Anda di halaman 1dari 8

Masalah KDRT

Nama Anggota kelompok:


Abrar Zidane Rizqullah (01)
Christian Pardomuan DP (08)
Christoforus Valentus M (09)
Emanuel Ananda (14)
Nadya Ayu Pradhita P (21) Nur Aziz
Arif Nugroho (23)
Pengertian KDRT

Definisi Kekerasan dalam Rumah Tangga atau KDRT, sebagaimana


dikemukakan dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) adalah
setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual. KDRT
juga belum tentu terjadi kepada pasangan suami istri saja tetapi juga bisa
terjadi kepada anggota keluarga seperti anak.
Penyebab KDRT

 Kekuasaan yang tidak seimbang


 Ketergantungan finansial korban pada pelaku
 Pasangan muda
 Metode penyelesaian salah
 Pendidikan rendah
 Rasa percaya diri rendah
 Penyakit mental
Karakteristik Pelaku
• Suka menyangkal dan meremehkan perilaku kekerasan yang dilakukan terhadap
korban.
• Menganggap korban sebagai properti atau benda yang dimiliki, bukan sebagai
pasangan atau anggota keluarga.
• Mempunyai rasa percaya diri yang rendah dan merasa tidak berkuasa, meskipun di
hadapan banyak orang tampak berwibawa.
• Cenderung menyalahkan orang lain atau hal lain sebagai penyebab dari perilaku
buruknya. Misalnya dengan mengatakan kekerasan yang dilakukan sebagai akibat
dari minuman beralkohol, atau stres yang menyebabkan dirinya melakukan KDRT.
• Terlihat baik di depan banyak orang, tetapi perilakunya berbeda saat di rumah.
Ada pula yang dapat menunjukkan perilaku baik atau sayang terhadap pasangan
dalam kurun waktu tertentu sebelum melakukan kekerasan lagi. Perubahan
perilakunya ini seperti siklus.
Tanda-Tanda Mengalami KDRT
 Sering diancam dengan menggunakan kekerasan termasuk dengan senjata.
 Sering mengalami kekerasan fisik seperti ditampar, ditendang, dicekik, dan sebagainya.
 Pelaku mengatur segala aktivitas korban seperti pergi dengan siapa, baju apa yang boleh dipakai,
termasuk ingin tahu dan mencoba mengatur jenis obat yang korban konsumsi.
 Pelaku membatasi dan/atau mengatur keuangan korban dengan tujuan membatasi aktivitas dan
gerak-gerik.
 Korban sering dihina dengan penggunaan kata-kata yang kasar dan menyakitkan.
 Korban sering dituduh suka selingkuh karena pelaku merasa cemburu.
 Pelaku melarang dan/atau mencegah korban untuk bekerja, sekolah, bertemu dengan teman,
bahkan orang tua. 
 Pelaku memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual di luar kehendak korban.
 Korban sering disalahkan atas semua perbuatan pelaku yang kasar.
 Pelaku sering memberi tahu korban bahwa dirinya layak untuk mendapatkan perlakuan kasar.
UU Mengenai KDRT

Dalam Pasal 5 UU No. 23 Tahun 2004 (UU PKDRT) disebutkan bahwa, “Setiap
orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam
lingkup rumah tangganya, dengan cara: a. kekerasan fisik; b. kekerasan psikis; c.
kekerasan seksual; atau penelantaran rumah tangga.”
Cara Pencegahan KDRT

 Mempelajari dan mengembangkan keterampilan hubungan yang sehat dengan


program pembelajaran sosial-emosional untuk remaja dan program hubungan
yang sehat untuk orang dewasa.
 Melibatkan orang dewasa dan teman sebaya yang berpengaruh untuk mengajar
dalam program dan pendidikan keluarga.
 Mengikuti program keterampilan mengasuh anak dan perawatan untuk anak-anak.
 Membentuk lingkungan yang protektif dengan memperbaiki suasana sekolah,
suasana tempat kerja, dan lingkungan sosial.
 Memperkuat dukungan ekonomi bagi keluarga melalui program ketenagakerjaan
dan program keamanan finansial.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai