Anda di halaman 1dari 22

MODEL-MODEL DASAR

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAHLAN TAMPUBOLON
EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS RIAU
OUTLINE
Model Perencanaan Agregat

Model Perencanaan Sektoral

Model Harror Domar

Model Perencanaan Partisipatif


MODEL PERENCANAN AGREGAT
Tipe model perencanaan yang paling sederhana adalah model agregat  yang berhubungan dengan perekonomian
secara agregat dan menyangkut komponen-komponen agregat seperti: Y, C, I, S, G, X, M, utang dan lainnya.

Model ini biasanya digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan PDB dengan asumsi yang disederhanakan.

Model perencanaan pertama dan pemula yang digunakan hampir semua oleh negara berkembang adalah
model pertumbuhan agregat (aggregate growth model).

Model pertumbuhan agregat ini merupakan model yang cocok untuk meramalkan pertumbuhan output (dan
mungkin juga ketenagakerjaan) dalam kurun waktu antara tiga sampai dengan lima tahun.
MODEL PERENCANAAN
SEKTORAL
Tipe model perencanaan berikutnya adalah model sektoral,  yang terdiri dari dua pendekatan
utama, yaitu pembagian kedalam sektor utama dan dan pendekatan sektor utama yang lengkap.

Pendekatan antarindustri
Pendekatan terhadap perencanaan dan yang paling canggih yaitu dimana kegiatan dari seluruh
sektor ekonomi yang produktif dan saling berkaitan satu sama lain dalam konteks seperangkat
persamaan linier yang simultan yang menyatakan proses produksi yang spesifik dari masing-
masing industri.
lanjutan

• Adalah perencanaan pada sector riil, seperti: pertanian, industri dll,


Perencanaan dimana supplynya adalah produksi dan demandnya adalah pasar.
• Perencanaan pada sektor pertanian ataupun sektor industri yang
Sektor utama perlu diperhatikan adalah upaya dalam meningkatkan produktivitas.

Perencanaan • Adalah perencanaan sektor yang menunjang sektor riil, seperti:


sektor transpotasi, dimana supplynya adalah kapasitas dan
Sektor Penunjang demandnya adalah pasar.
KEBUTUHAN PERENCANAAN
SEKTORAL
Program / proyek untuk mencapai target tersebut

Persiapan kerangka logis

Konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan

Interaksi di tingkat pusat

Interaksi di Tingkat Daerah / Provinsi

Mencari saran ahli

Keterlibatan kementerian dan badan publik lainnya


PENDEKATAN ANTAR INDUSTRI
MODEL HARROD DOMAR
Model Incremental Capital Output Ratio (ICOR)

Investasi harus diartikan sebagai pertambahan kapasitas produksi

ICOR sendiri didefinisikan sebagai rasio kaptal yang diperlukan untuk


memperoleh pertambahan output pada periode tertentu.
lanjutan
Model Pertumbuhan Harrod Domar adalah model pertumbuhan dan bukan strategi pertumbuhan!
Sebuah model membantu menjelaskan bagaimana pertumbuhan telah terjadi dan bagaimana hal itu dapat terjadi lagi di masa depan.
Strategi pertumbuhan adalah hal-hal yang mungkin diperkenalkan oleh pemerintah untuk mereplikasi hasil yang disarankan oleh model
tersebut.
Pada dasarnya, model tersebut menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi bergantung pada:
Tingkat tabungan nasional (S), Produktivitas penanaman modal (ini dikenal sebagai rasio output kapital), Rasio Output Modal (COR)
Sebagai contoh, jika peralatan modal senilai £ 100 menghasilkan setiap £ 10 dari keluaran tahunan, rasio output kapital 10 banding 1 ada.
Rasio modal-output 3 banding 1 menunjukkan bahwa hanya £ 30 modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap £ 10 output setiap
tahun.
Jika rasio modal-output rendah, suatu perekonomian dapat menghasilkan banyak output dari sedikit modal. Jika rasio modal-output tinggi
maka diperlukan modal yang banyak untuk berproduksi, dan tidak akan mendapatkan nilai output yang besar untuk jumlah modal yang
sama.
Poin kunci: Ketika kualitas sumber daya modal tinggi, maka rasio output kapital akan lebih rendah
lanjutan
Model dasar Harrod-Domar :
Tingkat pertumbuhan PDB = Rasio tabungan / rasio output kapital
Contoh numerik:
Jika tingkat tabungan adalah 10% dan rasio output kapital adalah 2, maka suatu negara akan tumbuh sebesar 5% per
tahun.
Jika tingkat tabungan 20% dan rasio output kapital 1,5, maka suatu negara akan tumbuh pada 13,3% per tahun.
Jika tingkat tabungan 8% dan rasio output kapital 4, maka negara akan tumbuh 2% per tahun.
Berdasarkan model tersebut maka laju pertumbuhan suatu perekonomian dapat ditingkatkan dengan salah satu dari dua
cara berikut:
Peningkatan tingkat tabungan dalam perekonomian (yaitu tabungan nasional bruto sebagai % dari PDB)
Mengurangi rasio output kapital (yaitu meningkatkan kualitas / produktivitas masukan modal)
Aggregate Growth Models
K (t )  kY (t )
Where
K(t) is capital stock at time t
Y(t) is output at time t
k is the average and marginal
capital-output ratio
Ikhtisar model
I (t )  K (t  1)  K (t )K (t )  sY  S (t )
Dimana
I (t) adalah investasi pada waktu t
s adalah tingkat tabungan
S adalah tabungan nasional
 adalah tingkat depresiasi

Jika g adalah tingkat pertumbuhan output yang ditargetkan, maka


K kK kK / Y Y
  
K K K /Y Y

11-12
sY  K s
g  
K k
s
n  p  
k
Dimana n adalah tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan p
adalah tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga kerja
W   Y
Dimana W dan  adalah pendapatan upah dan keuntungan
s   sW W  I
Dimana s  dan sW adalah kecenderungan marjinal menabung
dari pendapatan upah dan keuntungan


k ( g   )  ( s  sW )( )  sW
Y
Proses Perencanaan
Pendekatan Politik:
Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana
pembangunan hasil proses politik (public choice theory of
planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam
RPJM/D.

Proses Teknokratik:
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional
bertugas untuk itu.
Partisipatif:
Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders,
antara lain melalui Musrenbang.

Proses top-down dan bottom-up:


Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

15
Perubahan Paradigma Pembangunan

Beberapa hal pendorong paradigma baru dalam perencanaan, yaitu :


◦ Pertumbuhan perekonomian global
◦ Orientasi pembangunan
◦ Kemitraan pemerintah dan masyarakat (Public-Private Partnership)
◦ Perkembangan sistem dan teknologi informasi
◦ Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan (SDGs)
Perencanaan pembangunan bergerak ke arah partisipasi. Mulai dibukanya ruang-ruang
partisipasi bagi masyarakat dan desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah.
Reposisi Peran Pemerintah

Peranan yang dituntut dari


Peranan pemerintah pada masa
lalu : pemerintah saat ini:
1. Penentu utama arah 1. “manajer” perubahan
pembangunan (menjalankan fungsi
2. “Pakar” yang paling manajerial dan koordinasi)
mengetahui dan “berhak” 2. Fasilitator dan katalisator
menentukan arah terciptanya sinergi antar
pembangunan stakeholders pembangunan
3. Peran advokasi dan
pembimbingan
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF

Perencanaan yang menjadikan masyarakat sebagai salah satu sumber daya terbesar yang dianggap sangat
memahami potensi dan masalah yang ada, lebih dari pemerintah sekalipun.

Masyarakat diberi kesempatan untuk menyertakan masalah yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai
masukan untuk berlangsungnya proses perencanaan berdasarkan kemampuan masyarakat itu sendiri

Proses anggota masyarakat sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta
ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung
mempengaruhi kehidupan mereka

Perencanaan tidak dapat efektif, kecuali bila dilakukan dengan pengenalan, pemahaman, dan pemanfaatan
struktur kekuatan pemerintah dan non-pemerintah
PERTIMBANGAN DALAM PENDEKATAN
PARTISIPATIF

 Relevansi pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, di


setiap tahapan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
 Kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan dan non
pemerintahan dalam pengambilan keputusan.
 Adanya transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan serta melibatkan media
massa.
 Keterwakilan seluruh segmen masyarakat, termasuk kelompok masyarakat rentan
termarjinalkan dan pengarusutamaan gender
 Terciptanya rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan pembangunan daerah, dan
 Terciptanya konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan
keputusan, seperti perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi,
kebijakan dan prioritas program.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERENCANAAN
PARTISIPATIF

• Berperan memelihara sistem demokrasi lokal


• Menunjukkan dukungan
• Mengkritisi isu kebijakan

Kekuatan •

Menyusun agenda kebijakan
Menunda pengesahan/pemberlakuan suatu kebijakan
• Mengembangkan jaringan antar dan antara warga dengan pejabat terpilih
• Menghasilkan solusi lestari dan peduli lingkungan

• Pemborosan sumber daya dalam pembuatan kebijakan (dalam masyarakat


kurang ideal)
Kelemaha • Tidak efektif sebagai persuasi rasional (dalam kondisi tertentu)
• Tergantung karakter/sifat stakeholders

n
Tantangan dan Kendala Sinkronisasi
Pembangunan Teknokratis dan Partisipatif
PERENCAAAN DULU
PERENCAAAN DULU PERENCANAAN YANG
PERENCANAAN YANG DIINGINKAN
DIINGINKAN
Daftar Usulan - “Shopping List” Rencana Kerja - “Working Plan”
• Sebanyak-banyaknya • Input (Rp., Tenaga Kerja, Fasilitas, dll.)
• Seindah-indahnya • Kegiatan (Proses)
• Tidak terbatas • Hasil nyata: Output, Outcome, Dampak

Oleh karena itu, Perencanaan Pembangunan


• Dimulai dengan data dan informasi tentang
realitas sosial, ekonomi, budaya dan politik
yang terjadi di masyarakat, ketersediaan
sumberdaya dan visi/arah pembangunan Sinergikan
Teknokrasi dan
Critical point-nya adalah
• Menyusun hubungan optimal antara masukan Partisipasi !!
(input), proses, dan keluaran (output), hasil
(outcome) dan dampak (impact)
SPPN
(UU 25 Tahun 2004)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai