Adat Ambalan (Autosaved) 3 1
Adat Ambalan (Autosaved) 3 1
TRI SATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasil;
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat;
3. menepati Dasa Darma.
DASA DARMA
Dewan Ambalan
BAB I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN, FUNGSI
PEMEGANG ADAT, TEMPAT & WAKTU DAN AMANDEMEN
Pasal 1
PENGERTIAN
Ayat 1
Adat Ambalan Soekarno adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus
Ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur berjalannya sebuah aturan
kepramukaan di dalam lingkungan SMA Negeri 1 Parepare, selama tidak bertentangan
dengan aturan Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata
kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.
Pasal 2
MAKSUD
Maksud Adat Ambalan adalah sebagai paradigm pola dan tingkah laku warga Ambalan
dalam menjalani aktifitas di Ambalan.
Pasal 3
TUJUAN
Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka
pembinaan dan pengembangan kepramukaan di SMA Negeri 1 Parepare.
Pasal 4
FUNGSI
Ayat 1
Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan Soekarno SMA Negeri 1
Parepare.
Ayat 2
Adat Ambalan berfungsi sebagai dasar atau pedoman untuk membangun
kesejahteraan yang dilandasi semangat kekeluargaan.
Ayat 3
Adat Ambalan berfungsi sebagai aturan yang mengikat seluruh warga Ambalan
Soekarno SMA Negeri 1 Parepare agar tercipta suatu ketertiban dan kedisiplinan.
Pasal 5
PEMEGANG ADAT
Ayat 1
Pemegang adat adalah orang yang mengatur Tata Adat di Ambalan Soekarno SMA
Negeri 1 Parepare yang mengacu pada Tata Adat yang berlaku dan telah disepakati.
Ayat 2
Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat.
Ayat 3
Pemegang Adat memiliki hak, kewajiban, dan wewenang dalam melaksanakan Tata
Adat Ambalan.
Ayat 4
Pemegang Adat sewaktu-waktu dapat dilimpahkan kepada Dewan Ambalan apabila
dalam keadaan mendesak dan telah disetujui oleh Pemegang Adat yang pemberiannya
runtut sesuai garis komando
Ayat 5
Hak, kewajiban, dan wewenang Pemangku Adat sebagai Pemegang Adat tertera
sebagai berikut :
Pasal 6
TEMPAT & WAKTU
Ayat 1
Tata Adat Ambalan Soekarno berlaku di lingkup gugus depan SMA Negeri 1 Parepare
yang mengikat seluruh warga Ambalan.
Ayat 2
Tata Adat Ambalan Soekarno berlaku sejak disahkannya Adat Ambalan sampai dirasa
perlu diadakan revisi di sarasehan adat.
Pasal 7
AMANDEMEN ADAT
Ayat 1
Amandemen adat adalah revisi atau perubahan isi dari Tata Adat Ambalan.
Ayat 2
Amandemen Adat dilaksanakan setahun sekali pada agenda Musyawarah Ambalan.
Ayat 3
Jika terjadi kebutuhan perubahan secara mendesak maka dilakukan sarasehan adat
sebelum jadwal Amandemen Adat dilaksanakan.
Ayat 4
Agenda amandemen adat dihadiri oleh minimal satu orang perwakilan Purna Bakti
Dewan Ambalan terhitung sejak disahkannya adat ambalan, jika mampu.
BAB II
IDENTITAS DAN KELENGKAPAN ADAT
Pasal 8
NAMA
Ayat 1
Nama Ambalan Putra maupun Putri adalah Ambalan Soekarno.
Ayat 2
Sejarah dan alasan pemilihan nama Ambalan tertera pada lampiran.
Pasal 9
LAMBANG AMBALAN
Ayat 1
Ayat 2
Lambang Ambalan hanya boleh digunakan oleh warga Ambalan yang telah berstatus
sebagai Calon Penegak.
Ayat 3
Bentuk, isi, warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam lampiran Adat Ambalan.
Ayat 4
Aturan penggunaan Lambang Ambalan tertera pada Lampiran.
Ayat 5
Lambang Ambalan hanya boleh disentuh oleh anggota Ambalan yang telah mengikuti
proses pengambilan lambang.
Pasal 10
PANJI AMBALAN
Ayat 1
Panji Ambalan berbentuk bendera berbahan kain satin berwarna dasar putih berumbai
hijau dengan symbol Lambang Ambalan dan untuk selanjutnya dinamakan Kibaran
Cita.
Ayat 2
Ukuran Panji Ambalan adalah 135 X 90 cm dan perbandingan panjang dan lebar Panji
Ambalan adalah 3 : 2.
Ayat 3
Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan, upacara kegiatan
kepramukaan dan acara-acara penting lainnya.
Ayat 4
Panji Ambalan hanya dapat dipergunakan di dalam lingkup Tata Adat dalam hal ini
adalah Gugus Depan Pangkalan SMA Negeri 1 Parepare.
Ayat 5
Saat panji Ambalan keluar, warga Ambalan memberi sikap penghormatan.
Ayat 6
Panji Ambalan disimpan di tempat khusus di dalam sanggar Ambalan.
Pasal 11
PUSAKA AMBALAN
Ayat 1
Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.
Ayat 2
Pusaka Ambalan digunakan oleh Pemangku Adat yang telah diberi hak untuk
membawa, memegang, dan mengeluarkan saat upacara di dalam Ambalan dan
kegiatan kepramukaan lainnya.
Ayat 3
Pusaka Ambalan berhak dibawa, dipegang, dan dikeluarkan oleh Pemangku Adat Putri
namun tidak boleh digunakan.
Ayat 4
Pusaka Ambalan bisa saja teralihkan kepada Pradana apabila dalam keadaan
mendesak sesuai dengan persetujuan Pemangku Adat
Ayat 5
Pusaka Ambalan berupa Senjata Tradisional Sulawesi Selatan yakni Parang Panjang
dan disimpan dalam sebuah peti khusus yang telah ditentukan oleh Dewan Ambalan
serta hanya dapat dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat.
Ayat 6
Setelah dikeluarkan, Pusaka Ambalan disimpan diatas sebuah baki khusus sebelum
prosesi adat berlangsung yang tidak semua warga Ambalan dapat menyentuhnya.
Ayat 7
Saat pusaka Ambalan keluar, warga Ambalan memberi sikap penghormatan
Pasal 12
SANDI AMBALAN
Ayat 1
Sandi Ambalan adalah pandangan hidup yang menyangkut perilaku warga Ambalan.
Ayat 2
Nama sandi Ambalan Soekarno SMA Negeri 1 Parepare adalah :
“Ksatria Utama Bumi Nusantara”.
Ayat 3
Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan
hati nurani serta sebagai alat pemersatu/penengah saat anggota Ambalan berselisih.
Ayat 4
Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan lampiran yang tertera.
Ayat 5
Sandi Ambalan dibacakan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh Ambalan setelah
penancapan Pusaka Ambalan dan pada Upacara Penutupan Latihan.
Ayat 6
Teks Sandi Ambalan tertera pada Lampiran.
Pasal 13
AMSAL AMBALAN
Ayat 1
Amsal adalah sebuah motto yang menjadi tuntunan sikap untuk seluruh warga Ambalan
Ayat 2
Kalimat Amsal Ambalan adalah sebagai berikut :
“Teguh dalam Kesatuan, Kukuh dalam Kebersamaan”
Ayat 3
Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan
Ayat 4
Amsal Ambalan wajib dituliskan setelah salam penutup pada persuratan Ambalan.
Pasal 14
PALU ADAT
Ayat 1
Palu Adat merupakan Palu Sidang yang dipergunakan pada saat kegiatan Musyawarah
atau sidang tertentu.
Ayat 2
Palu Adat hanya boleh dipegang oleh Pemangku Adat, Pradana atau Pimpinan sidang
yang hanya boleh digunakan dalam lingkup Tata Adat Ambalan.
Ayat 3
Palu Adat terdiri atas Palu dan Tatakan yang berbahan dasar kayu.
Pasal 15
TANDA JABATAN ADAT
Ayat 1
Tanda Jabatan Adat Ambalan Soekarno berupa Ban Lengan Jabatan Adat.
Ayat 2
Ban Lengan Jabatan Adat hanya digunakan oleh Badan Pengurus Harian Dewan
Ambalan : Pradana, Kerani, Juru Uang,dan Pemangku Adat.
Pelaksana Kegiatan : Ketua sangga kerja, Sekretaris, dan Bendahara
Ayat 3
Ban Lengan Jabatan Adat Ambalan berupa kain songket warna kuning dengan motif
batik variasi yang menggunakan benang emas.
Ayat 4
Terkhusus bagi Koordinator Bidang dan Pelaksana Kegiatan, Ban Lengannya terbuat
dari kain polos berwarna kuning.
Ayat 5
Pada tengah Ban Lengan Jabatan Adat terdapat lambang Ambalan dan nama Jabatan
tertentu.
Ayat 6
Ban Lengan Jabatan Adat Ambalan hanya digunakan pada kegiatan atau acara penting
dan resmi.
Pasal 16
PAKAIAN
Ayat 1
Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari :
- Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan SK Kwartir Nasional
Nomor 174 Tahun 2012
- Pakaian Dinas Lapangan sesuai dengan ketentuan Adat.
Ayat 2
Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan SK Kwartir Nasional Nomor
174 Tahun 2012 , dan digunakan saat kegiatan formal kepramukaan.
Ayat 3
Pakaian Dinas Lapangan berupa kaos berlengan panjang dengan ketentuan rancangan
atau desain didasarkan pada setiap angkatan, hasduk, dan topi pet Ambalan,
digunakan pada kegiatan nonformal kepramukaan.
Pasal 17
ATRIBUT
Ayat 1
Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan
digunakan sesuai aturan adat yang tidak bertentangan dengan aturan Gerakan
Pramuka.
Ayat 2
Butir (1)
- Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan cirri
Ambalan terdiri dari: Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan.
- Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan baju
sebelah kiri.
- Nomor Gudep berbentuk persegi panjang berwarna dasar putih dengan tulisan dan
garis tepi merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di antara pita lokasi
dan lambang Kwartir Daerah.
Butir (2)
Apabila menggunakan Pakaian Dinas Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri
Ambalan adalah kaos Ambalan, Topi pet Ambalan, dan hasduk.
Butir(3)
- Scarf Tamu Ambalan berwarna biru dengan garis pinggir hitam, terdapat lambang tunas
kelapa dan bertuliskan Tamu Ambalan SMA Negeri 1 Parepare.
- Scarf Tamu Ambalan digunakan saat mengenakan pakaian lapangan.
- Scarf Tamu Ambalan hanya digunakan oleh anggota yang berstatus Tamu Ambalan.
Ayat 3
Atribut Ambalan hanya dipakai oleh anggota Ambalan dan hanya pada kegiatan
Ambalan.
Pasal 18
MARS AMBALAN
Ayat 1
Mars Ambalan adalah lagu kebanggaan yang menjadi identitas dan semangat warga
Ambalan Soekarno.
Ayat 2
Mars Ambalan wajib dinyanyikan pada acara penting dan resmi Ambalan yang dipandu
seorang dirigen.
Ayat 3
Mars Ambalan dinyanyikan setelah amanat pada setiap Upabuklat.
Ayat 4
Mars Ambalan harus dinyanyikan oleh semua warga Ambalan yang dipandu oleh
seorang dirigen.
Ayat 5
Lirik Mars Ambalan tertera pada lampiran.
PASAL 19
HARI AMBALAN
Ayat 1
Hari Amabalan merupakan hari resmi Ambalan Soekarno yang diperingati sebagai
momentum pengesahan Adat Ambalan.
Ayat 2
Hari Ambalan diperingati tiap tahunnya pada tanggal 14 Oktober.
Ayat 3
Hari Ambalan diperingati dengan sebuah kegiatan atau acara silaturahmi antar Anggota
Ambalan
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 20
WARGA AMBALAN
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Calon Penegak,
dan Tamu Ambalan.
Pasal 21
TAMU AMBALAN
Ayat 1
Tamu Ambalan adalah peserta didik baru SMA Negeri 1 Parepare yang ingin dan siap
menjadi anggota Ambalan Soekarno.
Pasal 22
CALON PENEGAK
Ayat 1
Calon Penegak adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan
SMA Negeri 1 Parepare dan belum pernah dilantik menjadi Penegak.
Ayat 2
Calon Penegak berhak mengenakan Lambang Ambalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pasal 23
ANGGOTA UTAMA AMBALAN
Ayat 1
Anggota Utama Ambalan adalah warga Ambalan yang telah memenuhi persyaratan
golongan Penegak Bantara dan Laksana.
Ayat 2
Persyaratan untuk menjadi Anggota Utama Ambalan terdiri dari :
- Telah dilantik sebelumnya sebagai Calon Penegak dengan kurun waktu menjadi
calon penegak selama 6 bulan di Gugus Depan SMA Negeri 1 Parepare.
- Tidak merangkap sebagai anggota GugusDepanlain.
- Memenuhi SKU golonganPenegak.
- Mengikuti Prosesi Anggota.
- Telah dilantik menjadi Penegak.
PASAL 24
PURNA BAKTI DEWAN AMBALAN
Ayat 1
Purna Bakti Dewan Ambalan merupakan anggota Ambalan yang telah lepas dari masa
jabatan sebagai Dewan Ambalan.
Ayat 2
Purna Bakti Dewan Ambalan memiliki fungsi kewajiban yang tidak terikat dalam rangka
kemajuan Ambalan
Ayat 3
Permasalahan yang terdapat di Ambalan yang tidak bisa lagi diselesaikan pada sidang
kehormatan tingkat tinggi akan dialihkan pada Permusyawaratan Purna Bakti Dewan
Ambalan sesuai persetujuan Pemangku Adat
Ayat 4
Butir (1)
Permusyawaratan Purna merupakan yang bersifat semi formal
Butir (2)
Semi formal yang dimaksudkan pada butir 1 mengenai penggunaan seragam yang
tidak diharuskan menggunakan seragam yang tidak diharuskan menggunakan seragam
Pramuka namun tetap menjunjung tinggi adab-adab bermusyawarah.
Ayat 5
Butir (1)
Purna Bakti Dewan Ambalan dianjurkan mengenakan atribut Purna pada kegiatan
Ambalan.
Butir (2)
Atribut yang dimaksud pada butir 1 adalah Pakaian Dinas Harian dan Kartu Identitas
Ayat 6
Purna Bakti Dewan Ambalan tidak dapat ambil alih tanpa seizin Dewan Ambalan pada
kegiatan Ambalan
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 25
DEWAN AMBALAN
Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Utama Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk
menjadi Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan
dilantik menjadi Dewan Ambalan.
Ayat 2
Persyaratan Dewan Ambalan :
- Terdaftar sebagai siswa aktif di SMA Negeri 1 Parepare.
- Merupakan Anggota Utama Ambalan yang aktif.
- Menyatakan kesediaan secara lisan.
- Pradana mencalonkan atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan.
- Dewan Ambalan terpilih saat siding Musyawarah Ambalan berdasarkan
pertimbangan Pradana terpilih dan peserta Musyawarah.
Ayat 3
Dewan Ambalan terdiri atas :
- Pradana (Ketua Dewan Ambalan)
- Pemangku Adat
- Kerani (Sekretaris)
- Juru Uang (Bendahara)
Ayat 2
Dewan Kehormatan Ambalan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kehidupan
Tata Adat Ambalan sesuai dengan Tata Adat Ambalan yang berlaku.
Ayat 3
PersyaratanPemangku Adat:
- Merupakan mantan pengurus Dewan Ambalan sebelumnya
- Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
- Tidak melanggar Adat Ambalan.
- Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.
- Terpilih saat musyawarah Ambalan.
- Menyatakan kesediaan secara lisan.
BAB V
PERMUSYAWARATAN
Pasal 27
MACAM-MACAM PERMUSYAWARATAN
Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari :
- Musyawarah Ambalan (Musyam)
- Sarasehan Adat
- Rapat Kerja Tahunan
- Sidang Kehormatan Tingkat Tinggi
- Permusyawaratan Purna Bakti Dewan Ambalan
- Sidang Prosesi Penegak
- Rapat Sangga Kerja
PASAL 28
MUSYAWARAH AMBALAN
Ayat 1
Musyawarah Ambalan adalah Musyawarah terbesar di lingkup Ambalan yang mebahas
mengenai Laporan Pertanggung Jawaban, Pemilihan Pengurus, Amandemen Adat dan
Perencanaan Kerja
Ayat 2
Musyawarah Ambalan dilaksanakan setiap setahun sekali
PASAL 29
SARASEHAN ADAT
Ayat 1
Sarasehan Adat adalah Pertemuan khusus yang diadakan untuk melakukan revisi Tata
Adat dalam keadaan mendesak.
Ayat 2
Peserta Sarasehan Adat ditentukan oleh Dewan Kehormatan Ambalan.
PASAL 30
RAPAT KERJA TAHUNAN
Ayat 1
Rapat Kerja Tahunan adalah rapat yang diadakan untuk membahas rancangan
Program Kerja yang telah disusun sebelumnya pada Musyawarah Ambalan.
Ayat 2
Rapat Kerja Tahunan dihadiri oleh Kakak Pembina Gugus Depan dan wajib dihadiri
oleh Dewan Ambalan.
PASAL 31
SIDANG KEHORMATAN TINGKAT TINGGI
Ayat 1
Sidang Kehormatan merupakan pemegang keputusan tertinggi tentang Pelanggaran
adat Ambalan yang dilakukan oleh Warga Ambalan.
Ayat 2
Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat berdasarkan keputusan Dewan
Kehormatan Ambalan
Ayat 3
Peserta sidang terdiri dari :
a. Pradana didampingi seorang Kerani sebagai Presidium Sidang.
b. Pradana Putra bertindak sebagai Pimpinan Sidang.
c. Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum dan dapat digantikan/diwakilkan
dengan syarat telah mendapat persetujuan dari presidium Sidang.
d. Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar .
e. Saksi adalah orang yang terkaitPelanggaran dan menjadi tim pembela atas
terdakwa
f. Peserta Bebas adalah warga Ambalan yang ikut menyaksikan
Ayat 4
Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
PASAL 32
PERMUSYAWARATAN PURNA BAKTI DEWAN AMBALAN
Ayat 1
Permusyawaratan Purna Bakti Dewan Ambalan telah diatur sebelumnya pada Pasal 24
Ayat 3 dan Ayat 4.
PASAL 33
SIDANG PROSESI PENEGAK
Ayat 1
Diselenggarakan pada saat prosesi Penegak menuju pelantikan Pramuka Penegak.
Ayat 2
Sidang dipimpin oleh Dewan Kehormatan Ambalan.
Ayat 3
Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Soekarno.
PASAL 34
RAPAT SANGGA KERJA
Ayat 1
Rapat Sangga Kerja merupakan pertemuan yang dilakukan untuk membahas perihal
teknis suatu kegiatan/program kerja.
Ayat 2
Rapat Sangga Kerja dihadiri oleh warga ambalan yang terlibat sebagai sangga kerja
dalam suatu kegiatan/program kerja.
Ayat 3
Rapat Sangga Kerja dipimpin oleh Ketua Sangga Kerja dengan memperhatikan
pertimbangan dari Dewan Kehormatan Ambalan.
Ayat 4
Rapat Pembubaran Sangga Kerja dilaksanakan jika kegiatan/program kerja telah
terselesaikan.
Ayat 5
Rapat Pembubaran Sangga Kerja membahas Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan,
Evaluasi Kegiatan, dan pembahasan lainnya jika diperlukan.
BAB VI
UPACARA – UPACARA
Pasal 35
UPACARA ADAT AMBALAN
Ayat 1
Upacara Adat Ambalan terdiri dari :
- Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan
- Upacara Penerimaan Tamu Ambalan
- Upacara Pelantikan Calon Penegak
- Upacara Pelantikan Penegak Bantara
- Upacara Kenaikan Tingkat Penegak Laksana
- Upacara Pelantikan Dewan Ambalan
Pasal 36
UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN LATIHAN
Ayat 1
Upacara Pembukaan latihan adalah upacara yang dilakukan secara rutin untuk
mengawali pertemuan rutin atau kegiatan latihan Ambalan.
Ayat 2
Susunan Petugas :
- Pradana
- Ajudan Pembina
- Pemimpin Sangga Putra
- Pemimpin Sangga Putri
- Wakil Pemimpin Sangga Putra
- Wakil Pemimpin Sangga Putri
- Pembaca Dasa Darma
- Pasukan Pengibaran Bendera
- Dirigen
Perlengkapan Upacara :
- Bendera Merah Putih
- Tiang Bendera Kreasi
- Teks Pancasila
- Teks Dasa Darma
Ayat 3
Susunan Upacara :
Sebelum Upabuklat dilaksanakan para pemimpin sangga memeriksa kesiapan
anggotanya.
Ayat 4
Upacara Penutupan Latihan adalah upacara yang dilakukan secara rutin untuk
mengakhiri pertemuan rutin atau kegiatan latihan Ambalan.
Susunan Petugas :
- Pradana
- Pembaca Sandi Ambalan
- Pemimpin Sangga Putra
- Pemimpin Sangga Putri
- Wakil Pemimpin Sangga Putra
- Wakil Pemimpin Sangga Putri
- Pasukan Pengibar Bendera
Perlengkapan Upacara :
- Bendera Merah Putih
- Tiang Bendera Kreasi
- Teks Sandi Ambalan
Ayat 5
Upacara Penutupan Latihan :
- Pradana mengambil posisi di depan barisan
- Pradana menyiapkan pasukan dalam barisan bersaf.
- Penghormatan kepada Pradana.
- Laporan Pemimpin Sangga Putra dan Putri (Disaat yang bersamaan Wapinsa
mengambil alih posisi Pemimpin Sangga.) Dengan laporan yaitu : jumlah
seluruh anggota sangga, jumlah yang mengikuti upabuklat, dan jumlah yang
tidak mengikuti upabuklat beserta alasannya.
- Pemimpin Sangga setelah laporan, kemudian mengambil posisi di paling
kanan barisan.
- Pradana menjemput Pembina Upacara.
- Pembina Upacara mengambil tempat di depan sebelah kanan Barisan
- Penurunan Bendera Merah Putih.
- Pembacaan Sandi Ambalan oleh petugas.
- Pembina Upacara memimpin doa.
- Laporan Pradana kepada Pembina.
- Pradana menyerahakan barisan kepada masing masing pinsa untuk
membubarkan barisannya
Ayat 6
Sanksi Bagi Peserta Upabuklat terlambat Akan Disesuaikan dengan kondisi dan Situasi
Pasal 37
UPACARA PENERIMAAN TAMU AMBALAN
Ayat 1
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Adalah Upacara Pelantika Calon Tamu Ambalan
Menjadi Tamu Ambalan
Formasi Barisan Yaitu Calon Tamu Ambalan Membentuk Barisan Bersaf dan
berhadapan langsung dengan Pembina. Penegak Bantara dan Penegak Laksana
Membentuk Barisan Bersaf dan Berada di bagian kanan Pembina Upacara Secara
terpisah
Susunan Petugas :
- Pradana
- Ajudan Pembina
- Pemimpin Pleton Putra
- Pemimpin Pleton Putri
- Pemimpin Upacara
- Pembaca Dasa Darma
- Protokol
- Pembaca Sandi Ambalan
- Pembaca Doa
- Dirigen
- Pembawa Prosesi
Perlengkapan Upacara :
- Naskah Susunan Acara
- Teks Pancasila
- Teks Dasa Darma
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Baki
- Beberapa Kelapa Utuh
Ayat 2
Susunan Acara :
- Pemimpin upacara memasuki lapangan Upacara, barisan disiapkan.
- Penghormatan kepada Pemimpin Upacara.
- Laporan masing-masing pemimpin pleton kepada Pemimpin Upacara.
- Pemimpin upacara menjemput Pembina.
- Pembina menempati posisi.
- Penghormatan kepada Pembina Upacara
- Laporan kepada pembina upacara.
- Menyanyikan lagu Hymne Satya Darma Pramuka
- Amanat dan Kalimat penerimaan dari Pembina.
- Menyanyikan Mars “Teguh Bersatu Kukuh Bersama”
- Penyematan simbolis tamu.
- Pembacaan Doa
- Laporan Pemimpin upacara kepada Pembina.
- Penghormatan kepada pembina upacara.
- Pembina meninggalkan lapangan upacara
- Barisan dibubarkan dilanjutkan dengan Prosesi Penegak Tamu
Pasal 38
UPACARA PELANTIKAN CALON PENEGAK
Ayat 1
Upacara Pelantikan Calon Penegak Adalah Upacara Pelantikan Tamu Ambalan
Menjadi Calon Penegak
Ayat 2
Formasi Barisan Yaitu Barisan Bersaf Dengan Jumlah Saf di sesuaikan dengan jumlah
ada
Ayat 3
Susunan Petugas :
- Pradana
- Petugas Pelantikan
Ayat 4
Perlengkapan Upacara :
- Teks Tanya Jawab dan Ulang Janji.
- Air Kelapa
- Air yang Di Taburi Daun Pacar
Ayat 5
Susunan Upacara :
- Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
- Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
- Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
- Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
- Pengantar kata oleh Pembina.
- Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon
Penegak.
- Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
- Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
- Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
- Pembacaan ulang janji dan penyematan lambang Ambalan
- Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan pembubaran barisan.
Ayat 6
Prosesi dan Filosofi Calon Penegak :
- Calon Penegak Meminum Air Kelapa.
- Calon Penegak membasuh wajah dengan air yang ditaburkan daun pacar. :
Sebagai Tanda Di Sucikannya Kembali Tamu Ambalan Tang
Pasal 39
UPACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA
Ayat 1
Upacara Pelantikan Penegak Bantara Adalah Upacara Pelantikan Calon Penegak
menjadi Penegak Bantara
Ayat 2
Formasi Barisan Yaitu Calon Penegak Yang Akan Di Lantik Membentuk Barisan
Berbanjar Sesuai Dengan Sangga Dan Behadapab Langsung Dengan Pembina
Upacara. Peserta Upacara Lainnya Membentuk Barisan Berbanjar dan posisi barisan di
Sesuaikan dengan kondisi dan situasi
Ayat 3
Susunan Petugas :
- Pradana
- Pendamping Kanan
- Pendamping Kiri
- Pembaca Teks Dasa Darma
- Ajudan
- Pembaca Sandi Ambalan
- Dirigen
- Petugas Prosesi
- Protokol
- Pembaca DOA
- Ajudan Bendara Merah Putih
Ayat 4
Perlengkapan Upacara :
- Air Keruh
- Air Asin
- Air Sabun
- Air Jernih dengan Taburan Daun Pacar
- Gayung Batok Kelapa
- Buah Pare
- Daging Kelapa Muda
- Gula Jawa
- Buah Kelapa Muda Utuh
- Teks Dasa Darma
- Teks Pancasila
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Teks Susunan Acara
- Baki
- Baskom
- Cerek Kuningan
Ayat 5
Susunan Upacara :
Calon Penegak yang telah disidang dapat mengikuti pelantikan dengan susunan
sebagai berikut :
Ayat 6
Prosesi Dan Filosofi Penegak Bantara :
- Penegak Bantara disiram air dengan urutan sebagai berikut : air keruh, air asin,
air sabun, dan air jernih dengan taburan daun pacar. : Sebagai Perumpamaan
Bentuk Perjalanan Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Menjadi Penegak
Bantara
- Penegak Bantara disirami dengan menggunakan gayung khusus yang berbahan
dasar dari batok kelapa. : Men-sucikan Kembali Anggota Ambalan Yang Telah Di
Lantik dan Di Sah Kan
- Penegak Bantara membasuh wajah dengan air daun pacar. : Pertanda
Penyucian Penglihatan,Penciuman, Serta Perkataan
- Penegak Bantara memakan makanan khusus dengan urutan sebagai berikut :
Buah Pare, daging kelapa muda, dan gula jawa : Sebagai Bentuk Perumpamaan
Perjuang Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Hingga Menjadi Penegak
Bantara Yang Berawal Perjuangan Yang Pahit Hingga Berhadiah Hasil Yang
Manis
- Penegak Bantara meminum air kelapa muda langsung dari buahnya tanpa
perantara.
- Penegak Bantara sujud syukur dan merenungkan perjuangan serta usahanya. :
Bentuk Syukur Anggota Ambalan Atas Usahanya
Pasal 40
UPACARA KENAIKAN TINGKAT PENEGAK LAKSANA
Ayat 1
Upacara Kenaikan Tingkat Penegak Laksana Adalah Upacara Kenaikan Tingkat
Penegak Bantara Menjadi Penegak Laksana
Ayat 2
Formasi Barisan Yaitu Penegak Bantara Yang Akan Kenaikan Tingkat Membentuk
Barisan Berbanjar Sesuai Dengan Sangga Dan Behadapab Langsung Dengan
Pembina Upacara. Peserta Upacara Lainnya Membentuk Barisan Berbanjar dan posisi
barisan di Sesuaikan dengan kondisi dan situasi
Ayat 3
Susunan Petugas :
- Pradana
- Pendamping Kanan
- Pendamping Kiri
- Pembaca Teks Dasa Darma
- Ajudan
- Pembaca Sandi Ambalan
- Dirigen
- Petugas Prosesi
- Protokol
- Pembaca DOA
- Ajudan Bendara Merah Putih
Ayat 4
Perlengkapan Upacara :
- Air Keruh
- Air Asin
- Air Sabun
- Air Jernih dengan Taburan Daun Pacar
- Gayung Batok Kelapa
- Buah Pare
- Daging Kelapa Muda
- Gula Jawa
- Buah Kelapa Muda Utuh
- Teks Dasa Darma
- Teks Pancasila
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Teks Susunan Acara
- Baki
- Baskom
- Cerek Kuningan
Ayat 5
Susunan Upacara :
Ayat 6
Prosesi Dan Filosofi Penegak Laksana :
- Penegak Laksana disiram air dengan urutan sebagai berikut : air keruh, air asin,
air sabun, dan air jernih dengan taburan daun pacar. : Sebagai Perumpamaan
Bentuk Perjalanan Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Menjadi Penegak
Laksana
- Penegak Laksana disirami dengan menggunakan gayung khusus yang berbahan
dasar dari batok kelapa. : Men-sucikan Kembali Anggota Ambalan Yang Telah Di
Lantik dan Di Sah Kan
- Penegak Laksna membasuh wajah dengan air daun pacar. : Pertanda Penyucian
Penglihatan,Penciuman, Serta Perkataan
- Penegak Laksana memakan makanan khusus dengan urutan sebagai berikut :
Buah Pare, daging kelapa muda, dan gula jawa : Sebagai Bentuk Perumpamaan
Perjuang Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Hingga Menjadi Penegak
Bantara Yang Berawal Perjuangan Yang Pahit Hingga Berhadiah Hasil Yang
Manis
- Penegak Laksana meminum air kelapa muda langsung dari buahnya tanpa
perantara.
- Penegak Laksana sujud syukur dan merenungkan perjuangan serta usahanya. :
Bentuk Syukur Anggota Ambalan Atas Usahanya
Pasal 41
UPACARA PELANTIKAN DEWAN AMBALAN
Ayat 1
Susunan Petugas :
- Pradana
- Pembaca Teks Dasa Darma
- Ajudan
- Pembaca Sandi Ambalan
- Dirigen
- Petugas Prosesi
- Protokol
- Pembaca DOA
- Ajudan Bendara Merah Putih
Ayat 2
Perlengkapan Upacara :
- Teks Dasa Darma
- Teks Pancasila
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Teks Susunan Acara
Ayat 3
Susunan Acara :
- Pradana menyiapkan pasukan upacara.
- Pradana memasuki tempat upacara, pasukan disiapkan
- Pembina upacara memasuki tempat upacara
- Penghormatan umum kepada pembina upacara
- Laporan pradana kepada pembina upacara
- Menyanyikan lagu hymne pramuka
- Pengurus yang akan dilantik dipersilahkan mengambil tempat
- Pembacaan surat keputusan
- Bendera merah putih memasuki tempat upacara
- Tanya jawab dan ulang janji.
- Bendera merah putih meninggalkan tempat upacara
- Penyematan tanda jabatan oleh pembina upacara
- Penyerahan berkas dewan ambalan lama kepada dewan ambalan baru.
- Menyanyikan Mars “Teguh Bersatu Kukuh Bersama”
- Pembacaan Doa.
- Laporan pradana kepada pembina upacara
- Penghormatan umum kepada pembina upacara
- Upacara selesai Barisan dibubarkan
BAB VII
ADAT KESEHARIAN
Pasal 36
PAKAIAN DAN PENAMPILAN
Pasal 37
MAKAN
1. Sebelum makan warga Ambalan harus duduk dalam bentuk barisan yang
rapi.dengan ketentuan sebagai berikut :
- Ketika adat makan formal, barisan bersaff saling berhadapan sesau
dengan satuannya dengan alas makan yakni daun pisang
- Ketika adat makan nonformal,barisan disesauikan dengan rapi, dengan
menggunakan alas makan yakni baki yang berbentuk lingkaran.
- Maksimal orang dalam satu baki adalah 7 orang.
2. Pemangku adat memimpin dibukanya adat makan dengan keadaan yang
disesuaikan.
3. Pada saat makan, hasduk diselipkan ke kuping baju atau dimasukkan kedalam
baju jika berpakaian lapangan.
4. Adat makan dibuka dengan tiga kali tepukan oleh Pemangku Adat, Tepukan
pertama bertanda untuk duduk siap, Tepukan kedua bertanda mulai berdoa
sebelum makan, Tepukan ketiga secaa serentak pasukan mengatakan :
“Selamat Makan”.
5. Makan dan minum menggunakan tangan kanan.
6. Makan dan minum tidak boleh berdiri.
7. Pada saat makan tidak boleh bersenda gurau dan berbicara.
8. Selesai makan, ditutup dengan tiga kali tepukan lagi oleh Pemangku Adat,
Tepukan pertama bertanda untuk duduk siap, Tepukan kedua bertanda mulai
berdoa setelah makan, Tepukan ketiga secara serentak pasukan
mengatakan :”Siap, Terima kasih”.
9. Adat makan dilakukan dengan ketentuan waktu sesuai porsi makanan.
10. Makan tidak boleh berserakan.
Pasal 38
MAKANAN ADAT
Makanan adat merupakan khas dari Dewan Ambalan Soekarno SMA Negeri 1
Parepare yang disajikan pada saat-saat tertentu sesuai kondisi atau kesepakata
tertentu.
Pagkalan SMA Negeri 1 Parepare menggunakan Nasi Perjuangan sebagai
makanan Adat Ambalan Soekarno. Isi dari Nasi Perjuangan tersebut adalah nasi putih
yang bercampur dengan daun pepaya, cabai rawitt berjumlah 3 biji, tempe kecap, dan
ikan teri.
Terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam Nasi Perjuangan tersebut, yaitu
menggambarkan suatu organsasi yang di dalamnya tidak hanya terdapat kejayaan atau
kenyamanannya, tetapi juga terdapat rasa pahitnya yang dirasakan semua anggota,
lalu ada perjuangan melewati pahit, pedas, manis, dan asin hingga mencapai
kesuksesannya.
Pasal 39
BERBICARA
Pasal 40
TIDUR
Pasal 41
KELUAR MASUK SANGGAR AMBALAN
Pasal 42
KEBERSIHAN SANGGAR AMBALAN
Pasal 43
RAPAT DAN MUSYAWARAH
Pasal 44
KEGIATAN PRAMUKA RUTIN
1. Kegiatan Pramuka rutin Ambalan Soekarno dilaksanakan pada hari Selasa dan
Jum’at.
2. Pada hari Selasa, kegiatan dimulai pada pukul 15.00 - 17.30 WITa dan warga
Ambalan mengenakan pakaian lapangan.
3. Pada hari Jum’at, kegiatan dimulai pada pukul 14.00 – 17.30 WITa dan warga
Ambalan mengenakan pakaian Pramuka lengkap.
4. Pada hari Jum’at, wajib dibuka dengan upabuklat dan ditutup dengan upatuplat.
5. Upabuklat dan upatuplat ditiadakan jika kondisi tidak memungkinkan.
6. Pada hari Selasa, wajib dibuka dengan apel datang dan ditutup dengan apel
pulang
7. Setiap kegiatan rutin, warga Ambalan yang beragama Islam wajib menunaikan
sholat ashar berjamaah di masjid kecuali yang berhalangan.
8. Warga Ambalan yang berhalangan mengikuti kegiatan prmuka rutin wajib
mmberikan keterangan secara lisan kepada Pemangku adat, Pradana, dan
Kerani.
9. Seluruh Dewan Ambalan wajib menjaga kewibawaan setiap pribadinya selama
kegiatan berlangsung.
Pasal 45
BERKEMAH
1. Seluruh warga Ambalan wajib menaati tata tertib perkemahan yang telah
ditetukan.
2. Warga Ambalan berada dalam satuan terpisah
3. Dilarang mengunjungi daerah lawan jenis jika tidak ada kepentingan yang
mendesak.
4. Penyusunan tata tertib perkemahan mengacu kepada tata adat Ambalan.
Pasal 46
IURAN KAS AMBALAN
1. Seluruh warga Ambalan wajib membayar iuran kas yang telah ditentukan
jumlahnya.
2. Iuran dibayar setiap minggu, baik ada kegiatan maupun tidak ada.
3. Iuran dibayarkan kepada Juru Uang Dewan Ambalan.
4. Waktu pembayaran iuran ditentukan oleh kebijakan Juru Uang.
Pasal 47
SANKSI