Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SELF DRIVING: FROM PASSANGER MENTHALITY TO DRIVER MENTHALITY


Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Entrepreneurship

Dosen Pengampu: Maulida Amri, S.E.I, M.SI

Disusun oleh :
1. Izzamuddin Haikal (200202110024)
2. Febriani Nur Hariroh (200202110038)
3. Udaimatun Nur Midza (200202110082)
4. Mohammad Fernanda Adriansyah (200202110118)

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Self Driving: from passanger menthality to driver
menthality”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Maulida Amri, S.E.I, M.SI. Pada mata
kuliah Entrepreneurship di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
materi Self Driving: from passanger menthality to driver menthality..
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maulida Amri, S.E.I, M.SI. Selaku
dosen mata kuliah Entrepreneurship. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terakit bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, dan penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Malang, 25 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Pola Pikir dan Mental Seorang Passanger dan Driver………………………..…..3
B. Cara Merubah Mental Passanger Menjadi Driver………………..………………4
C. Pentingnya Sikap sebagai Seorang Good Driver dalam Kehidupan Sehari-hari
Sehari-hari di Organisasi dan dalam Dunia Usaha Bisnis……………………..…5
D. Menerapkan Sikap Good Driver dalam Individu Mahasiswa………………..…..5
PENUTUP.................................................................................................................................8
A. Kesimpulan……………………………………...…………………………………...8
B. Saran……………………………………………..…………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah perubahan besar dimulai dari perubahan mindset, sikap dan karakter.
Sayangnya, sistem pendidikan yang ada di Indonesia lebih mementingkan sisi kognitif
dibandingkan dengan sikap dan karakter. Hasil dari sistem pendidikan ini adalah manusia
yang bermental passenger, yang hanya menjadi pengikut, bukan penggerak. Orang yang
bermental passenger cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif, bahkan kadang menjadi
beban bagi orang lain. Untuk mewujudkan sebuah perubahan besar di masyarakat, perlu
diawali dari perubahan mental orang-orang di dalamnya, dari passenger menjadi driver.
Driver adalah orang-orang yang tidak hanya memiliki kompetensi yang mumpuni tetapi
juga gesit, aktif, dan selalu berani mengambil inisiatif.
Kesuksesan menjadi impian semua orang. Walaupun dalam perjalanan menuju
kesana tentu saja kita akan diperhadapkan dengan keberhasilan dan kegagalan. Tapi,
memang tidak dapat dipungkiri bahwa semua orang memiliki jalan ceritanya masing-
masing. Kita pasti memiliki barometer kesuksesan versi diri sendiri. Hanya saja, ketika
melihat seseorang berhasil mencapai kesuksesan, bukan berarti kita tidak bisa. Tentu saja,
ada kemungkinan besar kita mencapai hal tersebut. Perlu diingat, kita tidak perlu sama
persis dengan mereka. Salah satu langkah atau sikap yang bisa kita contoh adalah istilah
self driving. Pentingnya memiliki mental seorang self driving berarti kita mampu menjadi
pengendali dan pengatur. Lain halnya dengan passenger, mereka hanya pengikut tanpa
untuk berubah bahkan bergerak dalam kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola pikir dan mental seorang passanger dan driver?
2. Bagaimana cara merubah mental passanger menjadi driver?
3. Bagaimana pentingnya sikap sebagai seorang good driver dalam kehidupan sehari-hari
di organisasi dan dalam usaha bisnis?
4. Bagaimana cara menerapkan sikap good driver dalam individu mahasiswa?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pola pikir dan mental seorang passanger dan driver?
2. Untuk mengetahui cara merubah mental passanger menjadi driver?

1
3. Untuk mengetahui pentingnya sikap sebagai seorang good driver dalam kehidupan
sehari-hari di organisasi dan dalam usaha bisnis?
4. Untuk mengetahui cara menerapkan sikap good driver dalam individu mahasiswa?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola Pikir dan Mental Seorang Passanger dan Driver


Driver adalah sebuah sikap hidup yang membedakan dirinya dengan passenger
yang hanya tinggal memilih, duduk manis menjadi penumpang di belakang. Seorang
driver bisa hidup di mana pun mereka berada, dan selalu menumbuhkan harapan. Apabila
passenger menjadi kerdil karena terbelenggu oleh settingan otak yang tetap, maka seorang
driver akan selalu tumbuh. Mereka mengajak orang-orangnya untuk berkembang dan
keluar dari tradisi lama menuju tanah harapan. Mereka melakukan pembaruan-pembaruan
dan menantang keterkurungan dengan penuh keberanian. Mereka berinisiatif memulai
perubahan tanpa ada yang memerintahkan, namun tetap rendah hati dan kaya empati. 1
Sedangkan mentalitas passenger yang ditanam sejak kecil dibiarkan para eksekutif, hanya
akan menghasilkan keluhan dan keterbelengguan semata. Pola pikir menjadi penumpang
(passenger) ini harus ada dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan untuk
merubah menjadi pengemudi atau pemimpin (driver).
Mindset yang selalu ingin berkembang, selalu ingin maju dan mendapatkan sesuatu
sesuai dengan yang haq, adalah cara terbaik agar fitrah belajar terus bangkit. Menjadi
pribadi yang selalu menggunakan hati nurani tentu akan memiliki kemampuan hidup yang
teratur, patuh kepada aturan-aturan, pencapaian prestasi/ambisius menuju kebaikan dan
penuh pertimbangan. Kemampuan ini penting untuk memiliki growth mindset yang akan
menjadi modal sebagai great driver di dalam kehidupan. Memiliki growth mindset juga
ditandai dengan mau mempelajari hal-hal baru bukan karena pencitraan, bukan karena
paksaan dan bukan karena orang lain. Mereka yang memiliki growth mindset pada
umumnya adalah mereka yang memiliki low self monitor. Mereka melakukan sesuatu itu
bukan karena diperhatikan orang lain, bukan pencitraan, melainkan didorong oleh sebuah
kekuatan besar dari dalam jiwa untuk melayani, mencoba hal-hal baru, tanpa
membutuhkan penilaian orang lain. Mereka percaya akan menjadi hebat karena itu
dilakukan dengan sepenuh hati, pantang menyerah. Kekuatan yang berasal dari dalam
ibarat api yang tidak mudah padam apabila seorang dibentuk dalam lingkungan yang
memungkinkan dia belajar dari tantangan-tantangan.2 Driver mentality dalam konteks ini
1
Rhenald Kasali, Self Driving Menjadi Passanger atau Driver?, (Jakarta: Mizan, 2017), 8-10
2
Nurul Haq, D, O. Sobandi, M. Fikri, dan Y. Yuningsih. “Aktivitas Santri dalam Menghafal Al-Qur’an
Hubungannya dengan Kepribadian Conscientiousness”, Al-Tarbawi, no.2 (2019):4

3
adalah sebuah kesadaran yang dibentuk oleh pengalaman dan pendidikan, bukan karena
tidak punya pilihan. Pendidikan yang dijalani adalah proses belajar, yaitu memperbaiki
cara berpikirnya dan cara menjalani hidup yang menantang. Secara singkat dapat dilihat
perbedaan antara mental penumpang dengan mental pengemudi pada table berikut:

Mental Passenger (penumpang) Mental Driver (pengemudi)


- Hanya menumpang - Mengemudikan kendaraan pada
- Tidak harus tahu arah jalan titik tuju
- Boleh ngantuk, tertidur - Mutlak harus tahu jalan/arah
- Tidak perlu merawat kendaraan - Dilarang ngantuk, apa lagi tertidur
- Bebas dari bahaya - Harus merawat kendaraan
- Mengekspose diri pada bahaya

Perbedaan mental itu yang nantinya akan mementukan arah hidup seseorang dan
menentukan juga bagaimana cara dia membangkitkan potensi fitrah yang sudah Allah
titipkan.

B. Cara Merubah Mental Passanger Menjadi Driver


Adapun cara untuk mengubah mental passanger menjadi driver, dapat dilihat
sebagai berikut3 :
a. Mengekspos diri pada tantangan-tantangan baru.
Misalnya, terdapat seorang pegawai bekerja di perusahaan bisa meminta atasannya
untuk ditempatkan pada bidang-bidang baru ataupun memita penempatan di luar
pulau, dengan hal itu orang tersebut akan menerima tantangan baru yang tidak hanya
rutin dikuasai.
b. Meminta kritik dan masukan dari orang-orang yang memiliki pola pikir kritis.
Mendengarkan setiap kritikan dari orang lain dan menganggap kritikan tersebut
sebagai perbaikan diri
c. Membiasakan diri menghadapi hal-hal yang sulit.
d. Berteman dengan orang-orang yang sukses

http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tarbawi/article/view/5236
3
Kasali, Self Driving Menjadi Passanger atau Drive, hal. 9

4
C. Pentingnya Sikap Sebagai Good Driver Dalam Kehidupan Sehari-hari, di Organisasi
dan Dalam Dunia Bisnis
Pemahaman tentang pentingnya etika wajib disampaikan dan ditanamkan ke dalam
benak setiap individu khususnya bagi seorang driver. Langkah ini dalam upaya mengubah
perilaku seseorang. Pembiasaan diri merupakan setengah dari karakter seseorang. Hal
yang sulit dilakukan adalah mengubah kebiasaan yang sudah dikendalikan bawah sadar
setiap individu. Hanya melalui pembiasaan secara terus menerus dan ketat perilaku itu bisa
berubah secara bertahap. Pembiasaan ini berkaitan dengan perilaku praktis seorang
pengemudi (driver) kepada penumpang (passangeri). Etika pelayanan publik secara umum
diketahui seperti keramahan yang diwujudkan dalam perilaku senyum, salam, dan, sapa
secara santun hormat, jujur dan ikhlas serta adil. Tentunya upaya pendidikan dan pelatihan
seperti ini merupakan langkah awal dalam membangun karakter good driver.
Sebagai ujung tombak peran mereka adalah melayani penumpang. Mereka menjadi
penunjuk jalan bagi penumpang yang ingin menuju ke suatu tempat. Secara tidak langsung
mereka wajib menciptakan suasana aman dan nyaman. Efek yang tidak langsung adalah
perasaan kerasan dan aman. Etika pelayanan memiliki pedoman praktis. Secara teknis
menyambut penumpang dan menawarkan jasa dengan ucapan salam, senyum, penuh sopan
santun dan menghormati wisatawan dengan tulus jujur dan ikhlas. Sikap ini menjadi
kewajiban mereka. Kebiasaan-kebiasaan praktis ini wajib tertanam dibenak setiap
pengemudi (driver).4

D. Penerapan Sikap Good Driver dalam Individu Mahasiswa


Sebagai seorang mahasiswa, Intelektualitas dan integritas adalah dua hal yang
harus dimiliki apabila kita ingin menjadi mahasiswa yang berkualitas.  Karena hanya
dengan dua hal itu,  seorang mahasiswa dapat menjadi “driver” yang baik bagi dirinya
sendiri (self driving). Ia akan menjadi pribadi yang mampu membawa dirinya menuju
tujuan hidup yang terarah. Sekalipun banyak rintangan yang menghalangi, ia tetap
membawa dirinya untuk mencapai tujuan itu. Inilah generasi yang diharapkan di masa
depan. Generasi yang mampu membawa dirinya untuk mencapai tujuan, sekaligus mampu
memenangkan persaingan hidup yang semakin ketat. Untuk menerapkan sikap good driver
dalam individu mahasiswa.
Maka sebagai seorang mahasiswa harus mempunyai prinsip sebagai berikut;
1. Disiplin diri (Self discipline)

4
Sri Sudarsih. Penguatan Karakter Bagi Pengemudi di Yogyakarta. Hal. 297

5
Self discipline merupakan kemampuan individu dalam bertanggung jawab.
Maksudnya self discipline yaitu mengarahkan diri sendiri, bukan berdasarkan arahan
orang lain. Dapat diartikan bahwa individu bertanggung jawab terhadap perilakunya
sendiri untuk diarahkan pada kegiatan-kegiatan tertentu yang bermanfaat. Ketika
seorang mahasiswa memiliki self discipline maka ia akan bekerja keras, menyadari
bahwa usaha yang dilakukan akan membuahkan kesuksesan. Mereka mampu mengatur
perilakunya untuk mewujudkan tujuan hidup mereka, yang didasarkan atas kesadaran
diri, bukan karena takut terhadap ancaman atau hukuman dari orang lain.5

2. Berani menghadapi risiko

Berani mengambil resiko adalah salah satu kunci dalam kesuksesan belajar,
karena dalam komponen ini banyak sekali item yang mengikutinya, yaitu berani rugi,
berani mengambil keputusan, berani menghadapi masalah.

3. Kekuatan kesederhanaan (The power of simplicity)

Salah satu cara untuk mendeteksi dan mengukur kapasitas seseorang (ilmu,
pengalaman maupun kebijaksanaannya) adalah dari bahasa dan ungkapan yang
digunakan saat berbicara.

4. Berpikir kreatif (Creative thinking)

Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan


menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude
(bakat) seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality)
dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non aptitude (bukan bakat) , seperti rasa ingin tahu,
senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman
baru.6

Dalam KBBI, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau


proses timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian berpikir kreatif adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata.

5
M. Ramli, 1999. Developing Student Self Discipline. Jurnal Filsafat, Teori, dan Praktik Kependidikan, 26 : 12-
21.
6
R. C. Semiawan 2002. Belajar dan pembelajaran dalam taraf usia dini. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.

6
5. Berpikir kritis (Critical thinking)

Berpikir kritis adalah kemampuan seseorang untuk berpikir efektif yang


mendukung seseorang untuk menilai, serta mengambil kesimpulan untuk memutuskan
tentang apa yang ia pahami dan ia lakukan.

6. Keinginan untuk selalu berkembang dengan lebih pesat

Seorang mahasiswa dalam keadaan sulit bahkan ujian berat tanpa disadari dapat
membuatnya berkembang. Ujian yang dimaksud bisa dari perbedaaan pemikiran, pihak
yang menghujat keputusan atau pilihan kita, atau faktor lainnya yang membuat mereka
menyerah. Namun sesulit apapun rintangan seringkali hal inilah yang membuat kita
dapat keluar dari zona nyaman. Faktanya, kondisi yang kurang nyaman terkadang
mendorong kita memikirkan solusi yang tak pernah diterapkan sebelumnya. Kemudian,
dari situlah kita bisa berkembang menjadi pribadi lebih matang.

7. Adanya mental pengendali sehingga lebih mandiri


Pendidikan kemandirian menjadi hal penting dicapai dalam sistem. Sebenarnya,
orang tua perlu mengajarkan pada anak untuk mandiri dalam segala hal khususnya
pengambilan keputusan. Terkadang, seseorang dengan mental self driver memang lebih
banyak memikirkan tentang perencanaan hidupnya sendiri tanpa banyak campur tangan
orangtua.

Hal ini membuat seseorang berani memutuskan hingga menanggung resikonya. Saat
ada dalam keadaan sulit, ia dapat mencari solusi yang tepat daripada mengeluh. Sikap self
driving membuatnya dapat berpikir lebih strategis dari hal kecil hingga besar.

BAB III

7
PENUTUP

A. Kesimpulan
Driver adalah sebuah sikap hidup yang membedakan dirinya dengan passenger
yang hanya tinggal memilih, duduk manis menjadi penumpang di belakang. Driver
mentality dalam konteks ini adalah sebuah kesadaran yang dibentuk oleh pengalaman dan
pendidikan, bukan karena tidak punya pilihan. Pendidikan yang dijalani adalah proses
belajar, yaitu memperbaiki cara berpikirnya dan cara menjalani hidup yang menantang.
Adapun cara untuk mengubah mental passanger menjadi driver, dapat dilihat dari
mengekspos diri pada tantangan-tantangan baru, meminta kritik dan masukan dari orang-
orang yang memiliki pola pikir kritis, membiasakan diri menghadapi hal-hal yang sulit,
dan berteman dengan orang-orang yang sukses.
Pemahaman tentang pentingnya etika wajib disampaikan dan ditanamkan ke dalam
benak setiap individu khususnya bagi seorang driver. Langkah ini dalam upaya mengubah
perilaku seseorang. Sebagai ujung tombak peran mereka adalah melayani penumpang.
Mereka menjadi penunjuk jalan bagi penumpang yang ingin menuju ke suatu tempat.
Seorang mahasiswa harus mempunyai prinsip disiplin diri, berani menghadapi risiko,
kekuatan kesederhanaan, berpikir kreatif, berpikir kritis, keinginan untuk selalu
berkembang dengan lebih pesat, adanya mental pengendali sehingga lebih mandiri.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini diharapkan bisa menjadi bahan belajar bagi pembaca
untuk menambah wawasan pengetahuan. Untuk itu pada penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki untuk memperoleh hasil yang maksimal. Maka
dari itu penulis meminta kepada pembaca apabila terdapat kekeliruan dalam penulisan
makalah ini penulis mohon untuk saran dan kritikannya.

DAFTAR PUSTAKA

8
D. Nurulhaq, O. Sobandi, M. Fikri, dan Y. Yuningsih, “Aktivitas Santri dalam Menghafal Al-
Qur’an Hubungannya dengan Kepribadian Conscientiousness”, Al-Tarbawi, no.2
(2019):4 http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tarbawi/article/view/5236
Kasali, Renald. Self Driving Menjadi Passanger atau Driver?. Jakarta: Mizan, 2017.
Ramli, M. 1999. Developing Student Self Discipline. Jurnal Filsafat, Teori, dan Praktik
Kependidikan
Ramli, M. Developing Student Self Discipline. Jurnal Filsafat, Teori, dan Praktik
Kependidikan. 1999
Semiawa,, R. C. 2002. Belajar dan pembelajaran dalam taraf usia dini. Jakarta: PT Ikrar
Mandiri Abadi.
Semiawan, R. C. 2002. Belajar dan pembelajaran dalam taraf usia dini. Jakarta: PT Ikrar
Mandiri Abadi.
Sudarsih, Sri. 2018. Penguatan Karakter Bagi Pengemudi di Yogyakarta. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Harmoni

Anda mungkin juga menyukai