Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS HASIL KULIAH KERJA NYATA TERHADAP LINGKUNGAN SUNGAI

CITARUM DENGAN MENUMBUHKAN RASA KEPEDULIAN MASYARAKAT


TENTANG LINGKUNGAN DALAM PROGRAM CITARUM HARUM
PENDAHULUAN

Universitas Pakuan Bogor dengan visi Menjadi Universitas yang Unggul,


Mandiri, dan Berkarakter, dimana suatu program atau mata kuliah yang harus diampu
ialah Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang merupakan suatu perwujudan dalam mengabdi
kepada masyarakat.

Pada tanggal 17 Oktober hingga 31 Oktober 2019 Universitas Pakuan Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan ditunjuk untuk melakukan KKN Tematik Citarum
Harum, yang merupakan program pemerintah dalam berupaya memulihkan kembali
Sungai Citarum. Citarum Harum merupakan program pemerintah pusat yang bertujuan
untuk memperbaiki kualitas air Sungai Citarum, mengatasi persoalan lingkungan di
daerah aliran Sungai Citarum, dengan tujuan agar Sungai Citarum dapat kembali pulih
dan bisa kembali digunakan untuk berbagai hal positif oleh masyarakat sekitar.
Program ini digalakan selama tujuh tahun ke depan dengan melibatkan berbagai pihak.

Sungai Citarum adalah kehidupan bagi penduduk Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Sungai ini mengalirkan air baku untuk kebutuhan domestik untuk sekitar 27 Juta
penduduk. Sungai Citarum terbentang sepanjang 297 km dengan hulu di Situ Cisanti
yang terletak di kaki Gunung Wayang, Kabupaten Bandung dan bermuara di Pantai
Utara Pulau Jawa, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Aliran DAS Citarum melintasi
11 kabupaten/kota antara lain Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kota
Cimahi, sebagian Kabupaten Sumedang, sebagian Kabupaten Cianjur, sebagian
Kabupaten Bogor, dan sebagian Kabupaten Garut. Selain menjadi sumber air baku
untuk air minum, Sungai Citarum juga sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar
sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Sepanjang bentangnya,
terdapat tiga waduk di sungai ini, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk
Jatiluhur.
Mirisnya, status Sungai Citarum saat ini adalah tercemar berat. Tingginya
aktivitas domestik dan industri di pinggiran sungai menjadi penyebab utama
tercemarnya sungai ini. Pencemaran dan kerusakan Sungai Citarum meliputi
pencemaran industri, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah perikanan, dan
limbah domestik baik limbah cair domestic maupun sampah domestik.
Melihat permasalahan tersebut, kami berinisiatif untuk melakukan kegiatan
KKN Tematik Citarum Harum yang bertempat di Kabupaten Purwakarta di Kecamatan
Jatiluhur dengan mengadakan Sosialisasi kepada masyarakat dan warga sekolah yang
ada di wilayah tersebut terkait upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan
pengendalian lingkungan. Selain itu, kami juga akan memberikan pelatihan kepada
masyarakat dan warga sekolah mengenai Pengelolaan Sampah secara Berkelanjutan,
meliputi pelatihan pembuatan Pupuk Organik, Biogas, dan pertanian organik dalam
rangka meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Di ranah
pendidikan, kami akan memberikan inovasi pembelajaran berupa permainan edukatif
berbasis lingkungan (Environmental Games) untuk diterapkan di sekolah sehingga
dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta didik dalam menjaga dan
melestarikan lingkungannya. Dan yang terakhir kami melakukan kegiatan sosialisasi
mengenai pentingnya menjaga lingkungan terutama di DAS Citarum, dan melakukan
kegiatan penanaman 1000 pohon secara simbolis.

TUJUAN

a. Meningkatkan kapasitas dan menambahkan wawasan masyarakat Desa


Kembangkuning Kecamatan Jatiluhur mengenai pentingnya menjaga, merawat, dan
melestarikan lingkungan sekitar DAS Citarum.
b. Memberikan keterampilan kepada masyarakat Desa Kembangkuning Kecamatan
Jatiluhur berkaitan dengan pengelolaan sampah di sekitar aliran Sungai Citarum secara
berkelanjutan, melalui pelatihan pembuatan Pupuk Organik, pelatihan Biogas, dan
Pertanian Organik
c. Meningkatkan kesadaran msyarakat, khususnya warga sekolah dalam menjaga dan
melestarikan lingkungannya melalui inovasi pembelajaran berupa permainan edukatif
berbasis lingkungan (Environmental Games).

METODE PELAKSANAAN
Kegiatan KKN dilaksanakan selama 10 hari di desa Kembangkuning
kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Pemberdayaan yang dilakukan dengan
menempatkan masyarakat sebagai subyek, dimana masyarakat sebagai narasumber dan
diajak untuk bertindak (Cholisin, 2011). Sementara itu tim KKN bertindak sebagai
pemandu yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengungkapkan
informasi dan pendapatnya serta sebagai fasilitator memberikesempatan kepada
masyarakat untuk mendominasi kegiatan. Metode yang kami gunakan yaitu dengan
metode penyuluhan. Metode penyuluhan ini kami lakukan dengan cara mengumpulkan
masyarakat di suatu tempat dan disitu kami melakukan kegiatan program kami. Setelah
menyusun program, kami melakukan sosialisasi program guna membantu
memudahkan tim KKN untuk merealisasikan program. Sebelum program kami dimulai
kami selalu berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk melakukan kegiatan
yang akan kami sampaikan. Langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan program yang
dilakukan dengan pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok dilakukan pada 3
program yang akan kami lakukan yaitu Pengelolaan Sampah secara Berkelanjutan,
meliputi pelatihan pembuatan Pupuk Organik, Biogas, dan pertanian organik dalam
rangka meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah lalu inovasi
pembelajaran berupa permainan edukatif berbasis lingkungan (Environmental Games)
untuk diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran
peserta didik dalam menjaga dan melestarikan lingkungannya, dan yang terakhir kami
melakukan kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan terutama di
DAS Citarum, dan melakukan kegiatan penanaman 1000 pohon secara simbolis di desa
Kembangkuning.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai