Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KKH HTN Komentar atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakat

Disusun Oleh Nabillah Sariekide

: (10040010075)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2013/2014

1.

Pengantar

Bahwa pemerintah Republik Indonesia yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden Republik Indonesia telah menyetujui dibentuknya aturan hukum baru yakni dalam bentuk Undang-undang yang berada pada tata urut ke-3 dalam hirearki Peraturan Perundang-undangan Indonesia.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 ini merupakan aturan hukum baru yang menggantikan aturan hukum lama mengenai organisasi kemasyarakatan ini yakni Undangundang Nomor 8 Tahun 1985. Hal tersebut dilakukan karena aturan hukum yang lama sudah tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia yang sekarang. Sesuai dengan asas hukum yang menyatakan Lex Apriory de Rogat legi Posteriory yang artinya bahwa aturan hukum baru mengenyampingkan aturan hukum yang lama. Indonesia merupakan negara yang beasaskan demokratisasi bangsa yang menghormati kebebasan dan perlindungan akan hak asasi manusia. Sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dimuat dalam alinea ke-4. Tujuan negara antara lain ; Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia Mencerdaskan kehidupan bangsa Memajukan kesejahteraan umum Ikut serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial Untuk menciptakan nilai-nilai keadilan dan penghormatan atas hak asasi manusia dunia internasional menciptakan suatu konvensi atau kodifikasi hukum tertulis yang memuat elemenelemen penegakan dan penghormatan atas hak-hak prinsipil seorang manusia. Dengan adanya

Universal declaration on Human Rights Tahun 1948 membuat negara-negara di dunia mengakui pengakuan atas hak-hak dasar manusia yang selama ini banyak terjadi pelanggaran atasnya. Sehingga segala bentuk penindasan ataupun pelanggaran hak-hak asasi manusia lain dapat ditindak secara hukum internasional dengan adanya UDHR ini. Negara Indonesia mengadopsi aturan hukum internasional dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yaitu dimuat dalam Pasal 28. Termasuk di dalamnya penghormatan dan perlindungan hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

2. Rangkuman tentang UU No. 17 Tahun 2013


Tujuan-tujuan dari rancangan undang-undang persenjataan tersebut, sebagaimana telah disampaikan dalam Mukadimah adalah menciptakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, mewujudkan tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, dan untuk memenuhi kebutuhan perubahan hukum yang sesuai dengan dinamika kemasyarakatan. Bahwa yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan dalam undang-undang ini adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Bahwa organisasi Masyarakat dalam UU ini bertujuan : a. meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat; b. memberikan pelayanan kepada masyarakat; c. menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

d. melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya yang hidup dalam masyarakat; e. melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup; f. mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat; g. menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa; dan mewujudkan tujuan negara. Organisasi kemasyarakatan ini melingkupi ruang nasional, provinsi atau kabupaten/kota serta dapat merupakan organisasi yang berbadan hukum ataupun tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku mengenai cara pendaftaran keorganisasiannya. Ormas lingkup nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah provinsi di seluruh Indonesia. Ormas lingkup provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi. Ormas lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling sedikit dalam 1 (satu) kecamatan. Ormas dapat memiliki struktur organisasi dan kepengurusan di luar negeri sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka mengoptimalkan kinerja ormas dapat mendirikan badan usaha untuk mendanai kegiatannya sesuai dengan AD/ART yang dimuat dalam ormas itu sendiri dan pemerintah berperan dalam usaha peningkatan kualitas dn kinerja ormas itu sendiri serta melibatkan ormas dalam kegiatan-kegiatan yang memungkinkan.

Ormas juga dapat didirikan oleh warga negara non-Indonesia dengan syarat telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun ataupun dengan minimal kekayaan yayasan Rp 1.000.0000.0000,- (satu milyar rupiah) dengan syarat perizinan sesuai dengan tauran hukum positif di Indonesia mengenai perizinannya. Dan pengawasan yang dapat dilakukan oleh masyarakat ataupun pemerintah. Penyelesaian sengketa internal dalam ormas dilakukan melalui musyawarah sesuai dengan AD/ART ormas itu sendiri dan pemerintah memfasilitasi mediasi jika musyawarah tidak memenuhi hasil yang diinginkan serta jika sengketa berlanjut dapat menyelesaikannya di Pengadilan Negeri. Dalam hal penggunaan lambang, bendera dan atribut kormasan lainnya tidak boleh meniru atau menyamakan dengan lambang negara, pemerintahan ataupun ormas atau partai politik lain. Dan orams dilarang melakukan hal-hal lain yang bertentangan dengan hukum, norma social, kesusialaan dan ketertiban umum. Dalam hal terjadi pelanggaran hukum oleh ormas, pemerintah dapat melakukan penjatuhan sanksi administratif ataupun melakukan upaya-upaya persuasif terlebih dahulu. Sanksi administrasi yang dimaksud yaitu dnegan melakukan surat peringatan, pembekuan izin, pemcabutan izin badan hukum ataupun pembubaran ormas.

3. Komentar atas Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013


Mengapa Undang-undang ini perlu di ulas atau ditinjau ulang? Pada ketentuan mengenai asas ormas yang dimuat dalam Pasal 4 UU ini menyatakan bahwa ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis. Hal ini tidak sesuai dengan hal dijabarkan dalam penjelasan Pasal 1 bahwa dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia juga

dikenal 2 organisasi keagamaan besar yaitu Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah. Seharusnya di dalam pasal 4 tersebut menyertakan keagamaan juga. Untuk pembahasan mengenai kegunaan dan fungsi dari UU ormas ini telah mencakup hal-hal yang dianngap perlu dan peting dan sudah cukup jelas mengenai pembatasannya. Mengenai jenis atau tingkatan ormas yang diakui oleh UU ini hendaknya dipikirkan ulang mengenai Pasal 1 butir 1 mengenai apa itu pengertian dari ormas.
Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Dilihat dari pengertian di atas bahwa organisasi kemasyarakatan itu sangan luas lingkupnya. Jika ormas hanya meliputi yang berbadan hukum dan tidak berbadan hukum saja serta hanya pada tingkatan nasional, provinsi, kota ataupun kabupaten saja lalu organisasi yang berbentuk keluarah, Rukun tetangga ataupun karang taruna lain ada yg berbadan hukum dan ada yang tidak. Mereka semua merupakan suatu ormas kalau dilihat dari definisi ormas yang dijabarkan oleh pasal 1 di atas. Hendaknya mengenai definisi ormas itu dibatasi dan disebutkan secara jelas agar intepretasi yang didapatkan tidak terlalu meluas. Serta hendaknya menyertakan ormas yang bersifat ad hoc dan yang bersifat permanen. Ketentuan dalam UU ini yang mengatur mengenai kewajiban ormas harusnya mendahulukan nilai manfaat kepada masyarakat yakni sesuai dengan tujuan negara dan visi dari organisasi itu sendiri. Mengenai pengaturan dari bab VII sampai bab XVII sudah cukup jelas dan benar hanya saja akan lebih bagus jika dibentuk suatu tim perizinan resmi dan tim pengawasan untuk ormas-

ormas yang tim tersebut terpadu untuk mengawasi ormas dalam lingkup kabupaten atau kota, provinsi dan nasional serta ormas dari luar. Mengenai pengaturan penyelesaian sengketa sudah cukup jelas dan benar sesuai dengan prosedur hukum lainnya.

Anda mungkin juga menyukai