Anda di halaman 1dari 11

FALSAFAT PANCASILA

Secara etimologis istilah “filsafat” atau bahasa Inggrisnya disebut “philosophi” berasal dari bahasa
Yunani “philien” (cinta) dan “sophos” (hikmah/kearifan) atau bisa juga diartikan “cinta kebijaksanaan”.
filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah. peninjauan dalam diri yang bersifat reflektif
atau berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan adil dan bahagia.
Wawasan filsafat terdiri dari beberapa aspek, yaitu Aspek Ontologi (eksistensi), Epistemologi
(Metode/cara), dan Aksikologi (nilai dan estetika). Aliran filsafat juga terbagi atas beberapa sifat yaitu
Materialisme (kebendaan), Idealisme / Spiritualisme (ide dan spirit), Realisme (Realitas).
Pancasila adalah dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam UUD 1945, dundangkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tahun II No. 7 bersama dengan UUD 1945.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang dianggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling
adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :
1. Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran
mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui
keterbatasan kemampuan manusia.
2. Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari kebenaran dan
kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut
dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life / weltanschaung) agar mencapai
kebahagiaan lahir dan bathin (Pancasilais).
Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
1.Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
2.adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang sejahtera
3.(Wellfare State).
Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan
kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang
secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,
wilayah serta pemerintahan negara.
Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia
Menurut Dewan Perancang Nasional :
kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Instrumen Nasional dan Internasional HAM
Telah dituliskan: Maret 27, 2011 | Penulis: bebelf | Filed under: tugas bella | Tags: tugas |Leave a comment »

 Instrumen nasional HAM, yang terdiri atas peraturan perundang-undangan yang


mengatur HAM seperti di bawah ini :

1) ketetapan MPR Nomor XVII Tahun 1998 tentang Hak Asasi Manusia.

2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

 Instrumen internasional HAM, yang terdiri atas :

1) Piagam PBB, 1945

2) Deklarasi Universal HAM, 1945

3) Instrumen intrnasional lain mengenai HAM yang telah disahkan dan diterima oleh
Indonesia.

4) Secara umum, instrumen-instrumen HAM lahir dengan dasar dengan dasar pertimbangan
untuk menegakkan dan melindungi HAM serta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam
UUD 1945 hal tersebut tersirat dalam bunyi pembukaanya.

5) Sementara itu dalam UU No 39 tahun 1999 dan UU No 26 tahun 2000 dasar pertimbangan
kelahiranya disebutkan sebagai berikut :

1. Dasar pertimbangan lahirnya UU No 39 tahun 1999 tentang HAM adalah :

a. bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban
tugas mengelola dan memelhara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan
penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya
dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya
serta keharmonisan lingkungannya;

b. Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia,
bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan
tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun;
c. Selain hak asasi, manusia mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap
yang lain dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

d. Bangsa Indonesia sebagai anggota PBB mengemban tanggungjawab moral dan hukum
untuk menjunjung tingggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang HAM yang ditetapkan
oleh PBB, serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai mengenai HAM yang telah
diterima oleh negara Republik Indonesia; serta

1. Sebagai upaya melaksanakan Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM


2. 2. dasar pertimbangan lahirnya UU. No.
3. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM adalah:
4. a. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri
manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun;
5. b. bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan
HAM serta memberi perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman kepada
perorangan ataupun masyarakat, perlu segera dibentuk suatu Pengadilan HAM untuk
menyelesaikan pelanggaran HAM yang berat sesuai dengan ketentuan Pasal 104 ayat (1)
UU. No. 39 Tahun 1999 tentang HAM;

1. c. bahwa pembentukan Pengadilan HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yang


berat telah diupayakan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang No. 1 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM yang dinilai tidak
memadai, sehingga tidak disetujui oleh DPR Republik Indonesia menjadi Undang-
undang, dan oleh karena itu, peraturan pemerintahan

Mendeskripsikan Otonomi Daerah

1. Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundangt-undangan.

2. Tujuan Otonomi Daerah

Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.


2. Pengembangan kehidupan demokrasi.
3. Keadilan.
4. Pemerataan.
5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI.
6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
7. Menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Syarat-syarat pembentukan Otonomi Daerah

Syarat-syarat pembentukan daerah sesuai dengan pasal 5, antara lain :

 Administrasi

1) Untuk provinsi meliputi persetujuan DPRD provinsi dan Gubernur.

2) Untuk kabupaten/kota meliputi persetujuan DPD kabupaten/kota dan Bupati/Walikota.

 Teknis, meliputi faktor sebagai berikut :

1) Kemampuan ekonomi.

2) Potensi daeah.

3) Social budaya.

4) Social politik.

5) Kependudukan.

6) Luas daerah.

7) Pertahanhan.

8) Keamanan.

9) Factor lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.

 Fisik, meliputi :

1) Paling sedikit 5 kabupaten/kota untuk pembentukan provinsi.

2) Paling sedikit 4 kecamatan untuk pembentukan kabupaten.

3) Paling sedikit 4 kecamatan untuk pembentukan kota.

4. Dasar hukum diselenggarakan otonomi daerah di Indonesia


Dasar hukum otonomi daerah yaitu :

1. UUD 1945 pasal 18


2. UU No. 32 tahun 2004
3. Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2003

5. Bentuk dan Susunan Pemerintah Daerah

1. Dewan perwakilan rakyat Daerah (DPRD)

DPRD merupakan lembaga yang berperan sebagai badan legislative di daerah baik di provinsi,
kabupaten maupun kota. DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di dearah merupakan wahana
untuk melaksanakan demokrasi Pancasila. Dan dipilih melalui pemillu.

2. Pemerintahan Daerah

Pemerintah daerah merupakan lembaga di daerah yang berperan sebagai badan eksekutif daerah.
Berdasarkan UUD 1945 pasal 18 ayat 4 pemerintah daerah yang dibentuk di wilayah provinsi,
kabupaten dan kota ini dipilih secara demokratis. Dlam menjalankan kewenangannya,
pemerintah daerah berhak menetpkan peraturan daerah dan peraturan lainnya untuk melaksanakn
otonomi dan tugas bantuan.

6. Syarat-syarat Pembentukan daerah Otonom

Wilayah Negara kesatuan RI dapat dijadikan sebagai daerah otonom apabila daerah tersebut
memenuhi persyaratan, yaitu :

a. Kemampuan ekonomi

Untuk menjadi daerah otonom, suatu daerah harus mempunyai kemampuan ekonomi yang
memadai agar jalannya pemerintahn tidak tersendat-sendat dan pembangunan dapat terlaksana
dengan baik.

b. Luas daerah

Untuk menjadikan daerah otonom diperlukan luas wilayah tertentu, sehingga keamanan dan
stabilitas serta pengawasan dari pemerintah daerah dapat dijalani dengan baik.

c. Pertahanan dan Keamanan Nasional

Hankam suatu daerah merupakan modal penting utama bagi jalannya sebuah pemerintahan.

d. Syarat-syarat lain
Artinya yaitu segala sesuatu yang memungkinkan daerah untuk dapat melaksanakan
pembangunan dan pembinaan kestabilan politik serta persatuan dan keatuan bangsa dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab.

7. Asas-asas Otonomi Daerah

 Asas Sentralisasi adalah pemusatan seluruh penyelenggaraan pemerintah Negara dengan


pemerintah pusat.
 Asas Desentralisasi adalah segala pelimpahan kewenangan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah.
 Asas Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah gubernur sebagai
wakil pemerintah dan perangkat pusat di daerah.
 Asas Pembantuan adalah asas yang menyatakan turut serta dalam pelaksanaan urusan
pemerintah yang ditugaskan kepada pemerintah daerah dengan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan kepada yang memberi tugas.

8. Kewenangan yang dimiliki oleh daerah otonom

 Kewenangan Politik

Adanya otonomi daerah, rakyat melalui DPRD memiliki kewenangan memilih kepala daerah
sendiri.

 Kewenangan Administrasi

Menyangkut keuangan pemerintah pusat dengan memberikan uang kepada daerah untuk
mengelola karyawan dan organisasi.

Konsepsi Geopolitik

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum
warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-
masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan istilah
ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen menyebut geographical politic dan
disingkat geopolitik.
Unsur utama Geopolitik
• Konsepsi ruang diperkenalkan Karl Haushofer menyimpulkan bahwa ruang merupakan wadah
dinamika politik dan militer, teori ini disebut pula teori kombinasi ruang dan kekuatan
• Konsepsi frontier (batas imajiner dari dua negara)
• Konsepsi politik kekuatan yag terkait dengan kepentingan nasional
• Konsepsi keamanan negars dan bangsa sama dengan konsep ketahanan nasional
Geopolitik Indonesia
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara
• Wawasan Nusantara tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan
• Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya
yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya
dalam mencapai tujuan nasional.
• Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek ASTAGATRA
Konsepsi Geostrategi
• Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan,
sarana utk mencapai tuj-nas (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan
politik).
• Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.
• Ini diperlukan utk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst
majemuk dan heterogen berdasarkan Pemb dan UUD 1945.
• Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.
Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahan nasional
• Ketahanan Nasional mrpk kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan
mengatasi segala ATHG baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsungg maupun
tidak langsug membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasional.
• Tannas diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai kebutuhan dalam
menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti Law and order, Welfare and prosperity,
Defence and security, Juridical justice and social justice, freedom of the people.
Konsepsi dasar Ketahan Nasional
Model Astagatra merupakn perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang
berlangsung diatas bumi degan memanfaatkan segala kekayaan alam. Terdiri 8 aspek kehidupan
nasional :
1). Tiga aspek (tri gatra) kehidupan alamiah, yaitu :
a). Gatra letak dan kedudukan geografi
b). Gatra keadaan dan kekayaan alam
c). Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
2). Lima aspek (panca gatra) kehidupan social, yaitu :
a). Gatra ideologi
b). Gatra Politik
c). Gatra ekonomi
d). Gatra social budaya
e). Gatra pertahanan dan keamanan.
Terdapat hubungan korelatif dan interdependency diantara ke-8 gatra secara kompreh

ensif dan integral.

Hubungan Geopolitik Dan Geostrategi


Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan
dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas
aktif. sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi
besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa
bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim
adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan
integritas wilayah dari berbagai ancaman. Selain itu hubungan geopolitik dan geostrategi
terdapat dalam astra gatra
Komponen strategi astra gatra
TRI GATRA (tangible) bersifat kehidupan alamiah
• Letak geografi Negara
• Keadaan dan kekayaan alam (flora, fauna, dan mineral baik yang di atmosfer, muka maupun
perut bumi) dikelola denga dasar 3 asas: asas maksimal, lestari, dan daya saing.
• Keadaan dan kemampuan penduduk (jumlah, komposisi, dan distribusi)
Pancagatra
(itanggible) kehidupan sosial
• IDEOLOGI → Value system
• POLITIK → Penetapan alokasi nilai di sektor pemerintahan dan kehidupan pololitik
masyarakat. sistem politik harus mampu memenuhi lima fungsi utama :
a). Usaha mempertahankan pola, struktur, proses politik
b). Pengaturan & penyelesaian pertentangan / konflik
c). Penyesuaian dengan perubahan dalam masyarakat
d). Pencapaian tujuan
e). Usaha integrasi
• EKONOMI (SDA, Tenaga kerja, Modal, Teknologi)
• SOSBUD (Tradisi, Pendidikan, Kepemimpinan nas, Kepribadian nas)
• HANKAM meliputi faktor2:
a). Doktrin
b). Wawasan Nasional
c). Sistem pertahanan keamanan
d). Geografi
e). Manusia
f). Integrasi angkatan bersenjata dan rakyat
g). Material
h). Ilmu pengetahuan dan teknologi
i). Kepemimpinan
j). Pengaruh luar negeri

Definisi atau Pengertian Paham Demokrasi - Secara etimologi


pengertian demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yakni “demos” yang
artinya rakyat dan “kratos/kratein” artinya kekuasaan/ berkuasa. Jadi
demokrasi adalah kekuasaan ada ditangan rakyat.

Dalam hal ini demokrasi berasal dari pengertian bahwa kekuasaan ada
di tangan rakyat. Maksudnya kekuasaan yang baik adalah kekuasaan
yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Sejarah demokrasi berasal dari sistem yang berlaku di negara-negara


kota (city state) Yunani Kuno pada abad ke 6 sampai dengan ke 3
sebelum masehi. Waktu itu demokrasi yang dilaksanakan adalah
demokrasi langsung yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana hak
untuk membuat keputusan politik dan dijalankan secara langsung oleh
seluruh warga negaranya yang bertindak berdasarkan prosedur
mayoritas hal tersebut dimungkinkan karena negara kota mempunyai
wilayah yang relatif sempit dan jumlah penduduk tidak banyak
(kurang lebih 300 ribu jiwa). Sedangkan waktu itu tidak semua
penduduk mempunyai hak :

o bersifat langsung dari demokrasi Yunani Kuno dapat


diselenggarakan secara efektif karena berlangsung dalam kondisi
sederhana, wilayahnya terbatas serta jumlah penduduknya
sedikit (kurang lebih 300 ribu jiwa dalam satu kota).
Ketentuan demokrasi yang hanya berlaku untuk warga negara
resmi.
o Hanya bagian kecil dari penduduk.

Gagasan demokrasi Yunani hilang dari dunia Barat ketika Romawi


Barat dikalahkakn oleh suku German. Dan Eropa Barat memasukkan
Abad Pertengahan (AP).

Abad pertengahan di Eropa Barat dicirikan oleh struktur total yang


feodal (hubungan antara Vassal dan Lord). Kehidupan sosial dan
spiritual dikuasai Paus dan pejajabat agama lawuja. Kehidupan
politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan antar bangsawan.

Dari sudut perkembangan demokrasi AP menghasilkan dokumen


penting yaitu Magna Charta 1215. Ia semacam contoh antara
bangsawan Inggris dengan Rajanya yatu John. Untuk pertama kali
seorang raja berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan
menjamin beberapa hak bawahannya.

Mungkin Anda belum tahu siapa pemikir-pemikir yang mendukung


berkembangnya demokrasi. pemikir-pemikir yang mendukung
berkembangnya demokrasi antara lain: John Locke dari Inggris (1632-
1704) dan Mostesquieu dari Perancis (1689-1755).

Menurut Locke hak-hak politik mencakup atas hidup, hak atas


kebebasan dan hak untuk mempunyai milik (life, liberty and property).

Montesquieu, menyusun suatu sistem yang dapat menjamin hak-hak


politik dengan pembatasan kekuasaan yang dikenal dengan Trias
Politica.

Trias Politica menganjurkan pemisahan kekuasaan, bukan pembagian


kekuasaan. Ketiganya terpisah agar tidak ada penyalahgunaan
wewenang. Dalam perkembangannya konsep pemisahan kekuasaan
sulit dilaksanakan, maka diusulkan perlu meyakini adanya keterkaitan
antara tiga lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif.

Pengaruh paham demokrasi terhadap kehidupan masyarakat cukup


besar, contohnya:

 perubahan sistem pemerintahan di Perancis melalui revolusi.


 revolusi kemerdekaan Amerika Serikat (membebaskan diri dari
dominasi Inggris).

Saat ini demokrasi telah digunakan sebagai dasar dalam sistem


pemerintahan di berbagai negara, termasuk dengan Indonesia. Di
Indonesia istilah demokrasi ada kalanya digandengkan dengan kata
Liberal, Terpimpin dan Pancasila.

Seringkah Anda mendengar kata-kata tersebut?


Namun perlu Anda ketahui, bahwa di sana terdapat perbedaan aliran
pemikiran dalam penerapannya. Perbedaan itu menimbulkan berbagai
macam penerapan pemerintahan.

Macam-macam demokrasi pemerintahan yang dianut oleh berbagi


bangsa di dunia adalah demokrasi parlementer, demokrasi dengan
pemisahan kekuasaan dan demokrasi melalui referendum. Marilah kita
bahas satu-persatu.

1. Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang


menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada badan
eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana
Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat
dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer
Presiden menjabat sebagai kepala negara.
2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dianut
sepenuhnya oleh Amerika Serikat. Dalam sistem ini, kekuasaan
legislatif dipegang oleh Kongres, kekuasaan eksekutif dipegang
Presiden, dan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung.

Dengan adanya pemisahan kekuasaan seperti itu, akan menjamin


keseimbangan dan menghindari penumpukan kekuasaan dalam
pemerintah.
3. Demokrasi melalui Referendum
Yang paling mencolok dari sistem demokrasi melalui referendum
adalah pengawasan dilakukan oleh rakyat dengan cara referendum.
Sistem referendum menunjukkan suatu sistem pengawasan langsung
oleh rakyat. Ada 2 cara referendum, yaitu referendum obligator
dan fakultatif.

Referendum obligator atau wajib lebih menekankan pada pemungutan


suara rakyat yang wajib dilakukan dalam merencanakan pembentukan
UUD negara, sedangkan referendum fakultatif, menenkankan pada
pungutan suara tentang rencana undang-undang yang sifatnya tidak
wajib.
Baca juga:

Anda mungkin juga menyukai