Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA


“ KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI”

Dosen Pengampu : Anugrawati Armin, S. Pd., M.Pd.

KELOMPOK 3

 Akmal Hidayat (20256122041)


 Atika Fitrya S (20256122042)
 Magfira (20256122030)
 Pardilla (20256122031)
 Andri (20256122029)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI BISNIS ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga penyusun mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kutipan, Daftar Pustaka dan Catatan Kaki” guna memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh dosen Anugrawati Armin, S. Pd., M.
Pd. Ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tak lupa pula untuk senantiasa mengirimkan sholawat dan salam kepada
sang junjungan, yakni nabi besar Muhammad SAW. yang telah menjadi cahaya
bagi umat muslim juga sebagai rahmat bagi manusia dan alam ini.

Pada akhirnya, penyusun menyadari bahwa pada dasarnya makalah ini


sungguh masih jauh dari kata sempurna dan berkenaan dengan itu, penyusun
berharap akan adanya kritik dan saran yang membangun bagi para pembaca agar
kedepannya, pembuatan karya tulis dari penyusun semakin meningkat dan
menjadi lebih baik.

Majene, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat Makalah 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Kutipan 3
B. Daftar Pustaka 7
C. Catatan Kaki (Footnote) 10
BAB III 18
PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki struktur
yang baik, yang terlihat dari unsur-unsur yang terjalin dengan baik satu sama lain.
Unsur-unsur yang saling berhubungan tersebut berperan penting dalam menjaga
keutuhan bahasa Indonesia itu sendiri, dan artikel ini membahas tentang sitasi,
catatan kaki, dan daftar pustaka. Pembahasan ini dilatarbelakangi karena
penulisan karya ilmiah dan esai harus memuat ketiga unsur tersebut. Itulah
mengapa menurut kami penting untuk mengingatkan penulis dan pembaca untuk
mengikuti aturan dan ketentuan penulisan yang benar.
Dalam membuat karangan ilmiah, penulis harus mencari beberapa sumber
untuk melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber ini harus dikutip
dalam kutipan, dalam catatan kaki atau dalam daftar pustaka. Penulisan kutipan,
catatan kaki, dan daftar pustaka yang baik dan benar sesuai kaidah bahasa
Indonesia harus dikuasai sebelum menulis artikel ilmiah. Kebanyakan orang tidak
mengerti, belajar dari dan bahkan mengabaikan kutipan, catatan kaki dan daftar
pustaka karena dianggap tidak begitu penting. Dalam konteks ini, sangat penting
bagi kita semua untuk menulis esai ilmiah dengan mengikuti kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan dan penggunaan kutipan dalam Karya Tulis Ilmiah?
2. Bagaimana penjelasan dan penggunaan daftar pustaka dalam Karya Tulis
Ilmiah?
3. Bagaimana penjelasan dan penggunaan catatan kaki dalam Karya Tulis
Ilmiah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan dan penggunaan kutipan dalam
Karya Tulis Ilmiah.

1
2

2. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan dan penggunaan daftar pustaka


dalam Karya Tulis Ilmiah.
3. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan dan penggunaan catatan kaki
dalam Karya Tulis Ilmiah.

D. Manfaat Makalah
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai bahan atau referensi
pembaca maupun penulis untuk mengerjakan studinya atau hanya untuk
membacanya. sebagai pendamping laporan laporan untuk mengerjakan
dokumen dan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kutipan
Pengutipan merupakan cara menuliskan gagasan, istilah, kata dan/atau
kalimat, data dan/atau informasi yang diambil dari suatu sumber menjadi bagian
dari teks untuk mendukung, memperkuat, mempertajam, memerinci, dan/atau
membandingkan gagasan yang disampaikan penulis. Oleh karena itu, tidak
dibenarkan mengutip dari berbagai sumber yang bertujuan memperpanjang
tulisan, tetapi tidak menambah substansi tulisan. Kutipan harus memerhatikan
aspek kualitas dan keakuratan.

Kutipan dikatakan berkualitas apabila kutipan berisi hal-hal yang sangat


substansial, yaitu gagasan yang mendukung esensi tulisan. Gagasan yang bersifat
umum tidak perlu dikutip. Kutipan dikatakan akurat apabila kutipan diambil dari
sumber-sumber yang dapat dipercaya, yaitu sumber yang penulis dan penerbitnya
jelas. Untuk itu, perlu dihindari kutipan dari sumber yang tidak jelas, termasuk
kutipan dari internet yang tidak jelas keakuratannya.

Demikian juga, tidak dibenarkan mengutip teks dari kutipan. Kutipan juga
harus memerhatikan aspek relevansi, kemutakhiran, dan keprimeran. Kutipan
dinyatakan memiliki relevansi yang tinggi apabila substansi yang dikutip
memiliki hubungan secara langsung dengan substansi tulisan. Kutipan dinyatakan
mutakhir apabila kutipan tersebut diambil dari sumber terbaru, baik dari segi
gagasan maupun tahun penerbitannya. Kutipan dikatakan memiliki keprimeran
tinggi apabila kutipan tersebut diambil dari sumber primer.

Pengutipan suatu bahan, misalnya, instrumen penelitian, data, gambar,


atau tabel harus seizin tertulis dari pemiliknya. Jika pemilik bahan tersebut tidak
terjangkau, penulisa harus menyebutkan sumbernya secara jelas. Di samping itu,
penulis harus menjelaskan cara pengambilan bahan tersebut, diambil secara utuh,
sebagian, atau dimodifikasi.Pengutipan dipilah menjadi dua, yaitu pengutipan
langsung dan pengutipan tidak langsung. Pengutipan langsung dipilah menjadi
dua, yaitu pengutipan kurang dari 40 kata dan pengutipan 40 kata atau lebih.

3
4

1. Pengutipan Langsung

Pengutipan langsung adalah penulisan kembali hal yang dikutip persis seperti
aslinya. Dalam penulisan karya ilmiah, pengutipan secara langsung perlu
dihindari, kecuali apabila sangat diperlukan. Pengutipan langsung diperlukan
apabila keaslian teks sangat diperlukan. Keaslian diperlukan apabila teks tersebut
akan dibahas pada uraian berikutnya atau teks tersebut mengandung pernyataan
atau peristilahan yang khas yang akan berubah maknanya apabila diubah teksnya.

a. Pengutipan Kurang dari 40 Kata

Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip ("...") sebagai
bagian yang terpadu dalam teks utama. Kutipan diawali atau diakhiri dengan
menyebut sumbernya (rujukan).

Contoh:

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Margono (2014:149) menyimpulkan bahwa


"desain apersepsi berbasis gambar mampu meningkatkan partisipasi belajar
siswa." Sejalan dengan pernyataan tersebut, "desain apersepsi berbasis gambar
mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa" (Margono, 2014:149).

Jika dalam kutipan terdapat tanda kutip, tanda kutip dalam kutipan diganti
tanda kutip tunggal („...‟).

Contoh:

Putra (2015:17) menyatakan, "Tidak seperti peneliti di laboratorium yang


menggunakan sarung tangan untuk menjaga kemumian objek penelitian, peneliti
penelitian tindakan "nyemplung' atau terlibat dalam kerja nyata."

b. Kutipan 40 Kata atau Lebih

Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis secara terpisah dari teks yang
mendahului dan mengikutinya. Kutipan ditulis tanpa tanda kutip, ditulis 1,2 cm
dari garis tapi kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Jika dalam
5

kutipan terdapat paragraf baru lagi, alinea baru dimulai 1,2 cm dari tepi kiri garis
teks kutipan.

Contoh:

Plagiat memiliki konsep yang sangat luas sebagaimana dinyatakan dalam


Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 berikut.

Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:

1) Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data


dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam
catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai:
2) mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau
kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan
sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara
memadai;
3) menggunakan…..

Berkaitan dengan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.


Virgana (2014:165) menyimpulkan sebagai berikut.

Terdapat pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan terhadap motivasi


kerja pegawai, pengaruh langsung positif lingkungan kerja terhadap motivasi
kerja pegawai, pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja pegawai, pengaruh langsung positif lingkungan kerja terhadap
kepuasan kerja pegawai, dan pengaruh langsung positif motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja pegawai.

Selain itu, terdapat pengaruh tidak langsung positif gaya


kepemimpinan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi kerja pegawai dan....

c. Pengutipan yang Sebagian Dihilangkan

Apabila dalam mengutip langsung terdapat kata dalam kalimat yang


dihilangkan, kata yang dihilangkan diganti dengan tiga titik.
6

Contoh:

"Tidak seperti peneliti di laboratorium yang..., peneliti penelitian tindakan


'nyemplung atau terlibat dalam kerja nyata" (Putra, 2015:17).

Apabila dalam mengutip langsung terdapat kalimat yang dihilangkan,


kalimat yang dihilangkan diganti dengan empat titik.

Contoh:

"Partisipasi belajar pada do pertama sangat rendah..... Selebihnya bermain hape,


mengantuk, mengobrol, atau melakukan aktivitas lainnya" (Margono, 2014:147),

2. Pengutipan Tidak Langsung

Pengutipan tidak langsung adalah pengambilan gagasan seseorang dengan


cara mengemukakannya dengan menggunakan bahasa penulis. Pengutipan tidak
langsung dilakukan dengan cara menuliskan gagasan tersebut terpadu dalam teks
tanpa tanda kutip. Sebagai tanda bahwa teks tersebut merupakan kutipan, kutipan
diawali atau diakhin dengan sumber yang dirujuk Pengutipan tidak langsung
dianjurkan dalam penulisan karya Ilmiah

Contoh:

Bank Indonesia berperan sangat penting dalam mendorong inklusivitas sistem


keuangan berbasis kearifan lokal di Indonesia (Mukhlis, 2015).

Menurut penelitian Mukhlis (2015), Bank Indonesia berperan sangat penting


dalam mendorong inklusivitas sistem keuangan berbasis kearifan lokal di
Indonesia.

Hasil penelitian Mukhlis (2015) menunjukkan bahwa Bank Indonesia berperan


sangat penting dalam mendorong inklusivitas sistem keuangan berbasis kearifan
lokal di Indonesia.1

1
Ahmad Rofi'uddin , Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tugas Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,
Makalah, Dan Laporan Penelitian, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2017) hal. 28-31
7

B. Daftar Pustaka
1. Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah daftar referensi yang dijadikan rujukan dalam


penulisan karya ilmiah. Untuk apa seorang penulis harus menulis daftar pustaka?
Daftar pustaka menjadi bagian dari sistematika penulisan karya ilmiah;
menghindari plagiasi; menghormati penulis yang karyanya dikutip. Pada era ini,
penulisan daftar pustaka bisa dilakukan secara otomatis. Namun, kalian tentu
harus memahami aturan penulisan daftar pustaka. Ingat, setiap kampus memiliki
gaya selingkung masing-masing; termasuk dalam gaya penulisan daftar pustaka.
Identitas yang dilampirkan dalam daftar pustaka adalah nama, tahun buku/karya
diterbitkan, judul buku, tempat penerbitan dan penerbit. Untuk memudahkan kita
mengingatnya kita bisa menyingkatnya menjadi NaTaJuTemPe.

Berikut peraturan umum penulisan daftar pustaka secara umum

a. Nama belakang penulis ditulis di depan, lalu diberi tanda koma, kemudian
diikuti nama kedua dan seterusnya.
Catatan: Jika penulis lebih dari satu, semua nama penulis dicantumkan.
Penulisan nama, hanya penulis pertama yang dibalik
b. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alphabet
Catatan: Jika di dalam daftar pustaka terdapat huruf awal yang sama, maka
susun secara alfabet berdasarkan huruf berikutnya.
c. Daftar pustaka yang ditulis lebih dari satu baris maka daftar pustaka ditulis
dengan spasi rapat dan baris kedua diatur menjorok ke dalam sebanyak 7
(tujuh) ketukan atau 1,25 cm.
d. Seperti halnya catatan kaki dan catatan akhir, pangkat dan gelar akademik
tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
e. Tanda kurung yang mengapit keterangan tentang nomor cetakan, tempat
terbit, nama penerbit dan tahun penerbitan dalam catatan kaki, diganti
menjadi tanda titik (.) dalam daftar pustaka
f. Jika ada dua atau lebih karya tulis dari pengarang yang sama, maka karya
dengan tahun penerbitan awal ditempatkan lebih awal dalam daftar pustaka.
8

Selanjutnya, nama penulis untuk karya yang kedua tidak perlu lagi
disebutkan tetapi diganti dengan baris bawah sepanjang tujuh karakter yang
ditutup dengan tanda titik (.)
Contoh:
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa _______2008.
Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
______.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
2. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka
a. Buku
1) Buku Penulis. Tahun. judul buku (harus ditulis miring) volume (jika
ada), edisi (jika ada).nama penerbit: kota penerbit . Contoh: Suhartina.
2020. Ilusi. Pustaka: Jakarta.
2) Buku Terjemahan Penulis asli, tahun buku terjemahan, judul buku
terjemahan (harus ditulis miring),volume (jika ada), edisi (jika ada),
(diterjemahkan oleh : nama penerjemah), nama penerbit terjemahan
dan kota penerbit terjemahan. Contoh: Crown, E. 2001. Toleransi
Beragama. Diterjemahkan oleh Afrisal. 2020. Jakarta: Gramedia.
3) Buku kumpulan artikel Nama penulis. Tahun. Judul (tegak). Diikuiti
kata “dalam” lalu nama editor (jika ada), beri keterangan (Ed.) jika
satu editor, (Eds) jika lebih dari satu editor. Judul buku kumpulan
artikel (miring). Tempat: Penerbit. \
b. Artikel dalam Jurnal Nama penulis artikel. Tahun. Judul artikel (harus
ditulis tegak). Nama jurnal (Miringkan), volume (nomor edisi), nomor
halaman artikel yang dikutip.
Contoh:
Ihsan, Muhammad.2020. Bahasa dan Kebugaran Otak. Kafilah ,
21(2), 23-24.
c. Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah :
9

1) Artikel dalam prosiding seminar: Nama penulis. Tahun. Judul


artikel. Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring). Kota
seminar.
2) Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar: Penulis. Tahun.
Judul artikel. Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring). Kota
seminar, dan tanggal seminar.
d. Pustaka dalam bentuk Skripsi/tesis/disertasi : Nama penulis. Tahun.
Judul Skripsi/tesis/Disertasi. Skripsi/ tesis/Disertasi. Tidak diterbitkan.
Nama kota: Fakultas dan Universitas. Contoh: Andini, Fitriah. 2019.
Peran Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam terhadap
Eksistensi Kebudayaan di Parepare. Skripsi. Tidak diterbitkan. Parepare:
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Parepare.
e. Artikel/ berita dalam surat kabar Penulis. Tahun. Judul artikel/berita.
Nama surat kabar. Tanggal terbit dan halaman.
f. Rujukan dari internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel dari
internet yang tidak ada nama penulisnya) :
1) Artikel dalam jurnal Nama. Tahun. Judul artikel. Nama jurnal
(online), Vol. No. (alamat rujukan, waktu akses)
2) Karya individu Nama. Tahun. Judul (online), (alamat rujukan,
waktu akses)
CATATAN :
1) Nama penulis lebih dari satu kata Jika nama penulis terdiri atas 2 nama atau lebih,
cara penulisannya menggunakan nama keluarga atau nama utama diikuti dengan
koma dan singkatan nama-nama lainnya masingmasing diikuti titik. Contoh :
Soeparna Darmawijaya ditulis : Darmawijaya, S.Shepley L. Ross ditulis : Ross, S.
L.
2) Nama yang diikuti dengan singkatan Nama utama atau nama keluarga yang diikuti
dengan singkatan, ditulis sebagai nama yang menyatu. Contoh : Mawardi A.I.
ditulis : Mawardi, A.I.William D. Ross Jr., ditulis Ross Jr.,W.D.
3) Nama dengan garis penghubung Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung. Contoh
10

: Ronnie McDouglas ditulis: McDouglas, R.Hassan ElBayanu ditulis: El-Bayanu,


H.Edwin van de Sart ditulis: van de Sart,E.
4) Penulisan gelar kesarjanaan Gelar kesarjanaan dan gelar lainnya tidak boleh
dicantumkan dalam penulisan nama, kecuali dalam ucapan terima kasih atau
prakata.
5) Gunakan istilah “anonim” untuk referensi tanpa nama penulis
6) Dalam daftar pustaka, semua nama penulis harus dicantumkan tidak boleh
menggunakan dkk. atau et al.2

C. Catatan Kaki (Footnote)


Catatan kaki (footnote) adalah salah satu dari tiga teknik penulisan yang bisa
dipakai untuk menandai sumber data. Catatan kaki terletak di bagian bawah setiap
halaman dan dapat memberikan penjelasan penting yang dianggap akan
mengganggu apabila dimasukkan pada tubuh tulisan.
1. Penomoran Catatan Kaki

Penomoran footnote menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya) di


bawah garis yang memisahkan antara tubuh teks dengan footnote. Jarak antara
satu nomor dengan nomor berikutnya dan antara nomor dengan garis pemisahnya
diberi jarak satu spasi. Nomor pada masing-masing bab diawali dari angka 1, 2, 3
dan seterusnya. Setiap nomor lurus dengan tubuh teks, menjorok ke dalam, dan
tidak diberi titik dan tidak ada spasi. Contoh:

Tore Lindholm et al., Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan Seberapa


Jauh? Sebuah Referensi tentang Prinsip dan Praktik (Jakarta: Kanisius, 2010), 45.

2. Penulisan Nama, Judul Buku, Kota Penerbit, Nama Penerbit, Tahun


dan Halaman.

Nama penulis dalam footnote ditulis langsung setelah nomor footnote (tanpa
spasi) sebagaimana susunan nama aslinya, tidak mendahulukan nama akhir (last
name), tanpa titel, koma (,) dan spasi. Judul buku ditulis setelah nama penulis

2
Suhartina, Menulis Karya Ilmiah Bukan Hanya Sekadar Teori, (Jawa Timur: CV Penerbit Qiara
Media-Pasuruan, 2021), hal 75-80
11

dengan menggunakan cetak miring, lalu diikuti koma. Setelah itu diikuti buka
kurung, kota terbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung dan
koma.Informasi tentang halaman buku yang dikutip, langsung menyebut nomor
halaman. Contoh:

Khaled Abou al-Faḍl, Speaking in God‟s Name Islamic Law, Authority and
Women(Oxford: Oneworld Publications, 2003), 24.

Apabila sumber rujukan merupakan karya bersama (bunga rampai) dan diedit
oleh lebih dari dua orang atau lebih, maka cara penulisannya dimulai dari nama
editor, koma, kurung buka, eds, titik, kurung tutup, koma, spasi, judul buku dan
seterusnya. Contoh:

Yvonne Yazbeck Haddad dan Barbara Freyer Stowasser (eds.), Islamic Law
and the Challenges of Modernity (Oxford: Altamira Press, 2013), 47.

3. Cara Penulisan Dua Sumber


a. Satu footnote dari dua buku oleh penulis yang berbeda

Apabila rujukan dalam satu nomor footnote terdiri dari dua buku dengan
penulis yang berbeda, maka cara penulisan sumber kedua dipisah dengan “titik
koma.” Perhatikan contoh yang benar berikut ini:

Khaled Abou el-Faḍl, Speaking in God‟s Name Islamic Law, Authority and
Women(Oxford: Oneworld Publications, 2013), 24.; Maḥmoud Moḥamed Ṭaha,
The Second Message of Islam (New York: Syracuse University Press, 1996), 121.

b. Satu footnote dari dua buku oleh penulis yang sama

Apabila rujukan dalam satu nomor footnote terdiri dua buku dari penulis yang
sama, maka cara penulisan buku kedua dipisah dengan “titik koma”.

M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Pustaka


Panjimas, 1990), 45; dan Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama
(Jakarta: Pustaka Kartini, 1990), 89.

c. Sumber buku yang sama dalam nomor footnote yang berurutan


12

Jika kutipan sumber diambil dari penulis dengan judul buku yang sama, dan
tidak diselingi oleh kutipan sumber lain, langsung mengikuti kutipan pertama,
maka kutipan kedua ditulis dengan nama pengarang, koma, satu atau dua kata dari
awal judul buku, koma, spasi, nomor halaman, dan titik (tidak boleh ditulis
dengan kata Ibid). Contoh:

Abū Bakr Aḥmad ibn al- ḥusain al-Baihaqī, Shu„ab al-Īmān (Beirût: Dār al-
Kutub al-„Ilmiyyah, 1410 H.), 410.

Al-Baihaqī, Shu„ab, 216.

Jika kutipan dipisahkan oleh kutipan buku yang lain pada nomor berikutnya,
maka kutipan kedua tersebut ditulis dengan nama masyhur pengarang, koma, satu
–tiga kata dari awal judul, koma, spasi, nomor halaman, dan titik (tidak boleh
menggunakan op.cit). Contoh:

Abū Bakr Aḥmad ibn al- ḥusain al-Bayhaqī, Shu„ab al-Īmān (Beirût: Dār al-
Kutub al-„Ilmiyyah, 1410 H.), 410.

Maḥmoud Moḥamed Ṭaha, The Second Message of Islam (New York:


Syracuse University Press, 1996), 121.

Al-Bayhaqī, Shu„ab, 422.

d. Dua sumber berbeda dari penulis yang sama dalam nomor berbeda

Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih, untuk yang pertama
kali disebutkan, ditulis dengan lengkap sedangkan untuk yang berikutnya
disebutkan dengan nama inisial yang disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh:

Khaled Abou al-Faḍl, Speaking in God‟s Name Islamic Law, Authority and
Women(Oxford: Oneworld Publications, 2003), 24

Abū Bakr Aḥmad ibn al- ḥusain al-Bayhaqī (selanjutnya disebut al-Bayhaqī),
Shu„ab al-Īmān, (Beirūt: Dār al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1410 H.), 410.

El-Faḍl, Speaking in God‟s, 34.


13

4. Cara penulisan berbagai sumber


a. Sumber dari Buku

Buku rujukan/sumber ditulis dengan cara judul buku ditulis miring,


kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbitan,
kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik. Contoh:

Khaled Abou El-Fadl, Speaking in God‟s Name Islamic Law, Authority


and Women (Oxford: Oneworld Publications, 2003), 24.

Apabila sumber rujukan mempunyai juz, volume, atau cetakan berkala,


maka cara penulisannya secara berurutan, nama pengarang, koma, judul buku,
koma, juz, koma, volume, kurung buka, cetakan ke, titik koma, nama kota,
titik dua, penerbit, koma, tahun terbitan, kurung tutup, koma, halaman.
Contoh:

Taqī al-Dīn Abu Bakr Muḥammad al- ḥusaynī, Kifāyat al-Akhyār fī ḥill
Ghāyat alIkhtiṣār, Juz II (Bandung: Syirkah al-Ma‟ārif li al-Ṭab‟ wa al-Naṣr,
1990), 37-38.

Muḥammad Abd al-Bāqiī bin Yūsuf al-Zarqānī al-Miṣriī, Syarḥ al-Zarqānī


„alā

Muwaṭṭa‟ al-Imām Mālik, Juz III (Cet. I; Beirūt: Dār al-Kutub al-
„Ilmiyah, 1990), 161-162.

Philip K. Hitti, History of the Arabs, Edisi X (London: The Macmillan


Press Ltd., 1974), 26.

Apabila sumber rujukan tidak mempunyai identitas kota dan tahun, maka
cara penulisannya secara berurutan nama pengarang, koma, judul buku, koma,
juz, koma, volume, kurung buka, cetakan ke, titik koma, t.t., titik dua,
penerbit, koma, t.th., kurung tutup, koma, nomor halaman. Contoh:
14

Muḥammad ibn „Alī bin Muḥammad al-Syaukānī, Nayl al-Awṭār: Syarh


Muntaq alAkhbār min Ahādīṡ Sayyid al-Akhyār, Juz IV (t.t.: Dār al-Fikr, t.th.),
227.

Apabila sumber rujukan tidak mempunyai identitas kota dan penerbit,


tetapi mempunyai tahun, maka cara penulisannya secara berurutan nama
pengarang, koma, judul buku, koma, kurung buka, cetakan ke, titik koma, t.t.,
titik dua, t.p., koma, tahun terbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman.
Contoh:

Aḥmad Amīn, Fajr al-Islām (Cet. XI; t.t.: t.p., 1975), 4-8.

b. Sumber dari Buku Terjemah

Apabila sumber atau rujukan diambil dari buku terjemahan, maka nama
pengarang dan judul aslinya perlu disebutkan, lalu nama penerjemah dan judul
dalam Bahasa Indonesianya. Contoh:

Muhammad Arkoun, Rethinking Islam, terj. Yudian W. Asmin dan


Lathiful Khuluq, (Cet. I: Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 100.

c. Sumber dari Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan

Kutipan yang diambil dari tesis magister atau disertasi doktor yang tidak
diterbitkan caranya dengan menuliskan nama penulis tesis atau disertasi,
koma, tanda kutip buka, judul tesis atau disertasi (ditulis biasa tidak miring
atau digarisbawahi), koma, tanda kutip tutup, Tesis MA atau Disertasi Doktor
(tulis miring atau digarisbawahi), koma, tempat perguruan tinggi, titik dua (:),
nama Perguruan tinggi, koma, tahun penulisan tesis atau disertasi, kurung
tutup, koma, nomor halaman dan titik.

Bisri Affandi,Shaykh Ahmad al-Shurkati: His Role in al-Irshad


Movement, Thesis MA, Montreal: McGill University, 1990), 22.
15

Nurcholish Madjid, Ibn Taymiyya on Kalam and Falsafa: A Problem of


Reason and Revelation in Islam, Disertasi Doktor (Chicago: Chicago
University, 1984), 45.

d. Sumber dari Artikel dalam Jurnal

Kutipan yang diambil dari artikel sebuah jurnal memiliki ketentuan teknik
tertentu. Ketentuan dimaksud adalah menyebutkan nama penulis persis seperti
susunan nama aslinya, koma, tanda kutip buka, judul artikel (ditulis biasa,
tidak miring atau bergaris bawah), koma, tanda kutip tutup, nama jurnal
(ditulis miring atau digaris bawahi), koma, nomor jurnal (memakai angka
Arab bukan Romawi), kurung buka, bulan penerbitan (kalau ada), koma, dan
tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.

George Makdisi, “The Hanbali School and Sufism,‟‟ Humaniora Islamica,


2 (Januari, 1974), 61.

Wael B. Hallaq, “A Tenth-Eleventh Century Treatise on Juridical


Dialectic,‟‟ Muslim World, 77 (1987), 197-228.

e. Sumber dari Artikel dalam Surat Kabar

Untuk menulis sumber data artikel dari surat kabar disusun dengan cara;
nama penulis, koma, judul artikel dalam tanda petik, koma, nama surat kabar,
koma, hari, koma, tanggal, bulan dan tahun, koma, dan halaman, titik. Contoh:

Fahri Hamzah, “Pemuda di Usia Suatu Bangsa,‟‟ Republika, Sabtu, 28


Oktober 2010, 15.

f. Sumber dari Artikel dalam Ensiklopedia

Kutipan yang diambil dari Ensiklopedia ditulis mulai dari nama penulis
entry, koma. tanda kutip buka, judul entry, koma, tanda kutip tutup, nama
editor, ed. (editor), et. al. (jika diperlukan), nama encyclopedia, vol. (volume)
(jika ada), kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun
penerbit, kurung tutup, koma nomor halaman dan titik. Contoh:
16

A. J. Wensink, “Kufr,‟‟ dalam M. Th. Houtsma (ed.) et. al., The First
Encyclopedia of Islam, Vol. 7 (Leiden: E. J. Brill, 1987), 234.

g. Sumber dari Makalah tidak Diterbitkan

Sumber dari makalah yang tidak diterbitkan, tapi dipresentasikan dalam


satu kesempatan ilmiah, maka ditulis dengan dimulai nama penulis, judul
makalah dalam tanda petik, koma, makalah, kegiatan saat dipresentasikan,
koma, tanggal presentasi, kurung buka, kota, titik dua, tempat presentasi,
koma, tahun, kurung tutup, koma, halaman dan titik. Contoh:

Koento Wibisono Siswomihardjo, “Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa


Umum Mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar Untuk
Memahami Filsafat Ilmu,‟‟Makalah, disajikan pada Internship Filsafat Ilmu
Pengetahuan, tanggal 2-8 Januari (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
1997), 7.

h. Sumber Berita dari Surat Kabar

Apabila ada sumber infromasi dari surat kabar selain artikel, hanya
berupa kejadian hukum, maka cara penulisannya adalah judul artikel dalam
tanda petik, koma, nama surat kabar, koma, hari, koma, tanggal, bulan dan
tahun, koma, dan halaman, titik. Contoh:

"KPU Nilai Bukti Penggugat Lemah", Jawa Pos, Selasa, 12 Juli 2010, 16.

i. Sumber dari Website

Untuk menulis sumber artikel dari Website disusun dari nama penulis
(jika ada), judul artikel dalam tanda petik, koma, alamat email, tanggal, bulan,
dan tahun diakses, titik. Contoh:

Sulton bin Dolla, "Sejarah pemikiran Ekonomi Islam", http://doelmith.


wordpress. com/ 2008/10/09/sejarah-pemikiran-ekonomi-islam/, diakses
tanggal 13 Juli 2017.

j. Sumber dari Hasil Wawancara


17

Sumber informasi yang diperoleh dari hasil wawancara diatur dengan


menyebutkan nama yang diwawancarai (tanpa menyebut jabatan sosial, bapak,
ustadz dan lain-lain), koma, wawancara (ditulis dengan huruf miring), koma,
kurung buka, tempat wawancara, koma, tanggal, bulan dan tahun wawancara,
kurung tutup, dan titik. Contoh:

Fadil SJ, wawancara (Batu, 13 Januari 2018).

Aunur Rofiq, wawancara (Malang, 15 Januari 2018)

k. Sumber dari Kitab Suci (al-Qur’an)

Kutipan dari al-Qur‟an dilakukan dengan cara menuliskan kata al-Qur‟ān


(ditulis biasa tidak miring), koma, nomor surat, titik dua, nomor ayat dan titik.
Jika dalam satu nomor catatan kaki terdapat dua atau lebih kutipan al-Qur‟an
dari ayat berbeda tapi surat yang sama, maka sebelum ayat berikutnya
dipisahkan dengan koma. Apabila ada dua surat atau lebih dalam satu nomor
footnote , maka surat yang lebih dulu harus didahulukan, lalu surat berikutnya
dan seterusnya, sehingga runtut. Contoh:

Al-Qur‟ān, 2: 26, 37.

Al-Qur‟ān, 2: 26, 37; 3: 34, 39.

Al-Qur‟ān, 2: 29, 30; 3: 44, 92; 4: 1-5.

Sementara itu, footnote dibuat satu spasi dengan margin kanan dan kiri
berbanding lurus dengan body text, tidak dibuat menjorok ke dalam awal
paragrafnya. Jarak antara satu nomor dengan nomor berikutnya tetap dibuat
satu spasi, tidak boleh diberi jarak antara paragraf sebelum dan sesudahnya.
Setiap nomor footnote dan penjelasannya harus berada dalam halaman yang
sama.3

3
Umi Sumbulah Dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang) hal.61-66
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengutipan merupakan cara menuliskan gagasan, istilah, kata dan/atau
kalimat, data dan/atau informasi yang diambil dari suatu sumber menjadi
bagian dari teks untuk mendukung, memperkuat, mempertajam, memerinci,
dan/atau membandingkan gagasan yang disampaikan penulis. Oleh karena itu,
tidak dibenarkan mengutip dari berbagai sumber yang bertujuan
memperpanjang tulisan, tetapi tidak menambah substansi tulisan. Kutipan
harus memerhatikan aspek kualitas dan keakuratan.
Daftar pustaka adalah daftar referensi yang dijadikan rujukan dalam
penulisan karya ilmiah.
Catatan kaki (footnote) adalah salah satu dari tiga teknik penulisan yang
bisa dipakai untuk menandai sumber data. Catatan kaki terletak di bagian
bawah setiap halaman dan dapat memberikan penjelasan penting yang
dianggap akan mengganggu apabila dimasukkan pada tubuh tulisan.
Jadi dapat disimpulkan kutipan, daftar pustaka dan catatan kaki merupakan
satu kesatuan yang ada dalam bagan penulisan karangan atau karya ilmiah
yang juga dijadikan sebagai kode etik dalam karangan ilmiah sehingga
pembahasan serta informasi yang ada dalam buku karangan tersebut menjadi
suatu bacaan informasi yang utuh dengan melibatkan banyak pendapat yang
dikandungnya, dan juga pemikiran penulisan yang berkaitan dalam
pembahasannya.

B. Saran
Dalam aturan penulisan, baik karya ilmiah atau karangan sebaiknya
tercantum catatan kaki, daftar pustaka hingga kutipan yang dijadikan sebagai
kode etik dalam penulisan karangan ilmiah dan juga untuk menghormati dan
menghargai karya orang lain yang dimasukkan ke dalam suatu tulisan, serta
berfungsi sebagai bukti atas validnya suatu informasi yang sumber-sumber
bacaannya telah dipublikasikan ataupun belum dipublikasikan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Rofi'uddin, A, Ali Saukah, Yazid Basthomi, Iman Agus Basuki, Effendy, Nur
Hidayah, Waras Kamdi, Amat Mukhadis, Suyono. (2017). Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Tugas Skripsi,Tesis,Disertasi,Artikel,Makalah,
dan Laporan Penelitian, Malang: Universitas Negeri.
Suhartina, 2021, Menulis Karya Ilmiah Bukan Hanya Sekadar Teori, (Jawa
Timur: CV Penerbit Qiara Media-Pasuruan)
Sumbulah,U.Basri Zain, Wahidmurni, Miftahul Huda, A.Khudhori Sholeh, Ahmad
Fatah Yasin, Abdul wahab Rosyidi. Aunur Rofiq, R Cecep Lukman, Nur
Hadi. (2020). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UIN maulana
Malik Ibrahim Malang.

19

Anda mungkin juga menyukai