Anda di halaman 1dari 35

TATACARA PEMBERIAN REKOMENDASI

BAGI LEMBAGA KEAGAMAAN DI


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Budi Hartono, S.Si, M.Si

Yogyakarta, 25 Maret 2021


Budi Hartono, S.Si, M.Si

- Kepala Badan Kesbangpol Kulon Progo (2020-skrg)


- Kepala Kantor Kesbangpol KP (2018-2020)
- Kepala Bidang Pemuda & Olahraga Dikpora(2016-2018)
- Kepala Bidang Pendapatan BKAD( s/d 2016)
Outline

I. Pengertian Lembaga / Ormas


II. Sejarah Ormas
III.Pentingnya Pengaturan
IV.Regulasi
V. Teknis Administrasi
Pengertian Organisasi (ormas)

Pengertian Umum Organisasi :


adalah “sebuah wadah atau tempat
berkumpulnya sekelompok orang untuk
bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terkendali, dan terpimpin untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada”.
Negara = Organisasi publik
Masyarakat → Madani → Civil Society
Sejarah Organisasi (Kemasyarakatan)

Organisasi Masyarakat di masa


Pergerakan Nasional :
• Budi Utomo (1908, Wahidin/Sutomo)
• Serikat Islam (1912, HOS Cokro) di solo
• Indische Partij (1912, dr. Douwes Dekker, Ki Hajar,
dr. Cipto) di Bandung;
• Perhimpunan Indonesia (di Belanda) 1908 Sutan dan
Noto Suroto
• PNI (1925, Ir Soekarno) di Surabaya
• Muhammadiyah (1912, KH A Dahlan) di Yogyakarta
• Nadhlatul Ulama (NU) (1926, KH Hasyim Asy’ari) di
Surabaya
Pentingnya Pengaturan… (Setelah Merdeka)

• bahwa kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat


merupakan bagian dari hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam NKRI ;
• Bahwa setiap orang wajib menghormati hak asasi dan kebebasan orang lain
dalam rangka tertib hukum serta menciptakan keadilan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
• bahwa sebagai wadah dalam menjalankan kebebasan berserikat, berkumpul,
dan mengeluarkan pendapat, organisasi kemasyarakatan berpartisipasi dalam
pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional dalam wadah NKRI yang
berdasarkan Pancasila;
Pentingnya Pengaturan…

• bahwa Negara berkewajiban melindungi kedaulatan Negara


Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• bahwa terdapat organisasi kemasyarakatan tertentu yang dalam
kegiatannya tidak sejalan dengan asas organisasi
kemasyarakatan sesuai dengan anggaran dasar organisasi
kemasyarakatan yang telah terdaftar dan telah disahkan
Pemerintah, dan bahkan secara faktual terbukti ada asas
organisasi kemasyarakatan dan kegiatannya yang bertentangan
dengan Pancasila dan Undang-UndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Perppu no. 2
UU 17 /2013 UU 16 / 2017
Tahun 2017
• Tentang : Organisasi • TENTANG • TENTANG PENETAPAN
Kemasyarakatan PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH
UNDANG-UNDANG PENGGANTI UNDANG –
NOMOR 17 TAHUN UNDANG NOMOR 2
2013 TENTANG TAHUN 2OT7 TENTANG
ORGANISASI PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG
KEMASYARAKATAN NOMOR 17 TAHUN 2013
TENTANG ORGANISASI
KEMASYARAKATAN
MENJADI UNDANG-
UNDANG
Perubahan (antara lain)

UU 17 / 2013 UU 16 / 2017
• Organisasi Kemasyarakatan yang • Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya
selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi disebut Ormas adalah organisasi yang
yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara
secara sukarela berdasarkan kesamaan sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi,
aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan,
kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dan tujuan untuk berpartisipasi dalam
dalam pembangunan demi tercapainya pembangunan demi tercapainya tujuan Negara
tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia yang
yang berdasarkan Pancasila. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
UU 17 / 2013 (asas, ciri, dan sifat)

BAB II
Pasal 2
• Asas Ormas tidak bertentangan
dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Tujuan Ormas :
Ormas bertujuan untuk:
a) meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;
b) memberikan pelayanan kepada masyarakat;
c) menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
d) melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya yang
hidup dalam masyarakat;
e) melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
f) mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, dan toleransi
dalam kehidupan bermasyarakat;
g) menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa;
h) mewujudkan tujuan negara.
UU 17 /
2013
UU 17 /
2013
UU 17
2013
Hak & Kewajiban ORMAS
Ormas berhak: Ormas berkewajiban:
a) mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi a) melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan
secara mandiri dan terbuka; organisasi;
b) memperoleh hak atas kekayaan intelektual untuk b) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta
nama dan lambang Ormas sesuai dengan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) memperjuangkan cita-cita dan tujuan organisasi; c) memelihara nilai agama, budaya, moral, etika, dan
norma kesusilaan serta memberikan manfaat untuk
d) melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan masyarakat;
organisasi; d) menjaga ketertiban umum dan terciptanya
e) mendapatkan perlindungan hukum terhadap kedamaian dalam masyarakat;
keberadaan dan kegiatan organisasi; dan e) melakukan pengelolaan keuangan secara transparan
f) melakukan kerja sama dengan Pemerintah, dan akuntabel; dan
Pemerintah Daerah, swasta, Ormas lain, dan pihak f) berpartisipasi dalam pencapaian tujuan negara.
lain dalam rangka pengembangan dan
keberlanjutan organisasi.
Larangan Bagi Ormas :

Pasal 59
(1) Ormas dilarang:
a) menggunakan nama, lambang, bendera, atau atribut yang sama dengan
narna, lambang, bendera, atau atribut lembaga pemerintahan;
b) menggunakan dengan tanpa izin nama, lambang, bendera negara lain atau
lembaga/badan internasional menjadi narna, lambang, atau bendera Ormas;
dan/atau
c) menggunakan nama, lambang, bendera, atau tanda gambar yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang,
bendera, atau tanda gambar Ormas lain atau partai politik.
(2) Ormas dilarang:
a) menerima dari atau memberikan kepada
pihak manapun sumbangan dalam bentuk
apapun yang bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan / atau
b) mengumpulkan dana untuk partai politik.
(3) Ormas dilarang:
a) melakukan tindakan permusuhan terhadap suku, agama, ras,
atau golongan;
b) melakukan penyalahgunaan, penistaan, atau penodaan
terhadap agama yang dianut di Indonesia;
c) melakukan tindakan kekerasan, mengganggu ketenteraman
dan ketertiban umum, atau merusak fasilitas umum dan
fasilitas sosial;
d) melakukan kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang
penegak hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Ormas dilarang:
a) menggunakan nama, lambang, bendera, atau simbol
organisasi yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan Nama, lambang, bendera, atau
simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi terlarang;
b) melakukan kegiatan separatis yang mengancam kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c) menganut, mengembangkan, serta Menyebarkan ajaran atau
paham yang bertentangan dengan Pancasila.
Tindaklanjut UU…

1. Permendagri Nomor 56 Tahun 2017 Tentang Pengawasan Organisasi


Kemasyarakatan di Bawah kementerian dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah;
2. Permendagri Nomor 57 Tahun 2017 Tentang Pendaftaran dan Pengelolaan
Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan;
3. Permendagri Nomor 58 Tahun 2017 Tentang Kerja Sama Kementerian Dalam
Negeri Dan Pemerintah Daerah Dengan Organisasi Kemasyarakatan Dan
Badan Atau Lembaga Dalam Bidang Politik Dan Pemerintahan Umum
• Ormas dinyatakan terdaftar apabila Sudah memiliki
Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
• SKT diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri

• Ormas dapat berjenjang


• Tidak Berjenjang

Pendaftaran Ormas yang tidak berbadan hukum dan


memiliki struktur kepengurusan berjenjang, dilakukan oleh
pengurus Ormas di tingkat pusat kepada Menteri cq. Dirjen
Politik dan Pemerintahan Umum.

Pendaftaran Ormas yang tidak berbadan hukum dan memiliki


struktur kepengurusan tidak berjenjang dilakukan oleh
pengurus Ormas sesuai dengan domisili sekretariatnya
PENDATAAN ORMAS DI DAERAH
Pengurus Ormas Berbadan Hukum
melaporkan keberadaanya kepada Instansi
Pemerintah yang membidangi Keormasan

Pengurus Ormas Yang memiliki struktur


organisasi berjenjang wajib melaporkan
keberadaanya di daerah kepada Instansi
Pemerintah yang membidangi Keormasan

Pendataan Ormas dilakukan Aparat


Pemerintah yang membidangi Keormasan
terhadap Ormas yang tidak berbadan
Hukum dan Belum Terdaftar
TATA CARA PENGAJUAN PENDAFTARAN
ORMAS
Pengurus Ormas mengajukan permohonan pendaftaran secara
tertulis kepada Menteri Dalam Negeri melalui unit layanan
administrasi Kementerian dengan tembusan kepada gubernur dan
bupati/wali kota

Permohonan pendaftaran dapat disampaikan melalui gubernur


atau bupati/wali kota pada unit layanan administrasi di daerah
provinsi atau kabupaten/kota

Permohonan pendaftaran melalui bupati/wali kota dengan tembusan


kepada Gubernur

Permohonan pendaftaran melalui Gubernur dengan tembusan


kepada bupati/wali kota.
Unit layanan administrasi di daerah provinsi atau
daerah kabupaten/kota di antaranya di
Badan/Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Permohonan pendaftaran diajukan dan


ditandatangani oleh pendiri dan pengurus Ormasi

Dalam hal pendiri meninggal dunia atau berhalangan


tetap, permohonan pendaftaran Ormas dapat
diajukan dan ditandatangani oleh pengurus Ormas
LAMPIRAN (SAAT PENDAFTARAN) :

a. formulir isian data Ormas;


b. surat pernyataan tidak berafiliasi secara kelembagaan dengan Partai Politik;
c. surat pernyataan bahwa nama, lambang, bendera, tanda gambar, simbol, atribut, dan cap
stempel yang digunakan belum menjadi hak paten dan/atau hak cipta pihak lain serta
bukan merupakan milik Pemerintah;
d. rekomendasi dari kementerian yang melaksanakan urusan di bidang agama untuk Ormas
yang memiliki kekhususan bidang keagamaan;
e. rekomendasi dari kementerian dan/atau perangkat daerah yang membidangi urusan
kebudayaan untuk Ormas yang memiliki kekhususan bidang kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa; dan
f. surat pernyataan kesediaan atau persetujuan dari pejabat negara, pejabat pemerintahan,
dan/atau tokoh masyarakat yang bersangkutan, yang namanya dicantumkan dalam
kepengurusan Ormas.
g. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
Ormas atau sebutan pengurus lainnya.
Keanggotaan Dalam Organisasi Kemasyarakatan

Susunan pengurus sebagaimana


dimaksud paling sedikit terdiri atas:

a. ketua atau sebutan lain;


b. sekretaris atau sebutan lain; dan
c. bendahara atau sebutan lain.

Seluruh pengurus dan anggota Ormas harus


berkewarganegaraan Indonesia
Dokumen susunan pengurus mencakup :

a.biodata pengurus organisasi, (ketua, sekretaris


dan bendahara atau sebutan lainnya);
b.pas foto pengurus organisasi berwarna, uk 4 x 6
terbaru dalam waktu 3 (tiga) bulan terakhir;
c.foto copy KTP Elektronik dari pengurus organisasi;
d.surat keputusan tentang susunan pengurus Ormas
secara lengkap yang sah sesuai dengan AD/ART
Ormas.
Pemeriksaan Dokumen
Keabsahan

Untuk permohonan Pendaftaran


melalui unit layanan administrasi
daerah, pemeriksaan keabsahan
dokumen Pendaftaran dilakukan
oleh Badan/Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik di daerah
provinsi atau daerah
kabupaten/kota
SKT
(Belaku 5 Th)

lengkap REKOMENDASI
ditolak

Tidak
KEMBALI
lengkap
PELAPORAN KEGIATAN ORMAS

Ormas menyampaikan laporan


perkembangan organisasi dan
kegiatan organisasi setiap 6
(enam) bulan sekali yang
ditandatangani ketua dan
sekretaris atau sebutan lainnya
kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bupati/Wali Kota melalui Kepala


Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
melakukan pembinaan dan
pengawasan Ormas yang tidak
berbadan hukum di daerah
kabupaten/kota dalam wilayahnya
TIM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bupati/Walikota membentuk Tim Pengawasan Ormas Terpadu, dengan
susunan keanggotaan, yang terdiri atas:
a. Penanggung Jawab : Bupati/Walikota.
b. Ketua : Kepala Badan Kesbangpol
c. Sekretaris : Kepala Bidang/Kepala Seksi Badan Kesbangpol
d. Anggota :
1. Unsur Pejabat Struktural yang membidangi Ormas di Kodim
2. Unsur Pejabat Struktural yang membidangi Ormas di Polres.
3. Unsur Pejabat Struktural yang membidangi Ormas di Kejaksaan Negeri.
4. Pejabat Struktural di kabupaten/kota dan/atau instansi vertikal terkait
lainnya sesuai kebutuhan.
TUGAS TIM PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
✓MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP ORMAS DI DAERAH
✓MONITORING DAN PENGAWASAN
✓MENERIMA LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT
✓MELAKUKAN MEDIASI TERHADAP SENGKETA ORMAS
✓MELAKUKAN KAJIAN KERJASAMA ORMAS
✓MELAKUKAN PENDATAAN
✓MELAPORKAN HASIL KEGIATAN KEPADA BUPATI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai