Anda di halaman 1dari 56

AKUNTANSI KEUANGAN 1

Dosen : Maryati Rahayu, SE.,MM


Kelompok 10
Disusun oleh :
1. Aulia Hapsari 1914190035
2. Faradilla Chairullisa 1914190034
3. Intan Puteri Utami 1914190015
4. Luthfiani Azhari Zain 1914190016
5. Rindi Wahyu Sejati 1914190018

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR


AKUNTANSI

LAPORAN KEUANGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN


Akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan
keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh
pihak-pihak internal maupun pihak eksternal. Akuntansi manajerial adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan, dan pengomunikasian informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengendalikan,
dan mengevaluasi operasi sebuah organisasi. Laporan keuangan yang sering
disajikan adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas
pemilik atau pemegang saham.

Akuntansi dan Alokasi Modal


Akuntan harus mengukur kinerja secara akurat, wajar, dan tepat waktu, agar para
manajer dan perusahaan yang tepat mampu menarik modal investasi. Proses
alokasi modal yang efektif sangat penting bagi kesehatan sebuah perekonomian,
merangsang produktivitas, mendorong inovasi, dan menyediakan pasar sekuritas
serta pasar kredit yang efisien dan likuid untuk membeli serta menjual sekuritas dan
memperoleh serta menjamin pinjaman.

Tantangan yang Dihadapi Akuntansi Keuangan


 Pengukuran Nonkeuangan. Laporan keuangan tidak menyajikan sejumlah
ukuran kinerja penting yang biasanya dipakai oleh manajemen, seperti indeks
kepuasan pelanggan, informasi tentang pesanan yang belum diproses, dan
tingkat penolakan atas barang yang dibeli.
 Informasi yang Berorientasi ke Depan. Laporan keuangan tidak menyajikan
informasi yang berorientasi ke depan yang dibutuhkan oleh para investor dan
kreditor saat ini maupun potensial.
 Aktiva Lunak. Laporan keuangan berfokus pada aktiva-aktiva keras
(persediaan, pabrik) tetapi tidak menyajikan banyak informasi tentang aktiva-
aktiva lunak (tak berwujud) perusahaan. Aktiva yang terbaik sering kali tidak
berwujud, seperti keahlian (pengetahuan) dan dominasi pasar Microsoft,
sistem pemasaran yang unik serta karyawan yang terlatih baik Dell, dan citra-
merek J. Crew.
 Ketepatan waktu. Laporan keuangan hanya disajikan secara kuartalan, dan
laporan keuangan yang diaudit hanya disediakan sekali setahun. Tidak
banyak laporan keuangan real-time yang tersedia.

Tujuan Pelaporan Keuangan


Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang:

 Berguna bagi investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai
lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa
secara rasional. Informasi yang disajikan harus komprehensif bagi mereka
yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas-aktivitas ekonomi
dan bisnis serta ingin mempelajari informasi tersebut secara seksama.
 Membantu investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai
lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian
penerimaan kas prospektif dari dividen atau bunga dan hasil dari penjualan,
penembusan, atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Karena arus kas
investor dan kreditor berhubungan dengan arus kas perusahaan, maka
pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang dapat membantu
investor, kreditor, serta pemakai lainnya menilai jumlah, penetapan waktu,
dan ketidakpastian arus kas masuk bersih prospektif pada perusahaan terkait.
 Dengan jelas menggambarkan sumber daya ekonomi dari sebuah
perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut (kewajiban perusahaan
untuk mentransfer sumber daya ke entitas lainnya dan ekuitas pemilik), dan
pengaruh dari transaksi, kejadian, serta situasi yang menguubah sumber
daya perusahaan dan klaim pihak lain terhadap sumber daya tersebut.
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi
keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna dalam menilai arus kas
masa depan, dan informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap
sumber daya tersebut, dan perubahannya.

Kebutuhan untuk Membuat Standar


Seperangkat standar dan prosedur umum ini dinamakan dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Istilah “diterima umum” berarti bahwa sebuah badan
pembuat-aturan akuntansi yang berwenang telah menetapkan prinsip pelaporan di
bidang tertentu, atau bahwa dari waktu ke waktu suatu praktek tertentu telah
dipndang tepat karena dapat diterapkan secara universal. Walaupun prinsip dan
praktek semacam itu telah memancing debat dan kritik, namun sebagian besar
anggota komunitas keuangan mengakuinya sebagai standar yang telah terbukti
berguna dari waktu ke waktu.

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENETAPAN STANDAR


Empat organisasi yang berperan besar dalam pengembangan standar akuntansi
keuangan di A.S. adalah sebagai berikut:

 Securities and Exchange Commission (SEC)


 American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
 Financial Accounting Standards Board (FASB)
 Government Accounting Standards Boards (GASB)

Securities and Exchange Commission (SEC)


Pemerintah federal membetuk Securities and Exchange Commission (SEC) untuk
membantu mengembangkan dan menstandardisasi informasi keuangan yang
disajikan kepada pemegang saham. SEC merupakan sebuah badan federal. SEC
menjalankan Securities Exchange Act tahun 1934 dan beberapa undang-undang
lainnya. Sebagian besar perusahaan yang menerbitkan sekuritas kepada publik atau
diperdagangkan pada bursa saham wajib menyampaikan laporan keuangan yang
telah diaudit kepada SEC. Selain itu, SEC memiliki kekuasaan yang luas untuk
menentukan, dengan tingkat rincian yang diinginkannya, praktek dan standar
akuntansi yang harus dipakai oleh perusahaan yang berada di bawah yurisdiksinya.
Dengan demikian, saat ini SEC melakukan pengawasan atas lebih dari 12.000
perusahaan yang terdaftar pada bursa utama.

Persekutuan Publik/Swasta
SEC mendorong pendirian badan penetapan-standar swasta karena percaya bahwa
sektor swasta memiliki sumber daya dan dan bakat yang dibutuhkan untuk
mengembangkan standar akuntasi yang tepat. Sebagai akibatnya, standar akuntansi
secara umum terbentuk dalam sector swasta, baik.
pengawasan SEC
Secara umum, SEC bergantung pada FASB untuk menetapkan standar akuntansi.
Keterlibatan SEC dalam penetapan standar akuntansi bervariasi. Dalam sejumlah
kasus, sektor swasta mencoba membentuk standar, tetapi SEC menolak
menerimanya. Dalam kasus lainnya, SEC justru meminta sektor swasta bertindak
sepat memecahkan masalah pelaporan tertentu. SEC memiliki mandat untuk
menetapkan prinsip-prinsip akuntansi.

Penerapan
Perusahaan yang terdaftar pada bursa saham diwajibkan untuk menyampaikan
laporan keuangan mereka kepada SEC. Jika SEC merasa yakin bahwa bentuk atau
isi laporan keuangan mengandung ketidaksesuaian akuntansi atau pengungkapan,
maka SEC akan mengirimkan surat pernyataan tentang defisiensi itu kepada
perusahaan. Namun, jika tidak, maka SEC memiliki kekuasaan untu mengeluarkan
“perintah penghentian,” yang melarang perusahaan pelaku registrasi menerbitkan
atau memperdagangkan sekuritas pada bursa.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)


American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), yaitu organisasi profesi
nasional dari Certified Public Accountants (CPA).

Committee on Accounting Procedure


Committee on Accounting Procedure, yang beranggotakan akuntan, menerbitkan 51
Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai masalah akuntansi
sepanjang tahun 1939-1959. Pada tahun 1959 AICPA mendirikan Accounting
Principles Board.

Accounting Principles Board


Tujuan utama dari Accounting Principles Board (APB) adalah mengajukan
rekomendasi prinsip akuntansi secara tertulis, menentukan praktek akuntansi yang
tepat, dan mempersempit area perbedaan serta ketidakkonsistenan dalam praktik.

Financial Accounting Standards Board (FASB)


Rekomendasi Wheat Committee ini mengakibatkan dibubarkanya APB dan
dibentuknya struktur penetapan standar baru yang terdiri dari tiga organisasi
Financial Accounting Foundation (FAF), Financial Accounting Standards Board
(FASB), dan Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC). Organisasi
utama dalam struktur tiga bagian ini adalah Financial Accounting Standards Board
(FASB). FASB juga mengandalkan keahlian dari berbagai tugas-tugas yang dibentuk
untuk beragam proyek serta Financial accounting Standards Advisory Council
(FASAC).
Proses yang Memuaskan
Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan: FASB harus responsif terhadap
kebutuhan dan sudut pandang dari seluruh komunitas ekonomi, bukan hanya profesi
akuntan public, dan FASB harus beroperasi secara transparan di depan publik
melalui sistem “proses yang memuaskan” dalam rangka menyediakan peluang yang
memadai bagi semua pihak yang berkepentingan untuk mengungkapkan pendapat
mereka. FASB menggunakan istilah standar akuntansi keuangan dalam ketetapan-
ketetapannya.

Jenis-jenis ketetapan
Tiga jenis ketetapan utama yang dikeluarkan FASB adalah:

 Standar, Interpretasi, dan Posisi Staf


 Konsep Akuntansi Keuangan
 Pernyataan EITF (Emerging Issues Task Force Statements)

Standar, Interpretasi, dan posisi staf. Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan
oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Selain
itu, FASB juga mengeluarkan interpretasi yang merupakan modifikasi atau perluasan
dari standar-standar yang ada. Interpretasi memiliki otoritas yang setara dengan
standar dan memerlukan suara yang sama dengan suara yang dibutuhkan untuk
menerbitkan sebuah standar.

Konsep Akuntansi Keuangan. FASB pada bulan November 1978 menerbitkan


serangkaian Statement of Financial Accounting Concepts sebagai bagian dari
proyek kerangka kerja konseptualnya. SFAC menetapkan tujuan dan konsep
fundamental yang akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi
dan pelaporan keuangan di masa depan. SFAC dimaksudkan untuk memadukan
konsep-konsep yang saling berhubungan, sebagai suatu kerangka kerja konseptual,
yang akan berfungsi sebagai perangkat pemecahan masalah yang ada dan yang
akan muncul secara konsisten.

Pernyataan EITF. Pada tahun 1984, FASB membentuk Emerging Issues Task Force
(EITF) yang terdiri dari perwakilan kantor akuntan dan pembuat laporan keuangan.
Selain itu, rapat-rapat EITF juga dihadiri oleh para pengamat dari SEC dan AICPA.
Tujuan dari tugas-tugas ini adalah untuk menciptakan konsensus tentang
bagaimana memperlakukan transaksi keuangan baru dan tidak biasa yang
berpotensi menimbulkan praktek-praktek pelaporan keuangan yang berbeda.

Governmental Accounting Standards Board (GASB)


Laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah lokal dan Negara bagian tidak dapat
diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibuat oleh organisasi bisnis
swasta. Kurangnya komparabilitas ini mencuat pada tahun 1970-an ketika sejumlah
kota besar Amerika hampir bangkrut. Akibatnya, Governmental Accounting
Standards Board (GASB) didirikan. Struktur operasional GASB serupa dengan
struktur FASB, yaitu GASB memiliki dewan penasehat yang bernama Governmental
Accounting Standards Advisory Council (GASAC), dan dibantu oleh staf-staf teknis
gugus tugasnya sendiri. Pendirian governmental Accounting Standards Board
(GASB) diwarnai kontroversi.

Perubahan Peran AICPA


AICPA membentuk Accounting Standards Executive Committee (ACSEC) sebagai
komite yang berwenang berbicara atas nama AICPA di bidang akuntansi serta
pelaporan keuangan. ACSEC melakukan hal ini melalui sejumlah metode
komunikasi tertulis:

 Audit and Accounting Guidelines mengikhtisarkan praktek-pratek akuntansi


dari industri tertentu dan menyediakan tuntunan khusus menyangkut
masalah-masalah yang tidak ditangani oleh FASB
 Statements of Position (SOP) menyediakan tuntunan atas topik-topik
pelaporan keuangan sampai FASB menetapkan standar untuk topik-topik
tersebut. SOP bisa memperbarui, merevisi, atau mengklarifikasi pedoman-
pedoman audit dan akuntansi atau menyediakan pedoman independen
 Practice Bulletins mengindikasi pandangan ACSEC menyangkut masalah
pelaporan keuangan yang lebih sempit, yang tidak ditangani oleh FASB.

Baru-baru ini, peran AICPA dalam penetapan standar telah dikurangi. FASB dan
AICPA setuju bahwa, setelah periode transisi, AICPA dan ACSEC tidak lagi
mengeluarkan pedoman akuntansi otoritatif untuk perusahaan publik.

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI YANG DITERIMA UMUM


Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) memiliki “dukungan otoritatif
yang substansial.” Code of Professional Conduct dari AICPA mewajibkan para
anggotanya membuat laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP. Secara
khusus, Rule 203 dari Code ini melarang seorang anggota mengekspresikan
pendapat bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan GAAP jika laporan tersebut
menyimpang secara material dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

FASB sedang menyusun sebuah standar, “Hierarki prinsip-prinsip Akuntansi yang


Diterima Umum,” yang mendefinisikan arti dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum. Standar ini menentukan sumber prinsip-prinsip akuntansi dan
kerangka kerja pemilihan prinsip yang akan digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. Standar ini mengelompokkan sumber utama dari GAAP sebagai berikut:
Standar, Interpretasi, dan Posisi Staf FASB; APB Opinions; dan Accounting
Research Bulletins AICPA.

ISU-ISU DALAM PELAPORAN KEUANGAN


Beberapa isu penting akan dibahas berikut ini.

Penetapan Standar dalam Lingkungan Politik


Standar akuntansi selain merupakan penemuan dari proses yang teliti dan empiris,
juga merupakan produk dari tindakan politik. Kelompok pemakai mungkin
menginginkan suatu kejadian ekonomi tertentu dilaporkan atau diperlakukan dengan
cara tertentu, dan mereka berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Mereka mengetahui bahwa cara yang paling efektif untuk mempengaruhi standar
yang menentukan praktik akuntansi adalah dengan berpartisipasi dalam proses
penetapan standar atau mencoba mempengaruhi pembuat standar. Karena itu,
FASB menjadi target dari banyak tekanan dan upaya untuk mempengaruhi
perubahan atas standar berjalan dan penetapan standar baru.

Kesenjangan Ekspetasi (Harapan)


Berikut ini adalah beberapa provinsi utama dari legislasi.

 Menetapkan badan pengawas, Public Company accounting Oversight Board


(PCAOB), untuk praktek akuntansi. PCAOB memiliki otoritas mengawasi
dan melaksanakan serta menetapkan standar dan peraturan audit,
pengendalian kualitas, dan independensi.
 Mengimplementasikan aturan independensi yang lebih kuat bagi auditor.
 Mewajibkan CEO dan CFO secara pribadi menyatakan bahwa laporan
keuangan dan pengungkapannya telah akurat serta lengkap dan bersedia
untuk menunda bonus serta laba ketika terjadi restatement akuntansi.
 Mewajibkan komite audit yang terdiri dari anggota independen dan anggota
yang berpengalaman di bidang keuangan.
 Mensyaratkan adanya kode etik bagi staf keuangan senior.

Kesenjangan ekspetasi apa yang menurut publik harus dilakukan akuntan dan apa
yang menurut akuntan bisa mereka lakukan sulit dihilangkan.

Standar Akuntansi Internasional


Saat ini, ada dua standar yang diterima untuk digunakan secara internasional GAAP
A.S. dan International Financial Report Standards (IFRS) yang diterbitkan oleh
International Accounting Standards Board (IASB) yang bermarkas di London.
Negara yang menggunakan IFRS sudah bejumlah 90 negara, dan Uni Eropa
sekarang mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal Eropa (lebih
dari 7.000 perusahaan) untuk menggunakan IFRS. FASB dan IASB saat ini sedang
bekerja keras untuk menemukan kesepakatan umum menyangkut standar yang
sudah ada dan yang diajukan.

Etika dalam Lingkungan Akuntansi Keuangan


Robert Sack, seorang komentator tentang etika akuntansi, berkata bahwa
“berdasarkan pengalaman saya, lulusan-lulusan baru cenderung idealis. Namun
sangat berbahaya untuk beranggapan bahwa Anda benar-benar terlindung (dari
tindakan-tindakan tidak etis) dan berkata kepada diri Anda “Saya tidak akan pernah
melakukannya. Tekanan tidak meledak kepada kita; tapi pelan-pelan menumpuk,
dan kita sering kali tidak menyadarinya sampai tekanan-tekanan tersebut
mengalahkan kita.

Pengamatan ini relevan bagi semua orang yang ingin memasuki dunia bisnis. Dalam
akuntansi, seperti dalam bidang bisnis lainnya, sering ditemukan dilemma etika.
Sebagian dari dilemma ini adalah sederhana dan mudah dipecahkan. Namun,
banyak diantaranya kompleks dan tidak mudah.

Soal
1. Jelaskan perbedaan antara FASB dengan APB?
Jawaban :
 Ukuran yang Lebih Kecil. FASB terdiri dari tujuh anggota, sementara
keanggotaan APB relatif besar, yaitu 18
 Keanggotaan Penuh Waktu, Bergaji. Anggota-anggota FASB
mendapat gaji dan bersifat penuh waktu yang diangkat untuk masa
tugas 5 tahun serta dapat diperpanjang. Anggota-anggota APB tidak
dibayar dan bersifat paruh waktu
 Otonomi yang Lebih Besar. APB merupakan komite senior dari AICPA,
sementara FASB bukan merupakan organ dari organisasi profesi
manapun. Anggota-anggota FASB diangkat dan hanya bertanggung
jawab kepada Financial Accounting Foundation
 Independensi yang Lebih Tinggi. Anggota-anggota APB tetap
memegang jabatan lama mereka pada kantor akuntan, perusahaan,
atau institusi; sementara anggota FASB diharuskan menutuskan
semua ikatan semacam itu
 Representasi yang Lebih Luas. Semua anggota APB harus merupakan
CPA dan anggota AICPA; dewasa ini, anggota FASB tidak harus
seorang CPA
2. Apa tujuan pelaporan keuangan?
Jawaban :
 menyediakan informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan
kredit
 menyediakan informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa
depan
 menyediakan informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim
terhadap sumber daya tersebut, dan perubahannya
3. apa yang dimaksud dengan pengendalian internal?
Jawaban :
Pengendalian internal adalah sistem pengecekan dan pencocokan yang
dirancang untuk mencegah serta mendeteksi kecurangan dan kesalahan
4. Jelaskan tantangan yang dihadapi akuntansi keuangan?
Jawaban :
 Pengukuran Nonkeuangan. Laporan keuangan tidak menyajikan
sejumlah ukuran kinerja penting yang biasanya dipakai oleh
manajemen, seperti Indeks kepuasan pelanggan, informasi tentang
pesanan yang belum diproses, dan tingkat penolakan atas barang
yang dibeli
 Informasi yang Berorientasi ke Depan. Laporan keuangan tidak
menyajikan informasi yang berorientasi ke depan yang dibutuhkan oleh
para investor dan kreditor saat ini maupun potensial
 Aktiva Lunak. Laporan keuangan berfokus pada aktiva-aktiva keras
(persediaan, pabrik) tetapi tidak menyajikan banyak informasi tentang
aktiva-aktiva lunak (tak berwujud) perusahaan. Aktiva yang terbaik
sering kali tidak berwujud, seperti keahlian (pengetahuan) dan
dominasi pasar Microsoft, sistem pemasaran yang unik serta karyawan
yang terlatih baik
5. Apa saja kegagalan Committee on Accounting Procedure dalam menangani
berbagai masalah akuntansi sepanjang tahun 1939-1959?
Jawaban :
Gagal memberikan kerangka prinsip akuntansi yang terstruktur sebagaimana
yang dibutuhkan dan diinginkan

LAPORAN LABA RUGI


Laporan laba – rugi (income statement) yang sering juga disebut statement of
income / statement of earnings adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan selama periode waktu tertentu.

Kegunaan Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksikan arus kas
masa depan dengan berbagai macam. Investor dan kreditor dapat menggunakan
informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk :

1. Mengevaluasi kinerja masa lalu.


2. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan.
3. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa
depan.
Keterbatasan Laporan Laba Rugi
Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi
para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi
yang terdapat dalam laporan laba rugi. Beberapa diantaranya adalah :

1. Pos – pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam
laporan laba rugi.
2. Angka – angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
3. Pengkuran laba yang melibatkan pertimbangan.

Kualitas Laba
Apa yang dimaksud dengan pengelolaan laba (earnings management)? Pengelolaan
laba sering didefinisikan sebagai perencanaan waktu pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian untuk mengurangi gejolak laba.

Pengelolaan laba juga dapat digunakan untuk menurunkan laba tahun berjalan
dalam rangka menaikkan laba masa depan. Cadangan ini dapat dikurangi di masa
depan untuk menaikkan laba di masa depan.

Pengelolaan laba semacam tu memiliki dampak negatif terhadap kualitas laba


(quality of earnings) jika hal itu mendistorsi informasi yang terdapat dalam laporan
laba rugi sedemikian rupa sehingga mengurangi manfaatnya untuk tujuan peramalan
laba dan arus kas masa depan

FORMAT LAPORAN LABA RUGI


Unsur Laporan Laba Rugi
Laba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Transaksi – transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba rugi. Metode pengukuran
laba ini dikenal sebagai pendekatan transaksi (transaction apprach) karena berfokus
pada aktivitas yang berhubungan dengan laba yang telah terjadi selama periode
akuntansi.

Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung


Laporan laba rugi bentuk langsung hanya ada 2 pengelompokkan yaitu pendapatan
dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih
atau rugi bersih. Istilah “langsung” muncul karena perhitungan laba bersih hanya
memerlukan 1 pengurangan. PPh seringkali dilaporkan terpisah sebagai pos terakhir
sebelum laba bersih untuk memperlihatkan hubungannya dengan laba sebelum
PPh.

Laporan Laba Rugi Bertahap


Beberapa pihak berpendapat bahwa pencantuman data pendapatan dan beban
penting lainnya membuat laporan laba rugi menjadi lebih bermanfaat. Klasifikasi
meliputi :

1. Pemisahan aktivitas operasi dan nonoperasi perusahaan.


2. Klasifikasi beban menurut fungsi

Laporan laba rugi bertahap (multiple-step income statement) digunakan untuk


mengakui hubungan tambahan ini. Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari
transaksi nonoperasi serta menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan
yang berhubungan.

Komponen Intermediate dari Laporan Laba Rugi


Klasifikasi beban alami (natural expense classification) {bagian operasi, bagian
nonoperasi, pajak penghasilan, operasi yang dihentikan, pos – pos luar biasa, dan
laba per saham) dan umumnya dipergunakan oleh perusahaan manufaktur dan
perusahaan dagang dalam perdagangan besar. Klasifikasi beban operasi lainnya
yang direkomendasikan untuk toko – toko ritel adalah klasifikasi beban fungsional
( functional expense classification) yang terdiri dari beban administrasi, hunian,
publisitas, pembelian, dan penjualan.

Laporan Laba Rugi Ringkas


Dalam beberapa kasus tidak mungkin untuk menyajikan semua rincian beban yang
diinginkan dalam 1 laporan laba rugi yang biasa. Masalah ini dapat dipecahkan
dengan hanya mencantumkan total kelompok beban dalam laporan laba rugi dan
menyusun skedul beban tambahan untuk mendukung total – total tersebut.

PELAPORAN POS – POS TIDAK BIASA


2 bidang penting yang telah dikembangkan FASB sebagai pedoman khusus : apa
yang perlu dicantumkan sebagai laba dan bagaimana pos – pos tidak biasa atau luar
biasa tertentu dilaporkan.

Apa yang harus dimasukkan ke dalam laba bersih telah menjadi kontroversi selama
bertahun – tahun. Karena pelaporan pos – pos tidak biasa dalam laporan laba rugi
merupakan hal yang substansial. Banyak pemakai mendukung pendekatan kinerja
operasi berjalan (current operating performance approach) dalam pelaporan laba.
Analis tersebut berpendapat bahwa ukuran laba yang paling berguna hanya akan
mencerminkan unsur pendapatan dan beban yang biasa serta berulang.

Pos – pos tidak biasa terbagi dalam 6 kategori umum yaitu:

1. Operasi yang Dihentikan


Operasi yang dihentikan terjadi apabila 2 hal ini terjadi yaitu (A) perusahaan
mengeliminasi hasil operasi dan arus kas komponen dari operasi yang
sedang berjalan (B) tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan komponen itu
setelah transaksi pelepasan.
Perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan untuk keuntungan /
kerugian dari pelepasan komponen bisnis. Selain itu hasil operasi dari suatu
komponen yang telah / akan dilepas juga harus dilaporkan terpisah dari
operasi berlanjut (continuing operations). Pengaruh dari operasi yang
dihentikan diperlihatkan setelah pajak sebagai kategori terpisah yaitu setelah
operasi berlanjut tetapi sebelum pos – pos luar biasa.
2. Pos – pos Luar Biasa
Pos – pos luar biasa (extraordinary items) didefinisikan sebagai pos – pos
material yang jarang muncul yang secara signifikan berbeda dengan aktivitas
bisnis utama perusahaan. Kriteria untuk pos – pos luar biasa adalah sebagai
berikut :
Pos – pos luar biasa adalah kejadian dan transaksi yang dibedakan
oleh sifatnya yang tidak biasa dan oleh kejarangan terjadinya.
a. Bersifat Tidak Biasa. Kejadian / transaksi yang mendasari harus
memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan merupakan jenis
yang secara jelas tidak berhubungan dengan hanya bersifat
insidentil berkaitan dengan aktivitas normal dan umum
perusahaan dengan memperhitungkan lingkungan dimana
perusahaan beroperasi.
b. Kejarangan Terjadi. Kejadian / transaksi yang mendasari harus
merupakan jenis yang tidak diharapkan akan terjadi kembali
dimasa mendatang dengan memperhitungkan lingkungan
dimana perusahaan beroperasi.

Untuk klasifikasi lebih lanjut, keuntungan dan kerugian berikut bukan


merupakan pos luar biasa :
a. Penurunan / penghapusan piutang, persediaan, peralatan yang
dilease kepada pihak lain, biaya riset dan pengembangan yang
ditangguhkan serta aktiva tak berwujud lainnya.
b. Keuntungan / kerugian dari pertukaran / translasi valuta asing
termasuk yang berhubungan dengan devaluasi dan revaluasi
berskala besar.
c. Keuntungan / kerugian atas pelepasan komponen bisnis.
d. Keuntungan / kerugian lain dari penjualan / pembebasan
properti, pabrik, atau peralatan yang dipakai dalam operasi.
e. Pengaruh pemogokan termasuk yang dialami oleh pesaing dan
pemasok penting
f. Penyesuaian akrual atas kontrak jangka panjang
3. Keuntungan dan Kerugian Tidak Biasa
Perusahaan cenderung melaporkan pos – pos tidak biasa dalam bagian
terpisah tepat di atas “laba dari operasi sebelum pajak penghasilan” dan “pos
luar biasa”. Khususnya jika terdapat lebih dari 1 pos tidak biasa.
FASB secara spesifik melarang perlakuan bersih sesudah pajak atas pos –
pos seperti itu untuk menjamin bahwa pemakai laporan keuangan dapat
dengan mudah membedakan pos – pos luar biasa yang dilaporkan bersih
sesudah pajak dari pos – pos material dengan yang tidak biasa / jarang terjadi
tetapi keduanya.
4. Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan akuntansi seringkali terjadi dalam praktek karena kejadian /
kondisi penting pada tanggal laporan mungkin masih diperdebatkan / bersifat
tidak pasti. Karena itu, salah satu jenis perubahan akuntansi terjadi ketika
suatu prinsip akuntansi yang dipergunakan perusahaan berbeda dengan yang
digunakan sebelumnya. Perubahan prinsip akuntansi akan mencakup
perubahan metode penetapan harga persediaan dari FIFO ke biaya rata –
rata / perubahan dalam akuntansi untuk kontrak konstruksi dari metode
persentase penyelesaian menjadi metode selesainya kontrak.
Sebuah perusahaan mengakui perubahan prinsip akuntansi dengan
melakukan penyesuaian retrospektif terhadap laporan keuangan.penyesuaian
tersebut laporan keuangan tahun lalu konsisten dengan prinsip yang baru
diadopsi. Perusahaan mencatat pengaruh kumulatif dari perubahan periode
lalu sebagai penyesuaian terhadap laba ditahan pada awal tahun yang
disajikan.
5. Perubahan Estimasi
Estimasi selalu melekat dalam proses akuntansi. Perubahan estimasi
semacam ini disajikan dalam periode terjadinya perubahan itu jika hanya
mempengaruhi periode bersangkutan / dalam periode terjadinya perubahan
serta periode dimasa depan jika perubahan itu mempengaruhi keduanya.
6. Koreksi Kesalahan
Kesalahan dapat terjadi akibat kesalahan matematis, kesalahan dalam
mengaplikasikan prinsip akuntansi / salah menggunakan fakta – fakta yang
ada pada waktu laporan keuangan disusun. Perusahaan harus mengoreksi
kesalahan tersebut dengan membuat ayat jurnal yang tepat pada akun terkait
dan melaporkan koreksi tersebut dalam laporan keuangan. Koreksi kesalahan
diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya yang serupa dengan
perubahan prinsip akuntansi.

MASALAH PELAPORAN KHUSUS


Alokasi Pajak Intraperiode
Perusahaan melaporkan pos – pos tidak biasa (kecuali keuntungan dan kerugian)
pada laporan laba rugi / laporan laba ditahan bersih setelah pajak. Prosedur ini
disebut Alokasi Pajak Intraperiode yaitu alokasi dalam 1 periode. Alokasi ini
mengaitkan beban PPh dari periode fiskal dengan pos – pos khusus yang
meningkatkan jumlah provinsi pajak.

Alokasi pajak intraperiode membantu para pengguna laporan keuangan memahami


dengan lebih baik dampak PPh terhadap berbagai komponen laba bersih. Alokasi
pajak intraperiode dalam laporan laba rugi digunakan untuk pos – pos berikut :

a. Laba dari operasi berlanjut


b. Operasi yang dihentikan
c. Pos – pos luar biasa

Laba per Saham


Hasil operasi perusahaan biasanya diikhtisarkan dalam 1 angka penting : laba
bersih. Karena pengikhtisaran ini seolah – olah belum cukup sebagai
penyederhanaan dunia keuangan telah menerima secara luas sebuah angka yang
lebih padat lagi sebagai indikator bisnis yang paling signifikan yaitu laba per saham.
Perhitungan laba per saham biasanya bersifat langsung.

Rumus perhitungan laba per saham :

Laba Bersih−Dividen Saham Preferen


=Laba per Saham
Rata−rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar

Laporan Laba Ditahan


Laba bersih akan menaikkan laba ditahan dan rugi bersih akan menurunkan laba
ditahan. Sementara itu, baik dividen tunai maupun dividen saham akan menurunkan
laba ditahan. Perubahan prinsip akuntansi dan penyesuaian periode sebelumnya
bisa menaikkan / menurunkan laba ditahan. Penyesuaian periode sebelumnya
(setelah pajak) harus dibebankan / dikredit ke saldo awal laba ditahan, sehingga
tidak dimasukkan dalam penentuan laba bersih periode berjalan.

Pembatasan Laba Ditahan


Perusahaan sering kali membatasi laba ditahan sesuai dengan persyaratan
kontraktual, kebijakan dewan direksi / kebutuhan saat ini. Pada umumnya
perusahaan mengungkapkan jumlah laba ditahan yang dibatasi dalam catatan atas
laporan keuangan.

Laba Komprehensif
Perusahaan biasanya memasukkan semua pendapatan, beban, serta keuntungan
dan kerugian dalam laba yang diakui selama periode berjalan. Pos – pos ini
diklasifikasikan dalam laporan laba rugi sehingga para pembaca laporan keuangan
dapat memahami dengan lebih baik signifikansi dari berbagai komponen laba bersih.
Laba komprehensif meliputi semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali
perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.
Laporan Laba Rugi Kedua
Pelaporan laba komprehensif dalam yang terpisah mengindikasikan bahwa
keuntungan dan kerugian yang diidentifikasikan sebagai laba komprehensif lainnya
memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional.

Laporan Gabungan Laba Komprehensif


Laba bersih tradisional adalah subtotal, sementara total laba komprehensif
ditunjukkan sebagai total akhir. Laporan gabungan ini memiliki keunggulan karena
tidak perlu membuat laporan keuangan baru.

Laporan Ekuitas Pemegang Saham


Laporan ini melaporkan perubahan dalam setiap akun ekuitas pemegang saham dan
total ekuitas pemegang saham selama tahun berjalan. Laporan ekuitas pemegang
saham biasanya disajikan dalam format berkolom untuk setiap akun dan total
ekuitas pemegang saham.

Penyajian Neraca
Dengan menyajikan informasi tentang komponen laba komprehensif serta total
akumulasi laba komprehensif lainnya, perusahaan mengomunikasikan informasi
tentang semua perubahan aktiva bersih.

Soal
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Laporan Laba Rugi adalah..............
Jawaban :

Laporan laba – rugi (income statement) yang sering juga disebut statement of
income / statement of earnings adalah laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan selama periode waktu tertentu.

2) PT PERWITA SAKTI melaporkan laba bersih sebesar $ 650.000 dan telah


mengumumkan serta membayar dividen saham preferen sebesar $ 50.000
selama tahun berjalan. Jumlah rata – rata tertimbang saham biasa yang
beredar selama tahun tersebut adalah 300.000 lembar. Berapakah jumlah
Laba per Saham pada PT PERWITA SAKTI tersebut............
Jawaban :
Laba Bersih−Dividen Saham Preferen
=Laba per Saham
Rata−rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar
$ 650.000−$ 50.000
=$ 2
300.000
3) UD WIRASTRI memiliki laba sebelum pajak penghasilan dan pos luar biasa
sebesar $ 800.000 serta keuntungan luar biasa dari pengapkiran properti
sebesar $ 550.000. Jika tarif pajak penghasilan 50%. Berapakah jumlah
keuntungan laba bersih dari UD WIRASTRI tersebut............
Jawaban :

Laba sebelum pajak penghasilan dan pos luar biasa $ 800.000


Pajak penghasilan $ 400.000
Laba sebelum pos luar biasa $ 400.000
Keuntungan luar biasa pengapkiran properti $ 550.000
Pajak penghasilan yang berlaku $ 50.000
$ 500.000
Laba besih $ 900.000

4) PT KURNIA memiliki laba sebelum pajak penghasilan dan pos luar biasa
sebesar $ 800.000 serta kerugian luar biasa akibat bencana alam sebesar $
400.000. Jika tarif pajak penghasilan 35%. Berapakah jumlah kerugian laba
bersih dari PT KURNIA tersebut............
Jawaban :

Laba sebelum pajak penghasilan dan pos luar biasa $ 800.000


Pajak penghasilan $ 280.000
Laba sebelum pos luar biasa $ 520.000
Pos luar biasa kerugian akibat bencana alam $ 400.000
Pajak penghasilan yang berlaku $ 35.000
$ 365.000
Laba besih $ 155.000

5) PD MITRA melaporkan informasi berikut pada tahun 2016: pendapatan


penjualan $ 6.000.000, harga pokok penjualan $ 800.000, beban operasi $
500.000 dam keuntungan penahanan atas sekuritas yang tersedia untuk
dijual yang belum direalisasi $ 250.000 setelah pajak. Berapakah jumlah
Laba Komprehensif pada PD MITRA tersebut............
Jawaban :

PD MITRA
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember 2016
Pendapatan Penjualan $ 6.000.000
Harga Pokok Penjualan $ 800.000
Laba Kotor $ 5.200.000
Beban Operasi $ 500.000
Laba Bersih $ 4.700.000

PD MITRA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
31 Desember 2016
Laba Bersih $ 4.700.000
Laba Komprehensif lainnya
Keuntungan Penahanan yang belum terealisasi
setelah pajak $ 250.000
Laba Komprehensif $ 4.950.000

INVESTASI
Pengertian investasi
Investasi adalah kegiatan untuk menempatkan dana dalam periode tertentu dengan
harapan bahwa penggunaan dana ini dapat menghasilkan keuntungan dan / atau
meningkatkan nilai investasi.

Tujuan dalam berinvestasi, yaitu :


a. Pendapatan (income)

umumnya orang yang berinvestasi dengan tujuan ini tidak terlalu mementingkan
return atau keuntungan. Mereka sudah senang asal investasinya sudah
menghasilkan. Sebaliknya dengan keamanan investasi mereka sangat peduli.
Mereka tidak menginginkan modal investasi sampai hilang.

b. Pertumbuhan modal (capital growth)

orang-orang yang berinvestasi dengan tujuan ini umumnya adalah orang-orang yang
berani mrngambil resiko. Mereka mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimum dan bisa menerima bila ternyata uang yang diinvestasikannya
habis.

c. Mempertahankan modal (capital preservation)

mereka yang berinvestasi dengan tujuan ini, umumnya adalah orang-orang yang
tidak berani mengambil resiko. Mereka tidak terlalau mengharapkan return atau
keuntungan yang maksimum, tetapi lebih menginginkan kepastian bahwa modal
investasi tidak berkurang sama sekali.

Jangka waktu investasi


Yang dimaksud dengan jangka waktu investasi adalah berapa lama investasi
tersebut dilakukan. Dengan mengetahui panjang pendeknya rentang waktu yang
dimiliki, maka seseorang dapat dengan lebih baik lagi memilih keputusan
investasinya.

Secara umum pembagian waktu itu adalah :


1. Jangka pendek, maksimum 1 tahun

2. Jangka panjang lebih dari 3 tahun

Pengertian dan Karakteristik Investasi Jangka pendek


Pengertian investasi jangka pendek
Secara umum investasi jangka pendek diartikan sebagai investasi sementara dalam
surat-surat berharga yang mudah diperjual belikan dengan uang atau kas yang
menganggur dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan aliran kas masuk.
Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan.
Oleh karena itu kelebihan uang kas sebaiknya diinvestasikan selama masa tidak
terpakainya kas tersebut. Karena jangka waktu tidak terpakainya kas tersebut relatif
pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam jangka pendek.

Investasi Jangka Pendek biasanya dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank
atau surat-surat berharga yaitu saham (efek ekuitas) dan obligasi (efek utang).
Didalam neraca investasi jangka pendek termasuk dalam kelompok aktiva lancar.

Karakteristik investasi jangka pendek :


 Surat-surat berharga itu harus dapat dijual kembali dengan harga yang yang
berlaku pada tanggal penjalannya. Surat-surat berharga yang memenuhi
syarat adalah surat-surat berharga yang terdapat dalam bursa saham.
 Penjalannya kembali oleh pimpinan perusahaan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan uang.
 Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan lain

Pengertian Investasi Jangka Panjang


Pengertian investasi jangka panjang adalah investasi yang dimana dana yang
dipakai akan diputar dan baru bisa dicairkan setelah jangka waktu yang ditentukan,
biasanya minimal 1 tahun. Investasi jangka panjang juga dapat disebut sebagai
penanaman sebagian kekayaan modal milik seseorang atau perusahaan pada
perusahaan atau personal lain untuk memperoleh pendapatan tetap atau menguasai
objek lain tersebut. Terdapat berbagai jenis investasi jangka panjang, contohnya
seperti rumah, tanah, saham, obligasi dan lain sebagainya.

Bentuk Investasi Jangka Panjang


Ada banyak pilihan untuk perusahaan atau perorangan dalam menentukan bentuk
investasi jangka panjang. Seperti dalam bentuk tanah atau bangunan disebut
dengan investasi properti. Ada juga yang menginvestasikan dalam bentuk tabungan
atau deposito, membeli saham atau obligasi.

Profil resiko investor


Secara umum profil resiko investor sebagai berikut :

a. Conservative

Adalah orang-orang yang tidak nyaman dengan resiko. Mereka enggan untuk
berinvestasi di model investasi beresiko tinggi.Pilihan investasi yang dilakukan
adalah low risk-low return

b. Moderate

Adalah orang-orang yang masih mau berinvestasi dengan resiko, akan tetapi
mereka lebih prefer untuk berinvestasi di model investasi yang tidak terlalu
beresiko.Pilihan investasi yang dilakukan adalah medium risk-medium return.

c. Aggressive

Adalah orang-orang yang mau return atau keuntungan tinggi. Mereka


mengharapkan keuntungan maksimum dari investasinya. Mereka juga tidak terlalu
bermasalah dengan resiko yang ada.

Manfaat Berinvestasi
1. Meningkatkan Aset
2. Memenuhi Kebutuhan Masa Depan
3. Bisa menjadi Potensi penghasilan jangka panjang
4. Dapat berinvestasi sesuai dengan suatu keadaan keuangan Anda
5. Bisa memberikan sebuah penghasilan yang tetap

Jenis-Jenis Investasi
Ada beberapa jenis investasi yang biasa dilakukan di dunia bisnis, termasuk:

1. Deposito

Investasi dalam bentuk simpanan uang ke perusahaan dengan jaminan bahwa


investor akan menerima keuntungan dalam bentuk bunga dalam periode waktu yang
disepakati. Investasi dalam bentuk deposito dibagi menjadi deposito berjangka dan
sertifikat deposito.

2. Saham

Investasi dalam bentuk saham adalah hal biasa di perusahaan besar. Saham adalah
bentuk lain dari aset.

3. Obligasi

Obligasi umumnya dilakukan pada bisnis yang menyediakan layanan pinjaman


modal. Keuntungan yang diperoleh melalui obligasi investasi lebih tinggi daripada
deposito karena bunga yang dipatok juga lebih tinggi.
4. Investasi Properti

Jenis investasi ini termasuk investasi non-riil karena tidak dalam bentuk uang tetapi
dalam bentuk bangunan seperti rumah, bangunan atau apartemen.

5. Emas

Investasi juga bisa dalam bentuk emas. Seperti halnya properti, investasi emas
cenderung lebih menguntungkan daripada bentuk investasi nyata

Jenis Investasi Berdasarkan Aset


Aset Nyata

Investasi Aset Riil adalah investasi yang dilakukan dengan menyediakan aset yang
dibutuhkan dalam proses produksi. Contohnya adalah tanah, mesin atau pabrik.

Aset Keuangan

Investasi aset keuangan adalah investasi yang diwujudkan dalam bentuk dokumen
pembelian atau sekuritas perusahaan dengan harapan menghasilkan laba ketika
bisnis menjadi lebih besar, seperti saham dan obligasi. Surat-surat ini membuktikan
bahwa pemilik surat memainkan peran spesifik dalam perusahaan

Jenis Investasi Karena Pengaruhnya


Investasi Otonom

Investasi otonom adalah investasi yang bebas dan tidak terpengaruh. Ini berarti
bahwa investasi ini tidak terpengaruh oleh peningkatan permintaan atau pasokan
barang yang diinvestasikan. Investasi otonom juga tidak mempengaruhi pendapatan
nasional.

Investasi Terinduksi

Investasi yang dipengaruhi adalah jenis investasi yang dipengaruhi oleh pendapatan
yang lebih tinggi dan dengan demikian permintaan akan media investasi semakin
meningkat.

Jenis Investasi Berdasarkan Bentuknya


Investasi Langsung

Investasi langsung adalah investasi di mana aset keuangan dibeli langsung dari
perusahaan. Untuk investasi langsung, sebagai aturan, aset berwujud seperti pabrik
atau cabang dibeli. Investasi ini memberi investor kendali atas kegiatan sehari-hari
perusahaan. Investor harus secara langsung hadir untuk investasi ini sehingga ia
mengetahui pemilik perusahaan secara langsung.
Investasi tidak langsung

Investasi tidak langsung (investasi portofolio) adalah investasi di mana investor tidak
terlibat langsung dan tidak memiliki kendali atas kegiatan sehari-hari tetapi hanya
sebagai pemegang saham dan tidak perlu secara fisik hadir dalam kegiatan
investasi yang dilakukan. Sebagai aturan, investasi tidak langsung dilakukan dengan
membeli modal atau pangsa pasar uang.

Bentuk-Bentuk Investasi
1. Investasi Pada Aktiva Riil

Ini adalah investasi yang dilakukan seseorang dalam bentuk kasat mata atau dapat
dilihat secara fisik. Misalnya; investasi emas, properti, tanah, logam mulia, dan lain-
lain.

2. Investasi Pada Aktiva Finansial

Ini merupakan investasi yang dilakukan seseorang dalam bentuk surat-surat


berharga. Misalnya; saham, deposito, dan lain sebagainya.

Faktor yang Mempengaruhi Laju Investasi


1. Pengaruh Nilai Tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi
bersifat uncertainty (tidak pasti). Dalam jangka pendek, penurunan tingkat
nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada
absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect.
Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset
masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan
selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala
diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada
pengeluaran / alokasi modal pada investasi.

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga


Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk
berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau
bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan
output / barang final.
3. Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan
karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek
investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-
rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang
harga-harga relatif.
4. Pengaruh Infrastruktur
Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang investor
guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur,
seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-
lain.Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah
atau mata uang asing. Melihat perkembangan makro-ekonomi saat ini,
terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat
bunga.Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif
pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi
krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja yang
selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya gairah ekonomi
masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh
dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin
meningkat.

Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Investasi


 Perkiraan Keadaan Perekonomian
Perkiraan keadaan perekonomian merupaka alasan yang dipertimbangkan
oleh investor. Bila dari perkiraan tersebut kondisi perekonomian menunjukkan
kondisi yang lebih baik, investor tentu mau menanamkan modalnya.
Perkembangan Teknologi
Alat-alat produksi mengalami perkembangan teknologi, misalnya mesin cetak
uang yang lama dengan yang modern. Akibatnya, mesin cetak harus diganti
dengan yang baru. Semakin banyak perkembangan teknologi, alat- alat
produksi yang lama semakin tertinggal sehingga investasi pun perlu
diperbanyak.
 Keuntungan yang Diperoleh Pengusaha/Perusahaan
Keuntungan bisa mendorong investasi yang lebih banyak. Jika keuntungan
sedikit, investasi cenderung sedikit karena ketersediaan dana yang hanya
bisa diperoleh dar pinjaman yang jumlahnya tentu saja terbatas. Namun, bila
keuntungan perusahaan banyak, ditambah pula dengan pinjaman, tentu
investasi juga akan banyak.
 Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yang tinggi merupakan indikasi bahwa pendapatan
masyarakat juga tinggi. pendapatan masyarakat yang tinggi membuat mereka
cenderng mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan
sehingga keuntungan perusahaan juga meningkat. Karena keuntungan yang
meningkat perusahaan yang berinvestasi semakin banyak.

Metode Penilaian Investasi


Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:
(a) Metode biaya

Metode biaya adalah suatu metode penilaian yang mencatat nilai investasi
berdasarkan harga perolehan.

Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan.


Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan
tidak mempengaruhi besarnya nilai investasi pada badan usaha/badan hukum yang
terkait.

(b) Metode ekuitas

Metode ekuitas adalah suatu metode penilaian yang mengakui penurunan atau
kenaikan nilai investasi sehubungan dengan adanya rugi/laba badan usaha yang
menerima investasi (investee), proporsional terhadap besarnya saham atau
pengendalian yang dimiliki pemerintah.

Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar


biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba yang diterima pemerintah akan
mengurangi nilai investasi pemerintah. Sedangkan dividen yang dibayarkan dalam
bentuk saham, tidak mempengaruhi nilai investasi pemerintah karena pengakuan
kenaikan nilai investasinya sudah dilakukan pada saat laba dilaporkan. Penyesuaian
terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi
pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing
serta revaluasi aset tetap.

(c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan

Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan
yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.

Metode biaya dan metode ekuitas digunakan untuk pengukuran nilai investasi atas
investasi permanen, sedangkan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
digunakan untuk pengukuran nilai investasi nonpermanen

Investasi dalam sekuritas hutang


Sekuritas hutang adalah instrumen yang menunjukkan hubungan kreditor dengan
suatu perusahaan. Sekuritas hutang meliputi sekuritas pemerintah, obligasi
perusahaan, hutang konvertibel, kertas komersial / warkat niaga. Piutang dagang
dan piutang pinjaman bukan merupakan sekuritas hutang karena tidak memenuhi
definisi sekuritas.

Investasi dalam sekuritas hutang dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori


terpisah untuk tujuan akuntansi dan pelaporan.

 Dimiliki sampai jatuh tempo


 Perdagangan
 Tersedia untuk dijual
Biaya yang diamortasi adalah biaya perolehan / akuisisi yang disesuaikan
untuk memperhitungkan amortisasi diskontro atau premi jika dianggap tepat.
Nilai wajar adalah jumlah yang digunakan bila instrumen keuangan
dipertukarkan dalam terpaksa atau likuidasi.

Investasi dalam sekuritas ekuitas


Sekuritas ekuitas digambarkan sebagai sekuritas yang menggambarkan bagian
kepemilikan seperti saham biasa, saham preferen, atau modal saham lainnya.
Sekuritas ekuitas juga mencakup hak untuk memperoleh atau melepas bagian
kepemilikan dengan harga yang sudah disepakati atau dapat ditentukan seperti
warran, hak, serta opsi beli atau opsi jual.

Investasi oleh suatu perusahaan dalam saham biasa perusahaan lain dapat
diklasifikasikan menurut persentase saham dengan hak suara investase yang
dimiliki investor:

1. Kepimilikan kurang dari 20% (metode nilai wajar) investor mempunyai hak
pasif
2. Kepemilikan antara 20% dan 50% (metode ekuitas) investor mempunyai
pengaruh yang signifikan
3. Kepemilikan lebih dari 50% investor mempunyai hak mengendalikan .

Penyajian Investasi Dalam Laporan Keuangan


Perusahaan mempunyai opsi untuk menampilkan komponen-komponen laba
komprehensif lainnya tersebut (1) dalam laporan laba-rugi dan laba komprehensif
gabungan, (2) dalam laporan komprehensif yang terpisah yang dimulai dengan laba
bersih, atau (3) dalam laporan ekuitas pemegang saham.

Pelaporan perubahan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba
komprehensif bersifat langsung kecuali jika sekuritas dijual selama tahun berjalan.
Dalam situasi ini, terjadi perhitungan ganda apabila keuntungan atau kerugian yang
direalisasi dilaporkan tidak hanya sebagai bagian dari laba bersih tetapi juga
diperlihatkan sebagai bagian dari laba komprehensif lain dalam periode berjalan
atau dalam periode sebelumnya.

Penurunan Nilai
Setiap investasi harus dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan
apakah investasi itu mengalami penurunan nilai (impairment) yang bersifat tidak
temporer. Kepailitan atau krisis likuiditas signifikan yang dialami investee adalah
contoh-contoh situasi yang menunjukan hilangnya nilai itu bagi investor mungkin
bersifat permanen. Jika penurunan dianggap tidak temporer, maka dasar biaya dari
setiap sekuritas diturunkan sampai kedasar biaya yang baru. Jumlah penurunan itu
diperhitungkan sebagai kerugian yang direalisasikan dan karenanya dimasukkan
dalam laba bersih.

Transfer Di Antara Kategori


Transfer diantara setiap kategori diperhitungkan sebesar nilai wajar. Jadi, jika
sekuritas yang tersedia untuk dijual ditransfer ke investasi yang dimiliki sampai jatuh
tempo, maka investasi baru ini dicatat pada tanggal transfer sebesar nilai wajar
kategori yang baru. Demikian pula, jika investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo
ditransfer menjadi investasi yang tersedia untuk dijual, maka investasi yang baru
dicatat pada nilai wajarnya.

1. Pengukuran Berdasarkan Niat

2. Perdagangan Keuntungan

3. Kewajiban Tidak Dinilai Secara Wajar.

Investasi obligasi
Pengertian obligasi adalah bentuk surat yang menghasilkan bunga digunakan oleh
perusahaan untuk meminjam uang dalam jangka panjang.

Akuntansi untuk investasi obligasi, berfokus pada bagaimana membuat ayat jurnal
untuk:

 pencatatan pembelian
 bunga
 amortisasi
 diskon dan premium serta
 penjualan investasi obligasi.

Investasi saham
Investasi saham adalah kegiatan penanaman modal yang dilakukan dengan
pembelian beberapa kepemilikan saham pada sebuah perusahaan dengan tujuan
untuk mendanai keperluan dan mendukung jalannya ekonomi sehingga memberikan
keuntungan bagi para penanam modal.

Jenis Investasi Saham


Investasi saham sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis antara lain :

1. Saham Biasa ( Common Stock )


Saham biasa ini merupakan jenis efek yang paling sering digunakan oleh emiten
( perusahaan publik ) dan yang paling populer di pasar modal.

2. Saham Preferen ( Preferred Stock )

Saham preferen merupakan jenis saham yang mendahulukan hak pemiliknya


dibanding pemilik saham biasa.

Soal
1. Sebutkan bentuk - bentuk investasi?
Jawaban :
 Investasi bentuk aktiva rill
 Investasi bentuk aktiva financial
2. Harga nominal 600 lembar saham PT indo nominal per lembar @ Rp 100.000
dengan kurs 70% provisi dan materai Rp 750.000. Bagaimana jurnal
tersebut?
Jawab :

Harga Nominal 600 lembar @ Rp 100.000 Rp 60.000.000


Harga Kurs 70% x Rp 60.000.000 Rp 42.000.000
Provisi dan Materai Rp 750.000
Dibayar per kas Rp 42.750.000

Jurnal :

Surat Berharga Rp 42.750.000


Kas Rp 42.750.000

3. Apa yang dimaksud dengan investasi jangka pendek?


Jawaban :
Jangka pendek diartikan sebagai investasi sementara dalam surat-
surat berharga yang mudah diperjual belikan dengan uang atau kas
yang menganggur dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan aliran
kas masuk
4. Pada tanggal 1 mei Tuan amir membeli 100 lembar saham prioritas PT. Maju
jaya 6 % nominal Rp. 20.000 per lembar dengan kurs 105. Biaya pembelian
saham Rp. 60.000. Dividen saham PT. Maju jaya di bayarkan tiap 31
Desember. Bagaimana jurnal dari transaksi tersebut?
Jawaban :
1 Mei

Investasi dalam Saham Rp 2.160.000


Pendapatan Dividen Rp 40.000
Kas Rp 2.200.000

Perhitungan :
Harga beli saham = 100 x 20.000 x 105 Rp. 2.100.000
100

Biaya pembelian Rp. 60.000

Harga beli saham Rp. 2.160.000

Deviden yang terutang 1 jan- 1mei

4/12x 6%x Rp. 2.000.000 = Rp. 40.000

Jumlah uang yang dibayarkan Rp . 2.200.000

5. Apa saja manfaat dari berinvestasi?


Jawaban :
 Meningkatkan Aset
 Memenuhi Kebutuhan Masa Depan
 Bisa menjadi Potensi penghasilan jangka panjang
 Bisa memberikan sebuah penghasilan yang tetap

LAPORAN ARUS KAS


PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas atau yang biasa disebut dengan cashflow ini sendiri dapat
diartikan sebagai catatan keuangan yang berisi informasi tentang pemasukan dan
pengeluaran selama satu periode. Laporan ini akan sangat berguna ketika Anda
akan mengevaluasi struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas), serta aktiva bersih
perusahaan. Tak hanya itu, Anda pun bisa memanfaatkannya sebagai strategi
adaptif menghadapi perubahan keadaan dan peluang.

3 ELEMEN DALAM LAPORAN ARUS KAS


Aktivitas Operasi

Dalam hal ini, aktivitas operasi berisi segala kegiatan dan beban operasional
perusahaan secara langsung. Atau, dengan kata lain, aktivitas ini berupa segala
bentuk transaksi yang dapat berpengaruh secara langsung pada kas dalam
penentuan laba bersih. Di antaranya meliputi: penggajian karyawan, penjualan
barang/jasa, pembelian persediaan dan perlengkapan, utang ke supplier, serta
berbagai beban operasional lainnya.
Untuk memudahkan pengecekan, berbagai data ini disusun secara sistematis
sekaligus kronologis atau sesuai tanggal transaksi.

Aktivitas Investasi

Berbeda dengan aktivitas operasi yang cenderung langsung, aktivitas yang satu ini
justru lebih pada transaksi aset. Entah itu transaksi pembelian atau penjualan aktiva
tetap, investasi jangka panjang, ataupun investasi aset dalam rentang waktu lebih
dari satu tahun. Yang jelas, laporan keuangan ini akan berisi arus kas dari perolehan
penjualan atau pembelian tersebut.

Aktivitas Pendanaan

Berbeda dengan dua aktivitas sebelumnya, laporan satu ini berkaitan erat dengan
urusan modal. Tepatnya, berupa pengurangan atau penambahan kas yang berasal
dari ekuitas pemilik ataupun kewajiban jangka panjang dan investasi yang dilakukan
olehnya. Misalnya, utang bank atau peminjaman dana, obligasi, penerbitan saham,
dan penambahan/pengambilan uang oleh pemilik.

TUJUAN LAPORAN ARUS KAS


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu
periode.

Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan (1) kas yang mempengaruhi
operasi selama suatu periode, (2) transaksi investasi, (3) transaksi pembiayaan, dan
(4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode.

ISI DAN FORMAT LAPORAN ARUS KAS


Penerimaan kas dan pembayaraan kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam
laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda – aktivitas operasi, investasi, dan
pembiayaan. Klafisikasi ini didefinisikan sebagai berikut :

1. Aktivitas operasi (operating activities) meliputi pengaruh kas dari transaksi


yang digunakan untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas investasi (investing activities) meliputi pemberian dan penagihan
pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik utang maupun
ekuitas) serta properti, pabrik, dan peralatan.
3. Aktivitas pembiayaan (financing activities) melibatkan pos – pos kewajiban
dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini meliputi (a) perolehan sumber daya dari
pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan
dari investasinya, dan (b) peminjaman uang dari kreditor seta pelunasannya.
Nilai dari laporan arus kas adalah membantu pemakai untuk mengevaluasi
likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas keuangan.
Likuiditas (liquidity) mengacu pada “ kedekatan (kemudian dikonversikan) pada
kas“ dari aktiva dan kewajiban – kewajiban.

Solvensi (solvency) mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk melunasi


utangnya pada saat jatuh tempo.

Dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility) mengacu pada kemampuan


perusahaan untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap memburuknya keuangan serta
kebutuhan dan peluang yang tak terduga.

PEMBUATAN LAPORAN ARUS KAS


Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari (1) neraca
komparatif, (2) laporan laba rugi periode berjalan, dan (3) data transaksi terpilih.

Pembuatan laporan arus kas dari sumber – sumber ini melibatkan langkah – langkah
berikut :

1. Penentuan kas yang disediakan oleh aktivitas atau digunakan dalam operasi.
2. Penentuan kas yang disediakan oleh atau digunakan dalam aktivitas investasi
dan pembiayaan.
3. Penentuan perubahan (kenaikan atau penurunan ) kas selama periode
berjalan.
4. Rekonsiliasi perubahan kas dengan saldo kas awal dan saldo kas akhir.
Kas yang disediakan oleh aktivitas operasi adalah kelebihan penerimaan kas atas
pengeluaran kas dari aktivitas operasi, yang ditentukan dengan mengkonversi laba
bersih atas dasar akrual menjadi dasar kas. Hal ini dilakukan dengan menambahkan
pada atau mengurangkan dari laba bersih pos – pos dalam laporan laba rugi yang
tidak mempengaruhi kas. Prosedur ini tidak hanya memerlukan analisis atas laporan
laba rugi tahun berjalan tetapi juga atas neraca komparatif serta data transaksi
terpilih.

Tidak semua aktivitas signifikan perusahaan melibatkan kas. Contoh dari aktivitas
nonkas yang signifikan adalah :

1. Penerbitan saham biasa untuk membeli aktiva.


2. Konversi obligasi menjadi saham biasa.
3. Penerbitan surat utang untuk membeli aktiva.
4. Pertukaran aktiva jangka panjang.
Aktivitas pembiayaan dan investasi yang signifikan yang tidak mempengaruhi kas
tidak dilaporkan pada laporan arus kas. Namun, aktivitas tersebut dilaporkan baik
dalam skedul terpisah di bagian bawah laporan arus kas maupun dalam catatan
terpisah atas laporan keuangan.

KEGUNAAN LAPORAN ARUS KAS


Menurut Hery (2016:88), laporan arus kas di gunakan oleh manajemen untuk
mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung dan merencanakan
aktivitas investasi dan pembiayaan di masa yang akan datang. Laporan arus kas
juga digunakan oleh kreditor dan investor dalam menilai tingkat liquiditas maupun
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2015:257) kegunaan laporan arus kas adalah
sebagai berikut :

1.  Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus

kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masalalu.

2.  Kemungkinan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk

kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.

3.  Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber

kekayaan Perusahaan.

4.  Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang

akan datang,

5.  Alasan perbedaan antara laba bersih di bandingkan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

6.   Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap

posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

MANFAAT LAPORAN ARUS KAS

Menurut Hery (2016:87), rincian penerimaan maupun pengeluaran Kas berdasarkan

aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan. Informasi apapun yang ingin diketahui

mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu tersaji secara ringkas lewat

laporan arus kas. Laporan arus kas juga dapat di gunakan sebagai alat menganalisis

apakah rencana perusahaan dalam hal investasi maupun pembiayaan telah berjalan

sebagaimana mestinya.

LIKUIDITAS KEUANGAN
Salah satu rasio yang sering digunakan untuk menilai likuiditas adalah Rasio
cakupan utang tunai lancer (current cash debt coverage ratio). Rasio ini
mengindikasikan apakah perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya dalam
tahun tertentu dari operasinya.

Ruumus Rasio Cakupan Utang Tunai Lancar :

Kas Bersih yang disediakan oleh Aktivitas Operasi = Rasio Cakupan Utang Tunai
Lancar

Kewajiban Lancar Rata – Rata

Semakin tinggi rasio ini, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan memiliki
masalah likuiditas. Sebagai contoh, rasio yang mendekati 1:1 adalah bagus karena
mengindikasikan bahwa perusahaan dapat memenuhi semua kewajiban lancarnya
dari arus kas yang dihasilkan secara internal.

FLEKSIBILITAS KEUANGAN
Rasio cakupan utang tunai (cash debt coverage ratio) menyediakan informasi
mengenai fleksibilitas keuangan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali kewajibannya dengan kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi, tanpa harus melikuidasi aktiva yang dipakai dalam
operasi.

Rumus rasio cakupan utang tunai :

Kas Bersih yang disediakan oleh Aktivitas Operasi = Rasio Cakupan Utang
Tunai Lancar

Kewajiban Lancar Rata – Rata

Semakin tinggi rasio ini, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Akibatnya, rasio ini menandakan apakah perusahaan dapat membayar hutang –


hutangnya dan bertahan hidup jika sumber dana eksternal terbatas atau terlalu
mahal.
ARUS KAS BEBAS
Arus kas bebas (free cash flow) adalah jumlah arus kas diskresioner perusahaan
untuk membeli investasi tambahan, melunasi hutang, membeli saham treasury, atau
hanya untuk menambah likuiditas perusahaan.

Arti sederhana dan singkat Arus Kas Bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan di akhir suatu periode keuangan (kuartalan atau
tahunan)—setelah membayar gaji, biaya produksi, tagihan, cicilan hutang berikut
bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital expenditure) untuk pengembangan
usaha. Sisa uang inilah yang disebut Arus Kas Bebas.

KEUTAMAAN DARI FCF (Free Cash Flow)


Perusahaan dapat memperluas, mengembangkan produk baru, membayar dividen,
melunasi utangnya, atau mencari peluang bisnis lain yang mungkin diperlukan untuk
ekspansi perusahaan. Dengan catatan hanya jika perusahaan tersebut memiliki FCF
yang memadai. Jadi, seringkali bisnis menginginkan untuk memiliki nilai FCF lebih
untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Dan tentunya investor menyukai
perusahaan dengan nilai FCF yang tinggi.

Namun, ternyata hal tersebut tidak selalu benar. Terdapat kemungkinan bahwa
perusahaan memiliki nilai FCF rendah dikarenakan sebagian besar kas digunakan
untuk investasi besar-besaran. Dan hal tersebut diharapkan akan menguntungkan
perusahaan untuk tumbuh dalam jangka panjang. Nyatanya, Investor lebih suka
berinvestasi pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang stabil. Dan itu dapat
diprediksi dalam perubahan nilai FCF perusahaan dari tahun ke tahun. Sehingga
kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan pengembalian investasi kepada
investor akan meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan.

Para analis keuangan lebih berfokus kepada arus kas masuk yang dihasilkan oleh
kegiatan operasi perusahaan. Karena hal tersebut murni memprediksi kinerja aktual
perusahaan.

Biasanya, FCF mewakili kas utama yang masih tersisa dari berbagai aktivitas
operasional bisnis yang dapat digunakan untuk pembayaran beberapa hal berikut,
seperti:

•Deviden.
•Ekspansi.
• Pelunasan hutang.

Semakin banyak nilai FCF yang nantinya akan dicetak oleh perusahaan, maka hal
itu menjadi semakin baik pula bagi kesehatan keuangan perusahaan. Jadi, FCF
sendiri dapat menjadi indicator utama yang sangat berguna untuk melihat tingkat
profitabilitas yang sebenarnya dari sebuah bisnis. Metrik FCF lebih cenderung agak
sulit untuk dimanipulasi dan dibandingkan dengan metrik atau indikator secara
umum lainnya, seperti Laba Setelah Pajak.

Formulasi utama dari ketentuan FCF adalah: Arus Kas dari Aktivitas Operasional-
Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) (CaPex).

• Langkah Pertama: Menghitung Arus Kas dari Berbagai Aktivitas Operasional


Peruahaan.

Sederhananya, arus kas dari berbagai aktivitas operasional perusahaan adalah


berupa nilai laba bersih kemudian ditambahkan pengeluaran Non-Tunai dan
disesuaikan dengan berbagai perubahan modal kerja perusahaan. Dengan begitu,
maka formulasinya adalah sebagai berikut:
(Laba Bersih+Pengeluaran Non-Tunai +/- Perubahan Modal Kerja).

• Langkah Kedua: Mencari Berapa Besar Nilai Pengeluaran Non-Tunainya.

Mudahnya, mencari nilai pengeluaran non-tunai bisa Anda lihat sendiri dari unsur-
unsur yang sama sekali tidak berpengaruh secara langsung terhadap perubahan
nilai kas dari Laporan Laba Ruginya. Hal tersebut secara umum adalah seperti nilai
depresiasi, amortisasi, impairment, dan untung/rugi dari sebuah investasi.

• Langkah Ketiga: Menghitung Nilai Perubahan Modal Kerja Perusahaan.

Menghitung nilai perubahan modal kerja merupakan hal yang tersulit untuk dilakukan
dalam hal perhitungan arus kas dari berbagai aktivitas operasional. Terutamanya
adalah jika perusahaan yang memiliki format laporan posisi keuangan atau Neraca
yang jauh lebih kompleks. Akun yang terkait secara umum dan biasanya terdapat
dalam Laporan Neraca yang lebih sederhana dalam perhitungan perubahan modal
kerja adalah Piutang Usaha, Persediaan, dan Hutang Usaha.
Formulasi utama dari nilai modal kerja ini sendiri adalah berupa asset lancar
kemudian dikurangi kewajiban lancar.

• Langkah Keempat: Mencari Nilai Pengeluaran Modal yang Valid.

Sangat dimungkinkan agar bisa mendapatkan nilai pengeluaran modal tanpa harus
mengacu kepada Laporan Arus Kas. Maka Anda bisa mendapatkan nilai tersebut
dari laporan posisi keuangan atau Neraca Anda. Anda cukup hanya harus berfokus
kepada akun Asset Tetap pada Laporan Neraca Anda.

MANFAAT DARI PENGUKURAN FCF (free cash flow)

Karena FCF menghitung juga perubahan pada working capital, maka rasio ini dapat
memberikan gambaran penting terhadap nilai dari sebuah perusahaan dan
kesehatan keuangan fundamentalnya. Sebagai contoh, saat terjadi penurunan utang
(aliran kas keluar dari perusahaan) mungkin disebabkan vendor meminta
percepatan pelunasan. Penurunan piutang (aliran kas masuk) dapat menandakan
perusahaan menagih pembayaran dari customer dengan lebih efektif. Peningkatan
jumlah persediaan barang dagangan atau inventory (aliran kas keluar) bisa saja
mengindikasikan menumpuknya barang yang belum laku dijual. Dengan
dimasukkannya working capital dalam perhitungan dapat memberikan potongan
informasi yang hilang dalam laporan laba rugi.

SOAL
1. Jika diketahui banyaknya data pada sebuah perusahaan dagang PT.Persada
dalam periode November 2019 sebagai berikut :

Kas awal sebanyak Rp 30.000.000


Pembelian pada persediaan barang dagang Rp 20.000.000
Pembelian untuk peralatan Rp 1.000.000
Beban operasional pada perusahaan sebanyak Rp 3.000.000
Penjualan barang dagang sebanyak Rp 50.000.000
Piutang penjualan barang dagang pada pelanggan sebanyak Rp 4.500.000
Pendapatan bunga perusahaan Rp 500.000
Penjualan alat yang tak terpakai Rp 10.000.000
Penjualan saham untuk pihak investor Rp 5.000.000
Pajak penghasilan sebanyak Rp 1.500.000
Pembayaran deviden sebanyak Rp 500.000
Pembayaran hutang bank sebanyak Rp 200.000
Pembayaran beban bunga sebanyak Rp 1.000
Laba bersih sebanyak Rp 15.000.000

Pertanyaan :
Buatlah sebuah laporan arus kas perusahan dagang PT.Persada diatas
menggunakan metode langsung.

Penyelesaiannya :

PT PERSADA
Laporan Keuangan Arus Kas
Periode 2 November 2019
Aktivitas Operasional :
Penerimaan kas dari pelanggan Rp 50.000.000
Piutang dagang Rp 4.500.000
Pendapatan Bunga yang Diterima Rp 500.000
Pembelian pada Persediaan Barang Dagang Rp (20.000.000)
Pembayaran Beban Operasional Rp (5.000.000)
Pembayaran Beban Bunga Rp (1.000.000)
Pembayaran Beban Pajak Rp (1.500.000)
Total Aktivitas Operasional Rp 27.500.000

Aktivitas Investasi :
Penjualan Alat Rp 1.000.000
Pembelian Peralatan Rp (3.000.000)
Total Aktivitas Investasi Rp (2.000.000)
Aktivitas Pendanaan :
Penjualan Saham Rp 5.000.000
Pembayaran Dividen Rp 2.000.000
Pembayaran Hutang Bank Rp 10.000.000
Total Aktivitas Pendanaan Rp 17.000.000

Saldo Kas Awal Rp 30.000.000


Kenaikan Kas Rp 8.500.000
Saldo Kas Akhir Rp 38.500.000

2. Pengertian dari laporan arus kas adalah ?

Jawab :

Laporan arus kas atau yang biasa disebut dengan cashflow ini sendiri dapat
diartikan sebagai catatan keuangan yang berisi informasi tentang pemasukan
dan pengeluaran selama satu periode.

3. Pengertian Arus kas bebas adalah ?

Jawab :

Arus kas bebas (free cash flow) adalah jumlah arus kas diskresioner
perusahaan untuk membeli investasi tambahan, melunasi hutang, membeli
saham treasury, atau hanya untuk menambah likuiditas perusahaan.

4. Apa saja 3 elemen dalam laporan arus kas ?

Jawab :

Aktivitas Operasi

Dalam hal ini, aktivitas operasi berisi segala kegiatan dan beban operasional
perusahaan secara langsung. Atau, dengan kata lain, aktivitas ini berupa
segala bentuk transaksi yang dapat berpengaruh secara langsung pada kas
dalam penentuan laba bersih. Di antaranya meliputi: penggajian karyawan,
penjualan barang/jasa, pembelian persediaan dan perlengkapan, utang ke
supplier, serta berbagai beban operasional lainnya.

Untuk memudahkan pengecekan, berbagai data ini disusun secara sistematis


sekaligus kronologis atau sesuai tanggal transaksi.

Aktivitas Investasi

Berbeda dengan aktivitas operasi yang cenderung langsung, aktivitas yang


satu ini justru lebih pada transaksi aset. Entah itu transaksi pembelian atau
penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, ataupun investasi aset
dalam rentang waktu lebih dari satu tahun. Yang jelas, laporan keuangan ini
akan berisi arus kas dari perolehan penjualan atau pembelian tersebut.

Aktivitas Pendanaan

Berbeda dengan dua aktivitas sebelumnya, laporan satu ini berkaitan erat
dengan urusan modal. Tepatnya, berupa pengurangan atau penambahan kas
yang berasal dari ekuitas pemilik ataupun kewajiban jangka panjang dan
investasi yang dilakukan olehnya. Misalnya, utang bank atau peminjaman
dana, obligasi, penerbitan saham, dan penambahan/pengambilan uang oleh
pemilik.

5. Jika diketahui data di perusahaan jasa PT Sun Profit untuk periode April 2015
sebagai berikut :

Saldo kas awal Rp 20.000.000


Pendapatan jasa yang diterima dari pelanggan Rp 40.000.000
Pendapatan bunga yang diterima Rp 400.000
Pendapatan usaha yang masih belum diterima Rp  1.500.000
Beban operasi Rp 20.000.000
Gaji karyawan Rp 3.000.000
Pajak penghasilan Rp 1.000.000
Beban bunga Rp    500.000
Pengembalian kas kepada pelanggan Rp    600.000
Penjualan aset tetap Rp 4.000.000
Penerimaan kas dari klaim asuransi Rp 1.500.000
Pembelian mesin untuk kegiatan operasional Rp 1.000.000
Penerbitan deposito berjangka Rp 5.000.000
Pembelian aset tetap tidak berwujud Rp 4.000.000
Dicairkan pinjaman dari bank Rp 5.000.000
Penjualan saham Rp 5.000.000
Deviden Rp 1.000.000
Pembayaran hutang bank Rp 3.000.000

Diminta:
Buatlah laporan arus kas perusahaan jasa diatas denggan menggunakan
metode langsung.

Penyelesaiannya:

PT SUN PROFIT TBK


Laporan Keuangan Arus Kas
Periode 30 April 2015
Aktivitas Operasional :
Penerimaan kas dari pelanggan Rp 40.000.000
Piutang dagang Rp 400.000
Pendapatan Bunga yang Diterima Rp 1.500.000
Pembayaran Kas untuk Beban Rp (20.000.000)
Pembayaran Kas untuk Karyawan Rp (30.000.000)
Pembayaran Beban Bunga Rp (500.000)
Pembayaran Pajak Penghasilan Rp (1.000.000)
Pengembalian Kas kepada Pelanggan Rp (600.000)
Total Aktivitas Operasional Rp 16.800.000
Aktivitas Investasi :
Penjualan Asset Tetap Rp 4.000.000
Klaim Asuransi Rp 1.500.000
Pembelian Asset Tetap Rp (1.000.000)
Penepatan Deposito Berjangka Rp (5.000.000)
Pembelian Asset Tetap Tidak Berwujud Rp (4.000.000)
Total Aktivitas Investasi Rp (4.500.000)
Aktivitas Pendanaan : Rp 17.000.000
Hutang Bank Rp 5.000.000
Penjualan Saham Rp 5.000.000
Pembayaran Dividen Rp (1.000.000)
Pembayaran Hutang Bank Rp (3.000.000)
Total Aktivitas Pendanaan Rp 6.000.000

Saldo Kas Awal Rp 20.000.000


Kenaikkan Kas Rp 22.300.000
Saldo Kas Akhir Rp 42.300.000

PIUTANG DAGANG dan WESEL


A. Piutang Dagang dan Wesel :
Piutang merupakan tagihan / klaim terhadap pelanggan yang timbul dari
penjualan barang-barang atau jasa secara kredit tanpa disertai janji tertulis secara
formal.
Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan,
penjualan tersebuat dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Setiap penjualan
kredit menimbulkan piutang atau tagihan. Yang melibatkan dua pihak yakni kreditur
(pihak yang menjual barnag atau jasa dan memperoleh piutang), dan debitur (pihak
yang melakukan pembelian dan menjadikan utang). Piutang adalah aktiva yang
timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada
para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah
uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang. Piutang
timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain.

B. Jenis-Jenis Piutang :
Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang/piutang usaha,
piutang wesel dan piutang lain-lain.
Perbedaan masing-masing jenis piutang :
Piutang dagang Piutang wesel Piutang lain-lain

 Jangka waktu  Jangka waktu  Jangka waktu


kurang dari 1 tahun bermacam-macam lebih dari satu
2/10, n/30 tetapi pada tahun atau
umumnya paling termasuk dalam
sedikit 60 hari piutang jangka
panjang.

 Dimasukkan  dalam  Bagian yang jatuh  Pada umumnya


aktiva lancar temponya dalam termasuk dalam
waktu 1 tahun piutang jangka
diperlakukan panjang.
sebagai aktiva
lancar, sedangkan
yang lebih dari satu
tahun piutang jangka
panjang
 Berkaitan dengan  Mensyaratkan  Tidak berkaitan
operasi utama adanya jaminan dengan operasi
perusahaan sehingga jika saat sehari-hari dan
sehingga harus jatuh tempo tidak biasanya
dapat ditagih dapat melunasi dilaporkan
maka jaminan dineraca sebagai
tersebut dapat dijual kelompok aktiva
tidak lancar.
Piutang Dagang / Usaha(Account Receivable) :
Piutang dagang dapat terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit
kepada pihak lain/perusahaan lain. Biasanya dapat ditagih dalam waktu 30 s/d 60
hari yang merupakan piutang terbuka. Piutang dagang adalah tagihan perusahaan
kepada pelanggan sebagai akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit,
dalam hal ini tagihan tersebut tidak disertai dengan surat perjanjian yang formal,
melainkan karena unsur kepercayaan dan kebijakan perusahaan di mana dalam
penjualannya telah ditetapkan syarat penjualan misalnya 2/10,n/30. Hal ini berarti
piutang yang timbul diharapkan akan dapat diterima dalam jangka waktu paling lama
30 hari sejak tanggal transaksi. Apabila pelanggan membayar dalam jangka waktu
kurang dari 10 hari setelah tanggal transaksi maka akan diberikan potongan/diskon
sebesar 2% dari harga jual. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari
satu tahun sehingga dilaporkan sebagai aktiva lancer.
Hal-hal yang berkaitan dengan piutang dagang adalah :
1. Pengakuan Piutang Dagang :
Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :
 Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan
kredit.
 Terjadinya retur dan potongan penjualan.
 Adanya pelunasan.
Contoh :

PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT.
Sentosa seharga Rp. 20.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari
2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila
dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT.
ABC menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai
berikut :
Januari 14  Piutang dagang             20.000.000
                                   Penjualan                     20.000.000
                        (Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)
Januari 16  Retur penjualan                       1.000.000
                                  penjualan                        1.000.000
                        (Untuk mencatat adanya retur penjualan)
Januari 24  Kas                              18.620.000
                  Potongan penjualan           380.000 (2 % x 19.000.000)
                                    Piutang dagang             19.000.000
                        (Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)

Catatan : “Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada


distributor/grosir atau dari grosir kepada pengecer dan jarang diberikan dari
pengecer ke konsumen”.
2. Penilaian Piutang Dagang :
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan
dalam neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah
piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih (CKP).
Contoh penyajian di neraca :
Aktiva Lancar
            Piutang dagang                                                 Rp. 10.000.000
            (-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp.   1.000.000 -
            Nilai realisasi bersih                              Rp.   9.000.00
3. Penghapusan piutang / Kerugian Piutang :
Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih.
Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu
membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaannya dsb. Piutang
usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam
akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.
Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang
yaitu :
1. Metode cadangan (Allowance method) :
Adalah metode yang digunakan oleh suatu perusahaan yang menyisihkan
piutang dagangnya sebagai cadangan piutang ragu-ragu atau cadangan piutang tak
tertagih (Allowance for bad debts/provisions for doubtful accounts). Metode ini
digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya.
Tiga hal yang penting berkaitan dengan metode cadangan yaitu :
 Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya terlebih dahulu, dan diakui sebagai
biaya pada periode penjualan, bila piutang tak tertagih berasal dari tahun 2012
maka kerugian piutang diakui pada tahun 2012 juga.
 Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan
mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian.
 Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening
cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang usaha pada saat
suatu piutang itu dihapus dari pembukuan.
Pendukung metode penghapusan tidak langsung (allowance method) merasa yakin
bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti
penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan pendapatan
serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas nilai piutang. Walaupun
melibatkan estimasi namun persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat
diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar berjalan dan analisis dari
saldo yang beredar. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan
menciptakan piutang tak tertagih dalam persentase tertentu.
2. Metode penghapusan langsung (Direct write off method) :
Adalah metode penghapusan piutang langsung dihapus dari saldo piutang
perusahaan jika piutang tersebut telah benar-benar tidak dapat ditagih setelah
dilakukan upaya-upaya penagihan. Dalam metode ini perusahaan tidak perlu
melakukan taksiran atas kerugian piutang sehingga rekening cadangan kerugian
piutang tidak digunakan. Apabila suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka
kerugian atas piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian
piutang dan mengkredit rekening piutang dagang. Dalam metode ini, rekening
kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya
diderita dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sejumlahnya brutonya,
selain itu kerugian seringkali dilaporkan pada periode yang berbeda dari periode
penjualannya sehingga tidak dapat memberikan gambaran tentang nilai piutang
bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode ini tidak diakui untuk pelporan
keuangan kecuali bila kerugian piutangnya jumlahnya tidak material/kecil.
Contoh :
Pada Juli 2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung sebesar
Rp. 10.000.000. Hingga akhir tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp. 500.000
yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp. 100.000 tidak akan dapat
ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan bahwa piutang sebesar
Rp. 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima
pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak terduga pada bulan Oktober 2012 PT.
Agung melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.
Diminta :
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi
diatas baik dengan metode cadangan maupun dengan metode penghapusan
langsung.!
Jawab :
Metode Cadangan Metode Penghapusan Langsung

 Pencatatan Taksiran Kerugian  Dalam metode ini tidak


Piutang : dilakukan taksiran atas
kerugian piutang
Kerugian Piutang     100.000
                  CKP                         
100.000

 Pencatatan Penghapusan Langsung  Pencatatan Penghapusan


: Langsung :

CKP                            50.000 Kerugian Piutang               50.000


         Piutang dagang               50.000    Piutang dagang                
50.000
 Penerimaan kembali piutang yang  Penerimaan kembali piutang
sudah dihapus : yang sudah dihapus :
Piutang dagang         50.000 Piutang dagang                 50.000
         CKP                                    50.000       Kerugian
(Untuk mencatat kembali piutang yang Piutang               50.000
sudah dihapus) (Untuk mencatat kembali piutang
Kas                              50.000 yang sudah dihapus)
         Piutang dagang               50.000 Kas                              50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)          Piutang dagang              
50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)

4. Metode Penaksiran Piutang Tak Tertagih /Kerugian Piutang :


Terdapat tiga metode untuk menaksir piutang yang tidak tertagih yaitu:
1) Persentase Penjualan :
Dalam metode ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit
untuk menaksir kerugian perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Persentase didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan pengalaman pada
waktu lalu.
Contoh :
PT. Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar
1% dari penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011
adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir sebesar (1% x
100.000.000 = 1.000.000).
Jurnal untuk mencatat kerugian piutang tersebut adalah :
Des 31       Kerugian Piutang         1.000.000
                              CKP                                         1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)
Apabila jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda
cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk
tahun berikutnya harus dirubah.
Jika pada rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp. 250.000
maka saldo CKP setelah penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp.
250.000) begitu pula sebaliknya.
2) Persentase Saldo Piutang :
Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar
untuk menaksir piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha
sebesar Rp.50.000.000. Taksiran piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari
saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 = 2.500.000). Untuk
menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP sebelum
penyesuaian. Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah
kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Des 31       Kerugian Piutang         2.500.000
CKP                                         2.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 %
dari saldo piutang). Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit
sebesar Rp. 1.250.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 1.250.000 (Rp.
2.500.000 - Rp. 1.250.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
Des 31    Kerugian Piutang         1.250.000
                              CKP                                         1.250.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 %
dari saldo piutang). dan Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet
sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 3.500.000 (Rp.
2.500.000 + Rp. 1.000.000).
Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
   Des 31    Kerugian Piutang         3.500.000
                              CKP                                         3.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 %
dari saldo piutang)
3) Analisa Umur Piutang :
Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan
membuat kelompok umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo
piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan
pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok
umur piutang. Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin
lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh
tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60
hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih.
Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih. 
Analisa Umur Piutang
PT. Hokindo
Per 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
No Pelang Jumlah Belum Jumla Hari Waktu Jatuh
gan Jatuh h Lewat Temp
Tempo o
1-30 31-60 61-90 > 90
1 A 25.000 15.000 10.000

2 B 18.000 7.000 11.000


3 C 42.000 35.000 6.000 1.000
4 D 10.000 10.000
5 E 25.000 25.000
6 F 20.000 12.000 8.000
7 G 25.000 15.000 5.000 5.000
Total 165.000 104.000 50.000 6.000 5.000

Berdasarkan tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya
jumlah piutang tak tertagih sebagai berikut :

Status Piutang                     Saldo               %  tak tertagih              Piutang tak


tertagih
Belum JT                Rp. 104.000.000                      2 %                  Rp. 2.080.000
Sudah JT :
1-30                        Rp.    50.000.000                     5 %                  Rp. 2.500.000
31-60                      Rp.      6.000.000                     10 %                Rp.    600.000
61-90                      Rp.      5.000.000                     25 %                Rp. 1.250.000 +
                                                                   Total                            Rp. 6.430.000
 Des 31     Kerugian Piutang         6.430.000
                              CKP                                         6.430.000
4) Pengalihan Piutang Dagang :
Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya
kepada pihak lain (lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan
untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.
Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihka piutangnya
karena :
 Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam
memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki
perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas.
 Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang
juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih
kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas
dapat diterima lebih cepat.
Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :
Penjualan piutang :
Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat
menjual piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang
berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak
tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang
biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga
kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan
mengurangi hasil penagihan piutang.
Contoh 1 :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai
Rp. 2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp.
2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk berjaga-
jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp.
150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)
Kas                        Rp. 2.025.000
Kas ditahan           Rp.     225.000
      Piutang usaha yang dijual        Rp. 2.250.000
Penggadaian/penjaminan piutang :
Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau
lembaga keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap
dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian
digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa
piutang usaha menjadi milik peminjam.
Contoh 2 :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan
jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari
piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18
% setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 %  x Rp. 2.000.000). Pinjama yang
diterima Rp. 1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).
Jurnal yang dibuat :
Kas                        Rp. 1.775.000
Biaya adm             Rp.       25.000
      Utang Bank                        Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)
Piutang usaha yang dijaminkan      Rp. 2.000.000
      Piutang usaha                                       Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)
Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal
yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan
jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.
Contoh 3 :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang
dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp.
2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp.
1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000).
Jurnal yang dibuat :
Kas                        Rp. 1.500.000
      Piutang usaha yang dijaminkan             Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang  yang dijaminkan)
Utang bunga          Rp. 1.500.000
Biaya bunga           Rp.       30.000
      Kas                              Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)
Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan
harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang
dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000.
Jurnal yang dibuat :
Retur penjualan                 Rp. 50.000
      Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 50.000
Penjualan dengan kartu kredit. :
Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual,
Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit.
Piutang yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.
Contoh :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000
atas baju, kebaya, dan jilbab yang dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan
American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu kredit sebesar 5
% (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga jumlah yang
dibayar oleh American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000).
Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :
Piutang dagang                   Rp. 1.000.000
      Penjualan                                 Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)

Kas                                    Rp.     950.000


Biaya jasa kartu kredit       Rp.       50.000
      Piutang dagang                         Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)

C. Piutang wesel :
Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat
surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti
yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di tentukan di masa yang
akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60
hari.
Piutang Wesel adalah piutang yang disertai dengan kesanggupan formal atau
tertulis dari debitur. ( dinamakan Aksep /surat sanggup).
Perbedaan Wesel dan Promes :
 Wesel adalah surat perintah untuk  Promes adalah surat janji untuk
membayar membayar

 Penarik dan yang berkepentingan  Penarik dan pih ak yang


terdiri dari 2 pihak berkepentingan berada di satu
tangan

 Yang membuat pihak yang  Yang mmbuat pihak yang


mempunyai piutang berhutang

 Memerlukan akseptasi  Tidak memerlukan akseptasi

Wesel tagih dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :


1. Wesel Berbunga
Yaitu piutang wesel yang mempunyai :
Nilai jatuh tempo (NJT)  = Nilai Nominal + bunga wesel
                                       Dimana 
Bunga wesel                    = Nilai Nominal x Suku bunga x jangka waktu
2. Wesel tidak berbunga
Yaitu piutang wesel yang mempunyai NJT sebesar NN wesel.
NJT               = Nilai Nominal
Piutang wesel timbul karena adanya :
 Penjualan Kredit
  Jurnal saat terjadinya wesel :
Piutang Wesel      xxx
Penjualan          xxx
  Jurnal saat pelunasan wesel :
Kas                    xxx
Piutang Wesel             xxx
Pendapatan Bunga      xxx
 Pemberian Pinjaman
  Jurnal saat terjadinya wesel :
Piutang Wesel      xxx
Kas                        xxx
  Jurnal saat pelunasan wesel :
Kas                     xxx
Piutang Wesel             xxx
Pendapatan Bunga     xxx
 Piutang Wesel yang berasal dari Piutang dagang
  Jurnal saat terjadinya wesel :
Piutang Wesel  xxx
                        Piutang dagang           xxx
  Jurnal saat pelunasan wesel :
Kas                    xxx
Piutang Wesel               xxx
Pendapatan Bunga       xxx
  Jurnal Gagal Bayar :
Piutang dagang       xxx
                     Piutang wesel                 xxx
                      Pendapatan bunga          xxx
Prosedur Akuntansi Piutang Wesel :
Sama dengan Piutang dagang, prosedur akuntansi bagi Piutang wesel dapat dibagi:
 Saat terjadinya Piutang wesel/pengakuan Piutang wesel
 Penilaian Piutang wesel/saat Piutang wesel dimiliki
 Lenyapnya Piutang wesel
Sebelum membahas prosedur akuntansi bagi Piutang wesel. Akan diperkenalkan
dua istilah yang belum ada dalam Piutang dagang
 Tanggal jatuh tempo / maturitydate
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam bulan, tanggal jatuh tempo dicari
dengan menghitung bulan dari tanggal penerbitannya.
Contoh :
JT Piutang wesel 3 bulan sejak 1 Mei 1 Agustus
JT Piutang wesel 2 bulan sejak 31 Juli  30 September
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam hari, perlu untuk menghitung secara
pasti jumlah hari untuk menentukan tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan,
tanggal penerbitan wesel dihilangkan tetapi tanggal jatuh tempo dimasukkan.
Contoh:
Tanggal JT Piutang wesel 90 hari sejak 28 Agustus?
                        Waktu wesel------------------- 90 hari
                        Agustus (31-28)                     =  3
                        September                               = 30               
Oktober                                   = 31    
                                                64
                        Tanggal JT  Novem                 26

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bulan Agustus hanya dihitung 3 hari, karena
wesel tertanggal 28 Agustus. September penuh. Oktober penuh. Namun November
hanya dihitung 26 hari untuk mencukupkan total hari jadi 90 hari. 
 Perhitungan bunga dari piutang wesel
Rumus utama dalam penghitungan bunga:

Nilai Tingkat bunga Jangka waktu Bunga


nominal    X Setahun    X dlm pecahan     =
Wesel setahun

Apabila umur wesel dinyatakan dalam hari  dibagi 360


Apabila umur wesel dinyatakan dalam bulan dibagi 12
Apabila umur wesel dinyatakan dalam tahun dibagi 100

Akuntansi Terjadinya Piutang Wesel :


Penyebab terjadinya Piutang wesel:
1. Penjualan kredit
Jurnal : piutang wesel xxx
Penjualan xxx
2. Pemberian pinjaman
Jurnal : piutang wesel xxx
Kas xxx
3. Perubahan dari piutang dagang
Jurnal : piutang wesel xxx
Piutang dagang xxx
Bunga Wesel :
Jurnal : kas xxx
Piutang wesel xxx
Pendapatan bunga xxx

Diskonto Piutang Wesel :


 Seperti Piutang dagang, piutang wesel dilaporkan sebesar Nilai Realisasi Bersih
Kas.
 Rekening cadangan kerugian piutang wesel CKP.
 Penilaian untuk Piutang wesel sama dengan Piutang dagang.
Saat dimilikinya Piutang wesel, kemungkinan Piutang wesel dijual (didiskontokan) ke
bank, artinya: meminjam uang ke bank dengan menggunakan jaminan wesel yang
dimiliki.
Perhitungan diskonto :

Diskonto   =  Nilai JT x Tarif diskonto x Periode diskonto

Diskonto  pengurangan oleh bank atas pinjaman yang diberikan selama waktu
diskonto.
Jurnal : kas xxx
Pw.didiskontokan xxx
Atau
Jurnal : kas xxx
Bunga diskonto xxx
Pw.didiskontokan xxx

SOAL :
1. Sebuah wesel tanggal 5 Agustus 2006 dengan nominal Rp. 30.000.000, Bunga 3
%, 60 hari. Didiskontokan ke Bank pada tanggal 5 September 2006 dengan
tingkat diskonto 5 %.
Diminta :Hitung jumlah yang diterima dari wesel yang di diskontokan !
Jawab :    
Bunga = Rp. 30.000.000 x 3 % x 60/360 = Rp. 150.000
Jadi, nilai jatuh tempo wesel adalah Rp. 30.150.000 (Rp. 30.000.000 + Rp.
150.000)
            Tanggal JT Piutang wesel 60 hari sejak 28 Agustus
                        Waktu wesel--------------------------- 60 hari
                        Agustus (31-5)                      =  26
                        September                             =  30               
       56
                        Tanggal JT  Oktober                                   4
Perhitungan diskonto:
Wesel didiskontokan ke Bank tanggal 5 September
                        September  (30-5)                  =  25               
                        Tanggal JT  Oktober          =   4
                                                                    = 29
Nilai Diskonto   =  Rp. 30.000.000 x 5 % x 29/360 = Rp. 120.833
Jumlah uang yang diterima = Rp. 30.150.000 – Rp. 120.833 = Rp. 30.029.167
Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:
 Kas                              30.029.167
 Bunga Diskonto           120.833
            PW. Didiskontokan                       30.000.000
            Pendapatan Bunga                             150.000
2. Sebuah wesel tanggal 5 Agustus 2017 dengan nominal Rp 30.000.000, bunga 3
%, jangka waktu nya adalah 60 hari.Didiskontokan ke bank pada tanggal 5
September 2017 dengan tingkat diskonto 5%
Diminta: hitung jumlah yang diterima dari wesel yang di diskontokan !
Jawab :  
 Tanggal jatuh tempo piutang wesel 60 hari sejak 5 Agustus :
                 Agustus (31-5)                       =  26 hari
                 September                              =  30 hari 
                 Oktober                                  =    4 hari
                                                                    60 hari
                 Tanggal jatuh tempo piutang wesel adalah tanggal 04 Oktober
 Wesel didiskontokan ke bank tanggal 5 September :
                  September  (30-5)                  =  25 hari            
                  Oktober                                  =   4 hari
                                                                     29 hari
 Perhitungan bunga piutang wesel:
Bunga  = Rp 30.000.000 x 3 % x 60/360
            = Rp 150.000
Jadi, nilai jatuh tempo wesel adalah (Rp 30.000.000 + Rp 150.000) = Rp
30.150.000
 Perhitungan diskonto:
Nilai diskonto   =  Rp 30.000.000 x 5 % x 29/360
                          =  Rp 120.833
Jumlah uang yang diterima = Rp 30.150.000 – Rp 120.833
                                            = Rp 30.029.167
 Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:
Kas                                                        Rp 30.029.167
Bunga diskonto                                     Rp 120.833
        Piutang wesel didiskontokan                Rp 30.000.000
        Pendapatan bunga                                 Rp 150.000

3. PT. Surla Profit menjual barang dagangan kepada PT Untung Banyak pada
tanggal 14 Januari 2013 dengan harga Rp. 20.000.000 dan syarat
pembayarannya 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 diterima retur
penjualan dari PT Untung Banyak karena kualitas barang yang kurang baik
seharga Rp 1.000.000. Pada tanggal 24 diterima pelunasan piutang dr PT
Untung Banyak.
Diminta : Buatlah pencatatan piutang dagang untuk transaksi di atas!
Jawab:
 Pencatatan untuk tanggal 14 Januari
Piutang dagang            Rp 20.000.000
           Penjualan                    Rp 20.000.000
                        (Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)
 Pencatatan untuk tanggal 16 Januari
Retur penjualan                                         Rp  1.000.000
             Piutang                                                   Rp   1.000.000
                        (Untuk mencatat adanya retur penjualan)

 Pencatatan untuk tanggal 24 Januari


Kas                                   Rp 18.620.000
Potongan penjualan          Rp      380.000
            Piutang dagang                Rp 19.000.000
                        (Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)

 penyajian piutang dagang dalam neraca :


Aktiva Lancar
            Piutang dagang                                                 Rp 10.000.000
            Cadangan kerugian piutang                             (Rp   1.000.000)
            Nilai realisasi bersih                                                                         
Rp  9.000.000

4. Berikut ini transaksi yang terjadi pada PT Nias selama tahun 2000 :
1. Dijual barang dagangan seharga Rp 600.000.000,00 secara kredit.
2. Diterima pelunasan piutang dagang sebesar Rp 570.000.000,00.
3. Dihapus piutang kepada tuan Andriono sebesar Rp 2.400.000,00.
4. Dihapus piutang kepada tuan Budiman sebesar Rp 4.200.000,00.
Tuan Andriono melunasi piutang yang sudah dihapus sejumlah Rp 1.800.000,00.
Diminta :
 Buatlah jurnal yang diperlukan, apabila perusahaan menggunakan metoda
langsung untuk mencatat penghapusan piutang !
 Apabila perusahaan menggunakan metoda cadangan dan menaksir piutang
yang tidak tertagih sebesar 1,5% dari total penjualan, hitunglah selisih kerugian
piutang yang dihitung dengan menggunakan kedua metoda tersebut !
Jawab :
 Metoda penghapusan langsung
Kerugian piutang                                   600.000
Kas                                                      1.800.000
            Piutang dagang                                               2.400.000
(untuk mencatat penghapusan piutang oleh PT Nias pada tuan Andriono)

 Kerugian piutang                                4.200.000


            Piutang dagang                                               4.200.000
(untuk mencatat penghapusan piutang oleh PT Nias pada tuan Budiman)
  Metoda cadangan
1,5% x Rp 600.000.000,00 = Rp 9.000.000,00
Selisih dari kedua metoda diatas adalah :
Rp 9.000.000,00 – (Rp 4.200.000,00 + Rp 600.000,00) = Rp 4.200.000,00

5. Pada tanggal 31 Desember 2000, PT Sumatera memiliki informasi sebagai


berikut :
            Piutang Dagang                                              Rp    400.000.000,00
            Penjualan Bersih                                             Rp 2.000.000.000,00
            Cadangan Kerugian Piutang                           Rp        1.250.000,00
Diminta :
Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutang yang tidak
tertagih sebesar 2% dari penjualan bersih.
Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutang yang tidak
tertagih sebesar 4% dari saldo akhir piutang dagang.
Jawab :
 Des 31    Kerugian piutang                             40.000.000
Cadangan kerugian piutang                            40.000.000
            (untuk mencatat taksiran kerugian piutang dari penjualan bersih)
            Rp 2.000.000.000,00 x 2% = Rp 40.000.000,00

 Des 31   Kerugian piutang                             16.000.000


Cadangan kerugian piutang                            16.000.000
            (untuk mencatat taksiran kerugian piutang dari saldo akhir piutang dagang)
            Rp 400.000.000,00 x 4% = Rp 16.000.000

Anda mungkin juga menyukai