Oleh :
Armeyn
Dosen Jurusan Teknik sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teklnologi Padang
Abstrak
Momen dan kurvatur merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk menentukan nilai
daktilitas balok. Nilai daktalitas suatu balok dapat ditentukan dengan membagi nilai kurvatur saat leleh dengan
momen .Untuk melihat besarnya beban kurvatur dan daktalitas melibatkan beberapa variabel yaitu diameter
tulangan lentur (tulangan tekan dan tulangan tarik), mutu beton. Analisa perhitungan momen dan kurvatur juga
akan menentukan besarnya nilai tegangan regangan mengingat eratnya kaitan antara momen-kurvatur terhadap
tegangan-regangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan momen dan kurvatur pada balok
beton tanpa kekangan.
Model balok yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan tampang empat persegi berukuran
20 x 30 x 240 cm. Penulangan balok dilakukan dengan tulangan tarik 3Ø10 dan tulangan tekan 2 Ø10.
Sedangkan mutu beton terdiri dari dua variasi K-175 dan K-250. Pembebanan dilakukan secara bertahap
sampai diperoleh keadaan retak pertama hingga balok mengalami keruntuhan. Pada setiap tahap pembebanan
dibaca dan dicatat besar lenturan dan regangan yang terjadi pada balok.
Abstract
Momen and of kurvatur represent two parameter able to be used to determine value of daktilitas log. Assess
daktalitas a[n log can be determined by dividing value of kurvatur moment melt with momen . To see the level of
burden of kurvatur and of daktalitas entangle some variable that is limber bone diameter , quality of concrete.
Analyse calculation of and momen of kurvatur also will determine the level of hand in glove considering strain
tension value bearing him momen-kurvatur to tegangan-regangan. This research to know of momen and of
kurvatur concrete log without constraint.
Model the used reinforced concrete log with fairish foursquare cutting 20 x 30 x 240 cm. Log restating
[done/conducted] with interesting bone 3Ø10 and bone depress 2 Ø 10. While quality of concrete consist of two
variation [of] of K-175 and of K-250. Encumbering [done/conducted] step by step obtained first barst situation
till natural log [is] avalanche. In each encumbering phase read and noted is big strain and flexing that
happened log.
15
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Batasan Masalah
Perkembangankonstruksi menunjukkan
peningkatan yang signifikan seiring dengan Dalam penelitian ini akan dibatasi pada :
peningkatan jumlah manusia dan kebutuhan
a. Mutu beton yang direncanakan adalah
manusia itu sendiri. Disamping peningkatan
beton K-175 dan K-250
kualitas dalam rangka memenuhi banyaknya
kebutuhan, peningkatan tersebut juga diiringi c. Standart pengujian dan pengolahan
dengan peningkatan kualitas untuk pemenuhan data yang dilakukan adalah
keamanan dan kenyamanan penggunanya. berdasarkan ASTM Standar
Pilihan konstruksipun beragam, mulai dari (pemeriksaan beton, pengujian kuat
konstruksi kayu, baja, beton maupun, tekan, pengujian tarik belah, pengujian
konstruksi beton bertulang. Merupakan sebuah kuat lentur) dan SKSNI (mix design).
tuntutan krtika tingkat penggunan semakin
meningkat, luas dan beragam, disamping d. Analisa moment kurvatur pada balok
tuntutan peningkatan tingkat kemampuan beton bertulang tanpa perencanaan
struktur beserta efisiensi penggunaan material, confinement
untuk kemudian dilakukan upaya peningkatan
kapabilitas konstruksi beton bertulang e. Analisa tegangan dan regangan pada
balok beton bertulang tanpa
sehingga pengguna konstruksi ini mampu
perencanaan confinement
memberikan manfaat maksimal bagi
konstruksi bangunan dan lebih meningkatkan
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. 1.5 Metodologi
1.5.1 Benda Uji
1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini akan diuji silinder
Pada saat beton diberi tegangan tekan yang dan balok beton bertulang dengan
relatif kecil confinement tidak mempengaruhi tulangan ø10. Variasi benda uji dapat
kelakukan balok sehingga confinement tidak dilihat pada tabel 1.
diperlukan. Confinement diperlukan ketika
tegangan pada beton meningkat dengan Tabel 1. Variasi Benda Uji
cepatnya menjadi sangat tinggi disebabkan N0 Pengujian Mutu 28 hari
oleh laju retakan internal dan beton melebar beton
melawan tulangan melintang. 1 Kuat Tekan K-175 6
silinder 15 cm, h = K-250 6
30 cm
Tujuan 2 Kuat Tekan K-175 2
Balok 20 cm x 30 cm K-250 2
Dengan bertolak dari permasalahan diatas, x 240 cm
penulisan tesis ini dilakukan dengan tujuan Jumlah 16
untuk menentukan hubungan antara momen
dan kurvatur. Tujuan yang masih bersifat 1.5.2 Pemberian Beban
Pemberian beban dilakukan melalui alat
umum ini dijabarkan dalam bentuk tujuan –
Jacking Hydraulik yang berkapasitas 25 ton.
tujuan khusus sebagai berikut :
Beban yang diberi adalah beban terpusat P,
a. Analisa momen dengan kurvatur pada yang diuraikan menjadi 2 (dua) titik
balok beton tanpa perencanaan pembebanan, yang membagi bentang balok
confinement dengan panjang yang sama. Beban P pada
b. Analisa tegangan-regangan pada tahap awal diberi sebesar 1 ton dan selanjutnya
balok beton tanpa perencanaan ditambah sebesar 0.5 ton secara bertahap
confinement
sampai balok runtuh (gagal).
16
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
1.5.3 Pengujian Lentur dan Retak Balok a. Kegagalan getas (brittle failure) merupakan
Untuk mengukur besarnya lentur balok beton hal yang harus dicegah. Seharusnya pada
bertulang ditempatkan sebanyak 3 buah Dial kejadian-kejadian ekstrim struktur yang
Indikator, pada posisi ditengah bentang dan memikul beban haruslah mampu mengalami
dibawah titik pembebanan. Sebelum dilakukan defleksi-defleksi besar sehingga mendekati
pembebanan jarum-jarum penunjuk pada Dial kapasitas layan beban maksimum.
Indikator ini harus pada posisi nol. Beban P
pada tahap awal diberi 1 ton dan selanjutnya
ditambah sebesar 0.5 ton secara bertahap, yang 2.1.2. Kurvatur
besarnya dibaca pada manomter jack. Untuk Sebuah beton bertulang yang pada
setiap tahap pembebanan dicatat lenturan yang mulanya lurus namun akibat adanya momen
terjadi pada ketiga dial indikator yang
ujung dan gaya aksial maka balok menjadi
terpasang.
lengkung seperti yang diperlihatkan pada
gambar dibawah ini :
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Hubungan Momen dengan Kurvatur
R
2.1.1. Umum
M Baja M
Perilaku defleksi akibat pembebanan
pada beton bertulang dengan pembebanan P d
melebihi beban ultimate dapat diilustrasikan Garis netral
seperti yang terlihat pada gambar 1. Perbedaan φ Garis netral
perilaku brittle (getas) dan ductile (liat) dapat Baja
Retak
terlihat dengan jelas pada gambar ini.
(a) (b)
Load
Defleksi
Adapun jari-jari kurvatur R, tinggi
sumbu netral kd, regangan beton pada serat
Gambar 1. Perilaku Defleksi Akibat tekan terluar (paling besar) εc dan tegangan-
Pembebanan
regangan baja εs akan berubah-ubah sepanjang
bentang karena adanya retak beton yang juga
Karakteristik deformasi akibat memberikan tegangan. Dengan pertimbangan
pembebanan yang menjadi pertimbangan hanya satu elemen panjang dx dan penggunaan
penting adalah sebagai berikut: notasi pada gambar diatas maka rotasi antara
ujung-ujung elemen diberikan oleh:
17
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
c s c s
.(3)
kd d (i k ) d
My As f y jd (6)
2.2.1 Momen dan Kurvatur Saat Ultimate
dan Saat Leleh fy / Es
y (7)
Dalam disain ultimate dan gaya d (1 k )
gempa. Daktilitas pada umumnya dinyatakan
Jika tekanan pada serat tekan ekstrim
sebagai rasio deformasi ultimate dengan
deformasi saat awal leleh. Nilai relatif momen beton lebih besar dari 0,7 f c' , tinggi sumbu
dan kurvatur ketika awal leleh tegangan baja netral saat awal leleh tegangan baja dapat
18
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
dihitung menggunakan kurva tegangan- berupa beton bertulang dengan tulangan tarik
regangan beton aktual (kurva parabola lebih dan tulangan tekan.
akurat). Bagaimanapun, sebuah perkiraan bisa
didapat dari rumus garis lurus walau tekanan Balok dengan karakteristik :
yang dihitung setinggi fc’. Nilai k yang
a. Tinggi balok (h)
dihitung dari rumus garis lurus akan lebih kecil b. Lebar balok (b)
daripada nilai aktual untuk k jika distribusi c. Tulangan tarik
tekan beton tidak lurus, dimana φ akan a. Jarak dari serat tekan terluar
underestimate dan M overestimate. terhadap titik berat tulangan tarik
/ tinggi efektif (d)
Kurvatur dan momen ultimate 1
potongan beton bertulangan ganda (lihat b. Luas tampang ( As ): As 2
4
gambar 2.7) untuk kasus dimana baja tekan
meleleh bisa diperoleh menggunakan c. Rasio tulangan ( ) :
persamaan: As
bd
'
As yf s yA f (8) d. Tulangan tekan
a
0,85 f cb
' a. Jarak pusat tulangan tekan ke
ujung atas balok (d’)
' a '
M u 0,85 f ab d c A f (d d' ) .(9) :
s y
2 b. Luas tampang ( As ' )
1
As ' 2
4
c a
Regangan baja tekan diindikasikan oleh As
c. Rasio tulangan ( ' ): '
diagram regangan gambar 2.7, yang diberikan bd
oleh persamaan:
e. Regangan beton saat ultimate ( u )
(11) c d' d' f. Kuat tekan beton ( f c ' )
c 1 1
c a g. Kuat leleh baja ( f y )
Substitusi persamaan (16) kepersamaan (19),
memperlihatkan bahwa baja tekan meleleh h. Elastisitas baja ( E s )
saat:
f
0,85 f c'b
'
c 1 1d' y
As yf A f
s y Es
Persamaan (20) harus memenuhi persamaan Elastisitas beton ( E c ) = 4700 fc '
(16) hingga persamaan (18) dapat dipakai.
Rasio modular atau angka ekivalen
3. Bahan dan Metode
Es
n =
3.1 Perhitungan momen dan kurvatur Ec
pada balok beton tanpa confinement
jarak garis netral (garis pusat transformasi)
Model yang digunakan untuk analisa
adalah balok tampang segi empat. Balok
19
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
h Tegangan beton
b.h. n 1 As .d
s '.d ' n 1A
y= 2
fc c .Ec
b.h n 1 As n 1 As '
Regangan tulangan tekan
Nilai y dihitung dari ujung atas balok
kd d '
Momen inersia c s
d kd
2
d
jd d y
kxd
fy fy
s =
ES Es
y
d (1 k )
Regangan beton bagian atas
s
kd
c s
d kd d (1 k)
20
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
fc fc ' 1 c o
As f y A' s f y
a
0.85 f ' c b
c. Nilai regangan beton
a 2 fc '
c 1 0,5 o
1 Ec
untuk f 'c 27,6 N/mm 2
Dimana :
Regangan tulang tekan
o 0,002
c d" d'
s ' c 1 1 u 0,003
c a
0,15
Ketentuan : s ' s
No Ø Py fy Modulus
Elastisitas
M (N) (Mpa
3.7 Analisa Tegangan dan Regangan m (Mpa)
pada Balok Beton Confinement
Perhitungan Tegangan – Regangan pada beton T-1 10 26366,47 335,9 206565,0
tanpa confinement
T-2 10 26518,29 337,8 206390,3
21
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
0,742
0,7
0,683
0,673
0,646
0,6 0,61 0,597
0,452 0,485
0,4 0,421
0,386
0,373
0,3 0,334
0,304
0,248 0,273
0,2 0,186 0,231
0,187
0,1 0,131 0,125
0,083 0,092
0,06
0 0
0 0, 5 1 1,5 2 2, 5 3 3,5 4 4, 5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8
BEBAN (ton)
22
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
lama makin besar. Pengukuran retak Kuat tekan beton ( f c ' ) : 17,5 MPa
dilakukan hanya pada retak maksimum, dalam
72 segmen yang membagi balok. Kuat leleh baja ( f y ) : 382,73 MPa
y = 2
Tulangan tarik 3ø10 : b.h n 1 As n 1 As '
= 148,386 mm
b. Jarak pusat tulangan tarik ke ujung
atas balok ( d ' ) : 25 mm
23
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
I = k =
2
1 h 2
b.h 3 b.h y n 1 As d s 'y y2 d n' 1 A
12 2
1
' n 2 d n ' n 0,00285 25 2
= 2 275
2 0,00428 0,00285 11,549 2 0,00428 11,549
2
1 2
200 3003 200 300 151,614
1 300 11,549 1 235,5 275 151,614
2 2
kd = 0,252 x 275
=K s = 0,002604
fr fc '
Dari diagram regangan didapat nilai regangan
= 0,62 17,5 0,83 beton
= 2,363 N/mm2
kd
c = s
d kd
fr I
M retak = ydasar
69,310
0,002604
2,363 514527987,8 275 69,310
=
148,386
fr fc = c Ec
retak = I
y dasar = 0,000877 x 17912,489
= 15,709
2,363
514527987,8
= kd d '
148,386 s ' = c
kd
= 0,000561
b.Setelah retak, saat pertama leleh :
Anggap beton berkelakuan elastis
fs ' s '.E y
24
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
= 0,0000127 rad/mm
1
Cc f c .bkd
2
d ' xC s kd xC c a
3 c 1 0,5
y 1
C s xC c
untuk f 'c 27,6 N/mm 2
25x18209,959 69,310 x108879,079
3 12,167
=
18209,959 108879,079 0,5
= 23,375 mm = 24,334 mm
jd d y c d' d'
s '
= 275 – 23,375
a
= 251,625 mm 24,334 25
0,0035
Maka nilai M dan
24,334
= 0,0000958
Ketentuan : s ' s
My As . fy. fd
fs ' s ' xE y
= 235,5 x 382,73 x 251,625
Es = 19,817 N/mm2
y
d (1 k )
c
c 1 1
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
a Kesimpulan
Mu 0,85 f c '.a .b d As '. f y d d '
2
Dari pengujian di laboratorium yang
12 ,167 telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
0,85 0,83 17,5 12,167 300 275 157 19,817 275 25
2
sebagai berikut :
26
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
27