Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SYARIAH ISLAM

Dosen Pengampu : Muhammad Yasir Fahmi

Kelompok 3

Ade Yulia Sari (D020320026)

Isnania Agustina Wulandari (D020320035)

PRODI KOMPUTERISASI AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama islam ini yang bertema “ Syariah
Islam “.

Kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebenar-benarnya. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan baik
materi, penganalisaan, dan pembahasan. Semua hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan
dan pengalaman.

Kami berharap makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi pembaca. Dan kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak terutama yang bersifat membangun, guna
terciptanya kesempurnaan makalah ini. Dan bila di dalamnya ada kesalahan dan kekurangan
mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi semua pihak.

Banjarmasin, 14 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….......…..…………….....

DAFTAR ISI...………………………………………………….…........………........

BAB 1 PENDAHULUAN……………..……………………………………………...

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………...….....…......
B. RUMUSAN MASALAH………………………………….........……….……....…....
C. TUJUAN………………………………………….……………......................………
D. MANFAAT PENULISAN…………………………..………………..............……....

BAB II : PEMBAHASAN TENTANG SYARIAH ISLAM…………………………

A. PENGERTIAN SYARIAH………………………………………….............………..
B. MACAM MACAM KETENTUAN HUKUM…………...….……………....………..
C. KEISTIMEWAAN SYARIAH ISLAM…………………………….……....…………
D. HIKMAH DITETAPKANNYA SYARIAH ISLAM…………………….……………
E. PRINSIP PRINSIP SYARIAH ISLAM………………………….....………………….
F. RUANG LINGKUP SYARIAH……………………………………………............….

BAB III : PENUTUP…………………………………………………….....……………

KESIMPULAN……………………………………………………………….........………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…………
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Syariat Islam adalah bagian dari kesadaran sejarah Agama Islam di dunia. Syariat
Islam berkembang dan tenis menjadi panduan hukum di berbagai Negara, bukan hanya
Indonesia yang memakai syariat islam bahkan Negara-Negara besar pun ada yang memakai
syariat Islam di negaranya.

Hal itu selain karena syariat islam melengkapi hukum di dunia, syariat Islam juga
memenuhi persyaratan untuk melindungi manusia atau bisa disebut HAM. Syariat Islam pun
tidak hanya meliputi hukum-hukum di dunia tetapi banyak hal di dunia ini seperti ekonomi,
pembelajaran, pernikahan, dll. Mungkin pada zaman sekarang manusia sangat memerlukan
teknologi. Contohnya handphone, cornputer, laptop, televise.dll.

Di era globalisasi ini banyak sekali teknologi-teknologi canggih jadi banyak sekali
pekerjaan yang di zamannya membutuhkan waktu yang lama tapi sekarang hanya dalam
hitungan menil, jam, ataupun hitungan hari pekerjaan itu dapat terselesaikan. Akan tetapi di
zman modern ini banyak sekali kekurangannya, misalnya lebih suka menggunakan cara
instan dibandingkan cara di zaman dahulu yang lumayan rumit, dan banyak juga orang-orang
di zaman sekarang yang tidak mementingkan lagi akhirat hanya mementingkan duniawi saja
jadi banyak sekalikorupsi dimana-mana, pelecehan Seksual, pelanggaran hukum HAM, dll

B. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan syariah?


2.      Apa macam macam ketentuan hukum syariah?
3.      Apa hubungan syariah dan fiqih?
4.      Apa keistimewaan syariah islam?
5.      Apa saja hikmah ditetapkannya syariah islam?
6.      Apa saja prinsip prinsip syariah beserta ruang lingkupnya?

C. TUJUAN

Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa hanyak pengetahuan

kita tentang :

1. Pengertian Syariah

2. Macam-macam ketentuan hukum syariah

3. Keistimewaan syariah islam

4. Hikmah ditetapkannya syariah islam

5. Prinsip-prinsip syariah islam

6. Ruang lingkup syariah islam

C. MANFAAT PENULISAN

Kita dapat mengetahui bahwa syariat islam itu memiliki segudang hikmah serta memenuhi
unsur-unsur kehidupan untuk menuntun kita ke jalan yang benar dalam segi apapun, misalnya
ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan, dll.
BAB II
PEMBAHASAN

1) PENGERTIAN SYARIAH ISLAM

Syariah Islam berasal dari bahasa Arab yaitu Syariat Islamiah memiliki arti kosa kata
bahasa Arab yang secara harfiah berarti ”sumber air” atau ”sumber kehidupan”. Syariah juga
sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT. kepada hamba-Nya berupa agama yang telah
disyariahkan kepada mereka. Syariah menurut istilah artinya hukum hukum atau peraturan yang
diturunkan Allah SWT melalui rasul rasulnya yang mulia untuk manusia agar mereka keluar dari
kegelapan ke dalam terang dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.

Jadi, syariah islam adalah hukum atau peraturan islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat muslim. Selain berisi hukum, syariah islam juga berisi tentang bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan hidup untuk umat. Maka oleh kaum muslimin, syariah islam
merupakan panduan menyeluruh sebagai solusi terhadap seluruh permasalahan hidup di dunia.

Dalam wacana pemikiran Islam, istilah "syariat" bahkan berkonotasi dengan istilah "ad-
din" dan "figh". Dalam pengertian yang luas ,syariat sama dengan "ad-din", yaitu keseluruhan
ajaran Allah Swt, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., meliputi bidang-bidang akidah,
akhlak, dan hukum-hukum. Akan tetapi, dalam pengertian yang lebih sempit, syariat selalu
digunakan untuk menyebutkan hukum-hukum, ketentuan, atau aturan-aturan yang menyangkut
tindak-tanduk dan perilaku manusia mukallaf. Adapun kata "figh" yang berarti "memahami
sesuatu secara mendalam", dipergunakan untuk "nama bagi hukum-hukum agama, baik yang
mengenai hukum akidah maupun yang mengenai hukum amaliah"25. Istilah "figh" (fiqih)
mengandung dua pengertian, yaitu:

(1) Perincian hukum-hukum tersebut dan mengeluarkannya dari sumber-sumbernya

(2) Nama bagi hukum-hukum itu sendiri, tak ada perbedaan antara sesuatu hukum dan hukum
yang lain.
Syariat Islam sebagai konsep dan pemikiran dari para ulama/pemikir Islam memang
memiliki dua pengertian. Dalam kaitan ini terdapat kesimpulan bahwa "syariat", artinya "semua
yang ditetapkan Allah atas hamba-Nya berupa agama (din) dari berbagai aturan", juga bisa
didefinisikan "Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah Swt. Untuk hamba-Nya, baik melalui
Al-Quran maupun dengan Sunnah Nabi SAW.

2) MACAM MACAM KETENTUAN HUKUM


1) Wajib (Fardhu)
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan seornang muslim, dimana jika dikerjakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Contoh : solat 5 waktu, pergi
haji apabila mampu, membayar zakat. Wajib terdiri dari 2 macam :
 Wajib ‘ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim mukalaf
seperti solat 5 waktu, puasa ramadhan, zakat, dll.
 Wajib kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslim mukalaf namun jika
sudah ada yang melakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi yang lain seperti
mengurus jenazah.

2) Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala namun jika
meninggalkan tidak mendapat dosa. Contoh : sholat sunnah, puasa sunnah, memelihara
jenggot,dll. Sunnat terbagi lagi menjadi 2 macam :
 Sunnah Muakkad adalah sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti
sholat idul fitri dan sholat terawih.
 Sunnah Ghairu Muakkad yaitu adalah sunnah yang tidak dikuatkan (kadang dikerjakan
Rasulullah dan kadang tidak dikerjakannya) seperti puasa senin kamis,dll
 Haram adalah suatu perkara dimana apabila kita mengerjakan akan mendapat dosa dan
tidak boleh sama sekali dilakukan seperti judi, mecuri memperkosa,dll.

3). Makruh adalah suatu perkara dimana dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi
jika dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala seperti makan minum
berdiri.
4). Mubah adalah suatu perkara apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak mendapat
dosa maupun pahala seperti tertawa terbahak bahak, melamun, dll.

3) KEISTIMEWAAN SYARIAH ISLAM


Islam mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan sistem-sistem lain. Cara
pandang Islam terhadap berbagai permasalahan eksistensial seperti Tuhan, alam, manusia dan
kehidupan, serta interprestasinya terhadap berbagai peristiwa akan berada dalam bingkai
karakteristik tersebut yang kemudian menjadi keistimewaan atau keunggulan Islam terhadap
sistem-sistem lainnya. Keistimewaan tersebut adalah rabbaniyyah, insaniyah, syumuliyah,
tawazun, Waqi’iyyah, tathawwur & tsabat.
Syariat Islam mempunyai beberapa keistimewaan yaitu :
1. Rabbaniyah yang bermaksud bercirikan ketuhanan. ( Hukum/Peraturan ini datangnya dari
Tuhan Pencipta yang sudah semestinya yang terbaik untuk diikuti oleh makhluk ciptaanNya )
2. Syumuliyah yang bermaksud lengkap. ( Peraturannya merangkumi segenap aspek kehidupan
tanpa ada kekurangan )
3. Alamiyah yang bermaksud sejagat. ( Peraturannya sesuai untuk semua lapisan manusia tanpa
batasan masa atau geografi )
4. Kekal. ( Peraturannya dijamin terpelihara hingga ke hari Kiamat )
5. Syariah Islam berpendirian teguh dan tetap dalam soal prinsip dan dasar agama tetapi dalam
persoalan furu’ (cabang agama) sangat fleksibel (boleh bertolak ansur). Contoh furu’ ialah
bacaan dan qurut.
6. Syariah Islam juga sangat sesuai dan selaras dengan fitrah dan naluri manusia yang suci dan
bersih.

4) HIKMAH DITETAPKANNYA SYARIAH ISLAM


1). Untuk mengetahui Allah dan apa pun yang berkenaan dengan-Nya, seperti keberadaan,
ketuhanan, dan keesaan-Nya serta sifat-sifat-Nya Yang Maha Sempurna.
2). Untuk mengetahui cara beribadah kepada Allah yang merupakan pengagungan terhadap-
Nya serta pengungkapan rasa syukur terhadap nikmat-nikmat-Nya yang tidak terhitung
jumlahnya Allah swt berfirman,
"...Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, kamu takkan dapat
menghitungnya...." (Ibrahim: 34)
3). Untuk mendorong manusia agar menyuruh melakukan yang makruf dan melarang dari yang
mungkar, menghias diri dengan adab-adab yang utama dan akhlak-akhlak yang mulia, serta
mengambil keutamaan-keutamaan yang dapat mengantarkan dirinya kepada kemuliaan dan
ketinggian.
4). Untuk menghentikan kezaliman orang-orang yang berlaku aniaya dengan meletakkan
berbagai hukuman dan sanksi syariat. Undang-undang Allah ini jauh berbeda dengar
undang-undang buatan manusia yang kian hari kian dilecehkan Itulah empat maksud utama,
yang karenanya diturunkan syariat oleh Allah SWT..oleh banyak orang.
5). Dapat memelihara akal (Hifzh al-‘aqli)
Kedudukan akal manusia dalam pandangan Islam amatlah penting. Akal manusia
dibutuhkan untuk memikirkan ayat-ayat Qauliyah (Al-Quran) dan kauniah (sunnatullah)
menuju manusia kamil. Salah satu cara yang paling utama dalam memelihara akan adalah
dengan menghindari khamar (minuman keras) dan judi. Ayat-ayat Al-Quran menjelaskan
sebagai berikut:
“Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad) mengenai khamar (minuman keras)
dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa kedua-duanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS Al-Baqarah
[2]: 219).
Syariat Islam akan memelihara umat manusia dari dosa bermabuk-mabukan dan dosa
perjudian.

6). Untuk memelihara harta benda (Hifzh al-mal)

Dengan adanya Syariat Islam, maka para pemilik harta benda akan merasa lebih aman, karena
Islam mengenal hukuman Had, yaitu potong tangan dan/atau kaki. Seperti yang tertulis di dalam
Al-Quran :

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagaimana) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS Al-Maidah [5]: 38).
Hukuman ini bukan diberlakukan dengan semena-mena. Ada batasan tertentu dan alasan yang
sangat kuat sebelum diputuskan. Jadi bukan berarti orang mencuri dengan serta merta dihukum
potong tangan. Dilihat dulu akar masalahnya dan apa yang dicurinya serta kadarnya. Jika ia
mencuri karena lapar dan hanya mengambil beberapa butir buah untuk mengganjal laparnya,
tentunya tidak akan dipotong tangan. Berbeda dengan para koruptor yang sengaja memperkaya
diri dengan menyalahgunakan jabatannya, tentunya hukuman berat sudah pasti buatnya. Dengan
demikian Syariat Islam akan menjadi andalan dalam menjaga suasana tertib masyarakat terhadap
berbagai tindak pencurian.

5) PRINSIP PRINSIP SYARIAH ISLAM

Prinsip yang secara keseluruhan merupakan kekhususan (spesifikasi) yang membedakan


dengan peraturan-peraturan lainnya. Prinsip-prinsip dasar tersebut ada tiga, yaitu :

 Tidak Memberatkan
Hal ini berarti bahwa syari’ah Islam tidak membebani manusia dengan kewajiban di luar
kemampuannya, sehingga tidak berat untuk dilaksanakan
Sebagai contoh :
Keringanan bertayamum bagi orang yang tidak boleh menggunakan air :
“...dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah: 6).
 Menyedikitkan Beban
bahwa hal-hal yang tidak disebutkan dalam syari’at Islam tidak perlu dipertikaikan bagaimana
ketentuan hukumnya, hal itu merupakan rahmat Allah SWT untuk tidak memperbanyak beban
kepada umat manusia.
 Memperhatikan kemaslahatan manusia dalam menetapkan hukum
Allah dalam menetapkan hukum selalu memepertimbangkan kemaslahatan hidup umat
manusia. Oleh karena itu dalam proses penetapan hukum senantiasa didasarkan pada tiga aspek
:

1). Hukum ditetapkan sesudah masyarakat membutuhkan hukum-hukum tersebut.

2). Hukum ditetapkan hanya menurut kadar kebutuhan masyarakat.

3). Hukum hanya ditetapkan oleh lembaga pemerintah yang berhak menetapkan hukum.

 Keadilan yang merata


Menurut syariah Islam kedudukan semua orang adalah sama dihadapan Allah yang

membedakan adalah tingkatan taqwa mereka. Oleh karena itu orang yang kaya dengan orang
yang miskin sama dihadapan Allah dalam hal pengadilannya.

6) RUANG LINGKUP SYARIAH

Ruang lingkup syariah lain mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut:

1). Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT
(ritual), yang terdiri dari: Rukun Islam: mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat,
puasa, dan haji.

Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam :

 Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudhu, mandi, tayamum, pengaturan


menghilangkan najis. peraturan air, istinja, adzon, qomat. I'tikaf, do'a, sholawat, umroh,
tasbih, istighfor, khitan, pengurusan mayit, dan lain-lain
 Mali (bersifat harta): qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah. wakaf, fidyah. hibbah, dan lain lain.
Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan sescorang dengan yang lainnya dalam
hal tukar menukar harta jual beli dan yang searti), diantaranya :
dagang, pinjam-meminjam. sewa-menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan,
peng ipahan, rampasan perang, ntang-piutang, pungutan, warisan,
 wasiat, natkah, titipan, jizah, pesinan, dan lain-lain. Munakahat, yaitu peraturan yang
mengatur mbungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan
yang berhubungan dengannya).diantaranya perkawinan, perceraian, pengaturan naficah,
penyisiman, memelihara anak, pergaulan suami istri, mas kawin, berkabung dari suami
yang wafat, meminang, khulu', li'am dzilar, ilam walimah, wasiyat, dan lain-lain
 Tinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya : qishsash, diyat, kifarat,
pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad, khiana dalam perjuangan, kesaksian dan lain-
lain.
2). Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (pulitik). diantaranya :
ukhuwa persaudaraan) musyawarah (persamaan), adalah (keadilan), ca'awun (tolong
menolong), tasumu (toleransi), takafulul ijtimah
3). (Tanggung jawab sosial), zimah (kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.
Akhlak, yaitu yang mengatur sikap pribadi, diantaranya : syukur, sabar, lawadlu,(rendah
hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekuen), syaja'ah (berani), birrul walidain (berbuat
baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
Peraturan-peraturan lainnya seperti : minum minuman, berburu, nazar, pemberantasan
kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, dan lain-lain.
BAB III
KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa syariat islam merupakan keseluruhan peraturan atau hukum yang
mengatur tata hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan alam
(lingkungannya), baik yang diterapkan dalam Al-Qur’an maupun hadis dengan tujuan
terciptanya kemashlahatan, kebaikan hidup umat manusia di dunia dan di akhirat.dan
manentukan baik buruknya atau salah benarnya suatu perilaku atau perbuatan yang dilakukan.

Syariat Islam sebagai konsep dan pemikiran dari para ulama/pemikir Islam memiliki dua
pengertian. Dalam kaitan ini terdapat kesimpulan bahwa "syariat", artinya "semua yang
ditetapkan Allah atas hamba-Nya berupa agama (din) dari berbagai aturan", juga bisa
didefinisikan "Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah Swt. Untuk hamba-Nya, baik melalui
Al-Quran maupun dengan Sunnah Nabi SAW.
DAFTAR PUSTAKA

Nashir, Dr. Haedar (2013), Syariat Islam. Yogyakarta: Maarif Institute.

Jurwawi, Ali Ahmad, Syekh Nabhani Idris (2013), Indahnya Syariat Islam. Jakarta:
Pustaka Al Kautsar.

Prof. Dr. Thohir Luth, MA. (2011), Syariat Islam Memgapa Takut?. Malang:
Universitas Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai