Dosen Pembimbing :
Dr. Dra. Tries Ellis Sandari, MM., CMA)
Oleh :
1. Intan Tivani Ariana 1221700135
Kelas : U
EAS ETIKA PROFESI DAN BISNIS
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing.
Jakarta: Erlangga.
Dosen Pembimbing :
Dr. Dra. Tries Ellis Sandari, MM., CMA)
Oleh :
1. Ratna Reinha Megawati (1221700154)
2. Intan Tivani Ariana (1221700135)
3. Riana Patmasari (1221700131)
Kelas : ( U)
Von Der Embse dan R. A Wagley (1988) ketiga pendekatan dasar untuk merumuskan tingkah
laku etika bisnis. Berikut ketiga pendekatan tersebut:
1. Utilitarian Approach ( Pendekatan Utilitarian
Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat dengan cara yang tidak membahagiakan dan dengan biaya serendah-
rendahnya.
2. Individual Rights Approach.
Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati.
Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi bentukan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach.
Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama dan bertindak adil dalam
memberikan keputusan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Prinsip Etika Bisnis Perusahaan :
Ada beberapa prinsip dalam etika bisnis yang perlu diperhatikan oleh para pelaku bisnis.
Berikut ini adalah beberapa contoh dan pengertiannya:
a. Prinsip Otonomi.
Prinsip otonomi mengharuskan pelaku bisnis mengambil keputusan dengan tepat dan
baik, serta mempertanggung jawabkan keputusan tersebut. Dalam menjalankan prinsip
otonomi ini, dua perusahaan atau lebih bisa berkomitmen menjalankan etika bisnis dengan
prinsip otonomi. Namun, masing-masing perusahaan dapat mengambil pendekatan yang
berbeda-beda dalam menjalankannya. Karena, masing-masing perusahaan pasti memiliki
kondisi dan strategi yang berbeda-beda dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
b. Prinsip Kejujuran.
Prinsip kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang paling dasar dalam mendukung
keberhasilan perusahaan dalam berbagai aspek.
Kejujuran merupakan nilai yang paling dasar untuk mendukung keberhasilan kinerja
perusahaan. Tanpa kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama, karena kejujuran adalah kunci
utama dalam kesuksesan bisnis.
c. Prinsip Keadilan.
Dalam prinsip ini berarti setiap orang yang melakukan bisnis meiliki hak untuk
mendapatkan perlakuan yang sama. Sehingga semua pihak yang terkait dalam bisnis harus
memberikan kontribusi baik secara langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan
bisnis. Menerapkan prinsip keadilan berarti semua pihak harus memiliki akses positif sesuai
dengan kemampuan dan peran yang telah diberikan untuk mendukung keberhasilan bisnis.
d. Prinsip Loyalitas.
Loyalitas adalah salah satu hal penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Loyalitas dalam
perusahaan biasanya dapat dilihat dari kerja keras dan keseriusan dalam menjalani bisnis
sesuai dengan visi dan misi. Dengan menerapkan prinsip ini, berarti tidak boleh
mencampurkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
e. Prinsip Integritas Moral.
Setiap perusahaan harus memiliki integritas moral yang baik. Dengan begitu, perusahaan
lebih dapat dipercaya masyarakat. Menerapkan prinsip ini, berarti seluruh pelaku bisnis,
baik karyawan hingga manajemen harus selalu menjaga nama baik perusahaan.
REVIEW/ tinjauan :
Dalam pengambilan keputusan, eksekutif maupun CEO suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan pendekatan etis pengambilan keputusan yaitu:
- Consequences, Utility
- Duty, Rights, Justice
- Virtue Expectations
Jika dijabarkan ketiganya, dapat dikatakan pertimbangan-pertimbangan dari ketiga
pendekatan antara lain:
Well-offness/ Consequentialism ( Kesejahteraan / Konsekuensi )
Keputusan yang kan dibuat harus menghasilkan keuntungan lebih dari biaya yang
dikeluarkan. Dalam kasus Apple, tidak jelas apakah keputusan pengurangan harga
menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan atau sebaliknya.
Rights, Duty/ Deontology ( Hak, Tugas )
Keputusan yang akan dibuat seharusnya tidak menyinggung hak daripada stakeholder
termasuk pembuat keputusan. Menurut perusahaan, perusahaan telah membuat keputusan
yang benar.Akan tetapi ada pihak-pihak yang merasa mereka tidak diperlakukan dengan adil
dan bijak atas keputusan yang dibuat perusahaan yakni pelanggan awal yang membeli produk
perusahaan tersebut dengan harga tinggi.
Fairness/ Justice ( Keadilan )
Pembagian keuntungan dan beban harus adil.Menurut beberapa pelanggan dan pekerja, ada
ketidakadilan dalam keputusan yang diambil oleh perusahaan.
Virtue Expectations/ Virtue Ethics
Motivasi keputusan harus merefleksikan kualitas bagus yang diharapkan stakeholder.Bayak
pelanggan merasa kecewa dengan keputusan ini. Artinya, keputusan yang diambil sama
sekali tidak merefleksikan kualitas bagus yang diharapkan.
Empat pertimbangan di atas harus memuaskan orang yang terkena dampak keputusan
tersebut agar keputusan dapat dipertimbangkan sebagai keputusan yang etis.
Namun, jika dilihat dari kasus perusahaan Apple yang dikaitkan dengan pertimbangan di atas,
lebih banyak dampak negatif yang dirasakan dari keputusan tersebut.Artinya, keputusan yang
diambil oleh perusahaan Apple belum cukup etis.
Jika dilihat dari pendekatan tradisional dengan 5 pertanyaan, yakni:
1. Apakah hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah menguntungkan atau
tidak seperti yang didiskusikan sebelumnya.
2. Apakah hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak disinggung.
3. Apakah hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja.
4. Apakah hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan pelanggan
potensial.
5. Apakah hal ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan? Tidak seperti
yang didiskusikan sebelumnya
6. Pertanyaan opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap lingkungan
tidak dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak negative dan signifikan
jangka menengah dan jangka yang lebih panjang.
7. Sangat tidak bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak negatif di
masa depan yang berpengaruh terhadap reputasi.
Menurut teori, jika terdapat lebih dari satu respon negative ketika lima pertanyaan tersebut
diajukan, buat keputusan seharusnya merevisi kembali keputusan yang akan diambil untuk
menghapus dampak-dampak negative yang akan timbul. Jika revisi keputusan berhasil dan
mengarah kea rah positif, maka keputusan yang diambil pun menjadi keputusan yang etis,
Jika dilihat dari kasus perusahaan Apple, terdapat lebih dari satu respon negative atas
pertanyaan yang diajukan.Dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil oleh Apple
bukanlah suatu keputusan yang etis.
DAFTAR PUSTAKA
https://mastahbisnis.com/etika-bisnis/
https://qazre.blogspot.com/