PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Kelompok 1 :
Riska (2020203888203032)
FAKULTAS TARBIYAH
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kecerdasan Manusia
(IQ, EQ, dan SQ) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Kecerdasan Manusia (IQ, EQ, dan SQ) bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu St. Humaerah Syarif, M.Pd, selaku dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
BAB 3....................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu IQ, EQ, dan SQ?
2. Seberapa Pentingnya Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ pada Setiap Individu?
3. Apa hubungan antara IQ, EQ, dan SQ ?
4. Apa Saja Tips Meningkatkan IQ, EQ, dan SQ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu IQ, EQ, dan SQ.
2. Untuk mengetahui Pentingnya Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ pada Setiap
Individu.
3. Untuk mengetahui hubungan antara IQ, EQ, dan SQ.
4. Untuk mengetahui Tips Meningkatkan IQ, EQ, dan SQ.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya
organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak
yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya
5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori
sekitar 94 %.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ
(Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam
belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan
sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic)
yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang
cukup.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang
rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan
Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
3
Idiot 0 - 25
4
Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan menyelaraskan perasaan
(emosi) dengan lingkungannnya sehingga dapat memelihara harmoni kehidupan
individunya dengan lingkungannya/orang lain.
Kemampuan mengenal emosi orang lain yaitu kemampuan memahami emosi
orang lain (empaty) serta mampu mengkomunikasikan pemahaman tersebut
kepada orang lain yang dimaksud.
Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan mendorong dan
mengarahkan segala daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan, keinginan dan
cita-citanya. Peran memotivasi diri yang terdiri atas antusiasme dan keyakinan
pada diri seseorang akan sangat produktif dan efektif dalam segala aktifitasnya
Kemampuan mengembangkan hubungan adalah kemampuan mengelola emosi
orang lain atau emosi diri yang timbul akibat rangsang dari luar dirinya.
Kemampuan ini akan membantu individu dalam menjalin hubungan dengan orang
lain secara memuaskan dan mampu berfikir secara rasional (IQ) serta mampu
keluar dari tekanan (stress).
5
menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman tersebut akan
menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya
Dapat dimengerti kenapa orang yang EQ-nya baik, sekaligus kehidupan sosialnya juga
baik. Tidak lain karena orang tersebut dapat merespon tuntutan lingkungannya dengan
tepat.
Di samping itu, kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran
komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri. Oleh
karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (intra
personal) seperti self awamess (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self
regulation (mengatur diri), dan terhadap orang lain (interpersonal) seperti empathy,
kemampuan memahami orang lain dan social skill yang memungkinkan setiap orang
dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya
saat menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Mantan Presiden
Soeharto dan Akbar Tandjung adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan
emosional tinggi, mampu mengendalikan emosinya dalam berkomunikasi.
Dalam bahasa agama , EQ adalah kepiawaian menjalin "hablun min al-naas".
Pusat dari EQ adalah "qalbu" . Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling dalam,
mengubah sesuatu yang dipikirkan menjadi sesuatu yang dijalani. Hati dapat
mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh otak. Hati adalah sumber
keberanian dan semangat , integritas dan komitmen. Hati merupakan sumber energi
dan perasaan terdalam yang memberi dorongan untuk belajar, menciptakan kerja
sama, memimpin dan melayani.
6
Karena adanya kepercayaan di dalam dirinya, dan juga bisa melihat apa potensi dalam
dirinya. Karena setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan juga ada
kekurangannya. Intinya, bagaimana kita bisa melihat hal itu. Intelejensia spiritual
membawa seseorang untuk dapat menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, dan tentu
saja dengan Sang Maha Pencipta.
Denah Zohar dan Ian Marshall juga mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain.
Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan
kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Dari pernyataan tersebut, jelas SQ saja tidak dapat
menyelesaikan permasalahan, karena diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan
emosi dan intelektualnya. Jadi seharusnya IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang
mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa-raga yang penuh
keseimbangan. Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat sebuah model ESQ yang
merupakan sebuah keseimbangan Body (Fisik), Mind (Psikis) and Soul (Spiritual).
Selain itu menurut Danah Zohar & Ian Marshall: SQ the ultimate intelligence: 2001, IQ
bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam
(telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi ‘pusat-diri’
Kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai
perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna
yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama
dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi
terkapling-kapling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan
pencerahan jiwa. Orang yang ber-SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup
dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan
yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan
jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
7
Mengenalkan SQ Pengetahuan dasar yang perlu dipahami adalah SQ tidak mesti
berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang
dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung
pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan
kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri.
8
memecahkan soal fisika atau mempunyai pengetahuan yang luas, belum tentu dapat
berhasil atau mungkin biasa-biasa saja kehidupannya. Bisa jadi mereka tidak
mempunyai EQ (Emotional Quotient) yang baik seperti tidak bisa mengontrol amarah,
tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, kurang terbuka, tidak bisa berempati, tidak
bisa memaafkan, sinis, dan gampang curiga. Memahami emosinya sendiri,
mengendalikan emosi, memotivasi diri sendiri, memahami emosi orang lain, dan
menangani hubungan dengan orang lain merupakan kunci keberhasilan dalam
mengelola hidup. Hal-hal ini merupakan keterampilan hidup yang lebih banyak
dibangun oleh EQ ketimbang IQ. Banyak kepemimpinan yang gagal bukan karena
pemimpinnya yang bodoh, tetapi karena ia tidak punya kecerdasan emosi. Bagaimana
ia mengenal dan mengerti orang lain jika ia tidak mengerti dirinya sendiri? Ia tidak
punya keterampilan sosial. “To understand others, we must understand ourselves.
Kita tidak bisa hidup hanya dengan mengandalkan satu atau dua kecerdasan.
Sebagai contoh penerapan kecerdasan IQ tanpa EQ adalah Ara yang tidak terlalu
pintar dalam pelajaran matematika, tapi ia selalu diperebutkan dalam pembagian
kelompok. Ara memang bukan siswa yang cerdas dalam bidang intelektual (IQ), namun
Ara memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi sehingga ia mampu memahami,
berkomunikasi, dan bersosialisasi. Contoh lain adalah penerapan IQ dan EQ tanpa SQ.
Banyak koruptor yang cerdas dalam berstrategi yang tentunya membutuhkan IQ yang
tinggi. Sementara dalam pelaksanaan strategi, ia juga mampu bernegosiasi,
berkomunikasi dan mampu merebut hati orang agar mau diajak berspekulasi dan
berkompromi dengannya sehingga membutuhkan kecerdasan emosi (EQ). Namun, niat
dan akhlak koruptor sangat buruk. Ia tidak mempunyai kejujuran, tidak bertanggung
jawab, dan tidak amanah pada pekerjaannya. Itulah contoh jika kita hanya
mengandalkan satu atau dua kecerdasan saja.
Untuk menghasilkan pribadi yang utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual
maka kita harus mampu menggabungkan IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional
Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient) secara maksimal karena ketiga kecerdasan ini
adalah perangkat yang bekerja dalam satu sistem yang saling berkaitan dalam diri
manusia, sehingga tidak tepat jika dipisahkan fungsinya.
9
C. Hubungan Antara IQ, EQ, dan SQ.
IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan nalar manusia, yaitu kemampuan untuk
menganalisis, menentukan, memahami, menentukan sebab-akibat, berfikir abstrak, berbahasa,
memvisualisasikan sesuatu. IQ ini pada mulanya dipandang sebagai penentu keberhasilan
seorang. Namun pada perkembangan IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling dasar
untuk menentukan keberhasilan manusia karena kecerdasan seseorang tidak dapat dilihat
hanya dari kecerdasan otaknya saja.
SQ (Spiritual Quotient) adalah pusat dari kecerdasan IQ dan EQ, dimana SQ ini yang
akan mengarahkan kecerdasan yang lain. Jika SQ kita tinggi tentu kecerdasan IQ dan EQ kita
akan terarah kedalam kebaikan dan membawa manfaat kepada orang lain. Dan jika sebaiknya
SQ kita rendah pengetahuan kita akan membawa dampak buruk pada orang lain. Sebagai
contoh ada teman kita yang nilai rata-ratanya selalu bagus, tingat emosionalnya selalu bisa
diatur dengan baik tetapi SQ dia rendah, maka mungkin saja kecerdasan yang dia miliki tidak
akan membawa dampak baik pada orang lain. Bisa dikatakan akan merugikan, yang paling
ekstrem kecerdasannya digunakan untuk mencuri dan membobol bank, dll.
IQ, EQ, dan SQ adalah 3 buah gabungan yang tidak bisa dipisahkan. Dalam hidup
manusia, kecerdasan intelijen tidak akan sempurna tanpa kecerdasan emsional, dan tidak akan
sempurna jika tidak dibarengi dengan kecerdasan spiritual. Manusia diberi oleh Tuhan 2 buah
harta benda yang sangat amat bernilai harganya, yakni akal pikiran dan hati nurani. Lewat
keduanya lah manusia di wajibkan untuk menjadi pemimpin dimuka bumi. Sesuatu yang baik
adalah sesuatu yang dikerjakan secara seimbang, begitu pula dengan manusia. Seimbangnya
IQ, EQ, dan SQ akan membuat jiwa kita menjadi lebih seimbang dalam menjalani hidup.
10
1. Makan secara teratur, serta makan makanan yang banyak mengandung
nutrisi untuk kesehatan otak.
2. Istirahat cukup.
3. Motivasi diri untuk selalu optimis dan hilangkan rasa malas.
4. selalu berpikir positif.
5. kembangkan keterampilan otak dengan kegiatan puzzle, tebak kata, teka teki
silang, dll.
6. batasi waktu yang tidak berguna, misalnya bermain secara berlebih.
Tips Meningkatkan EQ
Tips Meningkatkan SQ
1. seringlah melakukan mawas diri dan perenungan mengenai diri sendiri, kaitan
hubungan dengan orang lain, serta peristiwa yang dihadapi.
2. kenali tujuan, tanggungjawab dan kewajiban hidup kita .
3. tumbuhkan kepedulian, kasih sayang dan kedamaian.
4. ambil hikmah dari segala perubahan didalam kehidupan sebagai jalan untuk
meningkatkan mutu kehidupan.
11
5. kembangkan tim kerja dan kemitraan yang saling asah-asih-asuh.
6. belajar mempunyai rasa rendah hati dihadapan TUHAN dan sesama manusia.
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
IQ (Intelligence Quotient) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang
pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing
individu tersebut. EQ (Emotional Qoutient), menurut Ge Muzaik kecerdasan emosional
(EQ) adalah kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi,
baik emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain, dengan tindakan konstruktif, yang
berupaya bekerjasama dengan tim yang mengacu pada produktivitas dan bukan pada
konflik. Spiritual Quotient (SQ) adalah suatu kecerdasan dimana kita berusaha
menyelesaikan masalah dalam hidup berdasarkan nilai-nilai agama yang diyakini.
Kemunculan IQ akan dapat diketahui tingkat keberadaan dan tinggi IQ seorang
anak tersebut. Berkembang bersamaan dengan sejarah manusia itu sendiri, kebutuhan
untuk mengatasi,beradaptasi,dan bergaul dengan manusia lain. Kecerdasan spiritual
lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber-SQ tinggi mampu memaknai
penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah,
bahkan penderitaan yang dialaminya.
Ukuran keberhasilan seseorang ternyata bukan ditentukan oleh tingkat rasionalitas
atau IQ namun ditentukan oleh kecerdasan emosi (EQ). Kecerdasan spiritual mampu
mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang mempunyai kebermaknaan
(SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia
peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan
memberi sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis. Bila ia telah
tenang karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berfikir secara
optimal (IQ).
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang IQ, EQ, dan SQ. Selanjutnya
penulis juga mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan
13
makalah ini. Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://silviastrilyani.wordpress.com/2013/02/11/pengertian-iq-eq-dan-sq/
http://rief-ham.blogspot.com/2012/05/pengertian-iq-eq-dan-sq.html
http://witalestari24.blogspot.com/2012/11/hubungan-iq-eq-dan-sq.html
https://www.kompasiana.com/rindangayu/5d90d515097f364a480dba23/mengenal-empat-
kecerdasan-manusia-iq-eq-sq-dan-tq
15