Anda di halaman 1dari 7

Nama : Samsul huda

Nim

: 201010370311129

Ejaan yang disempurnakan (EYD)


EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital
dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya
aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat
tulisan dengan cara yang baik dan benar.
EYD pun memiliki pengecualian, biasanya pada penulisan judul. EYD yang digunakan saat ini
adalah EYD yang telah disepakati oleh 3 negara yakni Indonesia, Malaysia dan
Bruneidarussalam.
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh :
Selalu semangat.
Mulai dari sekarang.
Siapa saya?
2. Penulisan kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Contoh :
Di sekolah.
Ke sana.
Dari mana?
3. Singkatan dan Akronim
Singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan
antara singkatan d n akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf,
sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata.
4. Angka dan Lambang Bilangan
Terdiri dari huruf dan angka, yang melambangkan jumlah huruf. Contoh: P3K (atau PPPk
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
5. Penulisan Unsur Serapan
a (ain Arab dengan a) menjadi 'a
'asr asar
sa'ah saat
manfa'ah manfaat
(ain Arab) di akhir suku kata menjadi k
gh menjadi g
sorghum sorgum
kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir

6. Pemakaian Tanda Baca


simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca supaya
melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat.
Contoh :
Siapa dia ?
Tomat, terong, cabe, dan bawang.
7. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur
kosa kata umum.
Misal:
Anggaran belanja
penilaian
Daya
radio
Nikah
takwa
8. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk
mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu (simbolik, hiperbola).

Kata-kata dan istilah


Kata itu sendiri mempunyai arti sebuah bunyi dan perpaduan bunyi yang keluar dari mulut
seseorang (ucapan). Sebuah paduan / serangkaian huruf yang membentuk sebuah makna dalam
suatu bahasa tertentu. Misalnya: tidur, makan. Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal
antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat
merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya
membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami
dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata
yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata
tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata
ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata
turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau
imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks
atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan
baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar
yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu dan memberikan suatu pengertian.

Kalimat efektif
Pengertian kalimat efektif: adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang
disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Dan dapat mewakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau
pembicaranya.

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:


1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Oleh sebab itu, kalimat sangat mengutakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu
terjamin. Sebuah kalaimat memiliki ciri-ciri khas, yaitu yang kesepadaan struktur, keparalelan
bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan
kelogisan. Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket).

Syarat-Syarat dan Teknik Pengembangan Paragraf


Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan
secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh
saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin
bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraph.
Kata Inggris paragraf terbentuk dari kata Yunani para yang berarti sebelum dan grafein
menulis atau menggores. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama.
Alinea berarti mulai dari baris baru (Adjad Sakri, 1992). Paragraf atau alinea tidak dapat
dipisah- pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu.

Teknik Mengutip Langsung Dan Tidak Langsung, Penulisan Rujukan


dan Daftar Pustaka
Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita
ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau
kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita
ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip
langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag
kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh
pengutip,harus digunakan huruf siku [ .. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan
ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut,
missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
kutipan tidak langsung:

(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;

(2) jarak antarbaris dua spasi;

(3) kutipan tidak diapit tanda kutip;

(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas

Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan
aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit
tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem
catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
Teknik Mengutip Langsung:

Kalimat/ Isi utuh sesuai dengan kalimat aslinya;


Menyebutkan sumber;
Menggunakan tanda petik untuk mengapit kutipan;
Jika bahasa asing/ bahasa daerah penulisannya miring atau italic;
Jarak spasi 2 spasi/1,5 spasi.

Daftar rujukan adalah daftar bahan-bahan yang dirujuk langsung di dalam teks (buku, makalah,
majalah, surat kabar, atau media daring) dan tentu sudah pasti tersebut di dalam teks. Karena itu,
daftar rujukan kerap digunakan dalam karya-karya akademis agar penguji atau dosen dapat
meneliti langsung sumber referensi yang digunakan oleh penulis, contohnya dalam artikel ilmiah
di jurnal, makalah, skripsi, disertasi, dan tesis. Daftar rujukan jelas lebih disukai pada karya
akademis karena sifatnya yang terbatas sehingga para penguji, penyunting, ataupun dosen dapat
melakukan verifikasi silang antara teks dan sumber yang dirujuk. Rujukan dalam teks dapat
berupa catatan perut (in-notes), catatan kaki (foot notes), dan catatan akhir (end notes). Di dalam
daftar rujukan biasanya juga tercantum nomor halaman dari sumber bacaan yang dirujuk
langsung.

Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:


1. Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan yang langsung ditulis dalam teks
kutipan.
2. Footnote(catatan kaki) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian kaki
halaman yang terdapat kutipannya.
3. Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian akhir
karangan (setelah kesimpulan dan sebelum daftar pustaka).
Daftar pustaka memiliki peran yang cukup penting dalam menggambarkan sumber isi tulisan.
Daftar pustaka akan digunakan pembaca untuk meninjau suatu tulisan. Meninjau pengalaman,
pengetahuan, bahkan pertanggungjawaban penulis. Selain itu, daftar pustaka juga berperan
sebagai alat untuk menghindari tuduhan pembajakan kekayaan intelektual. Karena dengan
menuliskan daftar pustaka, berarti kita sudah berterimakasih dan mengakui karya tulis seseorang.
Untuk menulis daftar pustaka, kita harus memiliki informasi mengenai sumber yang kita
gunakan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Nama penulis atau pengarang


Tahun diterbitkannya tulisan atau karangan
Judul buku atau artikel
Kota penerbit
Perusahaan penerbit

Anda mungkin juga menyukai