Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama islam ini yang bertema “ Syariah
Islam “.
Kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebenar-benarnya. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan baik
materi, penganalisaan, dan pembahasan. Semua hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan
dan pengalaman.
Kami berharap makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi pembaca. Dan kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak terutama yang bersifat membangun, guna
terciptanya kesempurnaan makalah ini. Dan bila di dalamnya ada kesalahan dan kekurangan
mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….......…..…………….....
DAFTAR ISI...………………………………………………….…........………........
BAB 1 PENDAHULUAN……………..……………………………………………...
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………...….....…......
B. RUMUSAN MASALAH………………………………….........……….……....…....
C. TUJUAN………………………………………….……………......................………
D. MANFAAT PENULISAN…………………………..………………..............……....
A. PENGERTIAN SYARIAH………………………………………….............………..
B. MACAM MACAM KETENTUAN HUKUM…………...….……………....………..
C. KEISTIMEWAAN SYARIAH ISLAM…………………………….……....…………
D. HIKMAH DITETAPKANNYA SYARIAH ISLAM…………………….……………
E. PRINSIP PRINSIP SYARIAH ISLAM………………………….....………………….
F. RUANG LINGKUP SYARIAH……………………………………………............….
KESIMPULAN……………………………………………………………….........………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Syariat Islam adalah bagian dari kesadaran sejarah Agama Islam di dunia. Syariat
Islam berkembang dan tenis menjadi panduan hukum di berbagai Negara, bukan hanya
Indonesia yang memakai syariat islam bahkan Negara-Negara besar pun ada yang memakai
syariat Islam di negaranya.
Hal itu selain karena syariat islam melengkapi hukum di dunia, syariat Islam juga
memenuhi persyaratan untuk melindungi manusia atau bisa disebut HAM. Syariat Islam pun
tidak hanya meliputi hukum-hukum di dunia tetapi banyak hal di dunia ini seperti ekonomi,
pembelajaran, pernikahan, dll. Mungkin pada zaman sekarang manusia sangat memerlukan
teknologi. Contohnya handphone, cornputer, laptop, televise.dll.
Di era globalisasi ini banyak sekali teknologi-teknologi canggih jadi banyak sekali
pekerjaan yang di zamannya membutuhkan waktu yang lama tapi sekarang hanya dalam
hitungan menil, jam, ataupun hitungan hari pekerjaan itu dapat terselesaikan. Akan tetapi di
zman modern ini banyak sekali kekurangannya, misalnya lebih suka menggunakan cara
instan dibandingkan cara di zaman dahulu yang lumayan rumit, dan banyak juga orang-orang
di zaman sekarang yang tidak mementingkan lagi akhirat hanya mementingkan duniawi saja
jadi banyak sekalikorupsi dimana-mana, pelecehan Seksual, pelanggaran hukum HAM, dll
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
kita tentang :
1. Pengertian Syariah
C. MANFAAT PENULISAN
Kita dapat mengetahui bahwa syariat islam itu memiliki segudang hikmah serta memenuhi
unsur-unsur kehidupan untuk menuntun kita ke jalan yang benar dalam segi apapun, misalnya
ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan, dll.
BAB II
PEMBAHASAN
Syariah Islam berasal dari bahasa Arab yaitu Syariat Islamiah memiliki arti kosa kata
bahasa Arab yang secara harfiah berarti ”sumber air” atau ”sumber kehidupan”. Syariah juga
sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT. kepada hamba-Nya berupa agama yang telah
disyariahkan kepada mereka. Syariah menurut istilah artinya hukum hukum atau peraturan yang
diturunkan Allah SWT melalui rasul rasulnya yang mulia untuk manusia agar mereka keluar dari
kegelapan ke dalam terang dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.
Jadi, syariah islam adalah hukum atau peraturan islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat muslim. Selain berisi hukum, syariah islam juga berisi tentang bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan hidup untuk umat. Maka oleh kaum muslimin, syariah islam
merupakan panduan menyeluruh sebagai solusi terhadap seluruh permasalahan hidup di dunia.
Dalam wacana pemikiran Islam, istilah "syariat" bahkan berkonotasi dengan istilah "ad-
din" dan "figh". Dalam pengertian yang luas ,syariat sama dengan "ad-din", yaitu keseluruhan
ajaran Allah Swt, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., meliputi bidang-bidang akidah,
akhlak, dan hukum-hukum. Akan tetapi, dalam pengertian yang lebih sempit, syariat selalu
digunakan untuk menyebutkan hukum-hukum, ketentuan, atau aturan-aturan yang menyangkut
tindak-tanduk dan perilaku manusia mukallaf. Adapun kata "figh" yang berarti "memahami
sesuatu secara mendalam", dipergunakan untuk "nama bagi hukum-hukum agama, baik yang
mengenai hukum akidah maupun yang mengenai hukum amaliah"25. Istilah "figh" (fiqih)
mengandung dua pengertian, yaitu:
(2) Nama bagi hukum-hukum itu sendiri, tak ada perbedaan antara sesuatu hukum dan hukum
yang lain.
Syariat Islam sebagai konsep dan pemikiran dari para ulama/pemikir Islam memang
memiliki dua pengertian. Dalam kaitan ini terdapat kesimpulan bahwa "syariat", artinya "semua
yang ditetapkan Allah atas hamba-Nya berupa agama (din) dari berbagai aturan", juga bisa
didefinisikan "Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah Swt. Untuk hamba-Nya, baik melalui
Al-Quran maupun dengan Sunnah Nabi SAW.
2) Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala namun jika
meninggalkan tidak mendapat dosa. Contoh : sholat sunnah, puasa sunnah, memelihara
jenggot,dll. Sunnat terbagi lagi menjadi 2 macam :
Sunnah Muakkad adalah sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti
sholat idul fitri dan sholat terawih.
Sunnah Ghairu Muakkad yaitu adalah sunnah yang tidak dikuatkan (kadang dikerjakan
Rasulullah dan kadang tidak dikerjakannya) seperti puasa senin kamis,dll
Haram adalah suatu perkara dimana apabila kita mengerjakan akan mendapat dosa dan
tidak boleh sama sekali dilakukan seperti judi, mecuri memperkosa,dll.
3). Makruh adalah suatu perkara dimana dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi
jika dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala seperti makan minum
berdiri.
4). Mubah adalah suatu perkara apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak mendapat
dosa maupun pahala seperti tertawa terbahak bahak, melamun, dll.
Dengan adanya Syariat Islam, maka para pemilik harta benda akan merasa lebih aman, karena
Islam mengenal hukuman Had, yaitu potong tangan dan/atau kaki. Seperti yang tertulis di dalam
Al-Quran :
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagaimana) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS Al-Maidah [5]: 38).
Hukuman ini bukan diberlakukan dengan semena-mena. Ada batasan tertentu dan alasan yang
sangat kuat sebelum diputuskan. Jadi bukan berarti orang mencuri dengan serta merta dihukum
potong tangan. Dilihat dulu akar masalahnya dan apa yang dicurinya serta kadarnya. Jika ia
mencuri karena lapar dan hanya mengambil beberapa butir buah untuk mengganjal laparnya,
tentunya tidak akan dipotong tangan. Berbeda dengan para koruptor yang sengaja memperkaya
diri dengan menyalahgunakan jabatannya, tentunya hukuman berat sudah pasti buatnya. Dengan
demikian Syariat Islam akan menjadi andalan dalam menjaga suasana tertib masyarakat terhadap
berbagai tindak pencurian.
Tidak Memberatkan
Hal ini berarti bahwa syari’ah Islam tidak membebani manusia dengan kewajiban di luar
kemampuannya, sehingga tidak berat untuk dilaksanakan
Sebagai contoh :
Keringanan bertayamum bagi orang yang tidak boleh menggunakan air :
“...dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah: 6).
Menyedikitkan Beban
bahwa hal-hal yang tidak disebutkan dalam syari’at Islam tidak perlu dipertikaikan bagaimana
ketentuan hukumnya, hal itu merupakan rahmat Allah SWT untuk tidak memperbanyak beban
kepada umat manusia.
Memperhatikan kemaslahatan manusia dalam menetapkan hukum
Allah dalam menetapkan hukum selalu memepertimbangkan kemaslahatan hidup umat
manusia. Oleh karena itu dalam proses penetapan hukum senantiasa didasarkan pada tiga aspek
:
3). Hukum hanya ditetapkan oleh lembaga pemerintah yang berhak menetapkan hukum.
membedakan adalah tingkatan taqwa mereka. Oleh karena itu orang yang kaya dengan orang
yang miskin sama dihadapan Allah dalam hal pengadilannya.
1). Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT
(ritual), yang terdiri dari: Rukun Islam: mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat,
puasa, dan haji.
Jadi dapat disimpulkan bahwa syariat islam merupakan keseluruhan peraturan atau hukum yang
mengatur tata hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan alam
(lingkungannya), baik yang diterapkan dalam Al-Qur’an maupun hadis dengan tujuan
terciptanya kemashlahatan, kebaikan hidup umat manusia di dunia dan di akhirat.dan
manentukan baik buruknya atau salah benarnya suatu perilaku atau perbuatan yang dilakukan.
Syariat Islam sebagai konsep dan pemikiran dari para ulama/pemikir Islam memiliki dua
pengertian. Dalam kaitan ini terdapat kesimpulan bahwa "syariat", artinya "semua yang
ditetapkan Allah atas hamba-Nya berupa agama (din) dari berbagai aturan", juga bisa
didefinisikan "Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah Swt. Untuk hamba-Nya, baik melalui
Al-Quran maupun dengan Sunnah Nabi SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Jurwawi, Ali Ahmad, Syekh Nabhani Idris (2013), Indahnya Syariat Islam. Jakarta:
Pustaka Al Kautsar.
Prof. Dr. Thohir Luth, MA. (2011), Syariat Islam Memgapa Takut?. Malang:
Universitas Brawijaya Press.