Anda di halaman 1dari 3

KECURANGAN DAN MORAL HAZARD

Hubungan pelanggaran etika, kontrak, regulasi dengan moral hazard dan


kecurangan dapat dilihat dalam Gambar 14.1

Association Of certified Fraud Examiners (ACFE) menggolongkan


kecurangan ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu kecurangan pelaporan (fraudulent
statement), pensurian Aset (misappropriation of assets), dan korupsi (corruption)
(ACFE, 2014: 12). Kecurangan pelaporan dibagi lagi menjadi dua, yaitu
kecurangan pelaporan keuangan dan kecurangan non-keuangan. Kecurangan non-
keuangan diantaranya adalah pembarian credential kepada karyawan (yang salah).
Pencurian asset meliputi tindekan yang lebih banyak lagi. Demikian juga dengan
korupsi. Undang-undak tindak pidana korupsi di Indonesia merinci tindakan
melawan hokum ini ke dalam tujuh kelompok tindak pidana

Gambara 14.1 Pelanggaran Etika,Kontrak, Regulasi dengan Moral Hazard dan


Fraud

Pemicu

Pelanggaran Etika/Kontrak/Regulasi

Melawan
Hukum?

Moral Hazard Kecurangan (Fraud)

Saksi Soaial Saksi Hukum


Korupsi, tiga puluh bentuk tindak pidana korupsi, dan tindak pidana lain yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi (Tuanakotta, 2013: 42)

Moral hazard, seperti juga telah dikemukakan sebelumnya, adalah


tindakan dan perbuatan seseorang atau oraganisasi demi keuntuangan diri sendiri
dan dapat berakibat merugikan orang lain, dalam kaitannya dengan pelaksanaan
dan penerapan suatu kontrak atau regulasi. Moral hazard juga berlaku terhadap
norma-norma etika atau yang lebih eksp;isit lagi, terhadap kode etik. Penyebab
utama dari moral hazard adalah adanya informasi yang disembunyikan oleh pihak
yang melakukannya (dalam teori keagenan disebut agen). Berbeda dengan
tindakan kecurangan, moral hazard dapat terjadi tanpa dapat dibuktikan bahwa
tindakan tersebut melawan hukum.

Moral hazard memanfaatkan celah yang ada dalam kontak atau regulasi.
Moral hazard dapat mengakibatkan pihak lain yang dirugikan (dalam teori
keagenan disebut prinsipel) mengalami salah pilih (adverse selection). Prinsipel
tidak dapat memonitor dan memaksa secara sempurna tindakan moral hazard ini.
Moral hazard lebih berkaitan dengan pelanggaran etika. Sanksi yang dapat
diberikan untuk moral hazard hanyalah sanksi sosial.

PELANGGARAN ETIKA, KONTRAK, DAN REGULASI

Etika, dalam bentuk norma, prinsip moral, atau nilai, merupakan bentuk awal dari
tatanan hubungan sosial antarmanusia. Ketika manusia berkumpul dalam sebuah
kolompok atau organisasi, mereka menciptakan etika untuk mengatur hubungan
antarkelompok dan antarorganisasi, di antara anggota kelompok atau organisasi,
dan antar-anggota kelompok atau organisasi yang bersangkutan. Etika digunakan
sebagai pedoman untuk menghormati dan memperhitungkan hak dan kepentingan
orang lain dengan siapa mereka membina hubumgan sosial. Etika tidak harus
dalam bentuk tertulis, tetapi dalam pengembangannya, norma, prinsip moral, atau
nilai tersebut dijadikan sebagai aturan positif yang dinyatakan secara tertulis
dalam bentuk, misalnya kode etik.
Kemudian, sesuai dengan perkembangannya, bagian dari etika yang hanya
berkaitan dengan jenis hubungan tertentu antara pihak-pihak tertentu yang terlibat,
disepakati untuk dituangkan dalam kontrak diantara mereka. Hubungabn bisnis
merupakan salah satu dari hubungan yang termasuk dalam kategorj “jenis
tertentu” dan hanya melibatkan “pihak tertentu”. Oleh karena itu, sepanjang
berkaitan dengan bisnis, hubungan tersebut dituangkan dalam kontrak. Apabila
kedudukan pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis tidak seimbang (ada yang
lemah da nada yang kuat) dan ketidak seimbangan tersebut menggangu
kepentingan banyak pihak dan berdampak buruk terhadap kehidupan bernegara,
proteksi terhadap hak, dan kepentingan pihak yang lemah diwujudkan dalam
bentuk regulasi.

Walaupun sudah ada etika, kontrak, atau regulasi, tetapi ada saja individu
maupun organisasi yang mencoba untuk melanggarnya. Pelanggaran kontrak dan
regulasi tentulah merupakan tindakan melawan hukum. Pelanggaran kontrak
(breach of contract) dalam bentuk wanprestasi akan berhadapan dengan hukum
perdata. Hal ini terjadi jika salah satu pihakyang dirugikannya mengadukannya
kepengadilan. Pada dasarnya, pelanggaran terhadap regulasi merupakan tindak
pidana yang dapat dikenakan sanksi pidana. Pelanggran kontrak atau regulasi
merupakan tindakan curang atau penipuan (fraud). Selain pelanggaran dengan
melawan hukum, seseorang atau organisasi juga berusaha untuk menyiasati etika,
kontrak, dan regulasi demi keuntungan diri sendiri. Perbuatan ini sering disebut
dengan moral hazard, penyiasatan kontrak atau regulasi mungkin bukan tindakan
melawan hukum, tyetapi juga merupakan pelanggaran etika.

Anda mungkin juga menyukai