Disusun Oleh:
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
MAGELANG
2016
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
2.1 Kutipan.................................................................................................................. 6
2.2 Catatan Kaki.......................................................................................................... 6
2.3 Daftar Pustaka ...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
2
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah Swt. yang tidak pernah tidur dan selalu dekat dengan
hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tulisan berupa makalah yang bertajuk ”Kutipan, Catatan dan
Daftar Pustaka”.
Kami berharap gagasan tertulis ini dapat memberikan manfaat terutama bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu. Akhir kata, kami sangat mengharapkan
berbagai saran dan masukan yang dapat membangun demi tercapainya kesempurnaan
makalah ini karena tiada hal yang sempurna di dunia ini, melainkan hanya kebesaran Allah.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik, hal
tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur yang
terkait ini tersebut memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa indonesia itu
sendiri. Dalam perkembangannya bahasa indonesia saat ini telah mengalami beberapa
perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan
sebagainya. Dalam hal ini kami berusaha membahas kembali beberapa unsur yang terkait
seperti kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Pembahasan ini kami latar belakangi karena
saat ini hampir sebagian besar penulis sebuah karya atau karangan ilmiah kurang memahami
betul kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan ketiga unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami
rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan
sebuah aturan dan kaidah penulisan yang benar.
Penyusun suatu karangan ilmiah, seorang penulis mencari beberapa sumber untuk
melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan ke dalam
sebuah kutipan, catatan kaki maupun daftar pusaka. Penulisan kutipan, catatan kaki, dan
daftar pusaka yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia harus diketahui
terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan karangan ilmiah. Sebagian besar orang belum
memahami dan mempelajari tentang kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka bahkan
mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Dalam
kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka
secara lengkap dan jelas. Dimana pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam
penulisan suatu karangan ilmiah agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil yakni :
2. Apa saja jenis dari kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka? Berikut contohnya!
3. Bagaimana tata cara penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka yang baik dan
benar?
4. Bagaimana perbandingan kutipan, catatan kaki dan daftar pustaka antara tiga jenis buku
yang berbeda ?
1.3 Tujuan
4
a. Memberikan dasar pengetahuan mengenai cara penulisan kutipan, catatan kaki, dan
Daftar Pustaka yang baik dan benar.
b. Mempelajari beberapa contoh penulisan kutipan, catatan kaki, dan Daftar Pustaka dari 3
buku yang berbeda.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata cara penulisan kutipan, catatan
kaki dan daftar pustaka dengan baik dan benar, guna sebagai penunjang pembelajaran.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kutipan
Kutipan ini biasa digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kata atau
kalimat yang berasal dari sumber tertentu. Penggunaan kutipan biasanya diikuti dengan tanda
kutip dua (“ “). Kutipan umumnya digunakan untuk memperkuat sebuah informasi agar lebih
terpercaya atau terjamin informasi di dalamnya.
Catatan kaki, atau dikenal dengan istilah footnote adalah keterangan tambahan yang terletak
di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang
dua puluh ketukan (dua puluh karakter).
1. Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki
sumber atau reference footnote).
2. Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting,
tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
3. Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau
content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata‐kata: Lihat …,
Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan sebagainya. Dianjurkan
penggunaannya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan
ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka
ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu
setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam. Contoh
halaman Daftar Pustaka tercantum di Lampiran 14.
Berdasarkan buku yang kami pelajari, kami menggunakan beberapa karangan buku yang
membahas tentang kutipan, catatan kaki, serta daftar pustaka. Pada ketiga buku ini, umumnya
menjelaskan beberapa point yang sama seperti tata cara penulisan dan contoh-contohnya
dalam beberapa buku. Landasan teori makalah ini juga berdasarkan analisis kami dibeberapa
buku yang kami teliti sehingga kami dapat melihat perbedaan dan menyimpulkannya menjadi
lebih baik. Lebih dari itu, sebagian besar metode yang yang kami gunakan tidak hanya
berdasarkan buku ataupun analisis namun melakukan browsing di dunia sehingga lebih jauh
dapat melihat beragam bentuk referensi dalam mempelajarinya.
Berikut adalah beberapa sumber dalam mempelajari kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka
:
6
1. Panduan Menulis Referensi
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tata Tulis Penulisan Karya Ilmiah
3.1.1 Tata Cara Penulisan Kutipan
Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang atau ucapan
seorang ahli dalam bidang yang sedang ditulis.
Fungsi kutipan adalah sebagai landasan teori, sebagai penjelas, dan sebagai penguat pendapat
yang dikemukakan penulis.
Agus mengatakan, “perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-
pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam
akar penjarahan” (Sudibyo, 2002 : 184). ………………………………
Sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan
dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar
lebih terbuka pada perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak
terpaku pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain (Sudibyo, 2001 : 12). Selain
itu Joni menyataka bahwa ………………………………………….
8
2.2.2.1 Di depan
2.2.2.2 Di tengah
2.2.2.3 Di Akhir
Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga terjadi
efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel 1976:125)
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.
Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan singkatan
dkk . Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat
sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk, 1976:125)
Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai sumber yang
menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang sama). Di dalam hal yang
seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda
titik koma (;) Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie dan
Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa…….
9
Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpakasa, misalnya publikasi aslinya sulit sekali untuk
ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya mahasiswa melakukan konsultasi
dengan pembimbing. Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh
Heri (1990:87) bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000)
bahwa ………..
Daftar pustaka adalah daftar untuk menyajikan semua pustaka yang diambil dalam skripsi.
Penyajian disusun secara sistematik, yaitu nama penulis dibalik jika penulis tersebut orang
luar negeri, sedangkan untuk nama Indonesia hanya dibalik jika nama tersebut mengandung
marga. Kemudian daftar pustaka diurutkan secara alfabetis. Semua gelar akademik tidak
dicantumkan dalam penyusunan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis dengan satu spasi,
tetapi antara satu pustaka dengan pustaka berikutnya diberi jarak dua spasi. Setiap pustaka
ditulis dengan urutan nama, tahun, judul, kota terbit, dan penerbit dengan masing-masing
menggunakan tanda baca yang telah ditentukan. Berikut cara penulisan daftar pustaka beserta
penggunaan tanda bacanya:
1. Nama keluarga (last name) pada penulis pertama diletakkan di depan diikuti tanda
koma (,) diteruskan nama lengkapnya. Jika penulisnya dua orang, nama pengarang yang
kedua tidak mengalami perubahan. Antara nama penulis pertama dan kedua dihubungkan
dengan kata dan.
2. Tahun ditulis lengkap. Tidak boleh diputus dan diakhiri dengan tanda titik.
3. Huruf pertama masing-masing kata pada judul buku ditulis dengan menggunakan huruf
kapital, kecuali untuk kata-kata depan, misalnya kata dalam, pada, dan, di, dan dari.
4. Penerbit buku dicantumkan setelah kota penerbit yang diikuti dengan titik dua (:),
kemudian nama penerbit dan diikuti tanda titik.
Huda, Nurul dan Heru Ramli. 2004. Managemen Pembinaan dan Pengembangan Koleksi.
Yogyakarta: Nilai Ilmu.
Yang dimaksudkan majalah disini dapat berupa buletin, jurnal, dan sejenisnya. Penulisannya
didalam daftar pustaka hampir seperti yang lain, yaitu dimulai dari penulis artikel, diikuti
tahun terbit, judul karangan, nama majalah (cetak miring), nomor atau edisi majalah.
Misalnya:
10
Buckland, Michael K. 1991. “Information as Thing”. Dalam Journal of the American Society
for Information Science, Volume V, Nomor 11.
Sumber yang berupa surat kabar dicantumkan seperti penulisan artikel dari majalah.
Misalnya:
Torsina, M. 1998. “Rintihan di Balik Penjarahan”. Kompas, 29 Mei 1998, Th. 33 No. 338,
Hlm. 4.
Penggunaan abstrak atau intisari sebagai rujukan dapat digunakan hanya manakala dokumen
aslinya tidak ditemukan. Pustaka dari abstrak atau intisari penulisannya di daftar pustaka pelu
dicantumkan kata abstrak atau intisari diantara tanda kurung yang diletakkan pada urutan
paling belakang atau setelah nama (majalah) abstraknya. Misalnya:
Almquist, J.O. and B.C. Cunningham. 1996. “Semen Traits of Beef Bull Ejaculated
Frecuently”. Dalam Journal Animal Science (abstrak)
2.1.2.5 Pustaka dari publikasi dalam buku yang diterbitkan oleh editor
Suatu buku dapat diterbitkan oleh editor, yaitu kumpulan dari berbagai tulisan dalam suatu
bidang, kemudian dilakukan pengeditan oleh seseorang atau lebih. Dengan demikian, di
dalam buku itu ada penulis aslinya dan ada pula editornya. Penulisan daftar pustaka adalah
sebagai berikut:
Levin, R.J. 1994. “Absorption from the Alimentary Tract in: phsyologi and Biochemestry of
the Domestic Fowl”. Dalam Chemistry. B.M. Freeman (ed.). Vol. 5., London, Orlando, and
Tokyo: academic Press.
11
Bila tahun terbit tidak tercantum pada sebuah dokumen, terpaksa ditulis dengan kata tanpa
tahun (dapat disingkat t.t.) diantara tanda kurung (t.t.). jika tanpa kota terbit tulislah tanpa
kota (disingkat t.k.) diantara tanda kurung (t.k.). jika tanpa penerbit tulislah tanpa penerbit
(disingkat t.p.) diantara tanda kurung (t.p.).
AOAC. 1970. Official Methods of Analysis, 11th ed. Washington DC: Association of Official
Analytical Chemists.
Anonim. 1993. “Earth’s Most Primitive Mammals”. The Won-ders of Life on Earth. New
York: Life Public.
3. Petunjuk sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan karya
ilmiah
4. Referensi silang, yakni petunjuk yang menyatakan pada bagian mana atau halaman berapa
hal yang sama dibahas dalam tulisan.
a. Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka. Contoh :[i] Selo Soemardjan
…….
12
b. judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-kata yang
bukan kata depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis dengan huruf capital contoh :
[ii]……….., Sosiologi Pendidikan, ……….
c. nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan (sesudah
tanda koma). Contoh : [iii]…., Metode Penelitian Kualitatif, Editor Sugiyono,…..
d. Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh : [iv] Hasyim
Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, edisi dan kata pengantar M. Amin Sukur,
Cet. I (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
e. Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika tidak ada,
diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan). Contoh : [v]Zamroni, Paradigma Pendidikan
Masa Depan, (Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
f. nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa nama penerbit).
Contoh :[vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
g. tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa spasi. Jika
tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun). Contoh : [vii] Al-Syafi’I, Al-Um,
(ttp:tnp., tt), hal. 304.
h. nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika tidak ada
nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan dari halaman). Contoh : [viii] Al-Syafi’I, Al-Um,
(ttp:tnp., tt), hal. 304.
Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu ditulis dengan kata
penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup nama penyusun pertama saja yang
ditulis dan nama-nama lain ditulis dengan dkk. Contoh : [ix] Ikhsan dan Sena, Ilmu
Perpustakaan, Cet. I (Yogyakarta: Ilmu Perss, 2000), hal. 9.
Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama penyusun yang
sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) . Contoh : [x] Sanusi (ed.), Metode
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia, 1980), hal.9.
Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim, maka dalam catatan
kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama penghimpun, lembaga, panitia atau tim itu.
Contoh : [xi] Panitia Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam
70 Tahun Harun Nasution, Cet1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1989), hal.89.
13
5. Tanpa nama penyusun
Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam catatn kaki langsung
ditulis judul buku. Contoh : [xii]Ke-Nu-an (Yogyakarta: Pengurus Wilayah NU DY,1999),
hal. 22.
6.Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki disebutkan pengarang
asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak diterjemahkan, disebutkan judul asli
dan apabila diinginkan menyebutkan bahasa asli atau judul asli bersama judul terjemahan
dapat dilakukan seperti contoh : [xiii]Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih bahasa Ahmadie Toha, Cet
I (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.
7.Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada pengarang asli, disebutkan nama
penyadur yang diikuti oleh singkatan (peny.). Contoh : [xiv]Lili Rosyidi (peny.), Filsafat
Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV Remaja, 1987), hal.4.
8. Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan kakinya sebagai
berikut : [xv]Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar” , dalam Jauhar Hatta
(ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena, 2008), hal. 123.
Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama penulisanya catatan kakinya
yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-
Amiriyyah, 1978), hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.
14
Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun penerbitan berkala lainnya
maka penulisannya: Khoiruddin Bashori, “ Pendidikan Karakter”, Kedaulatan Rakyat, No.
11, Tahun XLI (24 Januari 2012), hal. 8. Kolom 7.
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama penerbitan yang
bersangkutan. Contoh : [xvii]KUHP yang Baru Harus Beri Rasa Keadilan Masyarakat”,
Kedaulatan Rakyat, 123, Tahun XLI (12 Oktober 2010), hal. 9.
11. Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai berikut :
[xviii]Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari http//www.uin.suka-ac.id/-artikel
1109/accessed 24 Oktober 2009.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari ketiga bentuk penulisan di atas dapat disimpulkan bahwa cara melakukan penulisan kutipan yang
benar yaitu dengan mencantumkan nama, tahun dan halaman sumber dari kata-kata yang ingin
dikutip. Setiap penulis memiliki gaya penulisannya sendiri, namun tetap harus memperhatikan cara
penulisan yang baik dan benar berdasarkan teori yang ada.
Selain itu, pada penulisan catatan kaki tidak hanya digunakan untuk menjelaskan sumber dari
kutipan yang diambil, tetapi juga bisa digunakan sebagai penjelasan terhadap sebuah
pernyataan / teori. Begitu pula dengan daftar pustaka tidak harus dicantumkan pada akhir
buku saja, tetapi juga bisa ditulis per bab dibagian akhirnya.
4.2 Saran
Pembuatan kutipan, catatan kaki maupun daftar pustaka, disarankan agar penulis
memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar menurut aturan/teori, hal tersebut
dianjurkan untuk mengurangi dan meminimalisir kekeliruan dalam penulisan karya-karya
ilmiah. Tulisan atau buku yang menggunakan aturan penulisan ilmiah yang sesuai dengan
kaidahnya umumnya memiliki nilai lebih tinggi, baik dari segi penyampaian informasi
maupun nilai yang terkandung di dalamnya, lebih dari itu untuk melestarikan nilai-nilai
sebuah kesastraan dan menjaga keutuhan bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Agus Mustofa., Beragama Dengan Akal Sehat, Padma Press, Surabaya, 2008.
16