PRODI AKUNTANSI
2020
Activity-based costing (ABC)
adalah model akuntansi biaya. Model ABC ini digunakan untuk mengalokasikan semua biaya,
berdasarkan sumber daya yang digunakan untuk menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan produk
dan jasa yang disediakan bagi pelanggan. Model ABC ini didasari pada konsep bahwa untuk
menjalankan suatu rencana, manajemen perusahaan melaksanakan serangkaian aktivitas. Dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut akan mengkonsumsi sumber daya, baik berupa material,
tenaga kerja, mesin-mesin, gedung, dan sebagainya. Konsumsi sumber daya ini menimbulkan terjadinya
cost atau biaya. Model ABC mengkaitkan antara aktivitas dengan konsumsi sumber daya.
Model ABC pada awalnya lebih banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead, yaitu salah
satu komponen biaya produksi, selain biaya pemakaian material dan biaya tenaga kerja langsung, untuk
mengkonversi material menjadi produk jadi.
Model ABC memperbaiki kelemahan mendasar akuntansi biaya “tradisional”, yang cenderung
mengalokasikan biaya overhead berdasarkan volume, sesuai dengan rasionalitas hubungan biaya
overhead dengan basis tertentu, seperti baiay tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, dan
jam kerja mesin.
Kelemahan alokasi biaya overhead berdasarkan volume adalah biaya produk bervolume tinggi
cenderung terlalu tinggi, sementara biaya produk bervolume rendah menjadi terlalu rendah.
Berbeda dengan metode-metode akuntansi biaya tradisional, ABC menghitung biaya produk, pelanggan,
atau jasa dengan menghubungkan biaya overhead bukan dengan berdasarkan pada volume, melainkan
pada aktivitas yang diperlukan atau dilakukan untuk menghasilkan atau menyediakan jasa, produk, dan
pelanggan tersebut sesuai dengan prinsip cause and effect terjadinya biaya.
ABC berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat (cause and effect) untuk menentukan biaya
secara obyektif. Setelah biaya aktivitas diidentifikasi, biaya setiap aktivitas tersebut dihubungkan pada
setiap produk, jasa, dan pelanggan sesuai dengan aktivitas yang dijalankan. Dengan cara ini, ABC sering
mengidentifikasi bidang-bidang dengan biaya overhead per unit yang tinggi, dan mampu mengarahkan
perhatian manajemen perusahaan untuk mencari cara mengurangi biaya, atau membebankan harga
lebih tinggi bagi produk-produk mahal (Kaplan & Cooper, 1998).
Asumsi mendasar ketika menggunakan model ABC bahwa biaya dihasilkan bukan oleh produk atau
pelanggan sendiri, tetapi oleh aktivitas yang dibutuhkan untuk membuat atau melayani mereka. Karena
produk yang berbeda membutuhkan aktivitas yang berbeda, dan setiap produk menggunakan tingkat
sumber daya yang berbeda, maka alokasi biaya harus diukur sesuai dengan konsumsi dari sumber daya
berdasarkan aktivitas yang dijalankan.
Activity-based costing dapat berguna jika biaya overhead tinggi dan produk/pelanggan sangat bervariasi
dalam kaitannya dengan kompleksitas dan biaya penanganan. ABC mengubah indirect cost menjadi
direct cost. Sebagai suatu sistem cost management yang lebih akurat daripada akuntansi biaya
tradisional, ABC mengidentifikasi peluang-peluang untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari
proses bisnis dengan menentukan true cost suatu produk atau jasa.
Ada lima langkah yang dilibatkan dalam melakukan analisis ABC (Kaplan & Cooper, 1998):
Tentukan objek biaya, aktivitas tidak langsung, dan sumber daya yang digunakan bagi aktivitas tak
langsung;
Hitung biaya total produk tidak langsung untuk jenis objek biaya;
Membagi biaya total berdasarkan kuantitas untuk biaya tidak langsung per objek individu.
Objek-objek biaya adalah produk, pelanggan, layanan, atau hal lain yang merupakan objek dari
akuntansi biaya. Aktivitasnya dapat berupa apa pun yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya: penerimaan, loading, pengepakan, penanganan, menelepon, menjual, membeli,
mempromosikan, menghitung, menulis pesanan, membaca pesanan, dan lain-lain.
Aktivitas tak langsung tidak secara khusus digunakan bagi objek-objek biaya. Sumber-sumber daya
adalah mesin, komputer, manusia, atau kapasitas atau aset yang lain dapat dialokasikan (sebagian)
untuk suatu aktivitas.
ABC memungkinkan segmentasi berdasarkan profitabilitas dan membantu menentukan nilai pelanggan
secara lebih akurat. Dengan demikian, penggunaan ABC ini adalah langkah pertama menuju activity-
based management (ABM). ABC tidak menilai efisiensi atau produktivitas dari aktivitas, meskipun ini
mungkin sangat penting bagi perbaikan. Selain itu, ABC mengasumsikan bahwa sangatlah mungkin
untuk mengidentifikasi objek-objek biaya khusus, aktivitas-aktivitas, dan sumber daya. Pada akhirnya,
hasil dari analisis ABC sangat ditentukan dengan keakuratan dalam penghitungan inputnya, yaitu
aktivitas dan konsumsi sumber daya.
Mengubah dan mengeloborasi dari accounting costs-cost centers ke dalam activity costs.
Menggunakan analisis ABC untuk mengidentifikasi dan membedakan antara aktivitas yang
memberikan nilai tambah dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk dan
pelanggan.
Menggunakan analisis aktivitas untuk melakukan pengurangan biaya operasional berdasarkan
aktivitas.
Menggunakan ABC untuk analisis profitabilitas per produk dan pelanggan.
Mempertimbangkan penggunaan ABC untuk analisis time-based ABC sebagai salah satu strategi
dalam bersaing berdasarkan waktu (time–based