No DATA MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
Virus/bakteri/jamur ( penyebab )
DS:
DO: Saluran nafas dalam
sesak nafas sudah sejak 1 minggu
terakhir, memberat dalam 2 hari Gangguan pembersihan di paru-paru
ini, batuk berdahak (+),demam
meriang (+), mual muntah (+), Radang bronkial pada bronkus
nyeri perut pada ulu hati (+)
1 Peningkatan produksi mukus Bersihan jalan nafas tidak efektif
DS :
sekret
dyspnea, gelisah, hr : 104x/I, hasil
thorax : cardiomegaly, sao2: 96%. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Virus/bakteri/jamur ( penyebab )
DS:
DO: Saluran nafas dalam
Pasien dengan riwayat penyakit
diabetes mellitus, nyeri daerah Gangguan pembersihan di paru-paru
Kedua lutut sakit terutama bila
berjalan lama. Radang bronkial pada bronkus
2 Resiko infeksi
DS : Resiko Infeksi
, leukosit : 16,97 trombosit : 75
hb: 11.3, sgot 71.0, ur 147, cr 5,36,
na 133, kgd 147mg/dl, hba1c 11.1,
pt 17.4, pct 48.58,
Virus/bakteri/jamur ( penyebab )
DS:
DO: Saluran nafas dalam
Pasien mengeluhkan demam
meriang, mual muntah, Gangguan pembersihan di paru-paru
3 DS : Hipertermi
tempt : 38.8c, td: 153/100 mmhg, Radang bronkial pada bronkus
leukosit : 16.97, hba1c : 11.1,
pasien dengan diabetes mellitus Hipertermi
*Wajib 5 masalah keperawatan diangkat
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN / MASALAH KOLABORATIF BERDASARKAN
PRIORITAS
TANGGAL
No TANGGAL / JAM DITEMUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Ttd
TERATASI
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Studi Kasus melalui pendekatan proses keperawatan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pengkajian keperawatan Ny. R semua aspek bio, psiko, sosial, spiritual, dan kultural harus dikaji dan
melibatkan kerja sama keluarga untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat karena setiap individu memberikan
respon yang berbeda-beda terhadap stimulus baik internal maupun eksternal sehingga membutuhkan kejelian dalam
menilai setiap respon atau gejala yang di tampakkan oleh klien serta memerlukan kepekaan dan kemampuaan khusus
2. Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan data-data yang didapatkan
pada klien sesuai dengan kondisi dan keadaan klien pada saat itu serta berdasarkan teori yang ada, kemudian
diperioritaskan berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dan keluhan klien yang betul-betul mengancam
kesehatan klien. Diagnosa yang diangkat berdasarkan data yang diperoleh yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, resiko
3. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana tindakan yang disusun berdasarkan aplikasi dari
teori SDKI, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien untuk mengatasi masalah pada pasien
4. Pada tahap implementasi dalam melakukan asuhan keperawatan, disesuaikan dengan rencana tindakan asuhan
keperawatan yang dibuat berdasarkan aplikasi teori SDKI, SLKI, dan SIKI sehingga tidak terjadi kesenjangan
5. Pada tahap evaluasi, setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 5 hari dan kemudian dievaluasi akhir
dengan hasil bersihan jalan nafas tidak efektif, resiko infeksi, dan hipertermi yang dialami pasien teratasi.
4.2 Saran
Untuk klien agar selalu menjaga keadaannya, terutama agar selalu mematuhi program
dietnya, terutama minum obat secara teratur sesuai dengan indikasi yang di anjurkan serta chek up
kerumah sakit / puskesmas terdekat di lingkungan tempat tinggal serta menjalankan program
perawatan lanjut seperti istirahat, makan-makanan yang dianjurkan pada klien dengan kasus
pneumonia, dan mengkonsumsi obat secara teratur untuk pemulihan dan proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. (2019). Keperawatan Medikal Bedah Klien : Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : EGC.
Aminingsih Endrawati & Ariasti. (2019). Keperawatan Medikal Bedah Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta: EGC.
Dermawan, D. (2019).Proses Keperawatan Perencanaan Konsep Dan Kerangka Kerja. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Dinas kesehatan provinsi Sulawesi Tenggara. (2021). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2019. Kendari : Dinkes pada
tanggal 22 Maret 2021, di www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFILKESPROVINSI2016/28 Sultra
2016.pdf.
Djojodibroto. (2019). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Untuk Penanggulangan
Pneumonia. Jakarta : CV Trans Info Media.
Ghofar. (2018). Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Dahak pada Pasien dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.
Jurnal STIKES Baptis Kediri 2085- 2091.
Haswita, & Reni. (2019). Konsep Dasar Kebutuhan Oksigenasi. Diperoleh tanggal 22 Maret 2021, dari
http://repository.poltekkestjk.ac.id/445/3/BAB%20II.pdf.
Hidayat, A. A. (2019). Pengantar Kebtuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Jitowiyono, A., & Kristianasara, W. (2020). Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Dengan Pendekatan NANDA NIC
NOC. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kemenetrian Kesehatan RI 2019.
Kowalak. (2019). Mudahnya Belajar Sistem Imun. Yogyakarta : Nuha Medika. Mutaqqin, Arif. (2019). Asuhan
Keperawatan Kliendengan Gangguan Sistem
Rineka Cipta.
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc Edisi Revisi 1. Yogyakarta: MediAction.
: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Pranowo, (2019). Penatalaksanaan Bersihan Jalan Nafas Kasus Tuberkulosis Paru Di RSP. Ario
Wirawa. Diperoleh tanggal 22 Maret 2021, dari http://ejournal.bsi.ac.id.
Somantri. (2019). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indiktor Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI
Wahyuningsih. (2020). Asuhan Keperawatan An. B Denga Gangguan Sistem Pernapasan : Pneumonia
Di Ruang Anggrek RSUD Surakarta. Diperoleh pada tanggal 10 Februari 2021 dari
http://eprints.ums.ac.id
WHO. (2019). Angka kejadian Pneumonia Di Dunia. Diperoleh tanggal 23 Januari 2021, dari
http://ejournal.bsi.ac.id.