Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN
“SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD 1945”

Disusun oleh :

1. Fitri Barirah (1810313220026)


2. Nida Azmi Hidayanti (1810313120009)
3. Nidya Salsabila (1810313320016)
4. Siti Maisyarah (1810313320056)
5.Vella Anggraini (1810313120044)
6. Yana Herliani (1810313120004)

PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem
Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945” yang bertujuan untuk melengkapi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan .
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepad Ibu Dr. Hj. Ade Adriani
SE.,M.SI.,Ak. selaku Dosen Pengampu yang telah setia memberikan arahan dan bimbingan
kepada kami selama mengikuti perkuliahan dan selama penyusunan makalah ini Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa/i teman sejawat yang turut
memberikan dukungan baik berupa materil maupun moril.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan
kesilapan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, Kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca sekalian yang bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan
dan pertimbangan bagi Kami untuk kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian umumnya
dan bagi penulis khususnya untuk memahami Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
Menurut UUD 1945 dan Demokrasi Indonesia.
Banjarmasin, 07 Oktober 2018

Tim Penulis,

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


2
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................... 02
Daftar Isi ............................................................................................................... 03
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 04
A. Latar Belakang .......................................................................................... 04
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 04
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 05
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 06
A. Pengertian sistem pemerintah ................................................................... 06
B. Sistem Pemerintahan Indonesia ................................................................ 07
C. Pelaksanaan Sistem Negara Indonesia ...................................................... 08
D. Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 ........................ 09
I. Sebelum diamandemen ................................................................. 09
II. Setelah diamandemen ................................................................... 10
E. Demokrasi Indonesia ................................................................................ 12
F. Prinsip – Prinsip Demokrasi ..................................................................... 13
G. Asas Pokok Demokrasi ............................................................................. 14
H. Ciri – Ciri Pemerintahan Demokratis ....................................................... 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 18

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pemerintahan mempunyai sebuah sistem dan tujuan untuk menjaga kestabilan
suatu negara itu sendiri. Tetapi di beberapa negara sering terjadi suatu tindakan separatisme
karena sistem pemerintahan yang dianggap merugikan rakyat atau memberatkan rakyat.
Sistem pemerintahan harus mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan
menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem yang statis, absolut maka hal itu
akan terus berlangsung selama - lamanya hingga ada desakan dari kaum minoritas untuk
memperoleh hal tersebut.
Sistem pemerintahan secara luas adalah untuk menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan
yang kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Sistem pemerintahan secara sempit adalah pemerintahan hanya sebagai sarana
kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam
waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya
itu sendiri.
Pembagian kekuasaan pemerintahan seperti didapat garis-garis besarnya dalam susunan
ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah bersumber kepada susunan
ketatanegaraan Indonesia asli, yang dipengaruhi besar oleh pikiran-pikiran falsafah negara
Inggris, Perancis, Arab, Amerika Serikat dan Soviet Rusia. Aliran pikiran itu oleh Indonesia
dan yang datang dari luar, diperhatikan sungguh-sungguh dalam pengupasan ketatanegaraan
ini, semata-mata untuk menjelaskan pembagian kekuasaan pemerintahan menurut konstitusi
proklamasi.
Pembagian kekuasaan pemerintah Republik Indonesia 1945 berdasarkan ajaran
pembagian kekuasaan yang dikenal garis-garis besarnya dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia; tetapi pengaruh dari luar : diambil tindakan atas tiga kekuasaan, yang dinamai
Trias Politica, seperti dikenal dalam sejarah kontitusi di Eropa Barat dan amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini ditujukan untuk merumuskan permasalahan yang
akan dibahas pada pembahasan dalam makalah ini. Adapun rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah, sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Sistem Pemerintahan ?
2. Bagaimana Sistem Pemerintahan di Indonesia ?
3. Bagaimana Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia ?
4. Bagaimana Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 ?

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


4
5. Bagaimana Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Menurut UUD 1945 ?
6. Bagaimana Sistem Check and Balances Menurut UUD 1945

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan sebagai penambah wawasan dan
pengetahuan tentang Sistem Pemerintahan Indonesia dari sebelum amandemen hingga
sesudah amandemen.
Dan bertujuan agar kita semua lebih mengenal sistem Pemerintahan Indonesia serta
dapat ikut berpartisipasi didalamnya. Serta juga untuk menyelesaikan tugas makalah PPKN.

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pemerintahan

Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan.
Kata System berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah susunan,tatanan, jaringan, atau
cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata perintah dan dalam Kamus Bahasa
Indonesia, kata kata itu berarti :

 Perintah adalah sebuah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu.


 Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau suatu
negara.
 Pemerintahan adalah perbuatan,cara,hal, urusan dalam memerintah.
Maka dalam arti yang luas, pemerintah adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan badan legislatif, eksekutif dan yudikatif disuatu negara dalam rangka mencapai
suatu tujuan dalam penyelenggaraan negara. Sedangkan dalam arti yang sempit, pemerintah
adalah perbuatan yang memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya
dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintaha diartikan sebagai
suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling
bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.
Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

 Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau


kekuasaan menjalankan pemerintahan.

 Kekuasaan Legislatif yang berarti kekuasaan membentuk undang-undang

 Kekuasaan Yudikatif yang berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas


undang-undang.

Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislatif


dan yudikatif. Jadi, system pemerintaha negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga
negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai
tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.

Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


6
social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia bekerja
secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara
Indonesia.

Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala
negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksakan
kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin oleh
seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana
menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan
kabinet ministrial.

B. Sistem Pemerintahan Indonesia

Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan


Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal
1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,
sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal
itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem
pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Kekuasaan pemerintahan Negara Indonesia menurut undang–undang dasar 1 sampai
dengan pasal 16. pasal 19 sampai dengan pasal 23 ayat (1) dan ayat (5), serta pasal 24 adalah:
a. Kekuasaan menjalan perundang – undangan Negara atau kekuasaan eksekutif yang
dilakukan oleh pemerintah.
b. Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada pemerintah atau
kekuasaan konsultatif yang dilakukan oleh DPA.
c. Kekuasaan membentuk perundang – undang Negara atau kekuasaan legislatif yang
dilakukan oleh DPR.
d. Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan Negara atau kekuasaan eksaminatif
atau kekuasaan inspektif yang dilakukan oleh BPK.
e. Kekuasaan mempertahankan perundang – undangan Negara atau kekuasaan yudikatif
yang dilakukan oleh MA.

Berdasarkan ketetapan MPR nomor III / MPR/1978 tentang kedudukan dan hubungan
tata kerja lembaga tertinggi Negara dengan atau antara Lembaga – lembaga Tinggi Negara
ialah sebagai berikut.
1. Lembaga tertinggi Negara adalah majelis permusyawaratan rakyat. MPR sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam Negara dengan pelaksana kedaulatan rakyat
memilih dan mengangkat presiden atau mandataris dan wakil presiden untuk

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


7
melaksanakan garis – garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan putusan – putusan MPR
lainnya. MPR dapat pula diberhentikan presiden sebelum masa jabatan berakhir atas
permintaan sendiri, berhalangan tetap sesuai dengan pasal 8 UUD 1945, atau sungguh –
sungguh melanggar haluan Negara yang ditetapkan oleh MPR.

2. Lembaga – lembaga tinggi Negara sesuai dengan urutan yang terdapat dalam UUD 1945
ialah presiden (pasal 4 – 15), DPA (pasal 16), DPR (pasal 19-22), BPK (pasal 23), dan
MA (pasal 24).

a. Presiden adalah penyelenggara kekuasaan pemerintahan tertinggi dibawah MPR.


Dalam melaksanakan kegiatannya dibantu oleh seorang wakil presiden. Presiden atas
nama pemerintah (eksekutif) bersama – sama dengan DPR membentuk UU termasuk
menetapkan APBN. Dengan persetujuan DPR, presiden dapat menyatakan perang.

b. Dewan pertimbangan Agung (DPA) adalah sebuah bahan penasehat pemerintah yang
berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presien. Selain itu DPA berhak
mengajukan pertimbangan kepada presiden.

c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sebauh badan legislative yang dipilih oleh
masyarakat berkewajiban selain bersama – sama dengan presiden membuat UU juga
wajib mengawasi tindakkan – tindakan presiden dalam pelaksanaan haluan Negara.

d. Badan pemeriksa keuangan (BPK) ialah Badan yang memeriksa tanggung jawab
tentang keuangan Negara. Dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah. BPK memriksa semua pelaksanaan APBN. Hasil
pemeriksaannya dilaporkan kepada DPR.

e. Mahkamah Agung (MA) adalah Badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman


yang dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
pengaruh lainnya. MA dapat mempertimbangkan dalam bidang hukum, baik diminta
maupun tidak diminta kepada kepada lembaga – lembaga tinggi Negara.

C. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

1. Tahun 1945 – 1949


Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:
a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi
badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang
merupakan wewenang MPR.
b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer
berdasarkan usul BP – KNIP.

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


8
2. Tahun 1949 – 1950
Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah sistem
parlementer kabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa
konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena dalam sistem parlementer murni,
parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah.
3. Tahun 1950 – 1959
Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang dianut
adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
c. Presiden berhak membubarkan DPR.
d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
4. Tahun 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)
Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-
kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol
yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat.
5. Tahun 1966 – 1998
Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era
orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto
mundur pada 21 Mei ’98.
6. Tahun 1998 – Sekarang (Reformasi)
Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak
pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk
unjuk rasa.
D. Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945
I. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum
Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum


diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


9
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia
menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini
dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri
dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Hamper semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena
itui tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat
besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar
pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh
penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan
solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan
pertentangan antarpejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem
pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak
merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau
pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa
konstitusi negara itu berisi
1. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari
yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat
kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah
diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.
II. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah
Diamandemen.
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat
tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan
beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru.
Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu
2004.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


10
masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden akan dipilih secara langsung
oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsure-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di
Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi,
DPR tetap memiliki kekuasaan megawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran)
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru
tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme check
and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan
pengawasan dan fungsi anggaran.
Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Sistem Pemerintahan Negara Lain
Berdasarkan penjelasan UUD ’45, Indonesia menganut sistem Presidensial. Tapi dalam
praktiknya banyak elemen-elemen Sistem Pemerintahan Parlementer. Jadi dapat dikatakan
Sistem Pemerintahan Indonesia adalah perpaduan antara Presidensial dan Parlementer.
 Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi
krisis kabinet.
3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.
 Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan
Presiden.
2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


11
4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
E. Demokrasi Indonesia
Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, Undang Undang Dasar 1945 memberikan
penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Dalam mekanisme
kepemimpinannya Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah
sebuah badan yang dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah
pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu.
Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama
kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno
menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah mengalami
masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan
kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998
ketika pemerintahan junta militer Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia
terselenggara pada tahun 1999 yang menempatkan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan
sebagai pemenang Pemilu.
Diskursus demokrasi di Indonesia tak dapat dipungkiri, telah melewati perjalanan sejarah
yang demikian panjangnya. Berbagai ide dan cara telah coba dilontarkan dan dilakukan guna
memenuhi tuntutan demokratisasi di negara kepulauan ini. Usaha untuk memenuhi tuntutan
mewujudkan pemerintahan yang demokratis tersebut misalnya dapat dilihat dari hadirnya
rumusan model demokrasi Indonesia di dua zaman pemerintahan Indonesia, yakni Orde Lama
dan Orde Baru. Di zaman pemerintahan Soekarno dikenal yang dinamakan model Demokrasi
Terpimpin, lalu berikutnya di zaman pemerintahan Soeharto model demokrasi yang dijalankan
adalah model Demokrasi Pancasila. Namun, alih-alih mempunyai suatu pemerintahan yang
demokratis, model demokrasi yang ditawarkan di dua rezim awal pemerintahan Indonesia
tersebut malah memunculkan pemerintahan yang otoritarian, yang membelenggu kebebasan
politik warganya.
Dipasungnya demokrasi di dua zaman pemerintahan tersebut akhirnya membuat rakyat
Indonesia berusaha melakukan reformasi sistem politik di Indonesia pada tahun 1997.
Reformasi yang diperjuangkan oleh berbagai pihak di Indonesia akhirnya berhasil
menumbangkan rezim Orde Baru yang otoriter di tahun 1998. Pasca kejadian tersebut,
perubahan mendasar di berbagai bidang berhasil dilakukan sebagai dasar untuk membangun
pemerintahan yang solid dan demokratis. Namun, hingga hampir sepuluh tahun perubahan
politik pasca reformasi 1997-1998 di Indonesia, transisi menuju pemerintahan yang demokratis
masih belum dapat menghasilkan sebuah pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, dan
kredibel. Demokrasi yang terbentuk sejauh ini, meminjam istilah Olle Tornquist hanya
menghasilkan Demokrasi Kaum Penjahat, yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan
golongan ketimbang kepentingan rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Tulisan ini berusaha
menguraikan lebih lanjut bagaimana proses transisi menuju konsolidasi demokrasi di Indonesia
belum menuju kepada proses yang baik, karena masih mencerminkan suatu pragmatisme
politik. Selain itu di akhir, penulis akan berupaya menjawab pilihan demokrasi yang bagaimana
yang cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Munculnya Kekuatan Politik Baru yang Pragmatis Pasca jatuhnya Soeharto pada 1998
lewat perjuangan yang panjang oleh mahasiswa, rakyat dan politisi, kondisi politik yang
dihasilkan tidak mengarah ke perbaikan yang signifikan. Memang secara nyata kita bisa
melihat perubahan yang sangat besar, dari rezim yang otoriter menjadi era penuh keterbukaan.
Amandemen UUD 1945 yang banyak merubah sistem politik saat ini, penghapusan dwi fungsi
ABRI, demokratisasi hampir di segala bidang, dan banyak hasil positif lain. Namun begitu,

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


12
perubahan-perubahan itu tidak banyak membawa perbaikan kondisi ekonomi dan sosial di
tingkat masyarakat.
Perbaikan kondisi ekonomi dan sosial di masyarakat tidak kunjung berubah
dikarenakan adanya kalangan oposisi elit yang menguasai berbagai sektor negara. Mereka
beradaptasi dengan sistem yang korup dan kemudian larut di dalamnya. Sementara itu, hampir
tidak ada satu pun elit lama berhaluan reformis yang berhasil memegang posisi-posisi kunci
untuk mengambil inisiatif. Perubahan politik di Indonesia, hanya menghasilkan kembalinya
kekuatan Orde Baru yang berhasil berkonsolidasi dalam waktu singkat, dan munculnya
kekuatan politik baru yang pragmatis. Infiltrasi sikap yang terjadi pada kekuatan baru adalah
karena mereka terpengaruh sistem yang memang diciptakan untuk dapat terjadinya korupsi
dengan mudah.
Selain hal tersebut, kurang memadainya pendidikan politik yang diberikan kepada
masyarakat, menyebabkan belum munculnya artikulator-artikulator politik baru yang dapat
mempengaruhi sirkulasi elit politik Indonesia. Gerakan mahasiswa, kalangan organisasi non-
pemerintah, dan kelas menengah politik yang ”mengambang” lainnya terfragmentasi. Mereka
gagal membangun aliansi yang efektif dengan sektor-sektor lain di kelas menengah. Kelas
menengah itu sebagian besar masih merupakan lapisan sosial yang berwatak anti-politik
produk Orde Baru. Dengan demikian, perlawanan para reformis akhirnya sama sekali tidak
berfungsi di tengah-tengah situasi ketika hampir seluruh elit politik merampas demokrasi.
Lebih lanjut, gerakan mahasiswa yang pada awal reformasi 1997-1998 sangatlah kuat, kini
sepertinya sudah kehilangan roh perjuangan melawan pemerintahan. Hal ini bukan hanya
disebabkan oleh berbedanya situasi politik, tetapi juga tingkat apatisme yang tinggi yang
disebabkan oleh depolitisasi lewat berbagai kebijakan di bidang pendidikan. Mulai dari
mahalnya uang kuliah yang menyebabkan mahasiswa dituntut untuk segera lulus. Hingga
saringan masuk yang menyebabkan hanya orang kaya yang tidak peduli dengan politik.
Akibat dari hal tersebut, representasi keberagaman kesadaran politik masyarakat ke
dunia publik pun menjadi minim. Demokrasi yang terjadi di Indonesia kini, akhirnya hanya
bisa dilihat sebagai demokrasi elitis, dimana kekuasaan terletak pada sirkulasi para elit. Rakyat
hanya sebagai pendukung, untuk memilih siapa dari kelompok elit yang sebaiknya memerintah
masyarakat.
F. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik dan sosial.
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari
pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya,
prinsip-prinsip demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


13
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

G. Asas Pokok Demokrasi


Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan
hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam
hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil
rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia
serta jujur dan adil; dan
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah
untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
H. Ciri-Ciri Pemerintahan Demokratis
Pemilihan umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik. Dalam
perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir
seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,
baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
Sejak merdeka, Indonesia telah mempraktekkan beberapa sistem politik pemerintahan
atas nama demokrasi, dari, oleh dan untuk rakyat.

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


14
1. Tahun 1945-1959; Demokrasi Parlementer, dengan ciri ;
 Dominasi partai politik di DPR Kabinet silih berganti dalam waktu singkat
 Demokrasi Parlementer ini berakhir dengan Dekrit Presiden 1959.

2. Tahun 1959-1965; Demokrasi Terpimpin, dengan ciri-ciri :


 Dominasi presiden, yang membubarkan DPR hasil Pemilu 1955,
menggantikannya dengan DPR-GR yang diangkat oleh Presiden, juga diangkat
presiden seumur hidup oleh anggota parlemen yang diangkat presiden itu.
Terbatasnya peran partai politik Berkembangnya pengaruh komunis
 Munculnya ideologi Nasional, Agama, Komunis (NASAKOM)
 Meluasnya peranan militer sebagai unsur sosial politik
 Demokrasi terpimpin berakhir dengan pemberontakan PKI September 1965.

3. Tahun 1965-1998; Demokrasi Pancasila; dengan ciri-ciri:


 Demokrasi berketuhanan
 Demokrasi yang berkemanusiaan yang adil dan beradab
 Demokrasi bagi persatuan Indonesia
 Demokrasi yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
 Demokrasi berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Kita tidak menafikan betapa indah susunan kata berkaitan dengan Demokrasi
Pancasila, tetapi pada tataran praksis sebagaimana yang kita lihat dan rasakan:
 Mengabaikan eksistensi dan peran Tuhan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, di mana tidak merasa dikontrol oleh Tuhan. Para pemimpin, terutama
presiden tabu untuk dikritik, apalagi dipersalahkan. Ini bermakna menempatkan
dirinya dalam posisi Tuhan yang selalu harus dimuliakan dan dilaksanakan
segala titahnya serta memegang kekuasaan yang absolut
 Tidak manusiawi, tidak adil dan tidak beradab, dengan fakta eksistensi nyawa,
darah, harkat dan martabat manusia lebih rendah dari nilai-nilai kebendaan
 Tidak ada keadilan hukum, ekonomi, politik dan penegakan HAM.
 Pemilu rutin lima tahunan, tetapi sekedar ritual demokrasi. Dimana dalam
prakteknya diberlakukan sistem Kepartaian Hegemonik, yakni pemilu diikuti
oleh beberapa partai politik, tetapi yang harus dimenangkan, dengan menempuh
berbagai cara, intimidasi, teror, ancaman dan uang, hanya satu partai politik.

4. Tahun 1998- sekarang, orde reformasi dengan ciri-ciri enam agenda:


 Amandemen UUD 1945
 Penghapusan peran ganda (multifungsi) TNI
 Penegakan supremasi hukum dengan indikator mengadili mantan Presiden
Soeharto atas kejahatan politik, ekonomi dan kejahatan atas kemanusiaan.
 Melaksanakan otonomi daerah seluas-luasnya
 Penegakan budaya demokrasi yang anti feodalisme dan kekerasan
 Penolakan sisa-sisa Orde Lama dan Orde Baru dalam pemerintahan

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan Makalah ini, kami dapat simpulkan bahwa Sistem
pemerintahan Negara Indonesia menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan
berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan
negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok,
yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau
unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
Dalam sistem pemerintahan Indonesia, lebaga-lembaga negara berjalan sesuai dengan
mekanisme demokratis. Sistem pemerintahan negara Indonesia berbeda dengan sistem
pemerintahan yang dijalankan di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaan
antarsistem pemerintahan negara. Misalnya, dua negara memiliki sistem pemerintahan yang
sama.
Pemerintah di negara terjadi pada masa genting, yaitu saat perpindahan kekuasaan atau
kepemimpinan dalam negara. Perubahan pemerintahan di Indonesia terjadi antara tahun 1997
sampai 1999. Hal itu bermula dari adanya krisis moneter dan krisis ekonomi.
Sistem pembagian kekuasaan di negara Republik Indonesia jelas dipengaruhi oleh
ajaran Trias Politica yang bertujuan untuk memberantas tindakan sewenang-wenang
penguasa dan untuk menjamin kebebasan rakyat. Undang-undang Dasar 1945 menganut
ajaran Trias Politica karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan,
dan masing-masing kekuasaan negara terdiri dari Badan legislatif, yaitu badan yang bertugas
membentuk Undang-undang, Badan eksekutif yaitu badan yang bertugas melaksanakan
undang-undang, Badan judikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan Undang-
undang, memeriksa dan megadilinya
Menurut UUD 1945 penyelenggaran negara pelaksanaannya diserahkan kepada suatu
alat perlengkapan negara seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Mahkmah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK).
Lembaga-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri sendiri yang
satu tidak merupakan bagian dari yang lain. Akan tetapi, dalam menjalankan kekuasaan atau
wewenangnya, lembaga Negara tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga
negara lain, hal itu menunjukan bahwa UUD 1945 tidak menganut doktrin pemisahan
kekuasaan, dengan perkataan lain, UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan dengan
menunjuk pada jumlah badan-badan kenegaraan yang diatur didalamnya serta hubungan
kekuasaan diantara badan-badan kenegaraan yang ada.
Sistem pembagian kekuasan yang di anut oleh Republik Indonesia saat ini tidak
tertutup kemungkinan akan berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, dengan
di amandemen UUD 1945 tahun 1999-2004 menunjukan terjadinya perubahan dalam
penyelenggaraan negara, namun semua itu tetap dalam kerangka kedaulatan rakyat diatas
segalanya.

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


16
B. Saran
Sudah saatnya, kita bersama-sama bergerak untuk mencapai angan demokrasi yang
telah dicita-citakan oleh para pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh Indonesia. Unsur-unsur
demokrasi yang kadang menjadi akar permasalahan harus bisa diselesaikan dan diperbaiki,
karena konsep demokrasi bukan hak paten yang tidak bisa dirubah. Ia harus bersifat dinamis
dan bisa mengikuti kultur sosial- politik-budaya Negara yang menggunakannya sebagai asas
Negara.
Usaha perubahan tersebut sebenarnya telah sering dilakukan dan sayangnya malah
menjadi ancaman bukan kenyamanan.Rakyat perlu diperkuat kembali bahwa mereka bukan
alat kekuasaan yang dengan mudah diatur kesana ke mari. Elit penguasa dan rakyat harus
bisa bekerja sama selama tujuan demokrasi menjadi patokan utama bernegara yang baik.

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


17
Daftar Pustaka

Kaelan. (2016). Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.


Sonseven, Charwin. (2014). Makalah Sistem Pemerintahan Negara Republik
Indonesia.http://charwinsonseven.blogspot.com/2
014/11/makalah-sistem-pemerintahan-ri.html .
7 Oktober 2018

Situmorang,Rinerlis.(2012). Makalah sistem pemerintah Indonesia.


http://rinerlis.blogspot.com/2012/12/makalah-
sistem-pemerintahan-indonesia_17.html.
7 Oktober 2018

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945


18

Anda mungkin juga menyukai