Pemicu
Pelanggaran Etika/Kontrak/Regulasi
Melawan
Hukum?
Moral hazard memanfaatkan celah yang ada dalam kontak atau regulasi.
Moral hazard dapat mengakibatkan pihak lain yang dirugikan (dalam teori
keagenan disebut prinsipel) mengalami salah pilih (adverse selection). Prinsipel
tidak dapat memonitor dan memaksa secara sempurna tindakan moral hazard ini.
Moral hazard lebih berkaitan dengan pelanggaran etika. Sanksi yang dapat
diberikan untuk moral hazard hanyalah sanksi sosial.
Etika, dalam bentuk norma, prinsip moral, atau nilai, merupakan bentuk awal dari
tatanan hubungan sosial antarmanusia. Ketika manusia berkumpul dalam sebuah
kolompok atau organisasi, mereka menciptakan etika untuk mengatur hubungan
antarkelompok dan antarorganisasi, di antara anggota kelompok atau organisasi,
dan antar-anggota kelompok atau organisasi yang bersangkutan. Etika digunakan
sebagai pedoman untuk menghormati dan memperhitungkan hak dan kepentingan
orang lain dengan siapa mereka membina hubumgan sosial. Etika tidak harus
dalam bentuk tertulis, tetapi dalam pengembangannya, norma, prinsip moral, atau
nilai tersebut dijadikan sebagai aturan positif yang dinyatakan secara tertulis
dalam bentuk, misalnya kode etik.
Kemudian, sesuai dengan perkembangannya, bagian dari etika yang hanya
berkaitan dengan jenis hubungan tertentu antara pihak-pihak tertentu yang terlibat,
disepakati untuk dituangkan dalam kontrak diantara mereka. Hubungabn bisnis
merupakan salah satu dari hubungan yang termasuk dalam kategorj “jenis
tertentu” dan hanya melibatkan “pihak tertentu”. Oleh karena itu, sepanjang
berkaitan dengan bisnis, hubungan tersebut dituangkan dalam kontrak. Apabila
kedudukan pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis tidak seimbang (ada yang
lemah da nada yang kuat) dan ketidak seimbangan tersebut menggangu
kepentingan banyak pihak dan berdampak buruk terhadap kehidupan bernegara,
proteksi terhadap hak, dan kepentingan pihak yang lemah diwujudkan dalam
bentuk regulasi.
Walaupun sudah ada etika, kontrak, atau regulasi, tetapi ada saja individu
maupun organisasi yang mencoba untuk melanggarnya. Pelanggaran kontrak dan
regulasi tentulah merupakan tindakan melawan hukum. Pelanggaran kontrak
(breach of contract) dalam bentuk wanprestasi akan berhadapan dengan hukum
perdata. Hal ini terjadi jika salah satu pihakyang dirugikannya mengadukannya
kepengadilan. Pada dasarnya, pelanggaran terhadap regulasi merupakan tindak
pidana yang dapat dikenakan sanksi pidana. Pelanggran kontrak atau regulasi
merupakan tindakan curang atau penipuan (fraud). Selain pelanggaran dengan
melawan hukum, seseorang atau organisasi juga berusaha untuk menyiasati etika,
kontrak, dan regulasi demi keuntungan diri sendiri. Perbuatan ini sering disebut
dengan moral hazard, penyiasatan kontrak atau regulasi mungkin bukan tindakan
melawan hukum, tyetapi juga merupakan pelanggaran etika.