Anda di halaman 1dari 11

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 1

TIM PENYUSUN

Dosen Investasi dan Pasar Modal


Citra Sukmadilaga, Ph.D, Ak., CA
Dr. Tettet Fitrijanti, S.E., M.Si.,Ak., CA
Prima Yusi Sari, S.E., M.E., Ak., CA
Dr. MM, Nanny Dewi Tanzil, S.E., M.Comm., Ak., CA
Said Aryonindito, S.E., M.Ak.
Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal
Andini Nurul Aini
Faradila Azani
Melissa
Muhammad Isro Bukhori

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 2
PERTEMUAN 9

ISLAMIC FINANCE

A. Prinsip-Prinsip Islamic Finance


1. Sesuai dengan syariah islam
2. Larangan menetapkan bunga (interest) pada semua transaksi serta pelarangan adanya
riba
3. Menetapkan sistem bagi hasil
4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif

B. Pasar Modal Syariah


Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Efek yang diperjualbelikan adalah efek syariah.
Prinsip-prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip-prinsip hukum islam berdasarkan
fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

C. Perbedaan Pasar Modal Syariah dan Konvensional

Syariah Konvensional

Prinsip Syariah Konvensional

Orientasi Profit (syariah) Profit

Hubungan dengan nasabah Kemitraan (partnership) Debitur – kreditur

Instrumen Saham Syariah, Sukuk, Konvensional


Reksadana Syariah, right
syariah, dan warrant syariah

Penentu kebijakan Fatwa Dewan Pengawas Syariah Tidak ada

Akad Ada Tidak ada

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 3
D. Indeks Syariah
Indeks Syariah yang umumnya digunakan adalah:
- Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)
Indeks yang erupakan subset saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat
islam dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
- Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks yang dikeluarkan oleh BEJ yang sudah melebur dengan BES, dan sekarang
telah menjadi BEI untuk meningkatkan efektivitas operasional dan transaksi. Indeks
ini terdiri dari 30 saham syariah terlikuid di bursa efek.

E. Kriteria untuk Emiten yang Mengeluarkan Efek Syariah


Emiten dan perusahaan publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa
kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah, dapat mengeluarkan efek syariah dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana yang diatur
dalam peraturan emiten IX.A.13 yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:
● Perjudian dan permainan yang tergolong judi;
● Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain perdagangan yang tidak
disertai dengan penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan
penawaran/permintaan palsu;
● Jasa keuangan ribawi, antara lain bank berbasis bunga dan perusahaan
pembiayaan berbasis bunga;
● Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi
(maysir), antara lain asuransi konvensional;
● Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan
barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatili), barang atau jasa haram bukan
karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau
barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;
● Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
2) Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total asset tidak lebih dari 45%; dan
3) Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 4
4) Instrumen dalam Pasar Modal Syariah
1. Saham Syariah
Perbedaan saham syariah dan saham konvensional:

Syariah Konvensional

Investasi terbatas pada sektor tertentu Investasi bebas pada seluruh sektor
(sesuai dengan syariah), dan tidak atas
dasar utang
Didasarkan pada prinsip syariah Didasarkan pada prinsip bunga
(loss – profit sharing)
Melarang berbagai bentuk bunga, Memperbolehkan spekulasi dan judi
spekulasi, dan judi yang pada gilirannya akan
mendorong fluktuasi pasar yang
tidak terkendali
Adanya syari’ah guideline yang Guideline investasi secara umum
mengatur berbagai aspek seperti pada produk hukum pasar modal
lokasi asset, praktek investasi,
perdagangan dan distribusi
pendapatan
Terdapat mekanisme screening Tidak ada screening
perusahaan yang harus mengikuti
prinsip syari’ah

2. Obligasi Syariah (Sukuk)


Perbedaan sukuk dan obligasi:

Sukuk Obligasi

Pendapatan berasal dari hasil aset Pendapatan berasal dari debt instrument
Membutuhkan underlying asset* Tidak membutuhkan underlying asset
Return masih bersifat expected karena Return berasal dari interest. Return
sifatnya yang tergantung dari kinerja yang diperoleh pemegang obligasi
pendapatan yang dihasilkan. Return sudah ditentukan sebesar
berasal dari margin atau fee, serta coupon/interest rate.

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 5
sistem bagi hasil yang didasarkan atas
aset atau produksi.
Sukuk issuer adalah penjual aset Bond issuer adalah peminjam
Hubungan kedua pihak sebagai Hubungan kedua pihak sebagai lender –
pembeli – penjual terhadap klaim atas borrower terhadap kontrak kewajiban
kepemilikan underlying asset. utang. Pihak issuer atau emiten
Pemegang sukuk berhak atas bagian berkewajiban membayar bunga dan
penghasilan yang dihasilkan oleh pokok pinjaman kepada pemegang
underlying asset tersebut. obligasi (holder).
Terbebas dari unsur riba, gharar, dan Belum tentu terbebas dari unsur riba,
maysir. gharar, dan maysir. Tidak ada istilah
tersebut dalam obligasi.
Penerbitannya melalui Special Penerbitannya tidak melalui Special
Purpose Vehicle Purpose Vehicle
Pengunaan proceeds harus sesuai Penggunaan proceeds bebas
dengan prinsip syariah

*Underlying asset merupakan aset yang dijadikan sebagai suatu objek dasar
penerbitan sukuk. Aset yang dijadikan underlying asset dapat berupa barang berwujud
seperti tanah, bangunan, proyek pembangunan, atau aset tidak berwujud seperti jasa
dan hak atas manfaat aset.

3. Reksadana Syariah
Sama seperti reksadana pada umumnya, reksadana syariah merupakan salah satu
alternatif investasi bagi masyarakat yang memiliki modal dan keinginan untuk
berinvestasi namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Reksadana
syariah merupakan salah satu wadah investasi kolektif yang dikelola oleh Manajer
Investasi dengan cara menginvestasikan dana untuk dikelola pada efek syariah, berupa
saham syariah, sukuk, atau instrumen syariah lainnya. Perbedaan reksadana syariah
dan konvensional yaitu:

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 6
Reksadana Syariah Reksadana Konvensional

Pengelolaannya sesuai prinsip syariah Pengelolaannya tidak memperhatikan


prinsip syariah
Isi portofolionya berupa efek syariah Isi portofolionya berupa efek syariah
(seperti saham syariah, sukuk, dan dan non-syariah
sebagainya)
Terdapat mekanisme pembersihan Tidak terdapat cleansing
kekayaan non-halal (cleansing)
Diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah Tidak ada DPS
(DPS)

4. Right Syariah
Right adalah penerbitan surat hak kepada pemegang saham lama untuk membeli
saham baru yang akan diterbitkan terlebih dahulu. Dalam right syariah, saham yang
dikeluarkan tentunya merupakan saham syariah.

5. Warrant Syariah
Warrant berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang termasuk dalam Daftar
Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari emiten pada harga dan jangka waktu
tertentu.

5) Transaksi Pasar Modal Syariah


Pasar modal syariah tidak memperbolehkan adanya transaksi yang berlandaskan
spekulasi. Larangan tersebut diimplementasikan dalam bentuk aturan main yang
mencegah praktek spekulasi, riba, gharar, dan maysir. Salah satunya adalah dengan
menetapkan minimum holding period atau jangka waktu memegang saham minimum.
Dengan aturan ini, saham tidak dapat diperjualbelikan setiap saat, sehingga meredam
motivasi spekulasi tetapi juga membuat investasi di pasar modal menjadi tidak likuid.
Terdapat tiga peraturan BAPEPAM dan LK yang mengatur tentang efek syariah sejak
tahun 2006, yaitu:

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 7
1. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
2. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad yang Digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal
3. Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan
4. Daftar Efek Syariah
Selain itu, terdapat pula satu undang-undang yang mengatur tentang SBSN (Surat
Berharga Syariah Negara) yaitu UU No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara.

6) Dasar Hukum Pasar Modal Syariah


Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia, kegiatan di pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksanaannya (peraturan Bapepam & LK,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa, dan lain-lain). BapepamLK selaku regulator pasar
modal syariah di Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus terkait pasar modal
syariah, sebagai berikut:
1. Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
2. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
3. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang Digunakan dalam Penerbitan
Efek Syariah

7) Akad Syariah
Akad adalah suatu perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan syara’
(ketentuan) yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya. Dalam akad ini terdapat
rukun dan syarat. Berikut ini merupakan rukun akad:
a. Al-‘Aqd
Merupakan subjek hukum yang menjalankan akad. Contoh: Manusia dan badan
hukum syariah.
b. Shighat Al-‘Aqd
Merupakan suatu pernyataan ijab qabul (serah terima) yang menunjukan terjadinya
akad.
c. Maudhu Al-‘Aqd
Merupakan suatu objek dalam perikatan (akad).

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 8
Selain rukun akad, terdapat pula syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan
akad guna mencegah terjadinya perselisihan dan menghindari gharar. Berikut merupakan
empat syarat akad:
a) Syarat terbentuknya akad (In’Iqad)
Terdiri dari aqid (orang yang berakad tidak sendirian atau terdapat saksi), ijab qabul
sesuai dan dmenyatakan hal yang sama, serta objek akad harus ada, sudah dimiliki,
atau dapat diserahkan pada saat dilakukannya akad.
b) Syarat sahnya akad (Shihah)
Secara umum, akad harus terhindar dari ketidakjelasan, pemaksaan, pembatasan
dengan waktu, penipuan, dan hal-hal yang memberikan mudharat.
c) Syarat terealisasinya akad (Nafadz)
Akad dapat terealisasi jika pihak yang melakukan merupakan pemilik objek atau
objek bukan milik orang lain.
d) Syarat kepastian akad (Lazim)
Adanya kepastian hukum untuk mengikatnya akad.

Jenis akad syariah:


⮚ Akad syariah untuk menghimpun dana
● Akad Wadi’ah
Merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki. Jika dilihat berdasarkan fungsinya maka dapat dibagi menjdi dua
kategori sebagai berikut.
- Wadi’ah yad amanah: Tidak boleh dipakai
- Wadi’ah yad dhamanah: Boleh dipakai sesuai izin pemiliki aset
● Akad Mudharabah
Merupakan akad kerja sama antara pemilik dana dengan pengelola dana untuk
melakukan kegiatan usaha dengan bagi hasil menurut kesepakatan.

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 9
⮚ Akad syariah untuk penyaluran dana
● Akad Musyarakah
Merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi sesuai nisbah (bagian masing-masing) dan
kerugian dibagi sesuai dengan proporsi modal yang dikumpulkan di awal.
Umumnya, akad ini sejalan dengan istilah partnership.
● Akad Mudharabah
Merupakan akad antara penyedia modal dan pengelola modal (venture capital).
Akad ini berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua kategori, yakni:
- Mudharabah Muthlaqah
Ketentuan yang tidak memberikan batasan terhadap dana yang diinvestasikan.
- Mudharabah Muqayyadah
Ketentuan yang memberikan batasan terhadap dana yang diinvestasikan,
seperti tempat, cara, dan/objek investasi.

⮚ Akad Syariah untuk jual-beli


● Akad Murabahah
Jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan
yang disepakati dan diketahui bersama (mark-up sale).
● As-Salam
Jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran tunai di muka sebelum
mendapatkan produk (pre-order).
● Al Istishna
Jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran dilakukan sesuai
kesepakatan, yang dapat dibayarkan setelah mendapatkan produk (manufacturing
finance).

⮚ Akad Syariah untuk sewa-menyewa


● Akad Ijarah
Transaksi sewa-menyewa yang terdapat imbalan dalam transaksinya tanpa
pemindahan hak atas objek transaksi (operating lease).

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 10
● Akad Ijarah Muntahiyyah Bittamlik (IMBT)
Transaksi sewa-menyewa dengan ada opsi pemindahan kepemilikan setelah
selesai masa sewa (financial lease).

⮚ Akad Syariah untuk jasa


● Wakalah
Pemberian kuasa untuk melakukan suatu keahlian atas nama orang lain.
● Kafalah
Pemberian jaminan oleh pihak peminjam untuk memenuhi kewajiban.
● Hawalah
Pemindahan hak penagihan utang.
● Ar-Rahn
Penggadaian barang dengan jaminan.
● Al-Qardh
Pinjaman tanpa imbalan dan tanpa jaminan.

Modul Asisten Praktikum Investasi dan Pasar Modal Prodi S1 Akuntansi Universitas Padjadjaran 11

Anda mungkin juga menyukai