Anda di halaman 1dari 32

DRAFT

TATA ADAT AMBALAN


GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 01.001 – 01.002
PANGKALAN SMA NEGERI 1 PAREPARE
PANCASILA

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
KODE KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA

TRI SATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasil;
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat;
3. menepati Dasa Darma.

DASA DARMA

1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.


2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Atas kehadirat rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan buku “Tata Adat Ambalan Soekarno”
ini.
Buku “Tata Adat Ambalan Soekarno” ini dibuat tidak lain sebagai pedoman
warga Ambalan Soekarno SMA Negeri 1 Parepare. Agar nantinya seluruh warga
Ambalan Soekarno dapat menjadi lebih baik mulai dari Ketuhanan, kesopanan,
kesantunan, maupun kesusilaan. Buku ini tentu wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh
seluruh warga Ambalan Soekarno. Selain itu, buku ini memuat tentang adat dan
kebiasaan yang berlaku dan merupakan ciri khas yang berhubungan erat dengan
Ambalan Soekarno SMA Negeri 1 Parepare.
Buku adat ini tidak lepas dari peran serta beberapa pihak. Termasuk didalamnya
kakak-kakak Pembina, Purna Dewan Ambalan, serta pihak lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Oleh sebab itu, kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga
buku “Tata Adat Ambalan Soekarno” ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh warga
Ambalan Soekarno.
Sekian,
Teguh dalam Kesatuan, Kukuh dalam Kebersamaan.

Parepare, Oktober 2017

Dewan Ambalan
BAB I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN, FUNGSI
PEMEGANG ADAT, TEMPAT & WAKTU DAN AMANDEMEN
 
Pasal 1
PENGERTIAN
 
Ayat 1

Adat Ambalan Soekarno adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus
Ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur berjalannya sebuah aturan
kepramukaan di dalam lingkungan SMA Negeri 1 Parepare, selama tidak bertentangan
dengan aturan Gerakan Pramuka.

Ayat 2
Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata
kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.
 
 

Pasal 2
MAKSUD
 
Maksud Adat Ambalan adalah sebagai paradigm pola dan tingkah laku warga Ambalan
dalam menjalani aktifitas di Ambalan. 

Pasal 3
TUJUAN
 
Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka
pembinaan dan pengembangan kepramukaan di SMA Negeri 1 Parepare.
 

Pasal 4
FUNGSI
 
Ayat 1
Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan Soekarno SMA Negeri 1
Parepare.
 
Ayat 2
Adat Ambalan berfungsi sebagai dasar atau pedoman untuk membangun
kesejahteraan yang dilandasi semangat kekeluargaan.
 
Ayat 3
Adat Ambalan berfungsi sebagai aturan yang mengikat seluruh warga Ambalan
Soekarno SMA Negeri 1 Parepare agar tercipta suatu ketertiban dan kedisiplinan.
  

Pasal 5
PEMEGANG ADAT

Ayat 1
Pemegang adat adalah orang yang mengatur Tata Adat di Ambalan Soekarno SMA
Negeri 1 Parepare yang mengacu pada Tata Adat yang berlaku dan telah disepakati.
Ayat 2
Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat.

Ayat 3
Pemegang Adat memiliki hak, kewajiban, dan wewenang dalam melaksanakan Tata
Adat Ambalan.

Ayat 4
Pemegang Adat sewaktu-waktu dapat dilimpahkan kepada Dewan Ambalan apabila
dalam keadaan mendesak dan telah disetujui oleh Pemegang Adat yang pemberiannya
runtut sesuai garis komando

Ayat 5
Hak, kewajiban, dan wewenang Pemangku Adat sebagai Pemegang Adat tertera
sebagai berikut :

Hak Pemangku Adat


- Mendapat nilai penghargaan terhadap apa yang menjadi kebijaksanaannya
dalam lingkup Tata Adat Ambalan.
- Memberikan saran yang bersifat membangun.
- Merevisi adat yang sudah tidak sesuai dengan kondisi melalui sarasehan
adat yang disetujui oleh peserta sarasehan adat.
- Bersama dengan Pradana meninjau kinerja seluruh Dewan Ambalan.
- Mendampingi Pradana dalam meninjau setiap kegiatan Kepramukaan.

Kewajiban Pemangku Adat


- Menjaga dan menjalankan Tata Adat Ambalan.
- Menjaga dengan baik seluruh kelengkapan Adat.
- Menjaga ketertiban di lingkup Ambalan.
- Mampu dengan sigap mengambil keputusan.

Wewenang Pemangku Adat


- Memberi sanksi kepada warga Ambalan yang melakukan pelanggaran Adat.
- Memilih salah satu Dewan Ambalan untuk menjadi pelaksana Pemangku
Adat apabila kondisi mendesak seperti yang dibahas pada ayat 4.

Pasal 6
TEMPAT & WAKTU

Ayat 1
Tata Adat Ambalan Soekarno berlaku di lingkup gugus depan SMA Negeri 1 Parepare
yang mengikat seluruh warga Ambalan.

Ayat 2
Tata Adat Ambalan Soekarno berlaku sejak disahkannya Adat Ambalan sampai dirasa
perlu diadakan revisi di sarasehan adat.

Pasal 7
AMANDEMEN ADAT

Ayat 1
Amandemen adat adalah revisi atau perubahan isi dari Tata Adat Ambalan.

Ayat 2
Amandemen Adat dilaksanakan setahun sekali pada agenda Musyawarah Ambalan.
Ayat 3
Jika terjadi kebutuhan perubahan secara mendesak maka dilakukan sarasehan adat
sebelum jadwal Amandemen Adat dilaksanakan.

Ayat 4
Agenda amandemen adat dihadiri oleh minimal satu orang perwakilan Purna Bakti
Dewan Ambalan terhitung sejak disahkannya adat ambalan, jika mampu.
BAB II
IDENTITAS DAN KELENGKAPAN ADAT

Pasal 8
NAMA

Ayat 1
Nama Ambalan Putra maupun Putri adalah Ambalan Soekarno.

Ayat 2
Sejarah dan alasan pemilihan nama Ambalan tertera pada lampiran.

Pasal 9
LAMBANG AMBALAN

Ayat 1

Lambang Ambalan adalah tanda keberadaan seorang Pramuka Penegak yang


berpangkalan di SMA Negeri 1 Parepare.

Ayat 2
Lambang Ambalan hanya boleh digunakan oleh warga Ambalan yang telah berstatus
sebagai Calon Penegak.
Ayat 3
Bentuk, isi, warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam lampiran Adat Ambalan.
Ayat 4
Aturan penggunaan Lambang Ambalan tertera pada Lampiran.
Ayat 5
Lambang Ambalan hanya boleh disentuh oleh anggota Ambalan yang telah mengikuti
proses pengambilan lambang.

Pasal 10
PANJI AMBALAN
 
Ayat 1
Panji Ambalan berbentuk bendera berbahan kain satin berwarna dasar putih berumbai
hijau dengan symbol Lambang Ambalan dan untuk selanjutnya dinamakan Kibaran
Cita.
 
Ayat 2
Ukuran Panji Ambalan adalah 135 X 90 cm dan perbandingan panjang dan lebar Panji
Ambalan adalah 3 : 2.
 
Ayat 3
Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan, upacara kegiatan
kepramukaan dan acara-acara penting lainnya.

Ayat 4
Panji Ambalan hanya dapat dipergunakan di dalam lingkup Tata Adat dalam hal ini
adalah Gugus Depan Pangkalan SMA Negeri 1 Parepare.
 
Ayat 5
Saat panji Ambalan keluar, warga Ambalan memberi sikap penghormatan.

Ayat 6
Panji Ambalan disimpan di tempat khusus di dalam sanggar Ambalan. 

Pasal 11
PUSAKA AMBALAN
 
Ayat 1
Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.
 
Ayat 2
Pusaka Ambalan digunakan oleh Pemangku Adat yang telah diberi hak untuk
membawa, memegang, dan mengeluarkan saat upacara di dalam Ambalan dan
kegiatan kepramukaan lainnya.

Ayat 3
Pusaka Ambalan berhak dibawa, dipegang, dan dikeluarkan oleh Pemangku Adat Putri
namun tidak boleh digunakan.

Ayat 4
Pusaka Ambalan bisa saja teralihkan kepada Pradana apabila dalam keadaan
mendesak sesuai dengan persetujuan Pemangku Adat
 
Ayat 5
Pusaka Ambalan berupa Senjata Tradisional Sulawesi Selatan yakni Parang Panjang
dan disimpan dalam sebuah peti khusus yang telah ditentukan oleh Dewan Ambalan
serta hanya dapat dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat.

Ayat 6
Setelah dikeluarkan, Pusaka Ambalan disimpan diatas sebuah baki khusus sebelum
prosesi adat berlangsung yang tidak semua warga Ambalan dapat menyentuhnya.

Ayat 7
Saat pusaka Ambalan keluar, warga Ambalan memberi sikap penghormatan

Pasal 12
SANDI AMBALAN

Ayat 1
Sandi Ambalan adalah pandangan hidup yang menyangkut perilaku warga Ambalan.
 
Ayat 2
Nama sandi Ambalan Soekarno SMA Negeri 1 Parepare adalah :
 “Ksatria Utama Bumi Nusantara”.
 
Ayat 3
Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan
hati nurani serta sebagai alat pemersatu/penengah saat anggota Ambalan berselisih.
 
Ayat 4
Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan lampiran yang tertera.
 
Ayat 5
Sandi Ambalan dibacakan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh Ambalan setelah
penancapan Pusaka Ambalan dan pada Upacara Penutupan Latihan.
 
Ayat 6
Teks Sandi Ambalan tertera pada Lampiran.

Pasal 13
AMSAL AMBALAN

Ayat 1
Amsal adalah sebuah motto yang menjadi tuntunan sikap untuk seluruh warga Ambalan

Ayat 2
Kalimat Amsal Ambalan adalah sebagai berikut :
“Teguh dalam Kesatuan, Kukuh dalam Kebersamaan”

Ayat 3
Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan

Ayat 4
Amsal Ambalan wajib dituliskan setelah salam penutup pada persuratan Ambalan.

Pasal 14
PALU ADAT

Ayat 1
Palu Adat merupakan Palu Sidang yang dipergunakan pada saat kegiatan Musyawarah
atau sidang tertentu.

Ayat 2
Palu Adat hanya boleh dipegang oleh Pemangku Adat, Pradana atau Pimpinan sidang
yang hanya boleh digunakan dalam lingkup Tata Adat Ambalan.

Ayat 3
Palu Adat terdiri atas Palu dan Tatakan yang berbahan dasar kayu.

Pasal 15
TANDA JABATAN ADAT

Ayat 1
Tanda Jabatan Adat Ambalan Soekarno berupa Ban Lengan Jabatan Adat.

Ayat 2
Ban Lengan Jabatan Adat hanya digunakan oleh Badan Pengurus Harian Dewan
Ambalan : Pradana, Kerani, Juru Uang,dan Pemangku Adat.
Pelaksana Kegiatan : Ketua sangga kerja, Sekretaris, dan Bendahara
Ayat 3
Ban Lengan Jabatan Adat Ambalan berupa kain songket warna kuning dengan motif
batik variasi yang menggunakan benang emas.

Ayat 4
Terkhusus bagi Koordinator Bidang dan Pelaksana Kegiatan, Ban Lengannya terbuat
dari kain polos berwarna kuning.

Ayat 5
Pada tengah Ban Lengan Jabatan Adat terdapat lambang Ambalan dan nama Jabatan
tertentu.

Ayat 6
Ban Lengan Jabatan Adat Ambalan hanya digunakan pada kegiatan atau acara penting
dan resmi.

Pasal 16
PAKAIAN

Ayat 1
Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari :
- Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan SK Kwartir Nasional
Nomor 174 Tahun 2012
- Pakaian Dinas Lapangan sesuai dengan ketentuan Adat.

Ayat 2
Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan SK Kwartir Nasional Nomor
174 Tahun 2012 , dan digunakan saat kegiatan formal kepramukaan.

Ayat 3
Pakaian Dinas Lapangan berupa kaos berlengan panjang dengan ketentuan rancangan
atau desain didasarkan pada setiap angkatan, hasduk, dan topi pet Ambalan,
digunakan pada kegiatan nonformal kepramukaan.

Pasal 17
ATRIBUT

Ayat 1
Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan
digunakan sesuai aturan adat yang tidak bertentangan dengan aturan Gerakan
Pramuka.
 

Ayat 2
Butir (1)
- Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan cirri
Ambalan terdiri dari: Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan.
- Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan baju
sebelah kiri.
- Nomor Gudep berbentuk persegi panjang berwarna dasar putih dengan tulisan dan
garis tepi merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di antara pita lokasi
dan lambang Kwartir Daerah.
 
Butir (2)
Apabila menggunakan Pakaian Dinas Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri
Ambalan adalah kaos Ambalan, Topi pet Ambalan, dan hasduk.

 Butir(3)
- Scarf Tamu Ambalan berwarna biru dengan garis pinggir hitam, terdapat lambang tunas
kelapa dan bertuliskan Tamu Ambalan SMA Negeri 1 Parepare.
- Scarf Tamu Ambalan digunakan saat mengenakan pakaian lapangan.
- Scarf Tamu Ambalan hanya digunakan oleh anggota yang berstatus Tamu Ambalan.

Ayat 3
Atribut Ambalan hanya dipakai oleh anggota Ambalan dan hanya pada kegiatan
Ambalan.

Pasal 18
MARS AMBALAN
Ayat 1
Mars Ambalan adalah lagu kebanggaan yang menjadi identitas dan semangat warga
Ambalan Soekarno.
Ayat 2
Mars Ambalan wajib dinyanyikan pada acara penting dan resmi Ambalan yang dipandu
seorang dirigen.
Ayat 3
Mars Ambalan dinyanyikan setelah amanat pada setiap Upabuklat.

Ayat 4
Mars Ambalan harus dinyanyikan oleh semua warga Ambalan yang dipandu oleh
seorang dirigen.
Ayat 5
Lirik Mars Ambalan tertera pada lampiran.

PASAL 19
HARI AMBALAN

Ayat 1
Hari Amabalan merupakan hari resmi Ambalan Soekarno yang diperingati sebagai
momentum pengesahan Adat Ambalan.

Ayat 2
Hari Ambalan diperingati tiap tahunnya pada tanggal 14 Oktober.

Ayat 3
Hari Ambalan diperingati dengan sebuah kegiatan atau acara silaturahmi antar Anggota
Ambalan
BAB III
KEANGGOTAAN
 
Pasal 20
WARGA AMBALAN
 
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Calon Penegak,
dan Tamu Ambalan.

Pasal 21
TAMU AMBALAN
 
Ayat 1
Tamu Ambalan adalah peserta didik baru SMA Negeri 1 Parepare yang ingin dan siap
menjadi anggota Ambalan Soekarno.
 
 
Pasal 22
CALON PENEGAK
 
Ayat 1
Calon Penegak adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan
SMA Negeri 1 Parepare dan belum pernah dilantik menjadi Penegak.

Ayat 2
Calon Penegak berhak mengenakan Lambang Ambalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 
Pasal 23
ANGGOTA UTAMA AMBALAN
 
Ayat 1
Anggota Utama Ambalan adalah warga Ambalan yang telah memenuhi persyaratan
golongan Penegak Bantara dan Laksana.
 
Ayat 2
Persyaratan untuk menjadi Anggota Utama Ambalan terdiri dari :
- Telah dilantik sebelumnya sebagai Calon Penegak dengan kurun waktu menjadi
calon penegak selama 6 bulan di Gugus Depan SMA Negeri 1 Parepare.
- Tidak merangkap sebagai anggota GugusDepanlain.
- Memenuhi SKU golonganPenegak.
- Mengikuti Prosesi Anggota.
- Telah dilantik menjadi Penegak.
 

PASAL 24
PURNA BAKTI DEWAN AMBALAN

Ayat 1
Purna Bakti Dewan Ambalan merupakan anggota Ambalan yang telah lepas dari masa
jabatan sebagai Dewan Ambalan.

Ayat 2
Purna Bakti Dewan Ambalan memiliki fungsi kewajiban yang tidak terikat dalam rangka
kemajuan Ambalan
Ayat 3
Permasalahan yang terdapat di Ambalan yang tidak bisa lagi diselesaikan pada sidang
kehormatan tingkat tinggi akan dialihkan pada Permusyawaratan Purna Bakti Dewan
Ambalan sesuai persetujuan Pemangku Adat

Ayat 4
Butir (1)
Permusyawaratan Purna merupakan yang bersifat semi formal

Butir (2)
Semi formal yang dimaksudkan pada butir 1 mengenai penggunaan seragam yang
tidak diharuskan menggunakan seragam yang tidak diharuskan menggunakan seragam
Pramuka namun tetap menjunjung tinggi adab-adab bermusyawarah.

Ayat 5
Butir (1)
Purna Bakti Dewan Ambalan dianjurkan mengenakan atribut Purna pada kegiatan
Ambalan.

Butir (2)
Atribut yang dimaksud pada butir 1 adalah Pakaian Dinas Harian dan Kartu Identitas

Ayat 6
Purna Bakti Dewan Ambalan tidak dapat ambil alih tanpa seizin Dewan Ambalan pada
kegiatan Ambalan
BAB IV
KEPENGURUSAN
 
Pasal 25
DEWAN AMBALAN
 
Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Utama Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk
menjadi Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan
dilantik menjadi Dewan Ambalan.
 
Ayat 2
Persyaratan Dewan Ambalan :
- Terdaftar sebagai siswa aktif di SMA Negeri 1 Parepare.
- Merupakan Anggota Utama Ambalan yang aktif.
- Menyatakan kesediaan secara lisan.
- Pradana mencalonkan atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan.
- Dewan Ambalan terpilih saat siding Musyawarah Ambalan berdasarkan
pertimbangan Pradana terpilih dan peserta Musyawarah.

Ayat 3
Dewan Ambalan terdiri atas :
- Pradana (Ketua Dewan Ambalan)
- Pemangku Adat
- Kerani (Sekretaris)
- Juru Uang (Bendahara)

Dan dibantu beberapa anggota dari bidang-bidang sebagai berikut :


- Bidang Kajian Kepramukaan
- Bidang Kegiatan Kepramukaan
- Bidang Hubungan Kemasyarakatan
- Bidang Evaluasi dan Pengembangan
 
Pasal 26
DEWAN KEHORMATAN AMBALAN
 
Ayat 1
Dewan Kehormatan Ambalan terdiri dari Pemangku Adat dan Pradana

Ayat 2
Dewan Kehormatan Ambalan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kehidupan
Tata Adat Ambalan sesuai dengan Tata Adat Ambalan yang berlaku. 

Ayat 3
PersyaratanPemangku Adat:
- Merupakan mantan pengurus Dewan Ambalan sebelumnya
- Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
- Tidak melanggar Adat  Ambalan.
- Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.
- Terpilih saat musyawarah Ambalan.
- Menyatakan kesediaan secara lisan.
BAB V
PERMUSYAWARATAN

Pasal 27
MACAM-MACAM PERMUSYAWARATAN

Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari :
- Musyawarah Ambalan (Musyam)
- Sarasehan Adat
- Rapat Kerja Tahunan
- Sidang Kehormatan Tingkat Tinggi
- Permusyawaratan Purna Bakti Dewan Ambalan
- Sidang Prosesi Penegak
- Rapat Sangga Kerja

PASAL 28
MUSYAWARAH AMBALAN

Ayat 1
Musyawarah Ambalan adalah Musyawarah terbesar di lingkup Ambalan yang mebahas
mengenai Laporan Pertanggung Jawaban, Pemilihan Pengurus, Amandemen Adat dan
Perencanaan Kerja

Ayat 2
Musyawarah Ambalan dilaksanakan setiap setahun sekali

PASAL 29
SARASEHAN ADAT

Ayat 1
Sarasehan Adat adalah Pertemuan khusus yang diadakan untuk melakukan revisi Tata
Adat dalam keadaan mendesak.

Ayat 2
Peserta Sarasehan Adat ditentukan oleh Dewan Kehormatan Ambalan.

PASAL 30
RAPAT KERJA TAHUNAN

Ayat 1
Rapat Kerja Tahunan adalah rapat yang diadakan untuk membahas rancangan
Program Kerja yang telah disusun sebelumnya pada Musyawarah Ambalan.

Ayat 2
Rapat Kerja Tahunan dihadiri oleh Kakak Pembina Gugus Depan dan wajib dihadiri
oleh Dewan Ambalan.
PASAL 31
SIDANG KEHORMATAN TINGKAT TINGGI

Ayat 1
Sidang Kehormatan merupakan pemegang keputusan tertinggi tentang Pelanggaran
adat Ambalan yang dilakukan oleh Warga Ambalan.

Ayat 2
Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat berdasarkan keputusan Dewan
Kehormatan Ambalan

Ayat 3
Peserta sidang terdiri dari :
a. Pradana didampingi seorang Kerani sebagai Presidium Sidang.
b. Pradana Putra bertindak sebagai Pimpinan Sidang.
c. Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum dan dapat digantikan/diwakilkan
dengan syarat telah mendapat persetujuan dari presidium Sidang.
d. Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar .
e. Saksi adalah orang yang terkaitPelanggaran dan menjadi tim pembela atas
terdakwa
f. Peserta Bebas adalah warga Ambalan yang ikut menyaksikan

Ayat 4
Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.

PASAL 32
PERMUSYAWARATAN PURNA BAKTI DEWAN AMBALAN

Ayat 1
Permusyawaratan Purna Bakti Dewan Ambalan telah diatur sebelumnya pada Pasal 24
Ayat 3 dan Ayat 4.

PASAL 33
SIDANG PROSESI PENEGAK

Ayat 1
Diselenggarakan pada saat prosesi Penegak menuju pelantikan Pramuka Penegak.

Ayat 2
Sidang dipimpin oleh  Dewan Kehormatan Ambalan.

Ayat 3
Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Soekarno.

PASAL 34
RAPAT SANGGA KERJA

Ayat 1
Rapat Sangga Kerja merupakan pertemuan yang dilakukan untuk membahas perihal
teknis suatu kegiatan/program kerja.

Ayat 2
Rapat Sangga Kerja dihadiri oleh warga ambalan yang terlibat sebagai sangga kerja
dalam suatu kegiatan/program kerja.
Ayat 3
Rapat Sangga Kerja dipimpin oleh Ketua Sangga Kerja dengan memperhatikan
pertimbangan dari Dewan Kehormatan Ambalan.

Ayat 4
Rapat Pembubaran Sangga Kerja dilaksanakan jika kegiatan/program kerja telah
terselesaikan.

Ayat 5
Rapat Pembubaran Sangga Kerja membahas Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan,
Evaluasi Kegiatan, dan pembahasan lainnya jika diperlukan.

BAB VI
UPACARA – UPACARA

Pasal 35
UPACARA ADAT AMBALAN

Ayat 1
Upacara Adat Ambalan terdiri dari :
- Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan
- Upacara Penerimaan Tamu Ambalan
- Upacara Pelantikan Calon Penegak
- Upacara Pelantikan Penegak Bantara
- Upacara Kenaikan Tingkat Penegak Laksana
- Upacara Pelantikan Dewan Ambalan

Pasal 36
UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN LATIHAN

Ayat 1
Upacara Pembukaan latihan adalah upacara yang dilakukan secara rutin untuk
mengawali pertemuan rutin atau kegiatan latihan Ambalan.

Ayat 2
Susunan Petugas :
- Pradana
- Ajudan Pembina
- Pemimpin Sangga Putra
- Pemimpin Sangga Putri
- Wakil Pemimpin Sangga Putra
- Wakil Pemimpin Sangga Putri
- Pembaca Dasa Darma
- Pasukan Pengibaran Bendera
- Dirigen

Perlengkapan Upacara :
- Bendera Merah Putih
- Tiang Bendera Kreasi
- Teks Pancasila
- Teks Dasa Darma
Ayat 3

Susunan Upacara :
Sebelum Upabuklat dilaksanakan para pemimpin sangga memeriksa kesiapan
anggotanya.

Upacara Pembukaan Latihan :


- Pradana mengambil posisi di depan barisan
- Pradana menyiapkan pasukan dalam barisan bersaf.
- Penghormatan kepada Pradana yang dipimpin oleh pinsa paling kanan barisan
- Laporan Pemimpin Sangga Putra dan Putri (Disaat yang bersamaan Wapinsa
mengambil alih posisi Pemimpin Sangga). Dengan laporan yaitu : jumlah
seluruh anggota sangga, jumlah yang mengikuti upabuklat, dan jumlah yang
tidak mengikuti upabuklat beserta alasannya.
- Pemimpin Sangga setelah laporan, kemudian mengambil posisi di paling
kanan barisan.
- Pradana menjemput Pembina Upacara.
- Pembina Upacara mengambil tempat di depan sebelah kanan barisan
- Pengibaran Bendera Merah Putih, Pradana memimpin penghormatan.
- Pembacaan Pancasila oleh Pembina Upacara.
- Pembacaan Dasa Darma oleh petugas.
- Arahan dari Pembina Upacara.
- Pembacaan Doa dipimpin oleh Pembina Upacara
- Pradana menyerahakan barisan kepada masing masing pinsa untuk
membubarkan barisannya dan dilanjutkan dengan kegiatan latihan.

Ayat 4

Upacara Penutupan Latihan adalah upacara yang dilakukan secara rutin untuk
mengakhiri pertemuan rutin atau kegiatan latihan Ambalan.

Susunan Petugas :
- Pradana
- Pembaca Sandi Ambalan
- Pemimpin Sangga Putra
- Pemimpin Sangga Putri
- Wakil Pemimpin Sangga Putra
- Wakil Pemimpin Sangga Putri
- Pasukan Pengibar Bendera

Perlengkapan Upacara :
- Bendera Merah Putih
- Tiang Bendera Kreasi
- Teks Sandi Ambalan

Ayat 5
Upacara Penutupan Latihan :
- Pradana mengambil posisi di depan barisan
- Pradana menyiapkan pasukan dalam barisan bersaf.
- Penghormatan kepada Pradana.
- Laporan Pemimpin Sangga Putra dan Putri (Disaat yang bersamaan Wapinsa
mengambil alih posisi Pemimpin Sangga.) Dengan laporan yaitu : jumlah
seluruh anggota sangga, jumlah yang mengikuti upabuklat, dan jumlah yang
tidak mengikuti upabuklat beserta alasannya.
- Pemimpin Sangga setelah laporan, kemudian mengambil posisi di paling
kanan barisan.
- Pradana menjemput Pembina Upacara.
- Pembina Upacara mengambil tempat di depan sebelah kanan Barisan
- Penurunan Bendera Merah Putih.
- Pembacaan Sandi Ambalan oleh petugas.
- Pembina Upacara memimpin doa.
- Laporan Pradana kepada Pembina.
- Pradana menyerahakan barisan kepada masing masing pinsa untuk
membubarkan barisannya

Ayat 6
Sanksi Bagi Peserta Upabuklat terlambat Akan Disesuaikan dengan kondisi dan Situasi

Pasal 37
UPACARA PENERIMAAN TAMU AMBALAN

Ayat 1
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Adalah Upacara Pelantika Calon Tamu Ambalan
Menjadi Tamu Ambalan

Formasi Barisan Yaitu Calon Tamu Ambalan Membentuk Barisan Bersaf dan
berhadapan langsung dengan Pembina. Penegak Bantara dan Penegak Laksana
Membentuk Barisan Bersaf dan Berada di bagian kanan Pembina Upacara Secara
terpisah

Susunan Petugas :
- Pradana
- Ajudan Pembina
- Pemimpin Pleton Putra
- Pemimpin Pleton Putri
- Pemimpin Upacara
- Pembaca Dasa Darma
- Protokol
- Pembaca Sandi Ambalan
- Pembaca Doa
- Dirigen
- Pembawa Prosesi

Perlengkapan Upacara :
- Naskah Susunan Acara
- Teks Pancasila
- Teks Dasa Darma
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Baki
- Beberapa Kelapa Utuh

Ayat 2
Susunan Acara :
- Pemimpin upacara memasuki lapangan Upacara, barisan disiapkan.
- Penghormatan kepada Pemimpin Upacara.
- Laporan masing-masing pemimpin pleton kepada Pemimpin Upacara.
- Pemimpin upacara menjemput Pembina.
- Pembina menempati posisi.
- Penghormatan kepada Pembina Upacara
- Laporan kepada pembina upacara.
- Menyanyikan lagu Hymne Satya Darma Pramuka
- Amanat dan Kalimat penerimaan dari Pembina.
- Menyanyikan Mars “Teguh Bersatu Kukuh Bersama”
- Penyematan simbolis tamu.
- Pembacaan Doa
- Laporan Pemimpin upacara kepada Pembina.
- Penghormatan kepada pembina upacara.
- Pembina meninggalkan lapangan upacara
- Barisan dibubarkan dilanjutkan dengan Prosesi Penegak Tamu

Prosesi Tamu Dan Filosofi :


- Penyamatan hasduk kepada calon tamu ambalan : Merupakan Pertanda
Bahwa Calon Tamu Ambalan Sudah Diterima pada Ambalan Tersebut
- Tamu meminum air kelapa langsung dari buahnya tanpa perantara
- Membasuh wajah dengan air khusus : Sebagai Pertanda Bahwa Tamu
Ambalan Yang Telah Di Sah Kan Telah Di Suci Kan

Pasal 38
UPACARA PELANTIKAN CALON PENEGAK

Ayat 1
Upacara Pelantikan Calon Penegak Adalah Upacara Pelantikan Tamu Ambalan
Menjadi Calon Penegak

Ayat 2
Formasi Barisan Yaitu Barisan Bersaf Dengan Jumlah Saf di sesuaikan dengan jumlah
ada

Ayat 3
Susunan Petugas :
- Pradana
- Petugas Pelantikan

Ayat 4
Perlengkapan Upacara :
- Teks Tanya Jawab dan Ulang Janji.
- Air Kelapa
- Air yang Di Taburi Daun Pacar

Ayat 5

Susunan Upacara :
- Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
- Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
- Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
- Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
- Pengantar kata oleh Pembina.
- Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon
Penegak.
- Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
- Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
- Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
- Pembacaan ulang janji dan penyematan lambang Ambalan
- Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan pembubaran barisan.
Ayat 6
Prosesi dan Filosofi Calon Penegak :
- Calon Penegak Meminum Air Kelapa.
- Calon Penegak membasuh wajah dengan air yang ditaburkan daun pacar. :
Sebagai Tanda Di Sucikannya Kembali Tamu Ambalan Tang

Pasal 39
UPACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA

Ayat 1
Upacara Pelantikan Penegak Bantara Adalah Upacara Pelantikan Calon Penegak
menjadi Penegak Bantara

Ayat 2
Formasi Barisan Yaitu Calon Penegak Yang Akan Di Lantik Membentuk Barisan
Berbanjar Sesuai Dengan Sangga Dan Behadapab Langsung Dengan Pembina
Upacara. Peserta Upacara Lainnya Membentuk Barisan Berbanjar dan posisi barisan di
Sesuaikan dengan kondisi dan situasi

Ayat 3
Susunan Petugas :
- Pradana
- Pendamping Kanan
- Pendamping Kiri
- Pembaca Teks Dasa Darma
- Ajudan
- Pembaca Sandi Ambalan
- Dirigen
- Petugas Prosesi
- Protokol
- Pembaca DOA
- Ajudan Bendara Merah Putih

Ayat 4
Perlengkapan Upacara :
- Air Keruh
- Air Asin
- Air Sabun
- Air Jernih dengan Taburan Daun Pacar
- Gayung Batok Kelapa
- Buah Pare
- Daging Kelapa Muda
- Gula Jawa
- Buah Kelapa Muda Utuh
- Teks Dasa Darma
- Teks Pancasila
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Teks Susunan Acara
- Baki
- Baskom
- Cerek Kuningan
Ayat 5

Susunan Upacara :

Calon Penegak yang telah disidang dapat mengikuti pelantikan dengan susunan
sebagai berikut :

- Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.


- Pemimpin upacara menjemput Pembina.
- Pembina menempati posisi.
- Penghormatan kepada Pembina Upacara
- Laporan kepada pembina upacara.
- Menyanyikan lagu Hymne Satya Darma Pramuka
- Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan
pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.
- Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri
mengenai watak dan kecakapan calon.
- Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
- Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota
ambalan menghormat dipimpin oleh Pradana/Petugas.
- Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
- Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
- Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegak, dengan jalan memegang
ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri
tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda
Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.
- Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
- Prosesi Penegak Bantara.
- Ucapan selamat dari anggota ambalan.
- Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang
selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.
- Menyanyikan Mars “Teguh Bersatu Kukuh Bersama”
- Pembacaan Doa
- Laporan Pemimpin upacara kepada Pembina.
- Penghormatan kepada pembina upacara.
- Pembina meninggalkan lapangan upacara

Ayat 6
Prosesi Dan Filosofi Penegak Bantara :
- Penegak Bantara disiram air dengan urutan sebagai berikut : air keruh, air asin,
air sabun, dan air jernih dengan taburan daun pacar. : Sebagai Perumpamaan
Bentuk Perjalanan Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Menjadi Penegak
Bantara
- Penegak Bantara disirami dengan menggunakan gayung khusus yang berbahan
dasar dari batok kelapa. : Men-sucikan Kembali Anggota Ambalan Yang Telah Di
Lantik dan Di Sah Kan
- Penegak Bantara membasuh wajah dengan air daun pacar. : Pertanda
Penyucian Penglihatan,Penciuman, Serta Perkataan
- Penegak Bantara memakan makanan khusus dengan urutan sebagai berikut :
Buah Pare, daging kelapa muda, dan gula jawa : Sebagai Bentuk Perumpamaan
Perjuang Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Hingga Menjadi Penegak
Bantara Yang Berawal Perjuangan Yang Pahit Hingga Berhadiah Hasil Yang
Manis
- Penegak Bantara meminum air kelapa muda langsung dari buahnya tanpa
perantara.
- Penegak Bantara sujud syukur dan merenungkan perjuangan serta usahanya. :
Bentuk Syukur Anggota Ambalan Atas Usahanya

Pasal 40
UPACARA KENAIKAN TINGKAT PENEGAK LAKSANA

Ayat 1
Upacara Kenaikan Tingkat Penegak Laksana Adalah Upacara Kenaikan Tingkat
Penegak Bantara Menjadi Penegak Laksana

Ayat 2
Formasi Barisan Yaitu Penegak Bantara Yang Akan Kenaikan Tingkat Membentuk
Barisan Berbanjar Sesuai Dengan Sangga Dan Behadapab Langsung Dengan
Pembina Upacara. Peserta Upacara Lainnya Membentuk Barisan Berbanjar dan posisi
barisan di Sesuaikan dengan kondisi dan situasi

Ayat 3
Susunan Petugas :
- Pradana
- Pendamping Kanan
- Pendamping Kiri
- Pembaca Teks Dasa Darma
- Ajudan
- Pembaca Sandi Ambalan
- Dirigen
- Petugas Prosesi
- Protokol
- Pembaca DOA
- Ajudan Bendara Merah Putih

Ayat 4
Perlengkapan Upacara :
- Air Keruh
- Air Asin
- Air Sabun
- Air Jernih dengan Taburan Daun Pacar
- Gayung Batok Kelapa
- Buah Pare
- Daging Kelapa Muda
- Gula Jawa
- Buah Kelapa Muda Utuh
- Teks Dasa Darma
- Teks Pancasila
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Teks Susunan Acara
- Baki
- Baskom
- Cerek Kuningan
Ayat 5
Susunan Upacara :

- Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.


- Pemimpin upacara menjemput Pembina.
- Pembina menempati posisi.
- Penghormatan kepada Pembina Upacara
- Laporan kepada pembina upacara.
- Menyanyikan lagu Hymne Satya Darma Pramuka
- Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke
hadapan Pembina Penegak.
- Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan
kecakapan yang bersangkutan.
- Para pendamping kembali ketempat.
- Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara
Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat.
- Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina
Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan
menghormat dipimpin Pradana atau petugas.
- Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang
bersangkutan.
- Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina
memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di
dada kiri tepat pada jantungnya
- Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
- Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
- Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
- Prosesi Penegak Laksana
- Pendamping menjemput Penegak Laksana kembali sangganya.
- Menyanyikan Mars “Teguh Bersatu Kukuh Bersama”
- Pembacaan Doa
- Laporan Pemimpin upacara kepada Pembina.
- Penghormatan kepada pembina upacara.
- Pembina meninggalkan lapangan upacara

Ayat 6
Prosesi Dan Filosofi Penegak Laksana :
- Penegak Laksana disiram air dengan urutan sebagai berikut : air keruh, air asin,
air sabun, dan air jernih dengan taburan daun pacar. : Sebagai Perumpamaan
Bentuk Perjalanan Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Menjadi Penegak
Laksana
- Penegak Laksana disirami dengan menggunakan gayung khusus yang berbahan
dasar dari batok kelapa. : Men-sucikan Kembali Anggota Ambalan Yang Telah Di
Lantik dan Di Sah Kan
- Penegak Laksna membasuh wajah dengan air daun pacar. : Pertanda Penyucian
Penglihatan,Penciuman, Serta Perkataan
- Penegak Laksana memakan makanan khusus dengan urutan sebagai berikut :
Buah Pare, daging kelapa muda, dan gula jawa : Sebagai Bentuk Perumpamaan
Perjuang Anggota Ambalan Dari Tamu Ambalan Hingga Menjadi Penegak
Bantara Yang Berawal Perjuangan Yang Pahit Hingga Berhadiah Hasil Yang
Manis
- Penegak Laksana meminum air kelapa muda langsung dari buahnya tanpa
perantara.
- Penegak Laksana sujud syukur dan merenungkan perjuangan serta usahanya. :
Bentuk Syukur Anggota Ambalan Atas Usahanya

Pasal 41
UPACARA PELANTIKAN DEWAN AMBALAN

Ayat 1
Susunan Petugas :
- Pradana
- Pembaca Teks Dasa Darma
- Ajudan
- Pembaca Sandi Ambalan
- Dirigen
- Petugas Prosesi
- Protokol
- Pembaca DOA
- Ajudan Bendara Merah Putih

Ayat 2
Perlengkapan Upacara :
- Teks Dasa Darma
- Teks Pancasila
- Teks Doa
- Teks Sandi Ambalan
- Teks Susunan Acara

Ayat 3

Susunan Acara :
- Pradana menyiapkan pasukan upacara.
- Pradana memasuki tempat upacara, pasukan disiapkan
- Pembina upacara memasuki tempat upacara
- Penghormatan umum kepada pembina upacara
- Laporan pradana kepada pembina upacara
- Menyanyikan lagu hymne pramuka
- Pengurus yang akan dilantik dipersilahkan mengambil tempat
- Pembacaan surat keputusan
- Bendera merah putih memasuki tempat upacara
- Tanya jawab dan ulang janji.
- Bendera merah putih meninggalkan tempat upacara
- Penyematan tanda jabatan oleh pembina upacara
- Penyerahan berkas dewan ambalan lama kepada dewan ambalan baru.
- Menyanyikan Mars “Teguh Bersatu Kukuh Bersama”
- Pembacaan Doa.
- Laporan pradana kepada pembina upacara
- Penghormatan umum kepada pembina upacara
- Upacara selesai Barisan dibubarkan

BAB VII
ADAT KESEHARIAN

Pasal 36
PAKAIAN DAN PENAMPILAN

1. Penggunaan seragam pramuka lengkap harus sesuai dengan aturan Gerakan


Pramuka .
2. Pada pertemuan atau kegiatan latihan, saat Pemimpin mengenakan seragam
Pramuka
3. Pada saat mengenakan pakaian Pramuka lengkap, dilarang mengenakan jaket,
sweater, dan sejenisnya.
4. Pengenaan jaket, sweater dan sejenisnya dapat diperbolehkan dengan
penyesuaian kondisi tertentu.
5. Bagi Putra, wajib mengenakan hasduk, cincin, kacu, baret, tatop, ikat pinggang,
papan nama, kaos kaki hitam menutupi mata kaki, dan sepatu hitam.
6. Bagi Putri, wajib mengenakan hasduk, cincin kacu, topi boni, papan nama, kaos
kaki hitam menutupi ¾ betis, dan sepatu hitam.
7. Pakaian harus selalu rapi.
8. Hasduk harus melebihi pusar.
9. Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukka kedalam saku celana atu tempat
sembarangan wajib dipegang atau diselipkan di kuping baju.
10. Saat berada didalam ruangan baret dipakai, tidak boleh dimasukkan kedalam
saku celana atau tempat sembarangan wajib dipegang atau diselipkan dikuping
baju.
11. Bagi putri yang beragama islam, wajib mengenakan jilbab dengan rapi bewarna
coklat tua.
12. Bagi putri yang beragama nonislam,rambutnya dirapikan.
13. Ketentuan penggunaan aksesoris :
- Dilarang menggunakan perhiasan berupa cincin,gelang,dan kalung.
- Bagi putra,dilarang menggunakan tindik atau anting.
- Dilarang menggunakan kacamata selain kacamata rabun,radiasi,dan
untuk perlindungan mata lainnya.
- Dilarang menggunakan aksesoris rambut yang berlebihan.
14. Bagi putri, dilarang menggunakan make-up,cat kuku dan pewarna rambut.
15. Bagi putra, rambut dirapikan dan tidak boleh diwarnai.
16. Dilarang memanjangkan kuku.
17. Pada saat mengenakan pakaian lapangan wajib mengenakan hasduk.
18. Diperbolehkan mengenakan oakaian bebas rapi pada saat tertentu.
19. Bagi putri, dilarang mengenakan jeans, pakaian ketat, dan diwajibkan memakai
baju lengan panjang bagi yang muslim.
20. Bagi putra dilarang menggunakan celana pendek diatas lutut.
21. Bagi putra dilarang menggunakan pakaian berkerah segitiga.
22. Bagi putra dilarang memberikan kesan garis pada rambut.
23. Bagi putra dilarang menggunakan topi pet diluar ketentuan pakaian adat.
24. Bagi putri, diwajibkan mengenakan dalaman jilbab pada kegiatan kepramukaan
25. Pada saat memakai pakaian dinas lapangan, alas kaki minimal sendal gunung.
ADAT MAKAN

Pasal 37
MAKAN
1. Sebelum makan warga Ambalan harus duduk dalam bentuk barisan yang
rapi.dengan ketentuan sebagai berikut :
- Ketika adat makan formal, barisan bersaff saling berhadapan sesau
dengan satuannya dengan alas makan yakni daun pisang
- Ketika adat makan nonformal,barisan disesauikan dengan rapi, dengan
menggunakan alas makan yakni baki yang berbentuk lingkaran.
- Maksimal orang dalam satu baki adalah 7 orang.
2. Pemangku adat memimpin dibukanya adat makan dengan keadaan yang
disesuaikan.
3. Pada saat makan, hasduk diselipkan ke kuping baju atau dimasukkan kedalam
baju jika berpakaian lapangan.
4. Adat makan dibuka dengan tiga kali tepukan oleh Pemangku Adat, Tepukan
pertama bertanda untuk duduk siap, Tepukan kedua bertanda mulai berdoa
sebelum makan, Tepukan ketiga secaa serentak pasukan mengatakan :
“Selamat Makan”.
5. Makan dan minum menggunakan tangan kanan.
6. Makan dan minum tidak boleh berdiri.
7. Pada saat makan tidak boleh bersenda gurau dan berbicara.
8. Selesai makan, ditutup dengan tiga kali tepukan lagi oleh Pemangku Adat,
Tepukan pertama bertanda untuk duduk siap, Tepukan kedua bertanda mulai
berdoa setelah makan, Tepukan ketiga secara serentak pasukan
mengatakan :”Siap, Terima kasih”.
9. Adat makan dilakukan dengan ketentuan waktu sesuai porsi makanan.
10. Makan tidak boleh berserakan.

Pasal 38
MAKANAN ADAT

Makanan adat merupakan khas dari Dewan Ambalan Soekarno SMA Negeri 1
Parepare yang disajikan pada saat-saat tertentu sesuai kondisi atau kesepakata
tertentu.
Pagkalan SMA Negeri 1 Parepare menggunakan Nasi Perjuangan sebagai
makanan Adat Ambalan Soekarno. Isi dari Nasi Perjuangan tersebut adalah nasi putih
yang bercampur dengan daun pepaya, cabai rawitt berjumlah 3 biji, tempe kecap, dan
ikan teri.
Terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam Nasi Perjuangan tersebut, yaitu
menggambarkan suatu organsasi yang di dalamnya tidak hanya terdapat kejayaan atau
kenyamanannya, tetapi juga terdapat rasa pahitnya yang dirasakan semua anggota,
lalu ada perjuangan melewati pahit, pedas, manis, dan asin hingga mencapai
kesuksesannya.
Pasal 39
BERBICARA

1. Dilarang membuat forum dalam sebuah forum.


2. Didalam sebuah forum apabila ingin menanggapi atau memberi saran wajib
mengacungkan tangan terlebih dahulu setelah itu memohon izin untuk berbicara,
dan boleh berbicara jika sudah dipersilahkan oleh pemimpim forum.
3. Dapat menjaga sopan santun.
4. Menjaga lisan dari ucapan yang bersifat Mencela, Memfitnah, Menjelekkan orang
lain dan kata-kata kotor
5. Ketika Warga Ambalan yang tingkatannya lebih rendah berbicara kepada warga
Ambalan yang tingkatannya lebih wajib diawali dengan kata “Siap” dan diakhiri
dengan kata “Kak/Kakak” dengan kurun waktu pemberlakuan terbatas.
6. Warga Ambalan yang tingkatannya lebih rendah wajib menyapa Warga Ambalan
yang tingkatannya lebih tinggi pada saat berpapasan dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Pada hari Senin-Kamis dan Ahad cara menyapa dengan ketentuan sebagai
berikut : “Siap, Kak, Salam Nusa” dan wajib dijawab dengan “Salam Bangsa”
- Pada hari Jum’at-Sabtu caramenyapa dengan sikap hormat dengan kalimat :
“Siap, Kak, Salam Pramuka” dan wajib dijawab dengan “Salam”.

Pasal 40
TIDUR

1. Tidur tidak boleh mengenakan pakaian Pramuka lengkap


2. Dalam kegiatan kepramukaan, jam malam maksimal pukul 23.00 WITa. Kecuali
ada kepentingan yang mendesak dan Warga Ambalan yang ditugaskan sebagai
petugas piket.
3. Satuan terpisah antara Putra dan Putri.
4. Sebelum tidur Warga Ambalan wajib membaca doa sesuai agama masing-
masing.
5. Posisi tidur sesuai dengan aturan yang disepakati.
6. Posisi awal pada saat tidur yaitu Siap.
7. Adat tidur dipantau oleh Pemangku Adat.

Pasal 41
KELUAR MASUK SANGGAR AMBALAN

1. Dlarang mengenakan alas kaki saat memasuki sanggar Ambalan.


2. Dilarang meninggalkan sampah di sanggar Ambalan.
3. Ketika masuk sanggar Ambalan wajib menjaga kebersihan dan kerapihan
sanggar
4. Bagi Warga Ambalan yang ingin memasuki sanggar Ambalan saat rapat sedang
berlangsung diharuskan mengetuk pintu terlebih dahulu dan meminta izin masuk
kepada pemimpin rapat.
5. Selain Warga Ambalan, jika ingin memasuki sanggar Ambalan harus sesuai
dengan tujuan yang jelas.
6. Pelanggaran adat yang terjadi di Sanggar Ambalan, sanksinya dikenakan dua
kali lipat.

Pasal 42
KEBERSIHAN SANGGAR AMBALAN

1. Kebersihan sanggar Ambalan merupaan tanggung jawab seluruh Warga


Ambalan.
2. Tugas setiap kelompok Warga Ambalan aka disusun dalam sebuah jadwal piket.
3. Setiap kelompok piket mempunyai 1 orang tanggung jawab.
4. Penanggung jawab piket mengontrol dan mencatat anggotanya yang tidak
melaksakan piket dan diserahkan kepada Pemangku Adat / Pradana.
5. Seluruh Dewan Ambalan wajib mematuhi jadwal piket.
6. Penanggung jawab yang tidak melaksakan tugas dengan baik dikenakan sanksi
dua kali lipat.

Pasal 43
RAPAT DAN MUSYAWARAH

1. Ketika rapat atau musyawarah peserta harus datang sebelum dimulai.


2. Setiap rapat atau musyawarah harus dihadiri oleh minimal 1 (satu) orang
perwakilan dari setiap bidang.
3. Setiap Dewan Ambalan sebagai peserta rapat atau musyawarah harus bersikap
secara profesional.
4. Saat rapat atau musyawarah sedang berlangsung dilarang membuat forum
dalam forum.
5. Apabila ada yang hendak meninggalkan rapat atau musyawarah harus seizin
pimpinan rapat atau musyawarah.
6. Pada saat rapat atau musyawarah berlangsung, alat komunikasi dikumpul pada
satu orang yang ditunjuk oleh pimpinan rapat atau musyawarah.
7. Apabila tidak dapat menghadiri rapat maka harus memberikan keterangan
secara lisan kepada Pemangku atau ketua Dewan Ambalan dengan keadaan
yang disesuaikan selambat-lambatnya 1 ͯ 24 jam.

Pasal 44
KEGIATAN PRAMUKA RUTIN

1. Kegiatan Pramuka rutin Ambalan Soekarno dilaksanakan pada hari Selasa dan
Jum’at.
2. Pada hari Selasa, kegiatan dimulai pada pukul 15.00 - 17.30 WITa dan warga
Ambalan mengenakan pakaian lapangan.
3. Pada hari Jum’at, kegiatan dimulai pada pukul 14.00 – 17.30 WITa dan warga
Ambalan mengenakan pakaian Pramuka lengkap.
4. Pada hari Jum’at, wajib dibuka dengan upabuklat dan ditutup dengan upatuplat.
5. Upabuklat dan upatuplat ditiadakan jika kondisi tidak memungkinkan.
6. Pada hari Selasa, wajib dibuka dengan apel datang dan ditutup dengan apel
pulang
7. Setiap kegiatan rutin, warga Ambalan yang beragama Islam wajib menunaikan
sholat ashar berjamaah di masjid kecuali yang berhalangan.
8. Warga Ambalan yang berhalangan mengikuti kegiatan prmuka rutin wajib
mmberikan keterangan secara lisan kepada Pemangku adat, Pradana, dan
Kerani.
9. Seluruh Dewan Ambalan wajib menjaga kewibawaan setiap pribadinya selama
kegiatan berlangsung.

Pasal 45
BERKEMAH

1. Seluruh warga Ambalan wajib menaati tata tertib perkemahan yang telah
ditetukan.
2. Warga Ambalan berada dalam satuan terpisah
3. Dilarang mengunjungi daerah lawan jenis jika tidak ada kepentingan yang
mendesak.
4. Penyusunan tata tertib perkemahan mengacu kepada tata adat Ambalan.

Pasal 46
IURAN KAS AMBALAN

1. Seluruh warga Ambalan wajib membayar iuran kas yang telah ditentukan
jumlahnya.
2. Iuran dibayar setiap minggu, baik ada kegiatan maupun tidak ada.
3. Iuran dibayarkan kepada Juru Uang Dewan Ambalan.
4. Waktu pembayaran iuran ditentukan oleh kebijakan Juru Uang.

Pasal 47
SANKSI

1. Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan


Soekarno dan atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak sekolah
yang berhubungan dengan kegiatan Kepramukaan.
2. Sanksi- sanksi yang terdapat di adat Ambalan Soekarno diberlakukan kepada
seluruh warga Ambalan Soekarno.
3. Sanksi- sanksi tersebut tidak berlaku bagi Ka. Mabigus, Ka. Pembina Gudep,
dan pembina satuan.
4. Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan atau
dari hasil musyawarah Dewan Ambalan beserta Pembina.
5. Jenis – jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:
a. Peringatan secara lisan melalui teguran dari Pemangku Adat atau
Pradana.
b. Pemberian tugas terstruktur.
c. Sanksi Fisik (Psuh Up, Lari, Jalan jomgkok, Squad jump, Sit up).
d. Sanksi Adat Makan : Porsi makanan dikurangi menjadi hanya 3 kali
suapan dengan air minum yang telah ditakar.
e. Sanksi Adat berbiara : Bagi yang beragama Islam melafalkan surah Al-
Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas sebanyak 3 kali dan yang beragama nonislam
disesuaikan ditambah dengan mengucapkan Dasa Darma ke-10
sebanyak 5 kali.
f. Sanksi Tidur : menjadi petugas piket pada malam tersebut dan di beri
Push up sesuai kebijakan.
g. Sanksi Masuk Sanggar Ambalan dengan alas kaki : 5 seri Push up.
h. Sanksi Piket Kebersihan : Membantu piket yang selanjutnya dan denda
Rp. 5.000,-
i. Sanksi Rapat

Anda mungkin juga menyukai