Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alfa Rizal Muna

Npm : 202114500809

Soal Toeri Belajar- Pertemuan 4 SBP

1. Apa perbedaan antara teori belajar dengan teori pembelajaran?

2. Apakah bisa teori behavioristik diterapkan dalam PBM saat ini? Bagaimana caranya?

3. Apa kelebihan dan kekurangan teori ini menurut saudara sebagai calon guru?

4. Bagaimana mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dalam teori belajar


behavioristik?

5. Dalam teori behavioristik, skinner mengatakan bahwa konsekuensi dari perilaku


menghasilkan perubahan. Ada 2 hal yang disebutkan yaitu adanya penguatan
( positivive reinforcement dan negatif reinforcement) dan hukuman (punishment).
Coba anda jelaskan dan berikan contoh, bagaimana perubahan yang terjadi pada
peserta didik apabila diberikan penguatan (baik itu penguatan positif dan negative)
dan hukuman?

Dalam teori kognitivistik, pemrosesan informasi merupakan sebuah perspektif penting


dalam memahami perkembangan kognitif anak.
a. Coba saudara jelaskan proses pemrosesan informasi!
b. Bagaimana hubungan antara long term memory dan short term memory dalam
pemrosesan informasi?
c. Apa itu working memory?
d. Apa manfaat encoding dalam pemrosesan informasi?
e. Apa itu decay theory? Dan apa hubungannya dengan pemrosesan informasi?

Jelaskan pandangan teori konstruktivistik tentang tujuan pendidikan!


Jelaskan tahapan pembentukan pengetahuan menurut Piaget!
Bagaimana penerapan teori belajar konstrutivistik di dalam proses pembelajaran di
dalam kelas!
Jelaskan jenis strategi pembelajaran apa saja yang dapat diterapkan pada teori
konstrutivistik ?
Apa yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didik jika hendak menerapkan teori
konstrutivistik dalam proses pembelajaran?

Jawab :
1. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variable-variabel yang
menentukan hasil belajar. Sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian pada
bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi suatu proses belajar.
Teori belajar berperan penting dalam perencanaan pembelajaran, Teori
pembelajaran merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan yang
memberikan preskripsi untuk mengatur situasi atau lingkungan belajar sedemikian
rupa sehingga dapat membantu siswa mencapai tujuan belajarnya dengan mudah.
2. Bisa, tetapi kurang evisien untuk penerapannya. Karena Guru harus mengamati
siswanya terlebih dahulu sebelum menerapkan metode pembelajarannya sedangkan
Guru harus menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap pakai sebelum
pembelajaran dimulai, jadi siswa lebih diarahkan untuk berpikir linier, konvergen,
tidak kreatif, dan memposisikan siswa sebagai siswa pasif. Teori behavioristik tidak
dapat diterapkan pada semua pelajaran,
3. Kelebihan Teori Behavioristik: Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka
terhadap situasi dan kondisi belajar. karena belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan
untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan memberikan
rangsangan, siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut.
Kekurangan Teori Belajar Behavioristik :  Teori behavioristik bersifat teacher-
centered atau hanya berpusat pada guru. Siswa bersifat pasif dan hanya mengikuti
instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran menjadi kurang
menyenangkan bagi siswa.
4. a. Guru melakukan analisis pembelajaran.
b. Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswanya.
c. Menentukan indikator-indikator keberhasilan belajar.
d. guru memberikan banyak drilling dan latihan agar
terbentuk perilaku ataupembiasaan seperti yang diinginkan.
5. Contohnya hukuman untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas yang telas diberikan
guru dengan menghukum sisiwanya untuk berdiri didepan kelas saat pembelajaran
dilaksanakan. Jadi, siswa tetap akan memperhatikan pembelajaran tersebut (positivive
reinforcement), dengan dilakukannya berdiri di depan kelas agar siswa tersebut tidak
dilakukannya lagi (negatif reinforcement).
6. a. Contoh proses pemrosesan informasi : Guru mendorong siswanya untuk berdiskusi
terhadap materi yang telah disampaikan, meminta siswa untuk memberikan ide atau
pendapat yang mereka miliki, dan hal-hal lainnya yang membuat siswa terus bergerak
atau menggunakan logikanya dalam pembelajaran.
b. dalam long term memory ketika informasi tersebut sering digunakan dan memiliki
makna. Informasi yang secara sadar dikumpulkan untuk kemudian dapat
dikomunikasikan. Sedangkan short term memory lost atau lupa ingatan sesaat
adalah kondisi di mana seseorang sulit mengingat apa yang baru saja
dilakukannya. Orang tersebut dapat mengingat peristiwa puluhan tahun yang lalu
namun tidak dapat mengingat peristiwa beberapa menit yang lalu.
c. working memory merupakan memori yang menyimpan informasi tidak dengan
jangka yang sangat panjang, dan working memory digunakan ketika mempelajari
sesuatu, mengingat sebuah instruksi dan lainnya yang menjadi dasar keterampilan
untuk mempelajari suatu hal.
d. Encoding adalah proses mengubah informasi menjadi bentuk yang dapat
Disimpan dan diingat oleh sistem memori. Manfaat encoding dalam pemrosesan
Informasi adalah memungkinkan informasi untuk diakses dan dipulihkan kembali
di Masa depan. Cara encoding dilakukan dapat beragam, seperti melalui
pengulangan, Pengorganisasian, atau penghubungan informasi dengan
pengetahuan yang sudah Ada. Proses encoding yang efektif dapat membantu
meningkatkan retensi informasi Dalam memori jangka panjang.
e. Decay theory adalah teori yang menyatakan bahwa lupa terjadi karena adanya
Kerusakan atau penurunan kekuatan asosiasi antara ingatan yang tidak aktif dan
Jaringan saraf yang terkait. Dalam konteks pemrosesan informasi, decay theory
mengemukakan bahwa ingatan yang tidak digunakan atau diulang secara teratur
Cenderung menjadi lemah seiring berjalannya waktu. Ketika informasi tidak
Dipulihkan atau diperbarui melalui pemrosesan yang aktif, asosiasi atau koneksi
Neural yang mendukung ingatan tersebut dapat melemah dan informasi tersebut
Dapat hilang dari memori.

Teori konstruktivistik menekankan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk


Mengembangkan kemampuan individu dalam membangun pengetahuan dan
Pemahaman mereka sendiri. Tujuan utama pendidikan konstruktivistik adalah
Membantu siswa menjadi pembelajar aktif yang mampu mengonstruksi
Pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman langsung, refleksi, dan interaksi
Sosial. Pendidikan konstruktivistik juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa
agar Memiliki keterampilan berpikir kritis, kemampuan problem-solving,
kolaborasi, dan Kemandirian dalam belajar. Tahapan pembentukan pengetahuan
menurut Piaget: Piaget mengemukakan empat tahapan dalam pembentukan
pengetahuan anak, yaitu: a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Anak belajar melalui
interaksi langsung dengan Lingkungan fisiknya dan mengembangkan pemahaman
tentang objek dan tindakan Melalui indra dan gerakan. c. Tahap Praoperasional
(2-7 tahun): Anak mulai menggunakan simbol-simbol dan Bahasa dalam berpikir.
Namun, pemahaman mereka masih terbatas dan sering kali Dipengaruhi oleh
persepsi mereka sendiri. d. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak dapat
berpikir secara logis Tentang objek dan peristiwa yang konkret. Mereka mulai
mengembangkan Kemampuan memahami hubungan sebab-akibat dan konservasi.
e. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Anak mampu berpikir secara
Abstrak dan memahami konsep-konsep yang kompleks. Mereka dapat
menghasilkan Pemikiran hipotetisdeduktif dan menguji hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai