Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi Regulator pada Bendungan DAM Pulo Situ Cileunca

Kota Bandung

Application of Regulator in Pulo Dam Situ Cileunca Bandung City


Fuad Rosyady1, Rafli Fajar Arianto2, Ingrith Tiara Deva3
1,2,3)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga,
Jalan Raya Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680
Email : raflifa23@gmail.com

PENDAHULUAN
Sub DAS Cisangkuy terletak di kabupaten Bandung merupakan salah satu sub
DAS di kawasan Cekungan Bandung yang termasuk DAS Citarum hulu. Sub
DAS Cisangkuy merupakan penyangga utama pemenuhan kebutuhan air baku
Kotamadya Bandung dan Kabupaten Bandung. Sub DAS Cisangkuy bermuara
pada Situ Cileunca Kabupaen Bandung.
Pada tahun 2001 jumlah penduduk perkotaan di kawasan rencana Metropolitan
Bandung telah mencapai 3 juta jiwa terdiri dari 2.2 juta jiwa tinggal di wilayah
Kotamadya dan 0,8 juta jiwa tinggal di daerah Kabupaten Bandung dan
diprediksikan saat ini penduduk metropolitan Bandung telah lebih dari 5 juta jiwa.
Kegiatan perekonomian di wilayah Bandung memperlihatkan pertumbuhan
yang cepat., terutama dalam sektor industri, baik manufaktur, industri suku
cadang permesinan maupun industri lainnya.
Sub Daerah Aliran Sungai Cisangkuy dalam kondisi kritis yang ditunjukkan
dengan tingkat erosi, sedimentasi dan fluktuasi debit. Kondisi DAS mengalami
titik kritis ditunjukkan dengan fluktuasi debit maksimum dan minimum berkisar
antara 49 - 394 m3 /detik (Sarminingsih 2007).
Dengan demikian perlu dipikirkan mengenai Konservasi Air, khususnya dalam
analisis penerapan regulator untuk\mengurangi bahaya banjir yang sering terjadi
di daerah Bandung bagian selatan, untuk air irigasi, dan debit sumber untuk PLTA
disekitar.

METODE
Metode yang dilakukan untuk observasi Situ Ciluenca dan DAM Pulo adalah
dengan studi pustaka dan mengumpulkan data sekunder. Sebagian informasi yang
didapatkan merupakan hasil dari beberapa jurnal yang tersedia pada Google
Schoolar yaitu Business Plan PDAM Tirtawening 2013-2017.

PEMBAHASAN
A. Lokasi
Situ Cileunca berada 45 KM sebelah selatan Kota Bandung dan 185 KM dari
Kota Jakarta, Situ Cileunca berada di ketinggian 1550 Mdpl dan dikelilingi oleh
dua perkebunan teh Malabar yang dikelola oleh PTPN VIII, Situ Cileunca
letaknya tak jauh dari kecamatan Pangalengan, genangan air seluas 180 hektar ini
diapit oleh dua Desa yaitu Desa Wanasari dan Desa Pulosari
Gambar 1 Dam Pulo atau situ Ciluence

Gambar 2 Bendungan Ciluenca

B. Sejarah dan pengelola


Sejarah Situ Cileunca merupakan kawasan pribadi seorang warga Belanda
bernama Kuhlan yang dulu menetap di Pangalengan. Dalam pembangunannya
Situ Cileunca dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama yaitu selama 7 tahun
(1919 – 1926) dengan membendung aliran sungai kali Cileunca, sehingga
terbuatlah sebuah situ yang akhirnya menjadi sebuah bendungan yang sekarang
diberi nama Dam Pulo. Uniknya dalam pembangunan Situ Cileunca ini
berdasarkan cerita para orang tua dahulu situ ini dibangun oleh banyak orang
tetapi tidak menggunakan cangkul tetapi mengunakan halu. Pembangunan Situ
Cileunca ini dikomandoi oleh dua orang pintar yakni juragan Arya dan Mahesti.
Pada zaman Kolonial Belanda Situ Cileunca digunakan sebagai salah satu
sumber listrik bagi kota Bandung, selain itu juga debit airnya juga digunakan
sebagai cadangan sumber air bersih bagi kota Bandung dikala itu dengan
kapasitas air 9.89 juta m3.
C. Catchment Area Dam Pulo, Situ Cileunca

Gambar 3 Catchment Area DAS Cisangkuy

DAS Cisangkuy berada di daliran Bendung Cielunca. Daerah Aliran Sungai


(DAS) Cisangkuy meliputi DAM PULO ini dimanfaatkan juga oleh Pembangkit
Listrik Tenaga Air di beberapa titik seperti PLTA Plengan, PLTA Lamajan dan
PLTA Cikalong. Aliran air inipun dimanfaatkan oleh beberapa PDAM, yakni
PDAM Tirtarahardja Kabupaten Bandung dan PDAM Tirtawening Kota
Bandung. Beberapa daerah yang terletak di DAS Cisangkuy adalah Malabar,
Cileunca, Cibeureum, Pangalengan, Pasir Jambu, Banjaran, Tanjungsari,
Cibintinu dan Baleendah di Bandung Selatan. Pemanfaatan Sungai Cisangkuy
selain digunakan untuk PLTA dan Sumber Air Baku PDAM juga digunakan
untuk irigasi, keperluan masyarakat lainnya di sekitar DAS, juga digunakan untuk
tempat rekreasi dan olah raga (Laporan UPP PDAM Tirtawening 2013).
Berikut gambar/peta Daerah Aliran Sungai Cisangkuy yang memperlihatkan
aliran air, pemanfaatan oleh PLTA dan PDAM serta daerah-daerah yang berada di
sekitar DAS tersebut.

Gambar 4 DAS sungai Cisangkuy

Berikut Aliran Debit yang digunakan oleh PLTA Plengan, Lamajan dan Cikalong.
Sungai Cisangkuy

D. Pulo
3m3/s ⊗ Situ Cileunca
Sungai Cisarua

D. Playangan
2X3m3/s
2,8 m3/s 5,0 m3/s
⊗ KP ⊗ Bendung
Bendung 1 m3/s ⊗
Cisarua 1 & 2

Penstoc
Cisangkuy
8,4 m3/s

Φ Limpasan ??? k
6,87 MW Φ Limpasan ???
PH 10,4 m3/s
Ket :
Tail Race (ke PLTA Lamajan)
⊗ = Pintu Air
Gambar 5 Skema aliran Air Debit dari situ Ciluenca

D. Data Teknis Situ Cileunca

Tabel 1 Luas Area, Volume Tampung, dan Tinggi Muka Air Situ CIleunca
NAMA LUAS VOLUME TMA TMA
WADUK/ SITU AREA (m2) TAMPUNG TERTINGGI TERTINGGI
(m3) (m) (minimum)
(m)
CILEUNCA 1.542.058,00 11.500.000,00 1418,50 1407,00

Tabel 2 Data Umum Situ Cileunca


E. Curah Hujan pada Situ Cileunca

Tabel 3 Curah hujan (mm) dan debit aliran (m3/det) Sungai Cisangkuy tahun
2003-2015

Dapat dilihat pada tabel bahwa curah hujan relatif tinggi berada pada bulan
Januari hingga April, sedangkan bulan mei hingga September memiliki curah
hujan yang relatif rendah. Curah hujan pada Oktober hingga Desember relatif
cukup tinggi. Curah hujan ini juga mempengaruhi seberapa besar debit aliran
sungai yang ada.

F. Regulator pada Situ Cileunca


Regulator merupakan bangunan hidrolika yang berfungsi untuk mengatur
spesifikasi sumber air baik dari debit aliran maupun tinggi muka air yang dapat
diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dipakai. Regulator yang ada
pada Situ Cileunca merupakan bendun atau dam sebagai head regulator. Bendung
adalah suatu bangunan yang diletakkan melintang pada suatu daerah aliran
(sungai) dengan tujuan untuk menaikkan elevasi muka air yang kemudian akan
digunakan untuk mengaliri daerah yang lebih tinggi atau daerah yang sama tinggi.
Bendung ini bukan untuk menampung air, tetapi untuk menaikkan elevasi muka
air (Laporan UPP PDAM Tirtawening 2013).

1. Dam Pulo/Bendungan Cileunca

Gambar 6 Potongan Dam Pulo


Gambar 7 Potongan Outlet dan Bangunan Pelimpah pada Dam Pulo

Gambar 8 Dam Pulo Keseluruhan

Bendungan Dam Pulo terletak pada Desa Pengalengan, Kabupaten Bandung,


Jawa Barat yang dibangun pada tahun 1919-1924 oleh Pemerintah Hindia Belanda
dan dikelola oleh PT. PLN (Persero) Sektor Saguling. Bendungan ini
membendung Sungai Cisangkui dan anak Sungai Cileunca dengan luas DAS
sebesar 21 km2. Bendungan memiliki tipe urugan tanah homogen, dengan tinggi
di atas dasar sungai 15 meter dan tinggi diatas galian sebesar 18 meter. Pada Dam
pulo terdapat bangunan pelimpah dengan tipe morning glory dan kapasitasnya
mencapai 51,71 m3/det.
Pada daerah ini curah hujan tahunan yang terhitung sebesar 2400 mm.
Kemudian terkait dengan elevasi dan luas muka air (MA) pada waduk sebeesar
1.417,50 m (MA normal), 1408,50 m (MA minimum), dan 1418,75 m (MA
banjir). Sedangkan volume waduk yang terhitung sebesar 11,5 juta m3 (MA
normal), 9,8 juta m3 (vol. efektif), dan 12 juta m3 (MA banjir) (Kasiro 1995).

G. Perubahan Spesifikasi Aliran Akibat Adanya Regulator


a. Tinggi Elevasi Muka Air Situ Cileunca
Tinggi elevasi aliran air dari Situ Cileunca sebesar ± 1550 meter.
Setelah melewati Bendungan/Dam Pulo elevasi muka air menjadi ± 1415
meter. Kemudian air yang melalui Dam Pulo juga dimanfaatkan untuk
areal persawahan irigasi disekitar Cileunca seluas 3.308,33 Ha dengan
elevasi daerah irigasi sebesar ±1400 meter (Sarminingsih 2007).

Gambar 9 Contoh Daerah Irigasi Persawahan yang ada di Situ Cileunca

b. Perubahan Debit Inflow-Outflow


Fluktuasi debit inflow terjadi seperti pada Tabel dibawah berkisar
antara 0.736 m3/detik (debit minimum) hingga sebesar 86.88 m3/detik.

Tabel 4 Debit aliran (m3/det) Sungai Cisangkuy tahun 2003-2015

Tabel 5 Debit aliran outflow Dam Pulo tahun 2009-2013 (m3/det)

9,00

8,00

7,00

6,00
M3/Det

5,00

4,00

3,00

2,00

1,00

0,00
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
2009 5,70 8,30 8,30 8,30 7,80 7,60 6,20 4,30 4,00 4,90 4,90 3,70
2010 4,41 7,10 6,60 6,00 6,14 7,50 7,50 5,40 6,80 6,45 8,40 8,40
2011 7,80 7,20 5,53 5,53 6,31 7,77 5,68 5,20 6,17 3,47 4,24 2,65
2012 3,87 5,84 8,37 7,40 7,40 7,40 5,10 3,90 2,90 2,50 4,00 5,70
2013 7,50 7,50 7,50 7,30
Namun setelah melalui regulator dapat dilihat bahwa debit outflow
menjadi cukup stabil dan terkendali dengan fluktuasi debit sekitar 2,9
m3/detik (debit minimum) hingga 8,4 m3/detik (debit maksimum).
Debit outflow yang cukup stabil ini digunakan untuk sumber
pembangkit pada PLTA di sekitar daerah Situ Cileunca. Yaitu PLTA
Plengan dengan debit air masuk maksimal sebesar 5,5 m3/detik, PLTA
Lamajan dan Cikalong dengan debit air masuk maksimal sebesar 5,4
m3/detik/ (Laporan UPP PDAM Tirtawening 2013).

SIMPULAN
Regulator pada Situ Cileunca adalah Bendungan Dam Pulo yang dapat
digunakan untuk mengatur tinggi muka air beserta debit inflow yang fluktuatif.
Hasil dari didirikannya Bendungan Dam Pulo sebagai regulator adalah
pemanfaatan air dari DAS Cisangkuy yang bermuara pada Situ Cileunca sebagai
pengendali banjir, sumber irigasi, dan sumber debit aliran untuk PLTA
disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Kasiro, I. 1995. Bendungan Besar Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum.
Laporan Unit Penelitian dan Pengembangan PDAM Tirtawening Kota
Bandung. (2013). Kajian Awal Pola Pengusahaan Situ
Cileunca/Cipanjunjang, Plta Plc Dalam Rangka Kehandalan Air Baku
Spam PDAM. Bandung (ID)
Sarminingsih, A. (2007). Evaluasi kekritisan lahan daerah aliran sungai (DAS)
dan Mendesaknya langkah-langkah konservasi air. Jurnal Presipitasi.
2(1): 8-14

Anda mungkin juga menyukai