Anda di halaman 1dari 2

Independensi Auditor

Independensi berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan
memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada
manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang
meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Independensi akuntan merupakan
persoalan sentral dalam pemenuhan kriteria objektivitas dan keterbukaan. Dalam peraturan 101
Kode Perilaku Profesional American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) tentang
independensi mengatakan bahwa: "Anggota dalam praktik publik harus bersikap independen
dalam melaksanakan jasa profesionalnya seperti yang disyaratkan menurut standard yang
disusun oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh dewan."

Independensi sangat penting bagi profesi akuntan public karena :

1. Merupakan dasar bagi akuntan publik untuk merumuskan dan menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diperiksa. Laporan keuangan yang telah diperiksa tersebut akan
menambah kredibilitasnya dan dapat diandalkan bagi pihak yang berkepentingan.
2. Karena profesi akuntan publik merupakan profesi yang memegang kepercayaan
masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa
independensi auditor ternyata berkurang dalam menilai kewajaran laporan keuangan yang
disajikan manajemen.
Alasanya kenapa independensi sangat penting bagi profesi akuntan publik karena akuntan
pablik merupakan profesi yang memegang kepercayaan oleh masyarakat, kepercayaan
masyarakat akan menurun apabila terdapat bukti bahwa independensi auditor ternyata
berkurang dalam menilai kewajaran dalam laporan keuangan. Dalam kasus ini Suherman dan
Surja telah melakukan kegagalan penyajikan bukti yang mendukung perhitungan atas sewa
4.000 menara seluler yang terdapat dalam laporan keuangan Indosat. Mereka malah
memberikan label Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan tersebut,
padahal perhitungan dan analisisnya belum selesai. Kesalahan (kegagalan) yang mereka
lakukan menimbulkan hukuman yang diberikan oleh PCAOB yaitu berupa denda US$ 1 juta
kepada Ernst and Young Indonesia. Kemudian hukuman denda juga diberikan kepada akuntan
public yang merupakan partner EY Indonesia yaitu Roy Iman Wirahardja sebesar US$ 20.000
ditambah larangan berpraktek selama lima tahun, kemudian denda sebesar US$ 10.000
diberikan kepada mantan Direktur EY Asia-Pasific, Randall Leali dengan larangan berpraktek
selama satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai