Anda di halaman 1dari 8

STUDI KOMPARASI DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNENCE

NEGARA INDONESIA DENGAN NEGARA KANADA

NAMA : REHAN DHEO PRATIDINA WIDARYONO PUTRA


NIM : 8111421118

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
TEMA :
Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)
JUDUL:
STUDI KOMPARASI DALAM MEWUJUDKAN GOOD
GOVERNENCE NEGARA INDONESIA DENGAN
NEGARA KANADA
Dari judul yang penulis ambil yakni Studi Komparasi dalam mewujudkan
Good Governence negara Indonesia dengan negara Kanada, sendiri ialah studi
komparasi pewujudan Good Governence dari negara kanada yang bisa menjadi
acuan untuk mewujudkan Good Governence bagi negara Indonesia. Negara
Kanada sendiri ialah negara yang berada di utara Benua Amerika,negara ini
berbentuk federal dan menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional,
yang mana kepala negaranya ialah seorang Raja dan kepala pemerintahan nya
ialah seorang Perdana Menteri.1 Sedangkan negara Indonesia sendiri adalah ialah
negara yang berbentuk republik dengan sistem pemerintahan presidensil, yang
mana kepala negara dan kepala pemerintahan ialah presiden. Meskipun memiliki
bentuk dan sistem pemerintahan yang berbeda, akan tetapi tidak ada salah nya kita
mempelajari dan mengkompari kebijakan-kebijakan negara kanada yang mungkin
bisa diterapkan dalam negara Indonesia.
Dalam pemerintahan negara Kanada sendiri memiliki banyak sekali kebijakan-
kebijakan yang mengatur warga negaranya agar warga negaranya sendiri tertib.
Dalam mengatur kebijakan untuk warga negara kanada sendiri bisa dikatakan
detail. Dari mengatur Penggunaan kantong plastik, Pendidikan multikultural,
Penerapan E-Government, Pengaturan pemberian hak remisi bagi tahanan, serta
transparansi kebijakan-kebijakan publik nya dalam menangani pandemi covid-19.
Dalam kebijakan penggunaan kantong plastik negara kanada sendiri bermula
dari melonjaknya sampah di kota Toronto. Dikota ini sendiri pada tahun 1980-
1990an memiliki rencana untuk mengirimkan sampah kotanya ke bagian Utara
Toronto akan tetapi hal ini ditentang oleh masyarakat dan aktivis lingkungan serta
anggota dewan, Sehingga pada tahun 2007, Toronto mengeluarkan kebijakan
dengan nama The Target 70 Plan, dengan tujuan utama mengurangi 70 % sampah
padat dengan cara 3R (reuse, reduce dan recycle). 2 Kantung plastik diidentifikasi
sebagai target utama dari kebijakan tersebut akibat tingginya tingkat konsumsi
kantung plastik sekitar 456,6 juta kantung plastik dalam satu tahun. Otoritas pajak
kota Toronto sendiri juga tidak mau menerapkan pajak langsung oleh karena itu
mereka membuat beberapa kebijakan seperti: 1. Industri ritel mengenakan
retribusi sebesar $ 0,05 pada setiap tas sekali pakai yang diberikan kepada
pelanggan dan ini efektif per 1 Juni 2009; 2. Industri ritel diberikan opsi untuk
menggunakan uang hasil retribusi untuk kegiatan lingkungan atau sebagai subsidi
atas harga tas yang dapat digunakan kembali; 3. Program mesti diiklankan
dengan baik pada titik-titik penjualan serta diperinci pada kwitansi transaksi
(nudge); 4. Kota Toronto juga melakukan kampanye iklan pendek selama empat
minggu untuk menginformasikan konsumen tentang retribusi. Setelah kebijakan
ini diterapkan sebanyak 90% penduduk kota Toronto mengubah kebiasaan
konsumsi kantung plastik dan hanya 25% dari warga yang keberatan akan
1
https://www.kompasiana.com/belinda1483/5da4b6f0097f363a8171ce82/sistem-pemerintahan-
kanada?page=all#section1
2
Syanni Yustiani and Maryadi Maryadi, ‘Studi Komparasi Penerapan Kebijakan Penggunaan
Kantung Plastik’, JURNAL PAJAK INDONESIA (Indonesian Tax Review), 3.2 (2020), 51–59 .
kebijakan tersebut. Penggunaan kantung plastik berkurang sebanyak 53% atau
setara dengan 242,2 juta kantung sepanjang tahun 2008-2012. Sebanyak 72%
penduduk beralih menggunakan kantung yang dapat digunakan kembali Pada
Tahun 2010 kebijakan ini sempat dihentikan oleh walikota terpilih Rob Ford
kemudian dilaksankan kembali pada Bulan Juni 2012 dengan adanya desakan dari
Dewan Kota. Dalam Studi Rivers et al. (2017) menemukan bahwa status sosial
(diukur dengan variabel pendapatan, pencapaian pendidikan, dan tipe dan status
perumahan) berperan dalam perilaku penerimaan kebijakan kantung plastik di
Toronto. Dimana kelas sosial yang tinggi lebih taat dibandingkan kelas sosial
menengah ke bawah.
Di negara Indonesia sendiri sudah diterapkan mulai tahun 2016, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan Kebijakan yang mengatur
penambahan biaya kantung plastik berbayar Rp. 200/lembar melalui surat Dirjen
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Nomor S.1230/PSLB3PS/2016. Kebijakan
tersebut diterapkan di 23 kota di Indonesia mulai dari bulan Februari s.d Mei
2016. Kebijakan tersebut berdampak positif kepada penurunan penggunaan
kantung plastik sebanyak 30%.Selanjutnya kebijakan pelarangan penggunaan
kantung belanja plastik di pusat perbelanjaan diterapkan oleh beberapa pemerintah
daerah di Indonesia secara menyeluruh seperti pemerintah daerah Balikpapan,
Bogor, Banjarmasin, dan Bali. Meskipun kebijakan ini juga ditentang oleh
asosiasi pengusaha produsen plastik. Menteri Keuangan mencangankan
memberikan cukai pada penggunaan kantung plastik, sebesar Rp. 30.000 per kg
plastik,Penerimaan dari pungutan negara tersebut akan dialokasikan program
terkait peningkatan kualitas lingkungan hidup . Kementerian Keuangan membahas
rencana penerapan cukai baru ini dengan para pemangku kepentingan untuk
meminimalisir pro dan kontra di masyarakat yang diwakili oleh Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), GAPMMI (Gabungan Pengusaha
Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia), Badan Perlindungan Konsumen
Nasional (BPKN), ASPADIN (Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan),
dan ASRIM (Asosiasi Industri Minuman Ringan).
Dalam melaksanakan Pendidikan multikultural negara Kanada sudah
menerapkan nya semenjak tahun 1972 sejak didirikannya Direktorat multikultural
dalam lingkungan Departemen multikultural dengan tujuan untuk memajukan dan
mengembangkan cita-cita multikultural, integritas sosial, dan menumbuhkan
perilaku yang positif antar masyarakat multikultural. Dalam usaha nya pada tahun
1988 terciptalah Canadian multiculturalism act yang isinya sendiri mengatur
pengeluaran dana untuk membangun kehidupan rukun dan damai di masyarakat
multikultural, memperdalam pengertian toleransi pada perbedaan kebudayaan,
melestarikan budaya asli, memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
dalam mengembangkan kebijakkan multicultural.
Sedangkan di negara Indonesia sendiri Pendidikan Multikultur ada sejak
pemerintahan Presiden Soeharto, pada saat tahun 1998 Indonesia dihadapkan
dengan berbagai masalah ditandai dengan berbagai konflik antarsuku dan antar
golongan yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut multikulturalisme dianggap mampu menjawab tantangan
perubahan karena multikulturalisme merupakan cara berpikir yang dapat
memberikan toleransi mengenai perbedaan-perbedaan baik dari segi suku, ras,
budaya dan agama dengan meminimalisir potensi konflik tersebut masyarakat
Indonesia dapat hidup nyaman dan damai. Pendidikan menjadi tonggak utama
dalam gerakkan perubahan, terutama dalam membrantas tindakkan diskriminasi.
Karena, pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kemajuan suatu
bangsa, sedah terlihat sejak zaman perjuangan kemerdekaan para pejuang
menyadari pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai dalam pasal 4 UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional . dalam pasal ini dijelaskan bahwa
pendidikan diselenggarakan secara demokaratis, tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa Dalam penerapannya perlu adanya kesadaran individu dalam menghargai
dan saling mengakui keberagaman budaya, suku, ras dan agama agar tercapainya
kehidupan yang rukun dan damai.

Dalam penerapan E-Government sudah diterapkan oleh Kanada sejak tahun


2005 yang diberi nama Service Canada (Pelayanan Kanada).3 Layanan ini
merupakan layanan One Stop Service yang digunakan untuk mengakases 77
( tujuh puluh tujuh) jenis layanan. Yang terbagi dari 12 (Dua belas) bidang
pelayanan, antara lain: Pendidikan,ketenagakerjaan,
Kesehatan,perumahan,imigrasi,keuangan, dan lain-lain. Bukan hanya dapat
diakses melalui situs internet saja melainkan dapat diakses dengan perangkat
seluler warga kanada. Pada sistem transaksi juga sudah diterapkan e-pass.
Indonesia sendiri juga sudah menerapkan hal yang sama dengan Kanada dalam
pelayanan publik berbasis internet sudah banyak sekali situs-situs yang dimiliki
oleh pemerintah baik pusat hingga daerah. Dari layanan pelayanan pengadaan
barang dan jasa, perpajakan ,dan perizinan. Setiap layanan memiliki aplikasi nya
sendiri baik dari tingkat pusat hingga daerah.
Dalam memberikan hak remisi kepada napi, pemerintah negara Kanada
memberikan secara otomatis hak remisi sebanyak satu per tiga dari masa pidana
kepada seluruh Narapidana.4 Kecuali Narapidana yang tidak mampu atau menolak
untuk aktif berpartisipasi dalam program pembinaan dan atau program kegiatan
kerja atau Narapidana yang melanggar kebijakan nol pelanggaran terhadap
petugas pemasyarakatan atau Narapidana yang tidak mampu memenuhi standar

3
Loura Hardjaloka, ‘Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya Sebagai
Solusi Pemberantasan Korupsi Di Sektor Publik’, Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan
Hukum Nasional, 3.3 (2014), 435 <https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v3i3.35>.
4
R Aditayoga Nugraha Bimasakti, ‘PENGATURAN PEMBERIAN HAK REMISI BAGI
NARAPIDANA DI INDONESIA, STUDI KOMPARASI DENGAN BEBERAPA NEGARA
LAIN DI DUNIA’, Aktual Justice, 7.1 (2022), 41–56.
dalam beperilaku positif maka Narapidana-Narapidana tersebut tidak akan
diberikan hak remisi.
Di negara Indonesia hak remisi pada napi sudah diatur dalam Undang-Undang
RI Nomor 12 Tahun 1995. Hak remisi bagi napi di Indonesia diberikan hak
tersebut setelah Narapidana yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan oleh peraturan perundang- undangan. Tetapi untuk pemberian hak
remisi memili syarat-syarat yang Panjang seperti, berkelakukan baik dan telah
menjalani masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan. Tetapi ada pula syarat khusus
remisi bagi narapidana tindak pidana terorisme, narkotika dan prekusor narkotika,
prikotropika, korupsi, kejahatan terhadap kemananan Negara, kejahatan hak asasi
manusia yang berat serta kejahatan transnasional terorganisasi lainnya. Haruslah
para narapidana ini melakukan persyaratan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah RI No. 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak
Warga Binaan Pemasyarakatan. Pasal 34 yaitu Bersedia bekerjasama dengan
penegak hukum untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang
dilakukan, Telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan
putusan pengadilan untuk Narapidana yang dipidana karena melakukan tidan
pidana korupsi dan Telah mengikuti program deradikalisasi yang diselenggarakan
oleh LAPAS dan/atau Badan nasional Penanggulangan Terorisme.
Dalam remisi di Indonesia juga dibagi menjadi 2 ( dua) yaitu remisi umum dan
remisi khusus. Mengenai besaran yang diberikan pada remisi umum besarnya
adalah 1 (satu) bulan bagi Narapidana yang telah menjalani 6 (enam) sampai 12
(dua belas) bulan pidana dan 2 (dua) bulan bagi Narapidana yang telah menjalani
12 (dua belas) bulan atau lebih pidana.
Dalam masa pandemi covid-19 juga pemerintah Kanada melakukan Transparansi
dalam pemberian kebijakan publik. Melalui Perdana Menteri Justin Trudeau
beliau , memproyeksikan Kerjasama antara pemerintah pusat dengan pemerintah
provinsi untuk meningkatkan pembagian data. Walaupun Kanada tidak lebih
agresif dibandingkan dengan negara Amerika Serikat, namun mengingat Kanada
berbatasan langsung dengan Amerika Serikat sebagai korban COVID-19 terbesar
di dunia pada 2020, maka transparansi harus dilakukan. Tidak hanya memenuhi
fasilitas medis, namun pemerintah Kanada berupaya membuat masyarakatnya
untuk tetap tenang di rumah, seperti menjamin pasokan pangan, kebutuhan bisnis,
kemudahan akses informasi melalui platform, menutup sekolah, dan memberikan
akses informasi bagi anak-anak tentang tindakan preventif pandemi COVID-19.
Eksistensi Jason Trudeau dalam menyampaikan rencana tindakan pemerintah
adalah upaya bagaimana secara psikologis dapat menenangkan masyarakatkan
untuk tinggal di rumah secara aman melalui transparansi pemerintah.5

5
Afni Regita Cahyani Muis, ‘Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Strategi Nasional Dalam
Menanggulangi Pandemi Covid-19’, SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7.5 (2020)
<https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15317>.
Pada tahun 2020 Pemerintah Indonesia masih dianggap kurang transparan dalam
memberikan data yang valid mengenai jumlah korban covid-19 sehingga
sejumlah pemerintah daerah memutuskan untuk melakukan lockdown atau
karantina wilayahnya secara mandiri. Namun, keputusan ini ditentang pemerintah
pusat karena keputusan karantina wilayah merupakan kewenangan pemerintah
pusat. Integrasi pemerintah pusat dan daerah yang tidak singkron menyebabkan
penyebaran COVID-19 pada 2020 di hampir seluruh provinsi di Indonesia
bergerak dengan cepat. Tidak terkecuali Jakarta sebagai kota yang memiliki
jumlah korban COVID-19 di Indonesia yang baru memberlakukan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah disetujui oleh pemerintah pusat, namun
berlaku secara nasional.
Dari yang penulis uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa Good Governence
negara Kanada sedikit banyak dapat diterapkan di Indonesia. Dalam pengurangan
kantung plastik meskipun sudah bisa mengurangi penggunaan, tetapi masyarakat
masih juga memprotes adanya kebijakan tersebut. Pemerintah Indonesia dalam hal
ini bisa meniru cara pemerintah kanada dalam mengurangi penggunaan kantung
plastik dengan cara menggaet Industri ritel memberikan pilihan untuk
menggunakan uang hasil retribusi untuk kegiatan lingkungan atau sebagai subsidi
atas harga tas yang dapat digunakan kembali, memasifkan iklan kepada
masyarakat. Serta dalam E-Government pemerintah Indonesia bisa meniru
layanan dengan sistem One Stop Service yang mana ini sendiri memudahkan agar
masyarakat tidak susah payah membuka laman berbeda atau aplikasi berbeda
untuk berbagai layanan yang ada. Serta dalam transparansi juga pemerintah
haruslah memberi data valid kepada masyarakat agar tidak terjadi adanya
ketimpangan informasi untuk memtuskan kebijakan publik.
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL:
Bimasakti, R Aditayoga Nugraha, ‘PENGATURAN PEMBERIAN HAK REMISI
BAGI NARAPIDANA DI INDONESIA, STUDI KOMPARASI DENGAN
BEBERAPA NEGARA LAIN DI DUNIA’, Aktual Justice, 7.1 (2022), 41–
56
Hardjaloka, Loura, ‘Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara
Lainnya Sebagai Solusi Pemberantasan Korupsi Di Sektor Publik’, Jurnal
Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 3.3 (2014), 435
<https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v3i3.35>
Muis, Afni Regita Cahyani, ‘Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Strategi
Nasional Dalam Menanggulangi Pandemi Covid-19’, SALAM: Jurnal Sosial
Dan Budaya Syar-I, 7.5 (2020) <https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15317>
Yustiani, Syanni, and Maryadi Maryadi, ‘Studi Komparasi Penerapan Kebijakan
Penggunaan Kantung Plastik’, JURNAL PAJAK INDONESIA (Indonesian
Tax Review), 3.2 (2020), 51–59 <https://doi.org/10.31092/jpi.v3i2.717>

INTERNET:
https://www.kompasiana.com/belinda1483/5da4b6f0097f363a8171ce82/sistem-
pemerintahan-kanada?page=all#section1

Anda mungkin juga menyukai