Anda di halaman 1dari 15

Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab.

Subang (PAKET 4)

BAB 2
GAMBARAN UMUM DAERAH PEKERJAAN

2.1 LOKASI DAN PENCAPAIAN SITE

Lokasi pekerjaan Review Desain Prasarana Pengendali Banjir Sungai Cipunagara terletak di
Kab. Subang Provinsi Jawa Barat. Daerah yang akan dilakukan review desain adalah
sungai Cipunagara hilir, dari pertemuan sungai Cigadung dan Cipunagara sampai muara
Cipunagara sepanjang kurang lebih 30 km.
Lokasi pekerjaan dapat dicapai dari kota Bandung dengan kendaraan roda empat menuju
kota Subang, kemudian menuju kota Pamanukan kemudian belok ke kanan melalui jalan
raya pantura. Sungai Cipunagara terletak tepat sebelah timur kota Pamanukan.
Secara umum daerah yang dikaji adalah DAS Cipunagara yang secara geografi terletak
antara 1070 36’ 30” sampai dengan 1070 50’ 00” Bujur Timur dan antara 60 11’ 15” sampai 60
48’ 45” Lintang Selatan. Secara khusus lokasi Review Desain Prasarana Pengendali Banjir
Sungai Cipunagara adalah sungai Cipunagara hilir pertemuan dengan sungai Cigadung
sampai muara sepanjang kurang lebih 30 km, secara goegrafi terletak antara 107 0 48’ 30”
sampai dengan 1070 51’ 00” Bujur Timur dan antara 6 0 11’ 15” sampai dengan 60 19’ 40”
Lintang Selatan.

2.2 KONDISI TOPOGRAFI

Telah diuraikan di atas, daerah kajian secara umum adalah pada seluruh DAS Cipunagara.
DAS Cipunagara dicirikan dengan daerah bergunung di bagian hulu dengan ketinggian
sekitar 1.700 m dpl (sekitar G. Tangkuban Perahu) dan 1.683 m dpl (G. Tampomas), daerah
ini mempunyai tinggi curah hujan rata-rata tahunan sebesar 4.000 mm/tahun.
Daerah hilir Cipunagara dimana dilakukan Review Desain Prasarana Pengendali Banjir
mempunyai topografi relatif landai dengan ketinggian berkisar antara 0 sampai 6 m di atas
permukaan laut dengan tata guna lahan daerah persawahan (pertanian), kebun,
permukiman, dan perdagangan. Di daerah inilah terletak kota kedua terbesar di Kabupaten
Subang, yaitu kota Pamanukan yang sering mengalami masalah banjir.

2.3 SISTEM SUNGAI

Sungai utama di daerah kajian adalah sungai Cipunagara yang mempunyai mata air di kaki
G. Tangkuban Perahu (2.706 m dpl). Dari mata airnya sungai Cipunagara mengalir menuju
ke arah timur laut sampai bertemu dengan anak sungai Cipunagara yaitu S. Cikandung di
sekitar desa Naringgul. Dari titik ini sungai berubah arah mengalir menuju utara dan di desa
Tanjung masuk anak sungai Cilamatan. Dari titik pertemua ini sungai tetap mengalir ke
utara. Di kampung Sindangjaya desa Jatiraja Kecamatan Compreng, sungai Cipunagara
dibendung untuk pengambilan air irigasi, yaitu dengan bendung Salamdarma. Di desa
Rancaudik masuk anak sungai Cipunagara terakhir yang cukup besar yaitu Cigadung. Di

PT. Intimulya Multikencana 1


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

sungai Cigadung juga terdapat bendung irigasi Gadung. Dari pertemuan dengan sungai
Cigadung, sungai Cipunagara mengalir menuju utara, melintas di bawah jalan raya pantura
pulau Jawa, sampai desa Bobos sungai membelok ke arah timur laut dan bermuara di laut
Jawa di desa Pangarengan. Saat ini terdapat dua muara Cipunagara.
Luas DAS Cipunagara dihitung di muara dengan dasar peta rupabumi digital Bakosurtanal
adalah 1.203 km2 dengan peta DAS Cipunagara dapat dilihat pada 2.6.1Gambar 1.1..

2.4 TATA GUNA LAHAN

Tata guna lahan di daerah kajian detail dapat diketahui dari peta rupabumi Bakosurtanal
skala 1 : 25.000 maupun dari peninjauan visual lapangan. Dari peta tersebut dapat diketahui
PETA
tata guna lahan di daerah kajian DAS
adalah : CIPUNAGARA
1. Sebagian besar lahan berupa daerah sawah irigasi teknis,
2. Permukiman, dengan konsentrasi terutama di kota Pamanukan,
3. Tegalan dan ladang, terutama terdapat pada daerah bantaran sungai,
4. Tambak dan hutan bakau yang terdapat di bagian hilir Cipunagara, di dekat muara
S. CIPUNAGARA HULU :
sungai.
A = 370,68 km2
L = 67,51 km
dH = 1798,02 m
Tata guna lahan daerah Cipunagara hilir dapat dilihat pada 2.6.1Gambar 1.2..
S. CIKANDUNG : KETERANGAN :
A = 304,11 km2
2.5 KONDISI
L = 65,29 km HIDROKLIMATOLOGI SUNGAI
dH = 1305,09 m
S. C

BATAS DAS
Sebagaimana daerah tropis lainnya, wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara
IPU

S. CILAMATAN :
A = 210,49 km2 GUNUNG
NA

mengalami dua
L = 55,84 km musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung
GA

dH = 463,73 m BENDUNG
dari bulan November sampai dengan bulan April dan musim kemarau berlangsung dari
RA

S. CIGADUNG :
bulan Mei sampai
A = 229,19 km2
dengan bulan Oktober.
L = 42,18 km
Curah hujan rata-rata
dH = 161,04 m tahunan yang dicerminkan oleh data stasiun hujan W. Cipancuh (Cbn
-18b), Gantar
S. CIPUNAGARA MUARA :dan Bantarhuni (Cbn-3c) adalah berkisar antara 986
(Cbn-3b) UTARAmm/tahun
A = 1203.14 km2
sampaiL2.927
= 147,28 mm/tahun dengan nilai rata-rata sebesar 2.012 mm/tahun. Curah hujan rata-
NG

km
dH = 1821,75 m
rata bulanan berkisar antara 17 mm/bulan sampai 312 mm/bulan dengan nilai rata-rata 168
DU
GA

mm/bulan.
CI
S.

Temperatur rata-rata bulanan di daerah studi berkisar antara 27,1OC - 30,9OC sedangkan
kelembaban udara berkisar antara 69 % - 95 % dan sinar matahari berkisar antara 29 % -
71 %. Sedangkan kecepatan angin bertiup adalah 56 Km/hari - 110 Km/hari.

2.6 KONDISI GEOLOGI AN


M AT
C ILA
2.6.1 Geologi Regional S.

a. Geomorfologi
Lokasi daerah studi merupakan daerah dataran rendah / pedataran, dengan kemiringan
sudut lereng 0O sampai 5O. Di sebagian tempat dijumpai morfologi landai dengan mulut
NDUNG

lereng + 9O, terletak di tepi daerah genangan. Penggunaan lahannya berupa persawahan
A
(pertanian) dan setempat dijumpai tanaman GARtropis lainnya (kebun).
S. CIKA

UNA
CIP S.

PT. Intimulya Multikencana 2


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Gambar 1.1. Peta DAS Cipunagara

PT. Intimulya Multikencana 3


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Gambar 1.2. Tata Guna Lahan Cipunagara Hilir

b. Stratigrafi

PT. Intimulya Multikencana 4


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Berdasarkan peta geologi Jawa dan Madura yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi
Bandung tahun 1963, maka stratigrafi daerah lokasi studi tersusun oleh endapan alluvium
yang berumur holosen dan endapan fasies gunung api yang berumur plistosen.

2.6.2 Struktur Geologi


Di lokasi daerah studi dan sekitarnya tidak dijumpai adanya struktur geologi regional, baik
struktur patahan maupun lipatan, sehingga kondisi tanahnya relatif stabil.

2.6.3 Kegempaan
Berdasarkan peta zona kegempaan untuk pekerjaan desain bangunan air yang diterbitkan
oleh DPMA atau Balitbang Air, lokasi daerah studi terletak pada zona kegempaan dengan
koefisien zona 1,56 jika rencana bangunan pengendali banjir diletakkan pada batuan dasar
dengan anggapan periode ulang 20 tahun, maka percepatan gempa perencanaan adalah
sebesar 88,698 gal, koefisien gempa adalah 0,090.
Jika rencana bangunan pengendali banjir diletakkan pada alluvium dengan anggapan
periode ulang 20 tahun, maka percepatan gempa perencanaan adalah sebesar 147,296 gal,
dengan koefisien kegempaan adalah sebesar 0,150.

Gambar 1.1. Peta Geologi Daerah Studi

PT. Intimulya Multikencana 5


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Gambar 1.2. Peta Geologi Wilayah Jawa Barat

Gambar 1.3. Sketsa Penampang Geologi Sungai Cikandung

PT. Intimulya Multikencana 6


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Gambar 1.4. Peta Zona Seismik untuk Perencanaan Bangunan Air

2.7 STUDI TERDAHULU

Perencanaan pengendalian banjir Cipunagara telah dilakukan oleh SMEC pada tahun 1993
dengan hasil keluaran beberapa laporan sebagai berikut :
1. SMEC, Flood Control Feasibility Studies, Main Report (Book 2) and Details of Studies
(Book 2), September 1994.
2. SMEC, Design Criteria for Flood Control Works (Volume 1) Summary, Undated.
3. SMEC, Design Criteria for Flood Control Works at Cipunagara River (Volume 3),
Undated.
4. SMEC, Cipunagara River Design Notes, Undated.
5. SMEC, Cipunagara River Flood Control Subproject Design Report, August 1995.
6. SMEC, Tender Documents for Cipunagara Packages 1.1, August 1995
7. SMEC, Tender Documents for Cipunagara Packages 1.2, August 1995
Studi di atas merupakan dasar dari perencanaan pengendalian banjir Cipunagara yang telah
siap untuk dilaksanakan konstruksinya. Sebelum perencanaan ini dilaksanakan fisiknya,
pada 1997 dilakukan review desain oleh Sinotech Engineering Consultant, Ltd dengan
Asosiasi beberapa konsultan lain, yaitu Euroconsult Consulting Services, PT. Barunadri
Engineering Consultant, PT. Tricon Jaya, PT. Indra Karya, Indecs & Associated Ltd, PT.
Amurwa Pranata Consultants, PT. Wahanabhakti Persadajaya dan PT. Isuda Parama pada
proyek North Java Flood Control Sector Project.
Hasil review desain ini disajikan dalam laporan Summary Subproject Report for Cipunagara
River Subproject yang diterbitkan pada bulan Agustus tahun 1997. Ringkasan hasil studi
tersebut adalah :
1. Hidrologi
a. Umum

PT. Intimulya Multikencana 7


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Luas DAS menurut perhitungan konsultan adalah 1.278 km2 seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.2.. Ketinggian muka tanah pada bagian hulu DAS mencapai 2.209 m pada
daerah pegunungan dengan tinggi hujan rata-rata tahunan 4.000 mm/tahun. Pada
daerah pantai tinggi hujan tahunan rata-rata berkurang menjadi 1.500 mm/tahun.
Hujan harian maksimum tahunan rata-rata untuk seluruh DAS adalah 130 mm.
Pencatatan debit banjir tersedia pada beberapa kejadian banjir, yaitu di dua tempat
pada bagian hilir sungai, yaitu di Kiarapayung dan Salamdarma (bendung) dengan
luas DAS masing-masing adalah 923 dan 926 km 2. Akan tetapi menurut konsultan
kualitas data pencatatan debit banjir ini buruk, dan ada kecenderungan hasilnya
terlalu kecil karena interval pembacaannya kurang rapat.
b. Estimasi Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana hasil analisis SMEC pada tahun 1994 ditunjukkan pada tabel
berikut :
Tabel 1.1. Debit Banjir Rencana Cipunagara Menurut SMEC (1994)
Periode Ulang (Tahun) 2 5 10 25 50 100
Debit (m3/det) 590 770 890 1.050 1.150 1.250
Metode yang digunakan dalam estimasi debit banjir di atas adalah analisa regional
yang menggunakan rumus debit banjir regional yang dikembangkan oleh SMEC
pada kawasan ini. SMEC sendiri menyadari bahwa formula ini akan menghasilkan
debit banjir yang terlalu kecil, digunakan di Cipunagara karena didukung dengan
pencatatan debit banjir yang tersedia di bendung.
Dengan kondisi di atas, Sinotech melakukan revisi besaran banjir di atas dan
menghasilkan nilai debit banjir seperti disajikan pada Tabel 2.1..

PT. Intimulya Multikencana 8


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Gambar 1.2. Peta DAS Cipunagara (Sinotech, 1997)

Tabel 2.1. Debit Banjir Cipunagara Menurut Sinotech (1997)


Periode Ulang (Tahun) 2 5 10 25 50 100

PT. Intimulya Multikencana 9


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Debit (m3/det) 680 860 1.020 1.270 1.490 1.750


Rentang Standar Error 1.080 1.380 1.640 2.070 2.460 2.920
(m3/det)
430 540 630 780 900 1.050

2. Hidraulik
Elevasi muka air banjir di Cipunagara telah dihitung dengan software HEC-2 oleh SMEC
pada tahun 1994 dengan menggunakan data penampang melintang sungai Cipunagara
hasil pengukuran pada tahun 1994 oleh PT. Isuda Parama (dari pertemuan sungai
Cigadung sampai muara). Parameter yang digunakan adalah : koefisien kontraksi dan
ekspansi masing-masing adalah 0,1 dan 0,3, kekasaran Manning n = 0,025 sampai 0,03
dengan debit desain sebesar 1.050 m3/detik. Dari hasil studi kelayakan oleh SMEC
dapat diketahui bahwa kedalaman air di muara sekitar 5 m dan bertambah sampai 8 m di
bagian batas hulu. Di bagian hilir elevasi muka air banjir 1,5 sampai 2 m di atas
permukaan tanggul yang ada saat itu, sedangkan pada jarak 25 km dari muara elvasi
muka air banjir mendekati elevasi muka tanggul yang ada.
Pada jembatan pantura, terdapat tinggi jagaan sekitar 0,78 m.
Dengan adanya revisi besaran debit banjir di atas, maka tentu saja elevasi muka air
banjir bertambah yang membawa dampak meningkatnya biaya konstruksi, sehingga
diputuskan bahwa debit banjir yang digunakan untuk desain tetap menggunakan hasil
SMEC (1994) sedangkan hasil revisi oleh Sinotech hanya untuk pengecekan keamanan.
3. Desain Kriteria Bangunan Pengendali Banjir
a. Desain Hidraulik
 Debit banjir rencana 25 tahun sesuai hasil perhitungan SMEC 1994: 1.050 m3/det
 Tinggi jagaan minimum : 1m
 Koefisien kekasaran Manning n : 0,025  0,03
b. Alinemen Bangunan
 Tanggul :
Jarak bantaran : - Daerah permukiman : 10  25 m
- Daerah perdesaan : 25  100 m
Lebar pembebasan tanah di luar kaki tanggul :
- Daerah permukiman :3m
- Daerah perdesaan :5m
 Perbaikan sungai :
Jika perubahan kecepatan sungai melebihi 50 % setelah pembangunan tanggul
dan jika lokasi tanggul tidak dapat digeser, maka perbaikan sungai dan
pengendalian erosi sungai dengan menggunakan perlindungan tebing langsung
maupun dengan krib diperlukan. Panjang krib dalam alur sungai atau panjang
proyeksi pada alur sungai bervariasi sesuai lokasi, besarnya penyempitan alur
dan tujuan pembuatan krib itu sendiri.

Panjang krib dihitung dengan rumus berikut :


L  a sin 

PT. Intimulya Multikencana 10


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

dimana :
L = panjang proyeksi krib dalam alur sungai [m]
a = panjang krib sesungguhnya [m]
 = sudut antara krib dan tebing sungai
Definisi variabel rumus di atas dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3. Definisi Panjang Proyeksi Krib


Jarak antara krib bervariasi antara 2 L sampai 6 L dan posisi krib sepanjang
tikungan luar adalah pada 0,55 panjang proyeksi alur sungai untuk 1 krib, 0,5 dan
0,6 untuk 2 krib dan 0,4, 0,5 dan 0,65 untuk 3 buah krib seperti diperlihatkan pada
Gambar 1.4. . Akan tetapi kriteria ini dapat dimodifikasi sesuai kondisi lokasi.

PT. Intimulya Multikencana 11


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Gambar 1.4. Posisi Krib Pada Tikungan Luar Sungai

c. Perencanaan Struktural
Kriteria desain untuk struktur dan stabilitas analisis adalah :
 Tanggul : - Lebar minimum tanggul :4m
- Kemiringan sisi samping minimal :1:2
 Krib Beton :
Elevasi puncak krib beton 1 m di bawah elevasi muka air banjir desain dan krib ini
harus direncanakan untuk menahan gaya hidrodinamis air banjir termasuk gaya
drag akibat sela-sela tiang beton tertutup oleh sampah.
Dari perencanaan tersebut diperoleh ukuran tiang pancang beton untuk krib
adalah 40 cm x 40 cm dengan balok penghubung atas (deck) selebar 1 m, jarak
antar tiang bervariasi, 2 m pada tiang ujung dan 1 m pada tiang angker pada
ujung dalam dari krib beton. Tipikal desain dari krib beton ini dapat dilihat pada
Gambar 1.5..

PT. Intimulya Multikencana 12


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

Gambar 1.5. Tipikal Krib Beton

4. Pekerjaan Pengendalian Banjir Cipunagara


Berdasarkan hasil studi tersebut, kemudian dilaksanakan pekerjaan fisik pengendalian
banjir Cipunagara yang terbagi dalam 3 paket pekerjaan sebagai berikut (lihat Gambar
1.6.) :
 Paket C1 untuk pelaksanaan sisi kiri dan kanan sungai bagian hilir
 Paket C2 untuk pelaksanaan sisi kanan sungai bagian hulu
 Paket C3 untuk pelaksanaan sisi kiri sungai bagian hulu
Pekerjaan yang dilaksanakan pada ketiga paket pekerjaan ini adalah :
a. Paket C1
 Pembangunan tanggul baru : 3.700 m
 Normalisasi alur sungai : 8.467 m
 Bangunan drainase (pintu drainase) : 2 buah
b. Paket C2
 Upgrading tanggul yang ada : 15.920 m
 Perbaikan sungai :
- Krib beton : 18 buah
- Krib kayu : 6 buah
- Pelapisan saluran irigasi yang ada : 500 m
- Dinding pasangan batu :-
- Perlindungan dengan bronjong : 300 m

c. Paket C3
 Upgrading tanggul yang ada : 14.590 m

PT. Intimulya Multikencana 13


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

 Perbaikan sungai :
- Krib beton : 43 buah
- Dinding pasangan batu : 1.550 m

Gambar 1.6. Pekerjaan Pengendalian Banjir Cipunagara (Sinotech, 1997)

PT. Intimulya Multikencana 14


Review Desain Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara Di Kab. Subang (PAKET 4)

BAB 2 GAMBARAN UMUM DAERAH PEKERJAAN.........................................................2-1


2.1 LOKASI DAN PENCAPAIAN SITE................................................................2-1
2.2 KONDISI TOPOGRAFI.................................................................................2-1
2.3 SISTEM SUNGAI..........................................................................................2-1
2.4 TATA GUNA LAHAN.....................................................................................2-2
2.5 KONDISI HIDROKLIMATOLOGI...................................................................2-2
2.6 KONDISI GEOLOGI......................................................................................2-2
2.6.1 Geologi Regional...............................................................................2-2
2.6.2 Struktur Geologi.................................................................................2-5
2.6.3 Kegempaan.......................................................................................2-5
2.7 STUDI TERDAHULU.....................................................................................2-7

Tabel 2.1. Debit Banjir Rencana Cipunagara Menurut SMEC (1994)..............................2-8


TABEL 2.2. DEBIT BANJIR CIPUNAGARA MENURUT SINOTECH (1997)..............2-10

Tabel 2.1. Debit Banjir Rencana Cipunagara Menurut SMEC (1994)..............................2-8


Tabel 2.2. Debit Banjir Cipunagara Menurut Sinotech (1997)........................................2-10

Gambar 2-1. Peta DAS Cipunagara................................................................................2-3


Gambar 2-2. Tata Guna Lahan Cipunagara Hilir.............................................................2-4
Gambar 2-3. Peta Geologi Daerah Studi........................................................................2-5
Gambar 2-4. Peta Geologi Wilayah Jawa Barat..............................................................2-6
Gambar 2-5. Sketsa Penampang Geologi Sungai Cikandung........................................2-6
Gambar 2-6. Peta Zona Seismik untuk Perencanaan Bangunan Air...............................2-7
Gambar 2-7. Peta DAS Cipunagara (Sinotech, 1997).....................................................2-9
Gambar 2-8. Definisi Panjang Proyeksi Krib.................................................................2-11
Gambar 2-9. Posisi Krib Pada Tikungan Luar Sungai...................................................2-12
Gambar 2-10. Tipikal Krib Beton.....................................................................................2-13
Gambar 2-11. Pekerjaan Pengendalian Banjir Cipunagara (Sinotech, 1997)..................2-14

PT. Intimulya Multikencana 15

Anda mungkin juga menyukai