Anda di halaman 1dari 5

Jenis Entitas Nirlaba di Indonesia

Dalam artikel ini, kami mengeksplorasi organisasi nirlaba Indonesia dan persyaratan pembebasan pajak
yang sering diandalkan oleh NGOsource untuk sertifikasi ED. Kami sebelumnya telah menganalisis jenis
entitas di India , Israel , dan Afrika Selatan , dan di sini kami mendalami entitas hukum yang ada di
Indonesia.

Di Indonesia, istilah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM, dalam Bahasa inggris secara literal
diterjemahkan sebagai CDO atau Civil Development Organization) adalah istilah yang umumnya
digunakan untuk menyebut LSM atau organisasi masyarakat sipil lainnya. LSM didefinisikan dalam
Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 8 Tahun 1990 , sebagai organisasi yang anggotanya
adalah warga negara Republik Indonesia yang secara sukarela melakukan kegiatan tertentu yang
ditentukan oleh organisasi sebagai bentuk komunitas. partisipasi, untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat.

Ada beberapa tipe entitas Indonesia yang biasanya dievaluasi oleh NGOsource. Meskipun jenis entitas
organisasi tidak pernah menentukan, NGOsource sering kali mengesahkan tiga jenis organisasi berikut:
Organisasi Masyarakat, Yayasan, dan Asosiasi.

Tujuan dan Fungsi LSM

Sesuai dengan undang undang yang juga mengacu pada UUD 1945, menjelaskan bahwa pembentukan
Lembaga swadaya masyarakat bertujuan untuk:
1. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3. Menjaga nilai-nilai agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya yang hidup dalam
masyarakat.
5. Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan.
6. Mengembangkan solidaritas sosial, gotong royong, dan toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat.
7. Melindungi, memelihara, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
8. Mewujudkan cita-cita negara.

Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)

Organisasi Kemasyarakat atau yang secara umum juga disebut sebagai “Organisasi Massa” adalah suatu
jenis badan yang dibentuk secara sukarela oleh masyarakat berdasarkan kesamaan aspirasi, keinginan,
kebutuhan, minat, kegiatan, dan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi. Negara Kesatuan Republik
Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Di sini “Pancasila” adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan Lima Prinsip dari konsep pendirian Indonesia yang dirumuskan oleh Presiden Pertama,
Soekarno pada tahun 1945. Lima Prinsip itu terdiri dari Ketuhanan (monotheisme), kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan dan nasionalisme Indonesia, kebijaksanaan memimpin demokrasi dan
representasi rakyat, dan keadilan sosial.

kemasyarakatan dapat melakukan kegiatan sebagai berikut:


1. Pembagian kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan organisasi.
2. Membina dan mengembangkan anggota untuk mewujudkan tujuan organisasi.
3. Penyaluran aspirasi masyarakat.
4. Pemberdayaan masyarakat.
5. Pemenuhan bakti sosial.
6. Partisipasi masyarakat untuk memelihara dan memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa.
7. Menjaga dan melestarikan norma, nilai, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Sesuai dengan kegiatan di atas, beberapa Ormas mungkin tidak bisa dianggap sebagai Lembaga amal jika
merujuk pada aturan IRS Amerika Serikat, karena organisasi ini juga memiliki hak untuk menyalurkan
aspirasi masyarakat yang beragam, termasuk hobi dan profesi.

Secara umum, cukup sulit untuk membedakan antara Organisasi Kemasyarakatan, Yayasan, dan
Perkumpulan (dijelaskan di bawah) karena semua lembaga tersebut merupakan LSM. Diharapkan ke
depan akan terjadi pergeseran makna istilah Kemasyarakatan atau Ormas. Jika tidak segera diperjelas,
maka istilah Ormas akan menjadi istilah umum yang menjadikan semua organisasi di sektor masyarakat
sipil menjadi Ormas .

Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum dan diakui sebagai badan hukum akan secara
otomatis terdaftar berdasarkan Undang Undang tentang Organisasi Kemasyarakatan . Kemudian dapat
dibentuk menjadi dua entitas yang berbeda: sebagai Yayasan yang tidak memiliki keanggotaan, atau
sebagai Asosiasi yang memiliki keanggotaan. Artinya, Ormas yang tidak berstatus badan hukum tetap
dapat beroperasi, tetapi harus memperoleh “Surat Keterangan Terdaftar” secara terpisah, baik dari
Kementerian Dalam Negeri maupun Pemerintah Daerah, tergantung pada jumlah dan cakupan
keanggotaannya.

Apabila organisasi tersebut tidak berbentuk Yayasan atau Perkumpulan, Ormas tetap berhak:
1. mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri dan terbuka;
2. memperoleh hak atas kekayaan intelektual atas nama dan lambang Ormas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. memperjuangkan cita-cita dan tujuan organisasi;
4. melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi;
5. memperoleh perlindungan hukum terhadap keberadaan dan kegiatan organisasi; dan
6. bekerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta, Ormas lain, dan pihak lain
dalam rangka pengembangan dan keberlanjutan organisasi.
Yayasan

Yayasan, adalah badan hukum swasta, tanpa keanggotaan dan kepemilikan individu, dan kekayaannya
didedikasikan untuk kegiatan amal. Namun, undang-undang asli dan perubahannya tidak memiliki
definisi yang jelas tentang "amal". Selanjutnya Yayasan didirikan sebagai organisasi swasta, sekalipun
organisasi tersebut dikelola oleh orang-orang yang juga berkedudukan sebagai pejabat publik dan
dibiayai oleh pemerintah.

Ada tiga jenis Yayasan:


1. Sosial
Jenis ini memiliki berbagai kegiatan mulai dari Kesehatan, Panti Asuhan, Penelitian dan
Pengembangan, dan Pendidikan
2. Kemanusiaan
Organisasi ini fokus pada kebutuhan kemanusiaan.
3. Keagamaan
Jenis yayasan ini memiliki tanah dan mengelola berbagai rumah ibadah seperti gereja, masjid,
pura. Seperti yayasan sosial, mereka juga mengelola madrasah, beberapa pondok pesantren dan
berbagai kegiatan terkait agama lainnya. Pembentukan organisasi berbasis keagamaan ini juga
diatur di bawah Kementerian Agama.

Operasional Yayasan:
Pendirian yayasan dilakukan berdasarkan ketentuan hukum sebagai berikut:
1. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih. “Satu orang” dapat berupa orang perseorangan
atau badan hukum. Pendiri yayasan dapat warga negara Indonesia, tetapi orang tersebut
dapat juga orang asing (orang asing atau badan hukum asing). Ada peraturan pemerintah
tersendiri untuk yayasan yang didirikan oleh orang atau Lembaga asing.
2. Pendiri suatu yayasan wajib memisahkan kekayaan yayasan dari kekayaan pribadi pendiri .
Artinya, pendiri harus mengalokasikan sejumlah dana tertentu yang dipersyaratkan oleh
undang-undang untuk mendirikan yayasan.
Menurut pasal 6, peraturan no.63 Tahun 2008, kekayaan yang diperlukan untuk pendirian
yayasan ditetapkan sebagai berikut:
(1) Jika Yayasan didirikan oleh orang yang berstatus Warga Negara Indonesia, maka
pemisahan harta kekayaan pribadi paling sedikit Rp 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah)
(2) Jika yayasan didirikan oleh orang yang berstatus Warga Negara Asing bersama-sama
dengan orang yang berkewarganegaraan Indonesia, maka pemisahan harta kekayaan
pribadi paling sedikit sebesar 100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah).

Perkumpulan (Asosiasi)
Menurut peraturan tersebut, perkumpulan adalah badan hukum yang merupakan kumpulan
orang-orang yang didirikan untuk mewujudkan maksud dan tujuan bersama tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan serta tidak membagi keuntungan dengan para anggotanya.

Dengan status hukumnya, perkumpulan memiliki kelebihan yaitu dapat bertindak sebagai subjek hukum
yang mandiri di dalam hukum. Artinya suatu persekutuan dengan badan hukum dapat melakukan
hubungan keperdataan atas nama persekutuan itu sendiri. Perkumpulan mempunyai wewenang untuk
melakukan perbuatan hukum perdata seperti jual beli, perjanjian, kepemilikan tanah, perjanjian, sewa
menyewa, dan berbagai perbuatan perdata lainnya, sepanjang diizinkan oleh undang-undang
perkumpulan.

Kekurangan dari bentuk perkumpulan dengan badan hukum adalah proses pendiriannya yang cukup
lama. Selain itu, karena aset asosiasi tidak dibatasi secara hukum untuk tujuan amal (seperti halnya
yayasan), organisasi semacam itu sering kali tidak memiliki terminologi yang jelas khususnya mengenai
pembubaran dalam dokumen kelembagaan mereka untuk memenuhi syarat Penetapan Kesetaraan.
NGOsource biasanya membantu asosiasi-asosiasi Indonesia mengubah dokumen pemerintahan mereka
untuk memenuhi persyaratan ini.

Perkumpulan yang bukan badan hukum tunduk pada ketentuan hukum. Bisa berbentuk partai politik,
lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau perkumpulan biasa yang merupakan sekumpulan orang yang
memiliki hobi, minat, keinginan, pekerjaan, dan/atau tujuan yang sama.

Meskipun proses pendiriannya tunduk pada aturan yang berbeda, perkumpulan yang bukan badan
hukum tetap harus didirikan dengan akta notaris dan terdaftar di Kementerian Dalam Negeri.

Sumber dan Sumber Terkait:


- Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor
16 Tahun 2001
- Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan
Asosiasi
- UU 17/2013 tentang Ormas
- Peraturan Pemerintah 2/2017 tentang
- Putusan Mahkamah Konstitusi 82/2013
- Pasal 1 Staatsblad Tahun 1927 Nomor 156 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang
Pengangkatan Badan Hukum Yang Dapat Memiliki Hak Milik atas Tanah
- UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU
28/2004”).
- Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 8 Tahun 1990
- Kompendium Hukum Yayasan, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementrian Hukum dan HAM
Republik Indonesia, 2012 ( komp_2012_yayasan.pdf (bphn.go.id) )
- https://www.hukumonline.com/berita/a/tujuan-fungsi-pendirian-keanggotaan-ormas-lt623d20d
c2cbaa?page=1
- https://www.hukumonline.com/berita/a/perbedaan-antara-ormas-dan-organisasi-masyarakat-si
pil-lt61fceb4cea1c0/
- PERKUMPULAN BERBADAN HUKUM VS PERKUMPULAN TIDAK BERBADAN HUKUM - Legal2Us
- https://www.icnl.org/resources/civic-freedom-monitor/indonesia (ICNL)

Anda mungkin juga menyukai