Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman materi PKN

Kelas IV
Bab 1 Mengenal Pemerintahan Desa dan Kecamatan Sendiri
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang berada di bawah kabupaten.
2. Desa adalah gabungan dari beberapa dusun atau kapunduhan dan Rukun Warga (RW).
3. Dusun atau kapunduhan adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan
kerja pemerintahan desa.
4. Desa atau kelurahan merupakan lembaga pemerintahan terbawah di bawah
kecamatan.
5. Sebuah kecamatan biasanya terdiri atas beberapa wilayah pemerintahan desa atau
kelurahan.
6. Pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkat desa.
7. Kepala desa (kades) adalah pemimpin penyelenggaraan pemerintahan desa.
8. Kepala desa dipilih secara langsung oleh rakyat melalui sebuah pemilihan kepala desa
(pilkades).
9. Masa jabatan kepala desa adalah lima tahun.
10. Kepala desa dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkatdesa.
11. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa
(BPD).
12. Pemerintahan di bawah kabupaten atau kota adalah kecamatan.
13. Setiap kecamatan merupakan gabungan dari beberapa desa atau kelurahan.
14. Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) berfungsi memudahkan pemberian pelayanan
kepada masyarakat di setiap kecamatan.
15. Ada tiga unsur pimpinan di wilayah kecamatan, yaitu:
a. camat,
b. kepala kepolisian sektor (kapolsek),
c. komandan rayon militer (danramil).
Bab 2Mengenal Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi Sendiri
1. Otonomi atau swatantra ialah kewenangan daerah untuk mengatur pemerintahan
daerahnya sendiri.
2. Pemerintah daerah meliputi:
a. provinsi yang dikepalai oleh gubernur;
b. kota yang dikepalai oleh walikota,
c. kabupaten yang dikepalai oleh bupati.
3. Lembaga pemerintahan kabupaten/kota meliputi:
a. DPRD,
b. kepala daerah/wakil kepala daerah,
c. komando distrik militer (kodim),
d. kepolisian resort (polres),
e. pengadilan negeri,
f. kejaksaan negeri,
g. perangkat teknis daerah.
4. Anggota DPRD adalah wakil-wakil rakyat di daerah yang dipilih melalui pemilu setiap
lima tahun sekali.
5. DPRD mempunyai hak dan kewajiban yang diatur dalam undang-undang dan tata tertib
DPRD.
6. Pemerintahan daerah provinsi berada langsung di bawah pemerintahan pusat.
7. Pemerintahan daerah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur yang dibantu wakil
gubernur.
8. Gubernur bertanggung jawab kepada presiden melalui Menteri Dalam Negeri.
Bab 3 Pemerintahan Pusat dan Lembaga-Lembaga Negara Kita
1. Suatu kawasan bisa dikatakan sebagai sebuah negara bila mempunyai unsur-unsur:
a. rakyat,
b. wilayah atau daerah,
c. pemerintahan yang berdaulat,
d. pengakuan dari negara-negara lain.
2. Pemerintah adalah gabungan semua alat perangkat negara, yang terdiri atas:
a. badan legislatif, meliputi MPR, DPR, DPD;
b. badan eksekutif, meliputi presiden dan wakil presiden;
c. badan yudikatif, meliputi Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan
Komisi Yudisial.
Bab 4 Kita Bagian dari Masyarakat Dunia
1 Globalisasi adalah penyebaran unsur-unsur baru kebudayaan melalui media cetak dan
elektronik.
2 Globalisasi terjadi akibat kemajuan ilmu pengetahuan di bidang informasi, komunikasi,
dan transportasi.
3 Untuk mendukung kemajuan di bidang komunikasi dan informasi, Indonesia telah
memiliki satelit sejak tahun 1976, yang diberi nama Satelit Palapa.
4 Arus globalisasi membawa pengaruh baik dan pengaruh buruk bagi kehidupan manusia.
5 Membentengi diri dari pengaruh buruk arus globalisasi yang masuk ke Indonesia dapat
dilakukan dengan memperdalam ajaran agama.
Bab 5 Budaya Indonesia
1. Budaya artinya pikiran dan akal budi, sedangkan kebudayaan adalah semua hasil cipta,
karya, rasa, dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan ialah buah budi manusia dalam hidup
bermasyarakat.
3. Hasil kebudayaan ada yang dapat dilihat dan diraba atau berwujud, namun ada pula
yang tidak dapat diraba atau tidak berwujud, tetapi dapat dirasakan keberadaannya.
4. Kebudayaan daerah merupakan hasil pemikiran dan perbuatan masyarakat di daerah
yang bersangkutan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
5. Kebudayaan nasional Indonesia adalah kebudayaan yang terbentuk dari unsur-unsur
kebudayaan daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Kelas 5

Bab 1 Pentingnya Keutuhan Negara


1. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik.
2. Secara geografis wilayah NKRI diapit 2 benua (Benua Asia dan Benua Australia) serta 2
samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik).
3. Secara astronomi wilayah NKRI terletak di 6o LU – 11o LS dan 65o BT – 141o BT
4. Wilayah Indonesia pada awal kemerdekaan hanya terdiri atas 8 provinsi. Tetapi
sekarang telah berkembang menjadi 33 provinsi.
5. Indonesia kaya akan budaya, bahasa, adat istiadat, yang semuanya menjadi perekat
persatuan Indonesia.
Bab 2 Peraturan Pusat dan Peraturan Daerah
1. Peraturan perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang dibuat oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mempunyai sifat mengikat secara
umum.
2. Peraturan perundang-undangan dibagi menjadi dua, yaitu peraturan perundang-
undangan pusat yang berlaku untuk semua warga negara dan peraturan perundang-
undangan daerah yang berlaku untuk warga di daerah tersebut.
3. Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 menjelaskan bahwa negara Indonesia ialah negara yang
berdasarkan hukum, sehingga segala sesuatu harus patuh kepada hukum.
4. Tata urutan perundang-undangan di Indonesia ialah:
a. UUD 1945
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Presiden
d. Peraturan Daerah
5. Peraturan Perundang-Undangan Pusat dibuat oleh DPR bersama presiden.
6. Peraturan Perundang-Undangan Daerah Provinsi I dibuat oleh DPRD Provinsi bersama
gubernur.
7. Peraturan Perundang-Undangan Daerah Kabupaten dibuat oleh DPRD Kabupaten
bersama bupati.
8. Peraturan Perundang-Undangan Kota dibuat oleh DPRD Kota bersama Wali kota.

9. Peraturan Desa dibuat oleh BPD bersama kepala desa.


Bab 3 Belajar Berorganisasi
1. Organisasi ialah sebuah tempat/wadah berkumpulnya 2 orang atau lebih yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama.
2. Unsur organisasi terdiri atas anggota, tujuan, dan struktur organisasi.
3. Agar organisasi berjalan baik dibutuhkan pengurus organisasi.
4. Contoh organisasi di sekolah ialah OSIS, PMR, ekstrakurikuler, UKS, dan lain-lain.
5. Contoh organisasi di masyarakat ialah RT, RW, Posyandu, PKK, dan lain-lain.
Bab 4 Keputusan Bersama
1. Keputusan bersama adalah keputusan yang dibuat oleh seluruh anggota kelompok
berdasarkan pemahaman dan kesadaran, serta telah melalui pemikiran dan
pertimbangan yang matang.
2. Bentuk-bentuk pengambilan keputusan bersama sebagai berikut.
a. Musyawarah untuk mufakat (aklamasi) yaitu bentuk pengambilan
keputusan bersama melalui kesepakatan bersama yang diambil dengan
suara bulat dari masing-masing peserta musyawarah.
b. Voting yaitu pengambilan keputusan bersama berdasarkan pemungutan
suara terbanyak. Voting dibedakan menjadi dua, yaitu voting terbuka dan
voting tertutup.
3. Abstain adalah suatu tindakan yang tidak memberikan suara pada proses pemungutan
suara.
4. Interupsi adalah tindakan memotong pembicaraan pada saat rapat pengambilan
keputusan untuk menyampaikan usul atau pendapat yang dirasa penting.
5. Kita harus menjalankan keputusan bersama dengan ikhlas dan bertanggung jawab.

Kelas 6
Bab I Nilai Juang Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Dasar-dasar suatu negara digali dari jiwa bangsa atau negara yang bersangkutan.
2. Bunyi teks dasar negara Pancasila seperti yang ada sekarang dirumuskan melalui
berbagai tahap dan proses.
3. Tahap pertama proses perumusan Pancasila dimulai sejak sidang pertama BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 28 Mei – 1
Juni 1945.
4. Tokoh pertama yang menemukan/mengemukakan istilah Pancasila adalah Sukarno,
dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945. Maka tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari
lahirnya Pancasila.
5. Setelah pidato Sukarno tanggal 1 Juni, ketua BPUPKI mengakhiri sidang (pertama) dan
membentuk Panitia Kecil. Panitia Kecil ini bertugas menyusun dan merumuskan dasar-
dasar negara berdasarkan pidato Sukarno. Panitia Kecil ini kemudian dikenal sebagai
Panitia Sembilan.
6. Dalam proses perumusan banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting. Peristiwaperistiwa
tersebut mengandung nilai-nilai juang penting yang patut kita teladani dalam kehidupan
sehari-hari.
Bab II Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Secara umum perumusan Pancasila mencerminkan nilai kebersamaan, yakni
mewujudkan cita-cita untuk hidup bersama dan menentukan nasib sendiri melalui
pembentukan Negara Indonesia yang merdeka.
2. Nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila dari awal (sidang pertama
BPUPKI) hingga tahap akhir (sidang PPKI) mengalami perkembangan.
3. Nilai kebersamaan proses perumusan Pancasila pada tahap paling awal terwujud dalam
inisiatif semua peserta sidang BPUPKI dalam menyampaikan gagasangagasan tentang
dasar negara.
4. Nilai kebersamaan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara juga tampak pada
tim kecil yang biasa disebut dengan Panitia Sembilan. Nilai kebersamaan pada Panitia
Sembilan tercermin rumusan Pancasila yang terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta
yang menjadi jalan tengah perbedaan pendapat antara golongan Islam dan kebangsaan.
5. Nilai kebersamaan proses perumusan Pancasila pada tahap akhir menjelang sidang PPKI
tanggal 18 Agustus tampak pada pencoretan tujuh kata sila pertama Piagam Jakarta.
Pencoretan tujuh kata tersebut karena ada keberatan utusan yang mengatasnamakan
wakil golongan umat Protestan dan Katolik dari wilayah Indonesia Timur.
6. Nilai-nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila, patut kita jadikan pelajaran
dalam sehari-hari.
Bab III Nilai-nilai Juang Para Tokoh yang Berperan dalam Perumusan Pancasila Sebagai Dasar
Negara
1. Para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan serta berwawasan luas.
2. Banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi bersamaan proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara. Peristiwa-peristiwa tersebut perlu menunjukkan nilai-nilai juang
penting yang patut kita teladani.
3. Berbagai sikap para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara, juga perlu kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
4. Sikap-sikap para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila banyak
menunjukkan nilai-nilai juang yang perlu diteladani.

Beberapa contoh nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila,
misalnya kerja keras, berjiwa besar, rendah hati, rela berkorban, mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dan lain-lain.
Bab IV Pemilu dan Pilkada
1. Pemilu merupakan pelaksanaan dari kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan.
2. Di Indonesia Pemilu dilakukan untuk memilih para wakil rakyat yang duduk dalam
pemerintahan, dan juga untuk memilih presiden dan wakil presiden.
3. Peserta Pemilu terdiri atas dua macam, yakni : partai politik dan perseorangan. Peserta
Pemilu partai politik adalah untuk memilih DPR dan DPRD. Peserta Pemilu perorangan
untuk memilih DPD (Dewan Perwakilan Daerah).
4. Tahapan-tahapan Pemilu antara lain meliputi:
 Pendaftaran pemilih
 Kampanye
 Pemungutan suara
 Penghitungan suara dan
 Penetapan dan pengumuman hasil Pemilu
5. Pengawasan pelaksanaan Pemilu dilaksanakan oleh Panitia Pengawasan dengan
anggota-anggotanya dari unsur Kejaksaan, Kepolisian, Perguruan Tinggi, dan tokoh
masyarakat.
6. Pemantau Pemilu dilakukan oleh Pemantau Pemilihan yang anggota-anggotanya dari
lembaga non pemerintah, juga perwakilan dari pemerintahan dari luar negeri.
7. Pilkada diselenggarakan untuk memilih kepala/wakil kepala pemerintahan daerah baik
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pelaksanaan pemilihan kepala/wakil kepala
daerah adalah pemilihan secara langsung.
8. Pelaksanaan Pilkada, juga Pemilu berasaskan Luber dan Jurdil (Langsung, Umum, Bebas,
Rahasia, serta Jujur dan Adil).
9. Pengawasan Pilkada dilakukan Panitia Pengawas Pemilihan dengan tanggung jawab di
bawah KPUD.
10. Pemantauan pelaksanaan Pilkada dilaksanakan oleh Pemantau Pemilihan yang dibentuk
oleh KPUD.
Bab V Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen
1. Lembaga negara merupakan badan-badan yang membentuk sistem kekuasaan negara.
2. Dalam UUD 1945 hasil amandemen terdapat beberapa lembaga negara yang termasuk
baru bagi sistem ketatanegaraan Indonesia.
3. Dari segi kewenangan kedudukan lembaga-lembaga negara paling tidak terdiri dari tiga
macam, yaitu lembaga negara legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif (pelaksana
undang-undang), dan yudikatif (penegakan hukum bagi pelanggaran terhadap undang-
undang).
4. MPR merupakan penjelmaan dari kekuasaan seluruh rakyat Indonesia, sebab anggota-
anggota MPR terdiri atas seluruh anggota DPR, dan DPD yang dipilih oleh rakyat secara
langsung.
5. MPR, DPR, dan DPD termasuk lembaga negara yang memegang kekuasaan legislatif.
6. Presiden/Wakil Presiden memegang kekuasaan eksekutif, dan dalam sistem
pemerintahan RI mempunyai kedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Dalam masa jabatannya, Presiden/Wakil dapat diberhentikan jika
terbukti melakukan pengkhianatan kepada negara pelanggaran berat atas usulan DPR
kepada MPR.
7. MA (Mahkamah Agung), MK (Mahkamah Konstitusi), dan KY (Komisi Yudisial)
merupakan pemegang kekuasaan yudikatif, MA dan MK sebagai pemegang kekuasaan
kehakiman.
8. Anggota Mahkamah Agung maksimal 60 Hakim Agung, sedangkan anggota Mahkamah
Konstitusi ada 9 orang, masing-masing : 3 orang diajukan DPR, 3 orang diajukan oleh
Presiden, serta 3 orang lagi diajukan oleh MA.
Bab VI Pemerintah Pusat dan Daerah
1. Wilayah Negara kesatuan RI terbagi menjadi daerah-daerah provinsi.
2. Tiap daerah provinsi terbagi lagi menjadi daerah-daerah kabupaten dan kota.
3. Pemerintahan pusat adalah perangkat Negara Kesatuan RI, yakni Presiden yang dibantu
oleh seorang Wakil Presiden dan menteri-menteri negara.
4. Pemerintahan daerah adalah perangkat pemerintahan daerah kabupaten/kota adalah
bupati/walikota.
5. Setiap pemerintahan daerah memiliki kewenangan-kewenangan yang bersifat wajib dan
pilihan.
Bab VII Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara
1. Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan di benua Asia yang meliputi negaranegara
kepulauan serta daratan di sekitar Semenanjung Melayu dan Indocina.
2. Kerja sama antarnegara Asia Tenggara mempunyai arti penting, sebab secara geografis
negara-negara tersebut saling berdekatan dan bertetangga.
3. ASEAN merupakan salah satu bentuk organisasi kerja sama regional negaranegara Asia
Tenggara.
4. ASEAN merupakan organisasi kerja sama yang bersifat kooperatif, bukan integratif.
5. Adanya kerja sama antarnegara-negara di kawasan Asia Tenggara, diharapkan terjadi
perkembangan-perkembangan baru yang saling menguntungkan.
6. Kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara perlu ditingkatkan secara terus
menerus, sehingga manfaat-manfaat yang dirasakan jadi lebih banyak dan luas.
Bab VIII Peran Indonesia di Lingkungan Negara-negara Asia Tenggara
1. Selain sebagai anggota masyarakat kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga bagian dari
masyarakat Internasional.
2. Peran Indonesia di lingkungan negara-negara Asia Tenggara kadang melalui
keanggotaan ASEAN, tetapi kadang-kadang juga di luar keanggotaan ASEAN.
3. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi penyumbang penting gagasan
tentang pelaksanaan program stabilitas kawasan Asia Tenggara.
4. Indonesia banyak berkecimpung dalam mewujudkan kawasan Asia Tenggara yang
damai, bebas, serta netral.
5. Indonesia sering tampil menjadi penengah konflik, serta menjadi pasukan perdamaian
atas nama PBB di kawasan Asia Tenggara.
Bab IX Politik Luar Negeri Indonesia
1. Politik luar negeri suatu negara merupakan ”perpanjangan tangan” dari politik luar
negerinya.
2. Sifat politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
3. Meskipun politik luar negeri Indonesia tidak berubah, sering kali arahnya tergantung
kepada penguasa yang memerintah.
4. Politik luar negeri Indonesia diabdikan untuk kepentingan nasional.
5. Situasi era global dan serba berubah cepat berpengaruh terhadap kebijakan politik luar
negeri suatu negara.
Bab X Peranan Politik Luar Negeri Indonesia dalam Percaturan Internasional
1. Indonesia memiliki kebebasan sepenuhnya dalam hal pandangan serta sikap hubungan
internasional negaranya, sebab politik luar negerinya bersifat bebas.
2. Sifat bebas dalam politik luar negeri Indonesia bukan berarti netral, akan tetapi
dibarengi sifat aktif. Sifat aktif dalam politik luar negeri Indonesia artinya tidak
berpangku tangan terhadap segala ketegangan dan konflik yang terjadi di dunia
internasional.
3. Peranan politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas aktif cukup beragam. Peranan-
peranan tersebut pada akhirnya dikembalikan untuk kepentingan nasional bangsa
Indonesia.
4. Dengan politik luar negeri yang bersifat bebas, Indonesia banyak terlibat dalam berbagai
organisasi kerjasama internasional.
5. Dengan politik luar negeri yang bersifat aktif, Indonesia banyak berperan dalam upaya
mewujudkan perdamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai