Anda di halaman 1dari 6

Makalah Kalimat Keilmuan (Kalimat Efektif) dan Kutipan

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu

Dini Adriani, S.Pd., M.Li.

Disusun oleh

Kelompok 4

Alya Dita Maulidania (205050100111246)


Muhammad Kasfil Aziz Irham (205050107111193)
Asta Rofida (205050101111006)
Huda Astana (205050100111260)
Nurrohman Zidan Faizin (205050100111248)
Kafana Salsabilla (205050107111156)
Surya Aji (205050101111005)
Rozaan Akhdaan Kurniawan (205050100111261)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
PENGERTIAN KUTIPAN
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang
pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku
maupun majalah-majalah, dan surat kabar. Kutipan juga dapat diambil dari sumber
lisan yaitu dari ucapan lisan seperti pidato atau dsikusi. Penulis cukup mengutip
pendapat yang dianggap benar dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca atau
didengarkan, sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber
aslinya. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak
mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap suatu himpunan dari
berbagai macam pendapat, garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-
kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri . Sebaliknya, kutipan-
kutipan hanya berfungsi sebagai bahan menunjang pendapatnya itu.

A. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah
kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa
Indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah
kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).
Ciri-ciri kalimat efektif :
1. Kesepadanan Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan
penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada
beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini yaitu pastikan kalimat yang
dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni subjek dan
predikat dan jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan
mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
2. Kehematan Kata
Salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua
hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak
efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-
kata bersinonim.
3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di
kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif
haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan
imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang
peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat
untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti
gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya
dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya
diikuti partikel lah atau pun.
5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat
yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu
pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan
masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat
tersebut.
B. Etika Mengutip
Sebagaimana dalam berprilaku yang memiliki kaidah begitu pula dalam
hal mengutip. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengutip.
Hal yang yang harus diperhatikan dalam mengutip adalah sebagai berikut.
1. Mempertimbangkan dan menyesuaikan kutipan sesuai dengan keperluan.
Mengutip adalah tindakan meminjam kalimat, ide, atau gagasan orang lain.
Alangkah lebih baiknya jika kita meminjamnya sesuai dengan kebutuhan. Hal ini
membuat tulisan menjadi lebih efisien dan lebih mudah dimengerti. Kesesuaian
kutipan yang digunakan juga harus dipertimbangakan. Hal yang dikutip harus
sejalan dengan hal yang ditulis atau dibicarakan.
2. Menghindari tindakan perubahan terhadapat gagasan atau ide dari sumber lain.
Setiap penulis memiliki pandangan dan pendapatnya masing-masing. Sampaikan
secara jelas dan benar gagasan atau ide pihak lain yang sebenarnya. Meskipun
terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan tetap tulis sesuai sumber. Mengubah
ide atau gagasan pihak lain demi kepentingan diri sendiri merupakan hal yang
yang harus dihindari dalam mengutip. Dengan tidak mengubah gagasan atau
idenya berarti menghargai pendapat dan gagasannya.
3. Tidak terlalu banyak menggunakan kutipan langsung.
Kutipan langsung adalah kutipan yang menggunakan kaliamat asli dari sumber.
Penggunaan kutipan langsung yang terlalu banyak akan mengurangi porsi
pendapat penulis dan tulisan yang dihasilkan bukan merupakan hasil dari ide
penulis.
C. Model Penulisan Kutipan
1. APA Styles
APA sendiri merupakan kependekan dari American Psychological Association,
sehingga APA Styles merupakan salah satu bentuk sitasi yang dikeluarkan oleh
organisasi APA terutama untuk bidang PSIKOLOGI dan SOSIAL. Beberapa ciri
gaya penulisan sitiran dari APA Styles adalah: 
2. MLA Styles
MLA merupakan kependekan dari Modern Language Association. MLA Styles
merupakan satu bentuk sitasi yang dikeluarkan oleh MLA untuk sumber‐sumber
penelitian. Model MLA ini dirancang sangat sederhana untuk mempermudah
penulis dalam pengkutipan. MLA banyak digunakan untuk penulisan dalam
bidang bahasa Inggris dan Humanities.  
3. Chicago dan Turabian Styles
Chicago merupakan format yang umum digunakan penulis untuk melakukan
kutipan juga digunakan dalam penulisan catatan kaki dan juga daftar pustaka.
Sedangkan Turabian merupakan panduan penulisan laporan ilmiah yang
selanjutnya disebut Format Chicago, format penulisan ini sama dengan format dan
gaya penulisan yang ditulis oleh Kate L Turabian. 
4. AMA Styles
AMA Styles merupakan bentuk sitasi yang dikembangkan oleh American Medical
Association (AMA). Gaya sitasi ini banyak digunakan untuk penulisan dalam
bidang kesehatan, biologi dan kedokteran. Berbeda dengan model APA dan MLA,
model AMA tidak menuliskan nama penulis secara ‘terbalik’ dan untuk kutipan
teks menggunakan catatan kaki atau catatan akhir. 
D. Jenis-Jenis Kutipan
Terdapat dua jenis kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Penjelasan mengenai jenis kutipan adalah sebagai berikut.
1. Kutipan Langsung
Kutipan yang mengambil kalimat asli dari sumber tanpa pengubahan. Kutipan ini
tidak menggunakan bahasa sendiri, kalimat yang terdapat di dalam sumberlah
yang langsung dikutip. Cara melakukan kutipan langsung ada tiga yaitu sebagai
berikut.
a. Pada kutipan yang mengandung kata kurang dari 40 dan nama penulis atau
pemilik gagasan dituliskan pada bagian awal, maka nama penulis ditulis
lengkap serta diikuti tahun terbit dan nomor halaman dalam tanda kurung.
Kutipan langsung ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang
terpadu dalam teks utama.
Contoh :
Hari Poerwanto (2010: 139) menyatakan, “Perubahan suatulingkungan dapat
pula mengakibatkan terjadinya perubahan kebudayaan.”
b. Pada kutipan yang mengandung kata kurang dari 40 dan nama penulis atau
pemilik gagasan dituliskan pada bagian akhir kutipan, maka kutipan langsung
ditulis dalam tanda petik dua (“…”) serta nama akhir penulis ditulis dan
diikuti tahun terbit, tanda titik dua, serta nomor halaman dalam tanda kurung.
Contoh:
Seorang ahli antropologi menyatakan, “Perubahan sutau lingkungan dapat
pula mengakibatkan terjadinya perubahan kebudayaan.” (Poerwanto, 2010:
139)
c. Pada kutipan yang mengandung 40 kata atau lebih, ditulis tanpa tanda kutip
serta ditulis terpisah dari teks yang mendahului. Kutipan juga ditulis menjorok
ke depan 1,2 cm dari margin kiri dan kanan, diketik dengan spasi tunggal.
Contoh :
Dalam perspektif budaya Jawa, ada anggapan bahwa semua hubungan di
dalam masyarakat itu tersusun atas dasar aturan-aturan yang bersifat hierarki.
Hal itu tampak pada prinsip hormat dan sungkan seperti berikut :
Dalam prinsip hormat, hubungan antara seorang individu dan individu yang
lain akan dinilai baik dan sopan kalau dilakukan secara tidak langsung atau
ada jarak. Bahasa Jawa bentuk krama atau halus adalah Bahasa yang dipakai
untuk memenuhi tuntuta kesopanan. Sampeyan adalah bentuk halus dari kata
kowe.
Keduanya merupakan kata ganti orang ke dua. Sampeyan itu sendiri berarti
‘kaki’. Jadi, untuk menunjuk orang kedua secara langsung sampai pada
dirinya, dianggap tidak sopan. Lebih sopan lagi kalau jaraknya semakin jauh,
misalnya panjenengan karena kata ini tidak menunjuk pada kaki, tetapi hanya
alat untuk berdiri. (Poerwanto,2010)
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang diambil dari sumber dengan mengambil pendapat atau uraian dan
menyajikan dengan bahasa sendiri. Cara menulis kutipan tidak langsung adalah :
Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan tulisan lain dalam teks. Pada
kutipan langsug tidak menggunakan tanda kutip. Penulisan nama penulis dari
sumber yang dikutip dapat ditulis di awal ataupun di akhir kalimat kutipan serta
diikuti tahun terbit dan nomor halaman di dalam tanda kurung.
Contoh :
Hari Poerwanto (2010: 235) menyatakan bahwa gejala pertumbuhan dan
perkembangan kota yang amat cepat menyebabkan timbulnya berbagai masalah
benturan sistem nilai budaya.
E. Gaya Mengutip
DAFTAR PUSTAKA

Nirmala Teodora. 2010. Studio Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Prihantini, Ainia. 2015. EYD Bahasa Indonesia Terbaru & Terlengkap. Yogyakarta:
Bintang Pustaka.

Musaba, Zulkifli. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Sleman: Aswaja Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai