Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA

DI RUANG E2

RSUD dr A. DADI TJOKRODIPO PROVINSI LAMPUNG

Disusun oleh :

1. SAHARA NOVI NUR ALIE 1814401086


2. RIKA YULIANTI 1814401087
3. RYO RAMMANDA 1814401088
4. EVI RESTU ASIH 1814401090
5. RINI PUTRI ANISA 1814401091
6. MERDALIANA 1814401092
7. AMELIA SARI 1814401093
8. NADIA RIANI 1814401094

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN STUDI KASUS

JUDUL :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG E2
RSUD dr. A DADI TJOKRODIPO

MENGETAHUI

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

YUNI ASTINI, SKM.,M.Kes Ns. SANTI HARDINA, S.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA

DI RUANG E2 RSUD dr A. DADI TJOKRODIPO PROVINSI LAMPUNG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat allah swt yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga dapat menyelesaikan lapora asuhan keperawatan pada An. A dengam masalah
gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Bronkopneumonia diruang E2 RSUD. Dr A DADI
TJOKRODIPO
dalam menyelesaikan laporan asuhan keperawatan ini kelompok telah berusaha mencapai hasil
yang maksimum, tetapi dengan kterbatasan pengetahuan,pengalam dan kemampuan kelompok
untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :
1. YUNIASTINI,SKM.,M.Kes
2. Ns. SANTI HARDINA,S.Kep
Kelompok menyadari bahwa penyusun laporan asuhan keperawatan ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran de,I perbaikan dan sempurnanya laporan
asuhan keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat untuk para pembaca

Bandar lampung , maret 2019

kelompok
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ
atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat
pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.

1.2 Rumusan Maslah


1. Apa definisi dari kebutuhan oksigenisasi?
2. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenisasi?
3. Bagaimana terjadinya proses oksigenisasi beserta?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenisasi?
5. Seperti apa jenis pernafasan dan pengukuran fungsi paru?
6. Bagaimana proses keperawatan pada masalah kebutuhan oksigenisasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenisasi
2. Untuk mengetahui jenis pernafasan dan pengukuran fungsi paru
3. Untuk mengetahui proses keperawatan pada masalah kebutuhan oksigenisasi

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan
mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang
berkaitan dengan kebutuhan oksigenisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Oksigenasi


Oksigen adalah pemenihan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan fisikologi oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelngsungan metabolism sel tubuh. Untuk
mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel apabila lebih dari 4 m4nit
orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berkibat kerusakan otak dan biasanya akan
mengancam nyawa pasien dalam keadaaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300cc oksigen
setiap hari.

2.2 tujuan pemberian oksigenasi


1. untk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. untuk menurunkan kerja paru-paru
3. untuk menurunkan kerja jantung
4. meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekuensi nafas pada penyakit paru

2.3 anatomi sistem pernafasan


1. hidung
Berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ked an dari paru-paru, sebagai penyaring
kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup.
2. Faring
Faring atau tenggorokan merupaka struktur seperi tuba yang menghubungkan hidung dan
rongga mulut ke laring. Yang dibagi menjadi tiga bagian, nasal, otal dan laring. Fungsi faring
adalah untuk menyediakan saluran pada traktur respiratarius dan digestif.
3. Laring
Laring merupaka struktur epitel kartilaga yang menghubungkan faring dengan trakea. Fungsi
utama faring adalah memungkinkan terjadinta vokalisasi.
4. trakea
trakea disebut juga batang tenggorokan, ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang
disebut karina
5. bronkus
berfungsi sebagai saluran udara bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri
6. bronkiolus
banyak mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lender yang membentuk selimut
tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas
7. alveoli
meruoakan tempar pertukaran O2 dan CO2

2.4 fisiologi sistem pernafasan


adalah proses pertukaran udara dilantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup
dan CO2 yang dibuang.
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian :
1. ventilasi
yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfer dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses
keluar masuknya udara dari paru-paru bergantung pada perbedaaan tekanan antara udara
atmosfer dengan alveoli,
 inspirasi : dada mengembang diafragma turun dan volume paru bertambah
 ekspirasi : merupakan gerakan pasif
faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi
 tekanan udara atmosfer
 jalan nafas yang bersih
 perkembangan paru yang adekuat
2. difusi
yaitu pertukaran gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru dan darah yang
bertekanan/konsentrassi yang lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membrane respirasi
sangat mempengaruhi proses difusi.
3. Transport
Yaitu pengankutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya dari
jaringan tubuh ke kapiler.
Factor-faktor yang mempemngaruhi laju transportasi :
 Curah jantung
 Jumlah sel darah merah
 Hematokrit
 Latihan

2.5 Faktor – factor yang mempengaruhi penafasan


1. Tahap perkembangan
Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada
waktu bayi dan mas kanak-kanak.
2. lingkungan
ketinggian : makin tinggi daratan, makin rendah sehingga sedikit O2 yang dapat dihirup
individu, sehingga individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernafasan dan jantung
yang meningkat.
Panas : pembuluh darah perifer akan berdiratsi sehingga darah akan mengalir ke kulit.
Dingin : sebaliknya terjadi konstriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan
kegiatan-kegiatan sehingga mengurangi kebutuhan oksigen.
3. gaya hidup
aktivitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalamann pernafsan dan denyut
jantung.
4. Status kesehatan
Penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman
oksigen ke sel-sel tubuh .
5. Narkotika
Narkotika seperyi morfin dapat menurunkan laju dalam pernafsan karena menimbulkan
depresi pusat pernagfassan dimedula. Oleh Karen aitu, bila memberikan obat-obat
narkotika analgetik perawat harus memantau laju dan ke dalaman pernafsan.
2.6 masalah- masalah pada oksigenisasi
1. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab,
jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam
empat kelompok yaitu hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan hipoksia
histotoksik.
2. Hipoksemia
Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi atas dua jenis yaitu
hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia isotonik (anoksia anemik).
Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen arteri rendah karena karbondioksida
dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal,
tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi
anemia, keracunan karbondioksida.
3. Hipoksia Hipokinetik (stagnat anoksia/anoksia bendunagn)
Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendunagn atau sumbatan.
Hipoksia hipokinetik dibagi kedalam dua jenis yaitu hipoksia hipokinetik ischemic dan
hipoksia hipokinetik kongestif. Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi dimana kekurangan
oksigen pada jaringan disebabkan karena kuarngnya suplai darah ke jaringan tersebut akibat
penyempitan arteri. Hipoksia hipokinetik kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara
berlebihanatau abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan suplai oksigen ke
jaringan terganggu, sehingga jarinagn kekurangan oksigen.
4. Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan sehingga
kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
5. Hipoksia histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan mencukupi, tetapi
jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida. Hal tersebut
mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak daripada
normal (oksigen darah vena meningkat).
No Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
1 Senin, 18  Mengkaji ttv dan k/u S : ibu klien mengatakan anak masih
maret 2019  Mengatur posisi klien semi batuk, sesak nafas dan susah
Jalan nafas fowler mengeluarkan dahak.
tidak efektif  Memberikan edukasi O :klien masih kesulitan dalam
bersihan jalan nafas bernafas . RR : 28 X / menit
 Memberikan oksigenasi A : bersihan jalan nafas belum teratasi
dengan alat bantu 1 P:
liter/menit  kaji k/u dan ttv
 Berikan nebu per 8 jam  posisikan semi fowler
 Kolaborasi dengan  lanjutkan pemsangan O2
pemberian obat resep  nebu per 8 jam nacl 3% scc
dokter  kolaborasi dalam pemberian
resep dokter

2 Senin, 18  mengkaji ttv S : ibu klien mengatakan anak masih


maret 2019  menganjurkan demam tinggi dan tidak mau minum
hipertermia menggunakan pakaij yang O : klien lemas dan bibir kering
tipis dan menyerap Suhu 38,2 derajat celcius
keringat A : hipertermi belum teratasi
 member kompres hangat P:
saaat demam  kaji ttv
 memberikan infuse serta  anjurkan banyak minum
memberikan banyak  beri kompres hangat saat
minum min 8 gelas sehari demam
 kolaborasi dalam  lanjutkan intervensi
pemberian obat sesuai
resep dokter
3 Senin , 18  Mengkaji ttv S : ibu klien mengatakan anak BAB 4-
maret 2019  Menganjurkan klien 6 kali dengan feses cairan
diare banyak minum dan ASI O : feses cair tidak ada ampas. Suhu
 Memonitor warna,volume 38,2 derajat celcius
frekuensi dan konsentrasi A : diare belum teratasi
feses P:
 Memberikan cairan  Kaji ttv
intravena  Anjurkan klien banyak minum
 Menganjurkan ibu untuk asi
memberikan makan klien  Monitor
bubur porsi kecil dan warna,volume,frekuensi dan
bertahap konsentrasi feses
 Memberikan obat sebagai  Lanjutkan pemberian cairan
hasil kolaborasi intravena
 Anjurkan makan porsi kecil dan
bertahap
 Kolaborasi dengan pemberian
obat
 Lanjutkan
1 Selasa, 19  Mengkaji ttv S : ibu klien mengatakn anak sudah
maret 2019  Mengtur posisi klien semi mulai dapat mengeluarkan dahak
Kebersihan fowler O : RR : 30 x / menit
jalan nafas  Memberikan O2 1 Jalan nafas klien sedikit bersih
tidak efektif liter/menit A : sesak nafas teratasi dan kesulitan
 Melakukan nebu per 8 jam nafass teratasi
 Kolaborasi dalam obat P:
yang diresepkan dokter  Kaji ttv
 Beri posisi semi fowler
 Nebu per 8 jam
 Kolaborasi pemberian obat
dokter
2 Selasa, 19  Mengkaji ttv S : ibu klien mengatakan suhu tubuh
maret 2019  Memberikan kompres anak masih tinggi
hipertermia hangat O : suhu 37,9 derajat celcius
 Memberikan cairan Turgor tidak elastic
intravena A : hipertemia tidak teratasi
 Anjurkan klien banyak P:
minum air putih min 6-8  Kaji ttv
gelas perhari  Berikan kompres hangat saat
 Kolaborasi dalam asuhan demam
keperawatan  Berikan cairan intravena
 Anjurkan klien banyk minum
air putih
 Kolaborasi obat resep dokter
3 Selasa, 19  Kaji ttv S : ibu mengatakan klien sudah BAB
maret 2019  Memonitor warna,volume sebanyak 4 x dengan bentuk cair dan
diare frekuensi dan konsentrasi sedikit berampas
feses O : bisisng usus 38 x / menit
 Memberikan cairab Suhu 37,8 dejarat celcius
intravena A : diare belum teratasi
 Menganjurkan klien P:
banyak minum air putih  Kaji ttv dan k/u
dan ASI  Monitor warn,volume frekuensi
 Memberikan makan sedikit dan konsentrasi feses
dengan porsi yang sering  Beri cairan intravena
 Kolaborasi dalam  Anjurkan banyak minum dan
intervensi keperawatan makan secara bertahap
 Kolaborai dalam asuhan
keperawatan dan resep obat
dokter
1 Rabu, 20  Kaji ttv dan k/u S : ibu klien mengatakan sudah tidak
maret 2019  Memberikan posisi semi sesak nagas dan tidak sudah bernafas
Kebersihan fowler O : RR 30 x / menit
jalan nafas  Melakuan nebu nacl 3% A ; sesak nafas teratasi, jalan nafas
tidak efektif sebanyak 5 cc sudah bersih
 Kolaborasi dalam asuhan P:
keperawatan  Intervensi dihentikan

2 Rabu , 20  Mengkaji ttv S : ibu klien mengatakan suhu tubuh


maret 2019  Memberikan lingkungan klien sudah turun
Hipertermia yang nyaman O : suhu 36,6
 Memberikan kompres A : hipertermia teratasi
hangat P : intervensi dihentikan
 Menganjurkan klien
banyak minum air putih
 Kolaborasi dalam asuhan
keperawatan dan resep obat
dokter
3 Rabu , 20  Mengkaji ttv S : ibu klien mengatakan klien sudah
maret 2019  Memonitor warna,volume BAb sebanyak 2 x sehari
diare frekuensi dan konsentrasi O : bising usus 10 x / menit
feses Suhu 36,6 derajat celcius
 Menganjurkan klien Feses berbentuk tidak cair dan ampas
banyak minum air putih banyak
dan asi A : diare teratasi
 Berikan obat sesuai resep P : intervensi dihentikan
dokter
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

TANGGAL 11 Maret 2019 KET/RM/RI Rawat jalan


NAMA An. M.fahrul PENGIRIM Dr ferry
PASIEN mulyadi,SPA,M.Kes
UMUR 11 bulan PEMERIKSAAN X foto thorak
KUNIS BP

Yth TS, pemeriksaan x foto thorak AP

COR : bentuk dan letak normal, CTR = 56%

PULMA : carakan brochouascular tampak meningkat tampak bercak dengan air bronkogram di
kedua lapangan paru

Hemidiafragma kanan setinggi costa 9-10 posterior sinus kostofrenbus kanak kiri lancip.

Kesan :

Jantung tidak membesar

Gambaran bronkopneumonia

Terimakasih atas kerjasamanya

Dokter radiologi

Dr. vanda yogapuspita,Sp.Rad


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Nama : M fahrul Tanggal : 11 maret 2019

RM : 22855-19 Umur ; 11 bulan

Ruangan ; E2 Jaminan : umum

HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Leokosit 15.700 4.000-10.000
Hitung jenis leukosit
basofil 0 0-2%
eosinofil 0 0-5%
neutrofil 62 50-70%
limfosit 31 15-45%
monosit 7 0-10%
eritrosit 4.510.000 L : 4,4-5,6 x10gr
P ; 3,8 – 5,0 x 10gr
hemoglobin 10.5 L : 13,0-18,0 gr/dl
P : 12,0 – 16,0 gr/dl
hematokrit 33 L : 40-50%
P : 35-45%
MCV 74 80-100
MCH 23 28-34 pg/sel
MCHC 32 32-36 g/ dl
trombosit 226.000 150-450 x 10
LED - L : kurang 15 mm / jam
P : kuramg 20 mm / jam
retikulosit -
Masa perdarahan - 1-6 menit
Masa pembekuan - 2-6 menit
Malaria mikroskopis - Negative
Golongan darah -

Anda mungkin juga menyukai